BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup umat manusia. Hubungan manusia dengan tanah bukan hanya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terkecil, hidup bersama itu dimulai dengan adanya sebuah keluarga,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 1945, yaitu negara mengakui dan menghormati satuan-satuan

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hukum normatif atau penelitian hukum. bahan-bahan kepustakaan untuk memahami Piercing The

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, karena tanah

BAB I PENDAHULUAN. hukum adat terdapat pada Pasal 18 B ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. tanah sebagai lahan untuk memperoleh pangan. untuk pertanian, maupun perkebunan untuk memperoleh penghasilan

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tahun 1945 yang menyatakan bahwa: Bumi, air, dan kekayaan. dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum, sejalan dengan ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. umum. Diantaranya pembangunan Kantor Pemerintah, jalan umum, tempat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang memiliki persaingan usaha yang sangat ketat

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sepanjang masa dalam mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat yang

BAB I PENDAHULUAN. aktifitasnya yang berupa tanah. Tanah dapat berfungsi tidak saja sebagai lahan

BAB I PENDAHULUAN. diusahakan atau digunakan untuk pemenuhan kebutuhan yang nyata. perlindungan hukum bagi rakyat banyak.

I. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang berdasarkan atas hukum (Rechstaat) dalam arti negara pengurus. 1 Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. kas daerah, baik melalui sumber daya alam maupun dari sumber lainnya, dalam hal sumber

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya salah satu kebutuhan manusia adalah perkawinan. Berdasarkan Pasal 28B ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang

BAB I PENDAHULUAN. diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. masih tetap berlaku sebagai sumber utama. Unifikasi hak-hak perorangan atas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian normatif (dokcrinal research) yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. membandingkan dengan standar ukuran yang telah ditentukan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Mahkamah Konstitusi yang selanjutnya disebut MK adalah lembaga tinggi negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. Selaras dengan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. diamanatkan dalam Pembukuan Undang-Undang Dasar 1945 antara lain

III. METODE PENELITIAN. hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan: Bumi air dan kekayaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten. 2 Jadi

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf merupakan bagian yang sangat penting dalam hukum Islam. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari hidup

BAB I. Beranjak dari Pasal 33 ayat (3) UUD Negara RI Tahun 1945 menyatakan. oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. berhadapan dengan keterbatasan ketersediaan lahan pertanahan.

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatannya haruslah di dasarkan pada prinsip-prinsip yang tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Negara Indonesia adalah Negara hukum sebagaimana dirumuskan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Penelitian Hukum Normatif (Legal Reasearch). Metode penelitian hukum

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah adalah proses analisa yang meliputi metode-metode penelitian untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau yang biasa diucapkan oleh banyak orang sebagai Materai, sebenarnya

BAB III METODE PENELITIAN. masalah. Setelah masalah diketahui maka perlu diadakan pendekatan masalah

BAB I PENDAHULUAN. implementasi dari pasal 18 Ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik

. METODE PENELITIAN. yang digunakan sebagai dasar ketentuan hukum untuk menganalisis tentang apakah

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan yang menggunakan konsepsi logistis positivis. Konsepsi ini

BAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman, UUD 1945 telah empat kali mengalami perubahan. atau amandemen. Di dalam bidang hukum, pengembangan budaya hukum

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif (normative legal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. di dalam UUD 1945 Pasal 33 Ayat (3) telah ditentukan bahwa bumi, air,

BAB I PENDAHULUAN. Dari putusan Mahkamah Agung Nomor 2365 K/Pdt/2006 yang penulis analisis dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH DINAS ANTARA KARYAWAN PT

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 25A Undang - Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa wilayah

BAB I PENDAHULUAN. oleh hukum adatnya masing-masing. Negara telah mengakui hak-hak adat

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan. Pada negara Indonesia, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. yang kedaulatannya berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Tanah merupakan permukaan bumi yang memiliki dua dimensi dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan negara hukum. Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut. rendah sehingga menjadi urusan rumah tangga daerah itu. 1.

BAB I PENDAHULUAN. Pertanahan Nasional juga mengacu kepada Pasal 33 ayat (3) UUD 1945

III. METODE PENELITIAN. yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris, pendekatan yuridis normatif

BAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan

BAB I PENDAHULUAN. segala aspeknya melainkan hanya mengatur salah satu aspeknya, yaitu tanah

BAB III METODE PENELITIAN. normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan

III. METODE PENELITIAN. Dalam analisa penelitian ini, penulis memilih jenis penelitian normatif, 47 yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian hukum normatif dan empiris. suatu aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin

BAB I PENDAHULUAN. - Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat. cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun merupakan landasan pemerintah dalam mengatur kegiatannya dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf sebagai perbuatan hukum sudah lama melembaga dan dipraktikan

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang merupakan peraturan yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum 1. Negara hukum adalah negara. yang berlandaskan hukum dan keadilan bagi warganya.

BAB III METODE PENELITIAN. Yogyakarta telah melaksankan ketentuan-ketentuan aturan hukum jaminan

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan akta pemberian hak tanggungan atas tanah. 3 Dalam pengelolaan bidang

III. METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam kerangka penulisan ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN. terakhirnya. Selain mempunyai arti penting bagi manusia, tanah juga mempunyai kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pekerjaan. Baik pekerjaan yang diusahakan sendiri maupun bekerja pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Agraria berasal dari bahasa latin ager yang berarti tanah dan agrarius

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila itu mencangkup sila atau prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. 1

BAB I PENDAHULUAN. Hakim adalah aktor utama penegakan hukum (law enforcement) di

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

III. METODE PENELITIAN. dilakukan dengan pendekatan secara yuridis normatif dan yuridis empiris.

METODE PENELITIAN. menjawab permasalahan sesuai dengan fakta atau data yang ada dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia hidup serta melakukan aktivitas di atas tanah sehingga setiap saat

PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PROPINSI SUMATERA BARAT DENGAN CV. SARANA BARU PADANG SKRIPSI

III. METODE PENELITIAN. satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisanya. 55

BAB I PENDAHULUAN. Produk hukum, terutama undang-undang, keberadaannya dituntut. untuk dinamis terhadap kebutuhan hukum yang diperlukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan yang sebagian besar

III. METODE PENELITIAN. empiris sebagai penunjang. Pendekatan secara yuridis normatif dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. empat untuk menyuplai pasokan barang kebutuhan dalam jumlah yang banyak.

METODE PENELITIAN. sistematika, dan pemikiran tertentu dengan jalan menganalisisnya. Metode

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. 19 Jenis penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang terpenting untuk kelangsungan hidup umat manusia. Hubungan manusia dengan tanah bukan hanya sekedar tempat hidup, tetapi lebih dari itu tanah memberikan sumber daya bagi kelangsungan hidup manusia. Oleh karena itu harus dikelola secara cermat pada masa yang akan datang. 1 Untuk itu perlunya peran segala pihak agar terselenggaranya pemerintahan yang baik sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945, bahwa: Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pengertian dari isi pasal di atas bermakna bahwa segala sesuatu mengenai sumber daya alam termasuk di dalamnya air beserta kekayaan alam lainnya milik atau berada dalam wilayah teritorial Negara Kesatuan Republik Indonesia berarti dikuasi, dikelola, dan didistribusikan oleh negara atau pemerintah dengan segenap lembaga pengelolaannya untuk dipergunakan bagi memakmurkan atau mensejahterahkan rakyat Indonesia. 1 Harsono Boedi, Hukum Agraria Indonesia, Djambatan, Jakarta, 2008, hlm 32.

Dalam era pembangunan sekarang ini, arti dan fungsi tanah bagi bangsa Indonesia bukan lagi menyangkut arti magis religus seperti yang diyakini bangsa Indonesia pada masa dahulu, tapi saat ini tanah sudah mencangkup arti yang sangat penting yaitu tanah bukan saja penting jika ditinjau dari aspek ekonomi, akan tetapi juga mencangkup aspek-aspek lain seperti aspek sosial, politik, hukum, pertahanan keamanan, dan sebagainya. Tanah dinilai sebagai salah satu harta kekayaan yang bersifat kekal dan dapat di investasikan untuk kehidupan masa yang akan datang, hal ini disebabkan karena keberadaan tanah itu sendiri yang lebih kekal dari umur manusia. Oleh karena itu, manusia menempatkan tanah sebagai suatu hal yang mendapat perhatian dan pengamanan yang khusus serta menimbulkan upaya manusia untuk mensertifikatkan penguasaan tanahnya. Upaya manusia dalam rangka mensertifikatkan penguasaan tanahnya dapat dilakukan dengan pendaftaran tanah. Pengaturan mengenai penaftaran tanah terdapat dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah Secara filosofis, tanah sejak awalnya tidak diberikan kepada perorangan. Jadi tidak benar seseorang yang menjual tanah berarti menjual apa yang menjadi miliknya, yang benar adalah dia hanya menjual, memelihara, dan menjaga tanah selama itu dikuasainya. 2 Hal tersebut adalah benar apabila dikaji lebih dalam bahwa tanah disamping mempunyai nilai ekonomis, juga mempunyai nilai sosial 2 Soedharyo Soimin, Status Hak dan Pengadaan Tanah, Sinar Grafika, Jakarta, 2013, hlm 82.

yang berarti hak atas tanah tidak mutlak. Namun demikian negara harus menjamin dan menghormati atas hak-hak yang diberikan atas tanah kepada warga negaranya yang dijamin oleh Undang-Undang. Menyadari pentingnya fungsi tanah, maka bagi pemerintah tidak ada alternatif lain selain meningkatkan pengelolaan, pengaturan, dan pengurusan pertanahan yang menjadi sumber bagi kesejahteraan dan kemakmuran sesuai degan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan hal inilah, Indonesia sebagai negara yang sedang membangun, dimana tiap sengkal langkahnya selalu bertujuan untuk kepentingan seluruh rakyat, maka masalah tanah ini menjadi pokok bahasan yang dominan, dimana tanah bukan saja dibutuhkan oleh rakyat tapi pemerintahpun kini membutuhkan tanah dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan. Pelepasan tanah milik negara dalam rangka pembangunan dikenal 2 cara, yaitu melalui pelepasan dengan cara pembayaran ganti rugi (dijual) dan dengan cara tukar menukar (ruislag/tukar guling). Pembayaran ganti rugi (dijual) adalah pengalihan pemilikan dan/atau penguasaan barang tidak bergerak milik negara kepada pihak lain dengan membayar harga yang telah dijanjikan sedangkan pembayaran tukar menukar adalah pengalihan pemilikan dan/atau penguasaan barang tidak bergerak milik negara kepada pihak lain dalam bentuk barang tidak bergerak dan tidak merugikan pihak lain. Tujuan melakukan pelepasan hak tersebut adalah untuk meningkatkan tertib administrasi pelaksanaan pelepasan hak atas tanah dan/atau bangunan dengan cara ganti rugi atau dengan cara tukar menukar (ruislag/tukar guling) dalam rangka pengamanan milik negara, mencegah

terjadinya kerugian negara dan meningkatkan daya guna dan hasil guna barang milik negara untuk kepentingan negara sesuai dengan tugas dan fungsinya. Ruislag adalah suatu praktek yang wajar dan sering dilakukan oleh instansi pemerintah dalam menangani aset-aset yang sudah tidak sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR). 3 Alasan dilakukan ruislag sendiri dikarenakan terkena planologi, belum dimanfaatkan secara optimal (idle), menyatukan aset yang lokasinya terpencar untuk memudahkan koordinasi dan dalam rangka efisiensi, memenuhi kebutuhan operasional pemerintah sebagai akibat pengembangan organisasi, dan pertimbangan khusus dalam rangka pelaksanaan strategis Hankam. Dalam pelaksanaannya sering ditemukan permasalahan dalam pelepasan tanah negara melalui proses ruislag seperti permohonan tidak sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, nilai barang yang ditukar tidak seimbang, tidak adanya izin dari pemerintah setempat, dan lain sebagainya. Sebagaimana kita ketahui Indonesia adalah bekas jajahan Belanda. Setelah Indonesia merdeka tanah yang dikuasai oleh Belanda diserahkan kepada pemerintah Indonesia yang nantinya diserahkan lagi kepada Departemen Kehakiman yang sekarang dikenal dengan Kementrian Hukum dan HAM. Termaksud tanah di kota Tangerang, dimana tanah tersebut dimiliki oleh Kementrian Hukum dan HAM, dikarenakan tanah tersebut belum dimanfaatkan secara optimal (idle), maka tanah tersebut di Ruislag oleh Kementrian Hukum dan 3 kemenkeu.go.id/berita/dirjen-kekayaan-negara-akan-review-kebijakan-pertukaran-aset. (diaskes 14 Febuari 2016, pukul 07.01 WIB)

HAM kepada PT. Pancakarya Griyatama selaku pengembang untuk pembagunan pusat pembelanjaan TangCity Mall. Dilihat dari Rencana Tata Guna Tanah (RTGT), dimana pusat kota terutama sebagai pusat pemukiman dan pusat pelayanan, 4 maka pasar tradisional yang sebelumnya berdiri diatas tanah negara tersebut tidak memungkinkan berada disana, dan juga perkantoran tidak bisa berada disana karena sifatnya terpisah (satu atap satu kawasan). Pengaturan mengenai perjanjian peralihan hak milik kekayaan negara melalui tukar guling (ruislag) dalam pembangunan TangCity Mall diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Pembendaharaan Negara, dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 350/KKM.03/1994 tentang Tata Cara Tukar Menukar Barang Milik/Kekayaan Negara. Pelakasanaan ruislag tersebut dilakukan dengan memperhatikan peran dan fungsi tanah terhadap kehidupan manusia serta prinsip penghormatan terhadap hak-hak yang sah atas tanah. Berdasarkan uraian di atas dan ketentuan-ketentuan yang ada, penulis berkeinginan mengkaji, memahami, dan membahas lebih lanjut permasalahan tersebut dengan judul Perjanjian Peralihan Hak Milik Kekayaan Negara Melalui Tukar Guling (Ruislag) Dalam Pembangunan TangCity Mall hlm 49. 4 Hasni, Hukum Penataan Ruang dan Penatagunaan Tanah, PT.Raja Grafindo, Jakarta, 2008,

B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka dapat di rumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaturan perjanjian peralihan hak milik kekayaan negara melalui tukar guling (ruislag) dikaitkan dengan hukum perjanjian? 2. Bagaimana syarat dan prosedur pembuatan perjanjian peralihan hak milik kekayaan negara melalui tukar guling (ruislag) dalam pembangunan TangCity Mall? 3. Bagaimana bentuk dan isi perjanjian peralihan hak milik kekayaan negara melalui tukar guling (ruislag) dalam pembangunan TangCity Mall? C. Tujuan Penelitian Suatu penelitian harus mempunyai tujuan yang jelas dan tepat. Tujuan dalam suatu penelitian tersebut menunjukan suatu kualitas dan nilai penelitian tersebut. Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan jelas dan ringkas, karena hal yang demikian akan dapat memberikan arah pada penelitiannya. 5 Tujuan Penelitian seyogyanya di rumuskan sebagai kalimat pernyataan yang konkrit dan jelas tentang apa yang akan diuji, di konfirmasi, di bandingkan, dikorelasikan 5 Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, 2011, hlm 109.

dalam penelitian tersebut. Berdasarkan perumusan masalah diatas tujuan penelitian yang di lakukan adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaturan perjanjian peralihan hak milik kekayaan negara melalui tukar guling (ruislag) dikaitkan dengan hukum perjanjian; 2. Untuk mengetahui syarat dan prosedur pembuatan perjanjian peralihan hak milik kekayaan negara melalui tukar guling (ruislag) dalam pembangunan TangCity Mall; 3. Untuk mengetahui bentuk dan isi perjanjian peralihan hak milik kekayaan negara melalui tukar guling (ruislag) dalam pembangunan TangCity Mall. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian yang akan di lakukan ini dapat di tinjau dari dua sisi, yakni: 1. Manfaat secara teoritis Sebagai Pengembangan studi ilmiah dan memberikan kontribusi pemikiran terhadap khasanah ilmu pengetahuan pada umumnya dan bagi kepustakaan ilmu hukum acara perdata khsusnya dengan mencoba memberikan gambaran mengenai: a. Untuk menambah pengetahuan penulis baik di bidang ilmu hukum pada umumnya, khususnya Hukum Perdata di Fakultas Hukum Universitas Andalas; b. Melatih kemampuan penulis untuk melakukan penelitian secara ilmiah dan merumuskannya dalam bentuk tulisan;

c. Agar dapat menerapkan ilmu secara teoritis yang penulis terima selama kuliah dan menghubungkannya dengan data yang penulis peroleh di lapangan. 2. Manfaat secara praktis Adapun manfaat penelitian ini secara praktis adalah sebagai berikut: a. Memberikan sumbangan pemikiran terhadap pihak yang akan melakukan proses ruislag; b. Menambah wawasan karena kepada khalayak ramai karena secara teori dan praktek banyak permasalahan yang muncul dari proses ruislag. E. Metode Penelitian Metode adalah proses, prinsip-prinsip dan tata cara memecahkan suatu masalah, sedangkan penelitian adalah pemeriksaan secara hati-hati tekun dan tuntas terhadap suatu gejala untuk menambah pengetahuan manusia. 6 Metode penelitian merupakan suatu proses atau tata cara dalam memecahkan suatu masalah yang terjadi dalam penelitian dengan maksud untuk menambah ilmu pengetahuan manusia. Untuk memperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan judul yang telah ditetapkan maka diusahakan memperoleh data yang relevan, adapun metode penelitian yang akan penulis lakukan adalah: 1. Jenis Penelitian 6 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 2007, hlm.6.

Penelitian berjenis penelitian hukum normatif (yuridis normatif) yaitu penelitian yang bertujuan untuk meneliti asas-asas hukum, sistematika hukum, sinkronisasi hukum, sejarah hukum dan perbandingan hukum. 7 Selanjutnnya dalam penelitian ini menggunakan beberapa pendekatan masalah, yakni: a. Pendekatan Perundang-Undangan (Statue Approach) Pendekatan perundang-undangan merupakan suatu hal yang mutlak dalam penelitian yuridis normatif, karena yang akan diteliti adalah berbagai aturan hukum yang akan menjadi fokus sekaligus tema sentral suatu penelitian. Pendekatan ini dilakukan dengan menelaah semua undangundang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani. Oleh karena dalam pendekatan perundang-undangan peneliti bukan saja melihat kepada bentuk peraturan perundang-undangan, melainkan juga menelaah materi muatannya, mempelajari dasar ontologis lahirnya undangundang, landasan filosofis undang-undang, dan ratio legis dari ketentuan undang-undang. 8 b. Pendekatan Konseptual (Conceptual Approach) Pendekatan konseptual beranjak dari pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin yang berkembang di dalam ilmu hukum. Rumusan yang tertuang dalam undang-undang yang terkait Ruislag. Dalam menggunakan 7 Ibid, hlm. 50. 8 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Prenada Media Group, Jakarta, 2013, hlm 142.

pendekatan konseptual, peneliti perlu merujuk prinsip-prinsip hukum. Prinsip-prinsip ini dapat diketemukan dalam pandangan-pandangan sarjana ataupun doktrin-doktrin hukum. 2. Sumber dan Jenis Data Sumber data yang digunakan dalam penenlitian ini adalah data kepustakaan (Library Research) yaitu data yang bersumber dari penelitian kepustakaan, berupa data yang bisa kita peroleh melalui buku-buku, tulisan, doktrin (pendapat ahli), jurnal, surat kabar serta bahan bacaaan lain yang berkaitan dengan objek penelitian. Penelitan ini akan dilakukan pada: a. Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Andalas; b. Perpustakaan Universitas Andalas; c. Perpustakaan Kota Tangerang; d. Perpustakaan Online; e. Perpustakaan Pribadi; Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yaitu bahan berupa dokumen-dokumen resmi, hasil penelitian yang didapat melalui studi kepustakaan. Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan dan disistematisir. 9 Selanjutnya data-data yang didapat dirangkum menjadi bahan hukum, meliputi: 9 Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Yurimetri,Ghalia Indonesia, Jakarta, 1990, hlm 9.

a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat karena dikeluarkan oleh lembaga negara atau pemerintah dan berbentuk peraturan perundang-undangan. Bahan hukum primer ini terdiri dari : 1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata; 2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok- Pokok Agraria; 3) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 4) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 5) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah; 6) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.6/2007 tentang Tata Cara Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara; 7) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 350/KMK.03/1994 Tata Cara Tukar Menukar Barang Milik/Kekayaan Negara; 8) Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: A.70.PL.09.03 Tahun 2005 tentang Pembentukan Panitia Penilai/Penaksir Inter Departemen Pertukaran Tanah Milik Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Seluas 76.000 m2 di Tangerang. b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang memberi penjelasan atau keterangan mengenai bahan hukum primer yang berupa buku-buku yang ditulis oleh para sarjana hukum, literatur hasil penelitian yang telah

dipublikasikan, jurnal-jurnal hukum, artikel, makalah, situs internet, dan lain sebagainya. c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder. Bahan-bahan hukum tersier terdiri dari kamus hukum dan ensiklopedia. 3. Teknik Pengumpulan Data Data yang bermanfaat bagi penulisan ini diperoleh dengan cara studi dokumen atau bahan pustaka (documentary study), yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari bahan-bahan kepustakaan atau data tertulis, terutama yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas, dan wawancara dengan pakar atau ahli yang mengetahui dan membidangi permasalahan yang penulis teliti untuk memperoleh penjelasan yang lebih dalam yang kemudian penulis menganalisis isi data tersebut. 4. Pengolahan dan Analisis data a. Pengolahan Data Pengolahan data merupakan hal yang sangat penting dalam suatu penelitian, dalam penelitian ini pengolahan data dilakukan dengan cara Editing, yakni pengeditan terhadap data-data yang telah dikumpulkan yang bertujuan untuk memeriksa kekurangan yang mungkin ditemukan dan

memperbaikinya. Editing juga bertujuan untuk memperoleh kepastian bahwa data akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. 10 b. Analisis Data Metode yang digunakan dalam menganalisa data pada penelitian ini adalah analisis kualitatif. Analisis Kualitatif merupakan suatu metode yang mengkaji suatu hal ihwal tertentu secara mendalam dan rinci dengan uraianuraian kalimat tanpa menggunakan angka-angka. Analisis dilakukan atas suatu yang telah ada, berdasarkan data yang telah masuk dan diolah sedemikian rupa dengan meneliti kembali, sehingga analisis dapat diuji kebenarannya. Kemudian dihubungkan dengan Peraturan Perundangundangan terkait pendapat pakar dan akhirnya ditarik kesimpulan yang merupakan jawaban dari permasalahan. F. Sistematika Penulisan Dalam suatu penulisan karya ilmiah ataupun non-ilmiah dibutuhkan suatu sistematika penulisan untuk menguraikan isi dari karya tersebut dalam menjawab pokok permasalahan yang ada. BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penelitian. 10 Ibid, hlm 264.

BAB II : TINJAUAN KEPUSTAKAAN Tinjauan umum tentang perjanjian, tinjauan umum tentang hak milik, tinjauan umum tentang kekayaan negara, tinjauan umum tentang tukar menukar, dan tinjauan umum tentang tanah. BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis menjabarkan tentang bagaimana pengaturan perjanjian perlaihan hak milik kekayaan negara melalui tukar guling (ruislag) dikaitkan dengan hukum perjanjian, syarat dan prosedur perjanjian peralihan hak milik kekayaan negara melalui tukar guling (ruislag) dalam pembangunan TangCity Mall, serta bagaimana isi dan bentuk perjanjian peralihan hak milik kekayaan negara melalui tukar guling (ruislag) dalam pembangunan TangCity Mall. BAB IV :PENUTUP Dalam bab ini penulis akan menarik kesimpulan dan memberi saran berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan.