PELESTARIAN BATIK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DI KALANGAN SISWA SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diupayakan langkah-langkah ke arah peningkatan kualitas pendidikan, dari mulai

PELESTARIAN BATIK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DI KALANGAN SISWA SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA

IMPLEMENTASI KETAATAN HUKUM PADA SISWA. (Studi Kasus Pelaksanaan Tata Tertib Sekolah di SMP Muhammadiyah 1. Kartasura Tahun Pelajaran 2012/2013)

PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI. Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

DAWET. Disusun oleh: A

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN NILAI-NILAI DEMOKRASI DALAM KEGIATAN PRAMUKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA PONDOK PESANTREN KHALAFIAH DI KUDUS NASKAH PUBLIKASI. Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan BAB I

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

KEGOTONGROYONGAN DI MASYARAKAT PERKOTAAN: KENDALA DAN SOLUSINYA ( Studi Kasus di Kelurahan Nusukan Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta)

IMPLEMENTASI BUKU GURU SEBAGAI ACUAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. Harus diakui saat ini para wisatawan berkunjung ke suatu daerah di

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memenuhi Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI EKA MARTININGSIH SRI RAHAYU A PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

IMPLEMENTASI HAK ANAK DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA (Studi Kasus Kota Layak Anak Tahun 2014) NASKAH PUBLIKASI

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN SANTUN PESERTA DIDIK MELALUI BUDAYA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

(Analisis Isi 2014/2015) persyaratan. Sarjana S-1. Diajukan Oleh: A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh: LITA AYU SOFIANA A

PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA DI PANTI SOSIAL ANAK ASUH (PSAA) MARDHATILLAH KARTASURA SUKOHARJO

MUSEUM BATIK JAWA TENGAH DI KOTA SEMARANG

IMPLEMENTASI KURIKULUM TAHUN 2013 DALAM PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MEMBANGUN JIWA PERSATUAN DAN KESATUAN (Studi Kasus Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali) NASKAH PUBLIKASI

PELAYANAN HAK MENDAPATKAN PENDIDIKAN PADA SISWA KURANG MAMPU (Studi Kasus Pelaksanaan Program Sintawati di SMA Negeri 1 Gondang Kabupaten Sragen

BAB III METODE PENELITIAN

PROFESIONALISME BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM MENJALANKAN TUGAS DAN FUNGSINYA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK PADA MATA PELAJARAN PPKN (Studi Kasus Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMP Negeri 2 Colomadu)

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN

EDY NOVIYANTO A

MUSEUM BATIK TULIS BAKARAN DI KOTA PATI

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KETAATAN HUKUM PETUGAS PARKIR (Studi Kasus pada Petugas Parkir Pasar Gedhe Hardjonagoro Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. batik sempat diakui milik Negara tetangga kita Malaysia pada tahun 2009,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

SIMBIOSIS MUTUALISME ANTARA PEMERINTAH DAERAH DAN PENGUSAHA BATIK DI KABUPATEN BANTUL

PENANAMAN KARAKTER CINTA TANAH AIR PADA SISWA KELAS VII SMP KASATRIYAN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Sarjana S-1

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BISNIS BATIK ONLINE STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Mata Kuliah Lingkungan Bisnis : AKHMAD DAHLAN NIM :

BAB III METODE PENELITIAN

Publikasi Karya Ilmiah. Oleh : QOUMI GHONIN HAMIDAH A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB III METODE PENELITIAN

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS MELALUI PROGRAM PAGI SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGELOLAAN PENDAPATAN ASLI DESA (Studi Kasus di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014)

PENGEMBANGAN SIKAP TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DI KALANGAN REMAJA ( studi kasus kegiatan rohis di SMA Negeri 3 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013)

TRI UTOMO A

PENGGUNAAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI JETISKARANGPUNG 2 TAHUN PELAJARAN 2012/1013

PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU (STUDI TENTANG PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MASYARAKATNYA DI SMP NEGERI 1 WONOSARI KLATEN)

PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PADA EKS PEKERJA SEKS KOMERSIAL (Studi Kasus di Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Kemanusiaan dari Indonesia yang merupakan budaya lisan dan nonbendawi oleh

KURNIASIH A

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

BAB III METODE PENELITIAN. metode studi kasus dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Pada penelitian ini,

Diajukan Oleh: DEDE SRI RAHAYU A

Diajukan Oleh: LUKLUK SALAMAH A

BAB III METODE PENELITIAN

PENANAMAN KARAKTER KEJUJURAN PADA ANAK USIA DINI (Studi Kasus di Desa Cemeng Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat

Penggunaan Teknologi Informasi dalam Menyiasati Peluang Bisnis Batik

IMPLEMENTASI KURIKULUM TAHUN 2013 TENTANG EVALUASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA. DAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus: Di Kelas X IIS 1

Gambar sampul adalah hasil modifikasi gambar yang diambil dari kratonpedia.com

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul MONUMEN BATIK SOLO Monumen Batik : Solo :

BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI DEMOKRASI PADA PEMILIH PEMULA. (Studi Kasus Pada Pemilih Pemula di Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Kebak

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terkenal sebagai salah satu negeri terbesar penghasil kain tenun tradisional yang

IMPLEMENTASI BANTUAN PENDIDIKAN MASYARAKAT. (Studi Kasus Di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Berdasarkan. Perda No. 11-A Tahun 2012 Tentang BPMKS)

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA TUNAGRAHITA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA KELAS X/C

PENDAHULUAN Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PELESTARIAN BATIK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DI KALANGAN SISWA SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Disusun oleh: SURYANTI A220090071 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

PERSETUJUAN NASKAH PUBLIKASI PELESTARIAN BATIK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DI KALANGAN SISWA SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA Yang dipersiapkan dan disusun oleh: SURYANTI A220090071 Telah Disetujui untuk Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Pembimbing Prof. Dr. Bambang Sumardjoko NIK. 131470269

PELESTARIAN BATIK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DI KALANGAN SISWA SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA Suryanti, A220090071, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013,xiv +50 halaman Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap batik sebagai warisan budaya, usaha-usaha yang dilakukan siswa dalam melestarikan batik sebagai warisan budaya, dan kendala-kendala yang dialami siswa dalam melestarikan batik sebagai warisan budaya. Metode penelitian ini yaitu studi kasus karena memfokuskan pada kasus tertentu. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Tanggapan siswa SMA Muhammadiyah 2 Surakarta tentang batik sebagai warisan budaya bangsa siswa sangat bangga batik menjadi salah satu warisan budaya Indonesia, siswa menunjukkan kebanggaan terhadap batik dengan memakainya pada acara formal dan non formal karena dengan memakai batik bisa menaikkan derajat seseorang dan batik juga merupakan identitas orang Indonesia selain itu siswa juga belajar membatik sendiri dirumah. Siswa mengetahui tentang batik yaitu merupakan salah satu karya seni yang menjadi warisan budaya Indonesia, tentang sejarah batik merupakan peninggalan dari nenek moyang yang berkembang sampai sekarang, jenis batik ada dua yaitu batik cap dan tulis. Siswa bangga memakai batik dan siswa juga tertarik melestarikan batik sebagai warisan budaya; 2) Usaha-usaha siswa SMA Muhammadiyah 2 Surakarta dalam melestarikan batik sebagai warisan budaya bangsa adalah dengan belajar membatik, mencintai warisan budaya batik, memakai batik, ikut pameran batik, dan tidak malu memakai batik; 3) Kendala-kendala siswa SMA Muhammadiyah 2 Surakarta dalam melestarikan batik sebagai warisan budaya bangsa antara lain yaitu gengsi karena sering ditertawakan, kalah saing dengan budaya asing yang telah mendominasi, kurangnya pengetahuan tentang batik sehingga menggangap batik itu kuno dan kalah dengan pakaian modern. Kata Kunci: Pelestarian, Batik, Warisan Budaya Surakarta, Mei 2013 Penulis (Suryanti)

PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat dominan dalam menunjang keberhasilan pembangunan Bangsa dan Negara. Oleh karena itu perlu diupayakan langkah-langkah ke arah peningkatan kualitas pendidikan, dari mulai tingkat sekolah dasar sampai tingkat perguruan tinggi. Pembelajaran kepada siswa SMA Muhammadiyah 2 Surakarta melalui pendidikan seni dan budaya saat ini merupakan salah satu upaya agar terealisasinya generasi yang sadar akan warisan budaya. Pentingnya pendidikan seni dalam masyarakat multikultural dikembangkan adalah pertama, berfungsi sebgai sarana efektif untuk memecahkan persoalan konflik. Kedua, sebagai saran untuk mengenalkan budaya kepada siswa agar tidak tercabut dari akar budayanya. Jangan sampai anak bangsa tercabut dari akar budayanya sendiri, untuk itu pendidikan harus segera tanggap dan melaksanakan pembelajaran berbasis budaya sendiri. Siswa SMA Muhammadiyah 2 Surakarta tidak hanya mengedepankan tekhnologi, tetapi juga masih melestarikan kebudayan terutama kebudayaan batik. Mereka belajar membatik tidak hanya di kain, tetapi juga belajar membatik di topeng, sandal, dan pot bunga. Kebudayaan merupakan warisan negara yang sepatutnya dilestarikan dan dijunjung tinggi keberadaannya. Sekarang setiap orang merasa bangga memakai batik, semua saja tidak hanya yang tua tetapi juga yang muda. Batik memang sudah ada sejak lama di Indonesia, tetapi menjadi bertambah populer ketika United Nations Educational, Scientific, and Culture Organization (UNESCO) memberikan pengakuan dan mengesahkan secara resmi Batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia pada tanggal 2 Oktober 2009 dan tanggal tersebut dijadikan sebagai Hari Batik. Tentang sejarahnya, batik yang merupakan kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi ini telah menjadi bagian dari budaya Indonesia, khususnya Jawa sejak zaman nenek moyang. Tidak ada catatan sejarah yang pasti dari mana kerajinan batik ini berasal, tetapi teknik membatik sudah dikenal sejak ribuan tahun silam dan berkembang di Jawa.

Batik Indonesia dikagumi oleh bangsa lain, bukan hanya prosesnya yang rumit, membutuhkan ketekunan dan waktu yang lama, tetapi corak atau motifnya sangat halus. Salah satu unsur kebudayaan Indonesia seni adalah batik. Batik dikenal, dipakai oleh nenek moyang kita hingga generasi bangsa Indonesia sekarang. Unsur kebudayaan batik telah menempuh perjalanan sejarah yang panjang dengan suka dan dukanya. Belajar dari batik, walau setiap daerah memiliki kekhasannya sendiri tetapi bisa disatukan dengan batik. Karena walau berbeda corak, motif atau warna tetapi dapat disatukan dengan kesamaan yang bernama batik. Hal tersebut membuat batik Indonesia menjadi lebih indah dengan keberagamannya, seperti halnya sebuah batik yang terlihat indah dengan warna-warni dan motif yang beragam. Semua orang bisa menikmati dan mengapresiasi batik sebagai budaya daerah yang menjadi warisan budaya bangsa dengan rasa bangga dan saling menghargai. Batik merupakan salah satu pusaka budaya. Nilai budaya yang terkandung dalam batik mencerminkan tingginya nilai seni yang dimiliki bangsa ini. Batik merupakan produk budaya unggulan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap batik sebagai warisan budaya, usaha-usaha siswa dalam melestarikan batik sebagai warisan budaya, dan kendala-kendala siswa dalam melestarikan batik sebagai warisan budaya di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. METODE PENELITIAN Tempat dan waktu penelitian. Tempat penelitian ini SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. Waktu pelaksanaan penelitian ini berlangsung selama empat bulan yaitu mulai bulan Januari 2013 sampai bulan April 2013. Jenis Penelitian. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yang dilaksanakan di lapangan yaitu mengadakan penelitian di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. Menurut Moleong (2004:6), Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain.

Strategi Penelitian. Strategi penelitian ini adalah sudi kasus, karena kesimpulannya hanya berlaku untuk kasus ini saja yaitu pelestarian batik sebagai warisan budaya dikalangan siswa SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. Menurut Surakhmad (1990:143) studi kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan mendetail. Subjek yang diselidiki dari suatu unit (atau satu kesatuan unit) yang dipandang sebagai kasus. Studi kasus dalam penelitian ini di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. Teknik Pengumpulan Data. Maryadi dkk. (2011: 14), menyatakan bahwa teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yang digunakan adalah teknik yang memungkinkan diperoleh data detail dengan waktu yang relatif lama, misalnya wawancara mendalam, observasi langsung (partisipatif maupun non partisipasif), serta mencatat arsip dan dokumen. Dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu: a. Observasi. Menurut Menurut Tanzeh (2011:88), menyatakan bahwa pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi mengenai pelestarian batik sebagai warisan budaya di kalangan siswa SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. b. Wawancara. Menurut Esterberg (2002) sebagaimana yang dikutip Sugiyono (2007:231), wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengajukan beberapa pertanyaan tidak terstruktur mengenai tanggapan siswa SMA Muhammadiyah 2 Surakarta tentang batik sebagai warisan budaya, usaha-usaha siswa SMA Muhaamdiyah 2 Surakarta dalam melestaraikan batik sebagai warisan budaya, kendala-kendala siswa SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. c. Dokumentasi. Menurut Sukmadinata (2009:221), dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumendokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumentasi yang diperlukan dalam penelitian ini berupa buku atau catatan peristiwa yang sudah

berlalu mengenai mengenai tanggapan siswa SMA Muhammadiyah 2 Surakarta tentang batik sebagai warisan budaya, usaha-usaha siswa SMA Muhaamdiyah 2 Surakarta dalam melestaraikan batik sebagai warisan budaya, kendala-kendala siswa SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. Instrumen pengumpulan Data. Sugiyono (2007: 222), menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus divalidasi seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitataif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti memasuki objek penelitian, baik secara akademik maupun longistiknya. HASIL PENELITIAN 1. Tanggapan siswa SMA Muhammadiyah 2 Surakarta tentang batik sebagai warisan budaya Tanggapan siswa tentang batik sebagai warisan budaya bermacam-macam. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa A yang bernama Dhanu Saputra mengemukakan bahwa Batik itu karya seni budaya Indonesia dan juga merupakan budaya cerminan orang solo. Kalau sejarahnya batik itu merupakan peninggalan nenek moyang kita atau dari kerajaan, dan jenis batik itu ada dua yaitu batik tulis dan batik cap. Tanggapan saya mengenai batik sebagai warisan budaya adalah senang dan bangga karena batik hanya milik Indonesia, dan saya bangga memakainya karena sekarang sudah beragam modelnya dan saya tertarik untuk melestarikan batik agar tidak direbut lagi oleh negara lain. Kemudian hasil wawancara dengan siswa B yang bernama Ika Agustina mengemukakan bahwa: Batik merupakan warisan budaya Indonesia. Tentang sejarahnya batik merupakan warisan dari nenek moyang kita yang berkembang sampai sekarang. Jenisnya ada 2 yaitu batik tulis dan batik cap. Tanggapan saya mengenai batik sebagai warisan budaya adalah senang dan bangga karena batik hanya ada di Indonesia, saya bangga untuk memakainya karena dengan memakai batik bisa menaikkan derajat seseorang, batik juga

merupakan identitas orang Indonesia, sebagai warga negara Indonesia dengan adanya batik ada yang bisa dibanggakan dari Indonesia sendiri. Selain wawancara dengan siswa A dan B, peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa SMA Muhammadiyah 2 Surakarta yang lain. Berdasarkan hasil observasi peneliti pada bulan Februari tanggal 2013 dapat disimpulkan mengenai tanggapan siswa terhadap batik sebagai warisan budaya antara lain meliputi: Siswa bangga memakai batik dan siswa juga tertarik melestarikan batik sebagai warisan budaya 2. Usaha-usaha siswa SMA Muhammadiyah 2 Surakarta dalam melestarikan batik sebagai warisan budaya Usaha melestarikan batik sebagai warisan budaya adalah salah satu cara warga negara mencinta budayanya sendiri. Berdasarkan wawancara dengan siswa SMA Muhammadiyah 2 Surkarta pada hari Selasa tanggal 12 Februari 2013, siswa A yang bernama Dhanu Saputra mengemukakan bahwa: Peranan siswa dalam melestarikan batik adalah dengan belajar membatik tidak hanya di kain tetapi juga di topeng, sandal teklek dan kentongan, mencintai produk dalam negeri, dan memakai batik. Cara yang dilakukan untuk melestarikan batik dengan ikut pameran batik, kalau dari SMA Muhammadiyah 2 Surakarta pernah ikut pameran batik di Manahan dan Ngarsopuro. Dalam lingkungan formal maupun informal tidak malu memakai batik. Selanjutnya wawancara dengan siswa C yang bernama Sri Lestari mengemukakan bahwa Peranan siswa dalam melestarikan batik dengan mengapresiasikan batik melalui ikut pameran batik. Cara yang dilakukan untuk melestarikan batik yaitu dengan belajar membatik sendiri dirumah, dengan ikut kegiatan ekstrakurikuler membatik di sekolah. Tidak malu memakai batik dalam lingkungan formal maupun informal. Beberapa tekhnik pengumpulan data tersebut dapat dirumuskan bahwa dari usaha-usaha siswa dalam melestarikan batik sebagai warisan budaya bangsa adalah dengan belajar membatik, mencintai warisan budaya batik, memakai batik, ikut pameran batik dan tidak malu memakai batik.

3. Kendala-kendala siswa SMA Muhammadiyah 2 Surakarta dalam melestarikan batik sebagai warisan budaya bangsa Banyak sekali kendala yang dialami siswa dalam melestarikan batik sebagai warisan budya, karena sekarang sudah zaman yang maju dan lebih modern. Berikut hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa SMA Muhammadiyah 2 Surakarta pada hari Selasa tanggal 12 Februari 2013 dengan siswa A yang bernama Dhanu Saputra mengemukakan bahwa Kendala yang dialami dalam melestarikan batik sebagai warisan budaya adalah sering ditertawakan teman kalau memakai batik karena tidak gaul zaman sekarang. Solusi yang dilakukan siswa dalam melestarikan batik sebagai warisan budaya memberi pengertian kepada teman bahwa batik itu tidak kampungan atau kuno dan mengajak teman memakai batik. Selanjutnya hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa C yang bernama Sri Lestari mengemukakan bahwa: Kendala yang dialami dalam melestarikan batik sebagai warisan budaya adalah kurangnya pengetahuan tentang batik. Batik dianggap kuno apalagi oleh para remaja, mereka menganggap yang memeakai batik hanyalah orang tua. Batik kalah saing dengan pakaian modern. Solusi yang dilakukan untuk melestraikan batik adalah dengan belajar membatik kemudian baju batik dengan model yang hamper sama dengan pakaian modern tetapi dengan bahan kain batik sehingga semua orang tertarik untuk memakainya. Beberapa tekhnik pengumpulan data tersebut dapat dirumuskan bahwa kendala-kendala dalam melestarikan batik sebagai warisan budaya adalah gengsi karena sering ditertawakan, kalah saing dengan budaya asing yang telah mendominasi, dan kurangnya pengetahuan tentang batik sehingga menganggap batik itu kuno dan kalah saing dengan pakaian modern. SIMPULAN 1. Tanggapan siswa SMA Muhammadiyah 2 Surakarta tentang batik sebagai warisan budaya bangsa siswa sangat bangga batik menjadi salah satu warisan budaya Indonesia, siswa menunjukkan kebanggaan terhadap batik dengan memakainya pada acara formal dan non formal karena dengan memakai batik

bisa menaikkan derajat seseorang dan batik juga merupakan identitas orang Indonesia selain itu siswa juga belajar membatik sendiri dirumah. Siswa mengetahui tentang batik yaitu merupakan salah satu karya seni yang menjadi warisan budaya Indonesia, tentang sejarah batik merupakan peninggalan dari nenek moyang yang berkembang sampai sekarang, jenis batik ada dua yaitu batik cap dan tulis. Siswa bangga memakai batik dan siswa juga tertarik melestarikan batik sebagai warisan budaya. 2. Usaha-usaha siswa SMA Muhammadiyah 2 Surakarta dalam melestarikan batik sebagai warisan budaya bangsa adalah dengan belajar membatik, mencintai warisan budaya batik, memakai batik, ikut pameran batik, dan tidak malu memakai batik. 3. Kendala-kendala siswa SMA Muhammadiyah 2 Surakarta dalam melestarikan batik sebagai warisan budaya bangsa antara lain yaitu gengsi karena sering ditertawakan, kalah saing dengan budaya asing yang telah mendominasi, kurangnya pengetahuan tentang batik sehingga menggangap batik itu kuno dan kalah dengan pakaian modern. DAFTAR PUSTAKA Maryadi, dkk. 2011. Pedoman Penulisan Skripsi FKIP. Surakarta: BP-FKIP UMS Moleong, Lexy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Surakhmad, Winarno. 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik. Bandung: Tarsito Tanzeh, Ahmad.2011. Metode Penelitian Praktis. Yogyakarta: Teras.