BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. setiap perkembangan dunia pendidikan. Dengan adanya kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Syamsuddin Abin (2007, h. 22) mengatakan bahwa pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN PENGGUNAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS Fitri Fajar SMA Negeri 1 Makassar

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Pendidikan berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan. mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Penyelenggaraan. pendidikan diharapkan mampu mencetak manusia yang berkualitas yang

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan, maka tidak salah jika pemerintah senantiasa selalu

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indri Murniawaty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. semata-mata untuk hari ini melainkan untuk masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. penuh perkembangan ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni (IPTEKS).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

I. PENDAHULUAN. mempersiapkan kesuksesan masa depan masyarakat semuanya yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kemajuan dari suatu bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikannya.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak. negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Berdasarkan Undang-undang No. 20 pasal ke-3 (2003)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan nasional, dalam Undang - Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan untuk membentuk manusia yang berkualitas, dan berguna untuk kemajuan hidup bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat (1): Pendidikan adalah usaha sadar dan. akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

I. PENDAHULUAN. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta nilai-nilai sehingga sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi saat ini pengetahuan dan teknologi mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi

I. PENDAHULUAN. taraf hidup manusia. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan merupkan awal bangsa yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

VOL. 8 NO. 1 MARET 2018 ISSN: ISSN: RIYANTON

mengembangkan potensi diri mereka melalui proses pembelajaran.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kesadaran tentang pentingnya pendidikan telah mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap setiap perkembangan dunia pendidikan. Dengan adanya perubahan diharapkan kondisi pendidikan akan mengalami peningkatan yang baik agar sumber daya manusia di Indonesia memiliki kompetensi masa depan yang unggul sehingga dapat bersaing menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompetitif. Di Indonesia telah disusun suatu undang-undang mengenai sistem pendidikan nasional. Diantaranya menjelaskan tentang tujuan pendidikan nasional. Dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003. Pasal 3, yang dinyatakan: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan undang-undang di atas menunjukan bahwa melalui pendidikan diharapkan peserta didik dapat mengembangkan potensi yang ada dalam diri peserta didik itu sendiri, sehingga dapat berkontribusi untuk negara, dan akhirnya berpengaruh pada kualitas pendidikan nasional. 1

2 Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dapat dimulai dengan dengan hal yang paling mendasar, yaitu meningkatkan kualitas pendidikan di setiap sekolah yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan bisa dikatakan berhasil apabila siswa memperoleh hasil belajar yang baik atau dengan kata lain mencapai nilai Kriteria Ketentuan Minimal (KKM). Pada setiap mata pelajaran tentu saja diperlukan minat dan perhatian peserta didik. Namun, karena selain metode yang konvensional terdapat beberapa mata pelajaran yang oleh kebanyakan peserta didik dianggap sulit dan menjenuhkan, satu diantaranya mata pelajaran ekonomi. Pada pelajaran ekonomi aktifitas siswa sangat diperlukan, karena pelajaran ekonomi tidak hanya dituntut mendengar atau menghitung, tetapi dituntut untuk mengaplikasikan materi yang diterimanya. Jadi dalam hal ini siswa dituntut lebih aktif dan kreatif. Dari informasi yang diperoleh dari guru mata pelajaran ekonomi bahwa selama ini dalam kegiatan pembelajaran ekonomi di SMA Mathla ul Anwar masih menggunakan strategi belajar konvensional yaitu metode ceramah yang sekali kali divariasikan dengan metode lain seperti latihan soal, diskusi, dan tanya jawab. Strategi ini memposisikan siswa sebagai objek pembelajaran dan guru sebagai pusat kegiatan belajar. Rangkuman nilai ujian ulangan harian ekonomi semester I tahun 2016/2017 adalah sebagai berikut:

3 Kelas Jumlah Siswa Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian Hasil Ujian Tengah Semester Mencapai tidak KKM Mencapai KKM Mencapai KKM Tidak Mencapai KKM X 1 30 13 17 43,34% 56,66% X 2 30 10 20 33,33% 66,67% Sumber: Dokumentasi (Diolah dari arsip nilai guru ekonomi X 1 dan X2 SMA Mathla ul Anwar tahun ajaran 2016/2017) Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut dapat mempengaruhi keberhasilan siswa belajar serta guru mengajar dan hal ini merupakan salah satu tuntutan dalam dunia pendidikan. Menurut Djaali dalam Fahma Z (2015, h. 2) Faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar berasal dari dalam dan dari luar diri. Faktor dari dalam diri diantaranya kesehatan, intelegensi, minat dan motivasi, serta cara belajar. Faktor dari luar diri diantaranya keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar. Purwanto (2008, h. 44) mengatakan bahwa hasil belajar seringkali digunakan sebagai tolak ukur untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Winkel dalam Purwanto (2008, h. 45) mengatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Hasil belajar setiap siswa dalam proses pembelajaran berbeda-beda, oleh karena itu guru sebagai fasilitator dituntut untuk meningkatkan kemampuannya dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi atau metode pembelajaran yang mengasyikan, menyenangkan dan menarik minat siswa sehingga dalam kegiatan proses pembelajaran dikelas tidak

4 membuat siswa jenuh dan malas belajar, serta untuk merangsang siswa untuk mengungkapkan gagasan-gagasan mengenai konsep ilmu ekonomi baik secara lisan ataupun secara tertulis agar siswa dapat dengan mudah memahami materi ajar yang diberikan oleh guru. Kemp dalam Wina Sanjaya (2010, h. 126) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Senada dengan pendapat diatas Dick dan Carey (2011, h.329) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. Kognitif adalah sebuah istilah yang digunakan psikolog untuk menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi yang memungkin akan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai dan memikirkan lingkungannya. Desmita, (2006, h.103). Ranah kognitif juga merupakan ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Brown (2007, h.142), segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Dalam ranah kognitif

5 itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Dengan menerapkan strategi metakognitif ini siswa bukan sekedar dijadikan sebagai objek saja melainkan juga sebagai subjek langsung pelaku dalam proses pembelajaran. Strategi metakognitif merupakan cara pengajaran yang memanfaatkan potensi kesadaran dalam diri peserta didik dalam kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dengan kata lain strategi metakognitif dapat membentuk proses pembelajaran yang menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran, itu berarti siswa dapat lebih aktif dalam mengeksplorasi materi-materi pelajaran ekonomi dan diharapkan juga pemahaman siswa terhadap materi-materi ekonomi yang lebih baik. Maka berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Penerapan Strategi Metakognitif terhadap Hasil Ketuntasan Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMA Mathla ul Anwar 1.2. Identifikasi Masalah 1. Siswa menganggap mata pelajaran ekonomi merupakan mata pelajaran yang rumit untuk dipelajari. 2. Antusias siswa pada mata pelajaran ekonomi kurang 3. Rendahnya hasil ketuntasan belajar pada mata pelajaran ekonomi

6 4. Proses pembelajaran ekonomi kebanyakan masih menggunakan metode konvensional 5. Pola komunikasi guru dan siswa hanya satu arah 1.3. Rumusan dan Batasan Masalah 1.3.1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu 1. Bagaimana hasil ketuntasan belajar siswa sebelum pembelajaran sistem ekonomi melalui penerapan strategi metakognitif? 2. Bagaimana hasil ketuntasan belajar siswa sesudah pembelajaran sistem ekonomi melalui penerapan strategi metakognitif? 3. Seberapa besar peningkatan hasil ketuntasan belajar siswa kelas X1 dan X2 pada pembelajaran sistem ekonomi melalui penerapan strategi metakognitif? 1.3.2. Batasan Masalah Dengan mempertimbangkan luasnya ruang lingkup dalam penelitian ini, maka peneliti merasa perlu membatasi permasalahan penelitian. Penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut: a. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X SMA Mathla ul Anwar tahun ajaran 2016/2017 di Kabupaten Bandung. b. Materi yang diberikan berkenaan dengan materi ajar ekonomi yaitu sistem ekonomi sebagai alat untuk memecahkan masalah ekonomi untuk SMA kelas X semester ganjil tahun ajaran 2016/2017.

7 c. Strategi metakognitif dalam penelitian digunakan sebagai cara untuk melihat hasil ketuntasan belajar pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA Mathla ul Anwar. d. Hasil ketuntasan belajar hanya menggunakan ranah kognitif. 1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Mengetahui bagaimana hasil ketuntasan belajar siswa sebelum pembelajaran sistem ekonomi melalui penerapan strategi metakognitif. 2. Mengetahui gambaran hasil ketuntasan belajar siswa sesudah pembelajaran sistem ekonomi melalui penerapan strategi metakognitif. 3. Mengetahui seberapa besar peningkatan hasil ketuntasan belajar siswa kelas X! Dan X2 pada pembelajaran sistem ekonomi melalui penerapan strategi metakognitif. 1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Manfaat Teoritis Dengan dicapainya maksud dan tujuan penelitian di atas, hasil penelitian diharapkan dapat memberi nilai guna sebagai berikut: a. Dapat memberikan manfaat bagi kemampuan pengembangan penerapan strategi metakognitif b. Diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan pengalaman serta dapat mebberikan sumbangan pemikiran yang mendalam tentang pembelajaran strategi metakognitif dalam pembelajaran Ekonomi.

8 1.5.2. Manfaat Praktis 1.5.2.1.Bagi Sekolah a) Meningkatkan tanggung jawab perseorangan, karena sebelum mengikuti pembelajaran, siswa harus mengerjakan tugas sebagai syarat mengikuti pembelajaran. b) Memperdalam pemahaman, karena masing-masing kelompok harus berdiskusi memecahkan masalah sesuai dengan materi yang dipelajari. c) Saling memahami adanya perbedaan individu, karena anggota kelompok terdiri dari siswa yang heterogen atau berbeda-beda. d) Meningkatkan keberanian dalam bertanya dan menyampaikan pendapat kepada orang lain. 1.5.2.2.Bagi Guru a) Mendapatkan suatu strategi pembelajaran ekonomi dengan menerapkan strategi metakognitif. b) Mendapatkan pendekatan pembelajaran yang efektif dan efisien dalam pembelajaran ekonomi. 1.5.2.3.Bagi Siswa Memberikan sumbangan dalam perbaikan proses pembelajaran untuk meningkatkan potensi belajar siswa yang akhirnya berpengaruh pada mutu sekolah.

9 1.6. Definisi Operasional Agar terdapat persamaan pandangan atau persepsi tentang konsep-konsep yang terdapat dalam penelitian ini, maka penulis akan menjelaskan makna konsep tersebut sehingga menjadi jelas dan dapat dipahami dengan benar beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian itu diantaranya: 1. Penerapan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah proses atau cara. 2. Menurut Brown (2007, h. 142), strategi metakognitif merupakan strategi yang melibatkan perencanaan belajar, pemikiran tentang proses pembelajaran yang sedang berlangsung, pemantauan pemahaman seseorang, dan evaluasi pembelajaran setelah aktivitas selesai. 3. Menurut Departemen Pendidikan Nasional, Ketuntasan belajar merupakan pencapaian hasil belajar yang ditetapkan dengan ukuran atau tingkat pencapaian kompetensi yang memadai dan dapat dipertanggungjawabkan sebagai prasyarat penguasaan kompetensi lebih lanjut. Berdasarkarkan arti kata di atas, maka yang dimaksud dengan penerapan strategi metakognitif terhadap hasil ketuntasan belajar ekonomi kelas X SMA Mathla ul Anwar dalam skripsi ini adalah daya yang akan timbul dari serangkaian kegiatan yang meliputi perencanaan belajar, pemikiran tentang proses pembelajaran yang sedang berlangsung, pemantauan pemahaman dan evaluasi pembelajaran setelah aktivitas selesai di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan serta memberi arah pada kegiatan belajar.