PENINGKATAN KETERAMPILAN RIAS WAJAH GERIATRIC MELALUI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA LULUSAN TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK NEGERI 1 BATU

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang diinginkan setiap orang. Hal ini harus melakukan berbagai upaya

PENGARUH MAKE UP KOREKTIF TERHADAP HASIL RIASAN PADA WAJAH BULAT DAN MATA SIPIT

PENINGKATAN KETERAMPILAN MERIAS WAJAH KARAKTER MELALUI PELATIHAN BAGI SISWA KELAS XI TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK NEGERI 1 LAMONGAN

e- Journal. Volume 03 Nomer 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Februari 2014, hal

BAB I PENDAHULUAN. didalam menyiapkan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan dan sikap untuk menghasilkan lulusan yang kompeten.

PENGGUNAAN PERANGKAT PELATIHAN PADA PELATIHAN TATA RIAS WAJAH DAN PENATAAN JILBAB BAGI SANTRIWATI PANTI ASUHAN YATIM

PELATIHAN TATA RIAS WAJAH PANGGUNG UNTUK MEMBEKALI SKILL

KETERAMPILAN MERIAS WAJAH CANTIK (FANCY MAKE UP) MELALUI PELATIHAN DI KECAMATAN JOMBANG KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Kecantikan identik dengan penampilan diri dan merupakan aset berharga

PENERAPAN MEDIA BENDA SEBENARNYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA KOMPETENSI DASAR MENJELASKAN CARA PENGGUNAAN ALAT UKUR MEKANIK PRESISI

BAB 1 PENDAHULUAN. wajah,mata,bibir,hidung,dagu dan alis diyakini sebagai cerminan pribadi dan hati seseorang.

HASIL RIASAN DENGAN KOREKSI MATA SIPIT PADA BENTUK WAJAH BULAT, PERSEGI DAN LONJONG UNTUK KESEMPATAN PESTA

PENERAPAN LEMBAR KEGIATAN SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PEMANGKASAN RAMBUT DASAR DIAGONAL KE DEPAN DI SMK NEGERI 2 LUMAJANG

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI SISWA DI SMPN 1 BATU BERSURAT

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 3 Cibalong Kabupaten Tasikmalaya JURNAL

HASIL MERIAS WAJAH PANGGUNG MELALUI PELATIHAN BAGI GURU PAUD DI KECAMATAN KALIWATES KABUPATEN JEMBER

BAYU ADHY TAMA K

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* )

Automotive Science and Education Journal

BAB I PENDAHULUAN. menengah sesuai dengan kompetensi dalam program studi yang dipilih.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMBERIAN INFORMASI KARIR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN PROGRAM JURUSAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi

Afif Yuli Candra Prasetya dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

PENINGKATAN KETERAMPILAN TATA RIAS WAJAH MELALUI PELATIHAN TATA RIAS PANGGUNG BAGI TIM PADUAN SUARA GEREJA KRISTEN NAZARENE FILADELFIA YOGYAKARTA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BODY MASSAGE BAGI SISWA KELAS XI TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK NEGERI 1 SOOKO MOJOKERTO MELALUI PELATIHAN

LANGKAH-LANGKAH MAKE -UP

HUBUNGAN PENGUASAAN TEORI KOREKSI WAJAH DENGAN PRAKTEK RIAS WAJAH PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 8 MEDAN

Automotive Science and Education Journal

Keywords : Learning Implementation of Construction Engineering and Student Perceptions

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

untuk memperbaiki penampilan dari kekurangan kekurangan yang ada ke arah

EFEKTIVITAS MEDIA KINCIR KATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN DHARMAWANITA PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

The Efectiveness Of Learning Base Card Sort Game Method to PPKn Learning Result Of Students in Man 1 Mataram. Nurul Fitriyani

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia

e- Journal. Volume 05 Nomer 03 Tahun 2016, Edisi Yudisium Periode Oktober 2016, hal

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI DASAR PEWARNAAN RAMBUT DI KELAS XI SMK NEGERI 3 BLITAR

yang ada kearah yang lebih cantik dan sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam undang undang dasar 1945

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA SUB KOMPETENSI PENGERITINGAN DESAIN SELANG SELING PADA SISWA KELAS XI KECANTIKAN SMK AIRLANGGA SIDOARJO

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS II SD

BAB I PENDAHULUAN. Dunia kecantikan saat ini sangat berkembang, baik kecantikan rambut

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBM) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI PEWARNAAN RAMBUT ARTISTIK

Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan aktifitas atau peran, bahkan profesi tertentu. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

Anneke Endang K Pembimbing PKK, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR RIAS WAJAH SEHARI-HARI DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA TATA KECANTIKAN KULIT SMKNEGERI 1 BERINGIN

JURNAL. Pengaruh Model Probing-Prompting Terhadap Kemampuan Mendeskripsikan Sifat-Sifat Cahaya Siswa Kelas V SDN Banjaran Kota Kediri

Hildya Mulya Dewi S1 Pendidikan Tata Rias, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. SMK Negeri 1 Beringin merupakan salah satu lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menjadi memiliki keterampilan. Arismantoro yang dikutip oleh

PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X ANTARA MENGGUNAKAN POST-TEST DAN TIDAK DI SMA N 1 RUMBIA. Martini*, Yarmaidi**, Rosana***

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya kosmetik yang tersedia. Spesifikasi produk kosmetik juga menjadi

SKRIPSI OLEH : VICKA AYU KRISTIANINGTYAS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Cantik identik dengan wanita karena semua wanita ingin cantik, Manusia

PENGAPLIKASIAN KOSMETIK PADA PEMBENTUKAN ALIS MENURUN PENGANTIN PUTRI MUSLIM. Anita Maryuningrum. Sri Dwiyanti, S.Pd., M.PSDM

Ema Susanti Purwati Kuswarini Suprapto

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

PENERAPAN VIDEO TUTORIAL MAKE UP PADA PELATIHAN MAKE UP FOTO CASUAL DI CV. INDO CREATIVE ENTERTAINMENT

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha pokok dalam peningkatan kecerdasan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN HASIL BELAJAR PRAKTEK PEMANGKASAN RAMBUT SISWA JURUSAN TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK NEGERI 3 PAYAKUMBUH JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses pengembangan individu dan kepribadian seseorang yang

Cici Wijayanti*) Purwati Kuswarini Suprapto*) Faculty of Educational Science and Teacher s Training Siliwangi University ABSTRACT

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PGSD FKIP UN PGRI Kediri OLEH :

PENGARUH PENERAPAN MEDIA FLASHCARD TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL WARNA PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH (MODEL TF-6M) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA DI SMK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan

PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG

e- Journal. Volume 03 Nomer 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Februari 2014, hal

KOMPETENSI APLIKASI SHADING DAN TINTING PADA MAKE UP KOREKSI UNTUK BENTUK WAJAH BULAT, PERSEGI DAN SEGITIGA TERBALIK

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

JURNAL SKRIPSI. Disusun Oleh: HAMZAH FANSURI

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL CONTECTUAL TEACHING AND LEARNING

PERBEDAAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA ANTARA STRATEGI KOOPERATIF METODE PROBLEM POSING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DISKUSI TIGA LAPIS PADA KONSEP KINGDOM PLANTAE

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

e-journal. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2013, edisi yudisium periode Oktober 2013, hal 50-55

Kinerja Guru dalam... (Reni Tiana) 1


PENGARUH GURU SERTIFIKASI TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SISTEM PENDINGIN KELAS XI TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI SMK MA ARIF 4 KEBUMEN

PENGARUH MODEL TIME TOKEN DENGAN MEDIA VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN MASA PEMERINTAHAN RAJA-RAJA

4.1 Bentuk Wajah Oval dan koreksinya Make-up style untuk bentuk wajah oval yaitu : Shading : Berbeda dengan karakter wajah yang lain, teknik shading

Kata Kunci : Model Problem Based Learning, Model Pembelajaran Langsung, Hasil Belajar Kognitif

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana

EVALUASI IMPLEMENTASI ASESMEN KINERJA PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN LAS BERORIENTASIKAN PRODUK KRIYA LAS TERALIS DI SMK

BAB I PENDAHULUAN. menyempurnakan bagian bagian wajah yang kurang sempurna menjadi bentuk

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

PENINGKATAN KETERAMPILAN RIAS WAJAH GERIATRIC MELALUI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA LULUSAN TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK NEGERI 1 BATU Nanik Purwanti S-1 Pendidikan Tata Rias, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya Naniq_p@yahoo.com Sri Dwiyanti, S.Pd., M.PSDM Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya jhanthiedj@yahoo.co.id Abstrak Pengembangan sumber daya manusia dalam rangka mencapai tujuan-tujuan mengubah perilaku atau meningkatkan keterampilan. Pengembangan sumber daya manusia yang terarah dan terencana disertai pengelolaan yang baik akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten sesuai dengan kebutuhan bidangnya masing-masing. Salah satu pengembangan sumber daya manusia yaitu pelatihan dengan memberikan keterampilan rias geriatric kepada lulusan tata kecantikan rambut yang bertujuan dapat meningkatkan keterampilan lulusan, sehingga membantu lulusan saat terjun didunia kerja. Tujuan penelitian ini adalah melihat peningkatan keterampilan lulusan dalam merias wajah geriatric. Penelitian ini merupakan penelitian pre eksperimen yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi peneliti dapat diperoleh dengan eksperimen sebenarnya. Desain penelitian One Group Pre Test Post Test Design yang tujuannya adalah untuk mengetahui dari hasil perlakuan yang telah diberikan. Pengembangannya dengan cara melakukan satu kali pengukuran di depan (pre test ) sebelum adanya perlakuan (treatment) dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi (post test). Sasaran penelitian adalah lulusan tata kecantikan rambut SMK Negeri 1 Batu sebanyak 10 orang. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan keterampilan peserta yang mencakup empat aspek yaitu pengaplikasian foundation, pemasangan scote tape dan pengaplikasian eye shadow, koreksi bentuk alis dan koreksi bentuk bibir penilaian dengan hasil rata-rata pre test 49 dan post test mencapai 88 mendapat kategori sangat baik. Hasil Uji T dengan p < 0,05 yaitu 0,00 menunjukkan hasil akhir diterima., kesimpulannya yaitu ada peningkatan kreativitas peserta dalam merias wajah geriatric setelah mengikuti pelatihan. Kata kunci : Peningkatan kreativitas, pelatihan, rias wajah geriatric. Abstract The development of human resources is to achieve development goals effectively. Human resource development which directed, planned, and accompanied by proper management will produce competent human resources who appropriate with their department. One of the human resource developments is providing skills training of geriatric make up to hair stylish graduates which aims to improve the skills of graduates, thus helping graduates when they are in the real work. The purpose of this research is to know the increasing of graduates skills in geriatric make up. This research is pre- experiment research to obtain information which is the estimation to the researchers that can be gotten by actual experiment. The purpose of One Group Pre Test - Post Test research design is to know the results of the treatment has been given. The development is by doing evaluation in the begun (pre-test) before treatment given and after that is evaluated again (post-test). The targets of this research are ten hairs stylish of SMK Negeri 1 Batu. Result of the research shows the increasing skills of participants that includes four aspects of assessment results with the mean of pretest is 49 and post test is 88 got a very good category. The result of T-Test with p < 0.05, it was 0.00 shows the final result is accepted, the conclusion is there was an increasing of participants creativity in geriatric makeup after training. Keywords: Creativity increasing, training, geriatric make up. 26

PENDAHULUAN Sumber daya manusia (human resources) diperlukan dalam suatu pembangunan bangsa. Sumber daya manusia dapat dianalisis, bahwa kualitas sumber daya manusia menyangkut dua aspek, yaitu aspek fisik (kualitas fisik), dan aspek non fisik (kualitas non fisik) yang menyangkut kemampuan bekerja, berfikir dan keterampilan keterampilan lain. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk meningkatkan kualitas fisik dapat diupayakan melalui program kesehatan, sedangkan untuk kualitas atau kemampuan non fisik dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan (Soekidjo, 2009:23). Pengembangan sumber daya manusia menunjukan suatu upaya yang disengaja dengan tujuan mengubah perilaku atau meningkatkan kemampuan keterampilan. Pengembangan sumber daya manusia yang terarah dan terencana disertai pengelolaan yang baik akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten sesuai dengan kebutuhan bidangnya masing-masing, usaha tersebut dapat diperoleh melalui pendidikan secara umum seperti pendidikan sekolah menengah kejuruan (SMK). Selain selain pendidikan umum upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia juga dapat melalui pelatihan yang diadakan sesuai dengan kebutuhannya. Bagaimana peningkatan hasil teknik merias wajah geriatric pada lulusan Tata Kecantikan Rambut di SMK Negeri 1 Batu setelah, menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini. Tujuan penelitian ini yaitu Untuk mengetahui peningkatan hasil teknik merias wajah geriatric pada lulusan Tata Kecantikan Rambut di SMK Negeri 1 Batu setelah Sumber daya manusia (human resources) dalam arti di lingkungan suatu unit kerja seperti depertemen atau lembaga lembaga yang lain, maka sumber daya manusia yang dimaksud adalah tenaga kerja, pegawai atau karyawan (employee) (Soekidjo,2009:7). Kualitas sumber daya manusia atau tenaga kerja sangat penting perannya dalam mencapai tujuannya masing-masing, untuk mencapai tujuannya maka direncanakan kegiatan atau program program, dan selanjutnya untuk pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan-kegiatan tersebut diperlukan tenaga yang professional dan sarana yang dapat menunjang untuk mencapai tujuannya. Pengembangan Sumber Daya Manusia adalah suatu proses peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan kapasitas dari semua penduduk suatu masyarakat (Soekidjo,2009:2). Sementara itu Mc Lagan dalam (Irianto,2003:73) menjelaskan pengembangan sumber daya manusia sebagai penggunaan pelatihan dan pengembangan yang disatukan, pengembangan organisasi dan karier untuk memperbaiki keefektifan individu, kelompok dan organisasi. Pengembangan Sumber Daya Manusia di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan sumber daya manusia adalah suatu kegiatan yang dapat meningkatkan keterampilan serta pengetahuan sesuai dengan kebutuhannya. Pelatihan menurut Strauss dan Syales di dalam Notoatmodjo (2009) berarti mengubah pola perilaku, karena bagian pelatihan maka akhirnya akan menimbulkan perubahan perilaku. Sehingga pelatihan adalah bagian dari pendidikan yang menyangkut proses belajar, berguna untuk memperoleh dan meningkatkan diluar system pendidikan yang berlaku, dalam waktu relative singkat dan metodenya mengutamakan praktek dari pada teori. Menurut Soekidjo (20:2009) tahapan tahapan pelatihan, antara lain 1) Analisis kebutuhan pelatihan, 2) Menetapkan tujuan pelatihan, 3) Persiapan pelaksanaan pelatihan, 4) Pengembangan kurikulum, 5) Pelaksanaan pelatihan, 6) Evaluasi pelatihan. Wanita golongan usia lanjut yaitu mereka yang berusia kurang lebih empat puluh tahun ke atas, meskipun proses penuaan sesungguhnya sudah mulai tampak pada usia dua puluh lima tahun, selain itu juga dapat di sebabkan oleh faktor cuaca atau kebiasan suka mengkerutkan wajah yang dapat mempengaruhi kekencangan kulit. Rias geriatric adalah rias wajah yang diperuntukkan bagi para wanita yang berusia lanjut. Kulit tua yang kering dan keriput, struktur wajah dan bagianbagian wajah yang sudah menurut (Prihatina, 2002:8). Sedangkan menurut (Kusantati, 2002:484) Merias wajah dengan warna yang tepat selain mempercantik wajah juga akan menciptakan hasil riasan yang selaras dengan kepribadian, kesalahan dalam memilih warna, selain tidak sesuai dengan kepribadian juga kurang tepat dalam kesempatan yang digunakan. Contohnya, riasan yang terlalu tebal, pengaplikasian warna yang tidak sesuai, dan koreksi yang kurang tepat akan mempengaruhi hasil riasan. Merias wajah memilih warna alas bedak maupun warna-warna aye shadow, blush on ataupun lipstick harus disesuaikan dengan warna kulit. Tujuan rias wajah geriatric atau usia lanjut adalah untuk menutupi kulit wajah yang menua dan bermasalah, serta dapat memberi kesan lebih segar dan lebih muda dari usia yang sebenarnya (Prihatina, 2002:14). Sekolah menengah kejuruan (SMK) sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan Pasal 15 UU SISDIKNAS, merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Tujuan umum meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Tuhan Yang Maha Esa; potensi peserta didik agar menjadi warga negara yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab;potensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan, memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia;potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap lingkungan hidup, dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif dan efisien. 27

Tujuan khusus menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri,mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkatmenengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya. METODE Jenis penelitian ini merupakan penelitian pre eksperimen yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi peneliti dapat diperoleh dengan eksperimen sebenarnya. Desain penelitian One Group Pre Test Post Test Design yang tujuannya adalah untuk mengetahui dari hasil perlakuan yang telah diberikan. Pengembangannya dengan cara melakukan satu kali pengukuran di depan (pre test ) sebelum adanya perlakuan (treatment) dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi (post test). Desain penelitian ini digambarkan, sebagai berikut : O 1 X O 2 Sumber (Suharsimi,2006) Keterangan : Pada desain ini tidak ada grup control 1. O 1 adalah pre test, untuk mengukur mean prestasi belajar sebelum dilakukan perlakuan. 2. X adalah perlakuan, siswa diberikan pelatihan rias wajah geriatric. 3. O 2 adalah post test, untuk mengukur mean prestasi belajar sesudah dilakukan perlakuan. Subyek penelitian adalah lulusan Tata Kecantikan Rambut SMK Negeri 1 Batu Malang tahun 2013 dan berjumlah 10 peserta. Observasi pelatihan merias wajah geriatric bagi alumni siswa Tata Kecantikan Rambut, dilakukan oleh dua observer yang mengobservasi hasil merias wajah geriatric peserta pelatihan setelah Prosedur penelitian 1) Analisis kebutuhan pelatihan, 2) Menetapkan tujuan pelatihan, 3) Persiapan pelaksanaan pelatihan, 4) Pengembangan kurikulum, 5) Pelaksanaan pelatihan, 6) Evaluasi pelatihan. Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian yang digunakan adalah metode test digunakan untuk menilai kemampuan peserta. Pengembangannya dengan cara melakukan satu kali pengukuran didepan (pretest) sebelum adanya perlakuan (treatment) dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi (posttest) setelah mendapatkan perlakuan (treatment). Pelatihan ini diamati oleh dua observer guru tata kecantikan kulit yang menilai hasil praktek peserta. Instrument penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam pengumpulan data agar pekerjaan dalam mengelola data lebih mudah dan hasilnya lebih lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah untuk diolah (Arikunto, 2006:160). Lembar penilaian Pre Test dan Post Test a. Pre Test atau pengukuran awal yaitu memberikan tes melakukan praktek merias wajah geriatric untuk mengetahui kemapuan peserta pelatihan bagaimana cara merias wajah geriatric sebelum adanya perlakuan. Hasil dari pre test peserta dapat dilihat bagaimana kemampuan peserta ketika akan melakukan rias wajah pada usia lanjut, serta sebagai perbandingan pengetahuan peserta dalam melakukan teknik merias wajah usia lanjut. b. Post Test yaitu memberikan tes kognitif untuk mengetahui kemapuan peserta pelatihan bagaimana cara merias wajah geriatric setelah menerima adanya perlakuan. Hasil dari post test peserta dapat dilihat bagaimana perbandingan kreatifitas peserta sebelum dan sesudah HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang diperoleh selama melakukan penelitian kemudian dianalisis sesuai analisis data yang sebelumnya telah disusun. Uraian hasil perolehan data tersebut adalah sebagai berikut: Hasil Aktivitas Peserta Penelitian ini bertujuan memberikan pelatihan. Hasil penelitian dan pembahasan yang dihasilkan dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dengan memberikan pelatihan rias wajah geriatric pada lulusan Tata Kecantikan Rambut tahun 2013 SMK Negeri 1 Batu sebanyak 10 orang. Berikut adalah diagram hasil nilai pretest dan posttest peserta saat melakukan praktek rias wajah geriatric. Diagram 1 Nilai pretest dan posttest rias wajah geriatric Diagram diatas batang warna merah menunjukkan nilai pretest dan batang warna biru menunjukkan hasil posttest setiap masing-masing peserta. Terlihat dari diagram tersebut adanya perbedaan saat pretest pada batang merah yang masih menurun dan naik pada saat posttest atau pada batang warna biru. 28

Pelaksanaan pelatihan rias wajah geriatric telah dilakukan dengan memberikan pretest terlebih dahulu, yang bertujuan untuk mengetahui kekurangan dan hasil praktek peserta sebelum diberikan pelatihan, hasil nilai praktek saat pretest didapat dengan nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 65 yang menghasilkan rata-rata 49. Tahap berikutnya peserta diberikan pelatihan dengan memberikan handout dan penjelasan, serta mengoreksi dari hasil make up sebelumnya dengan tujuan untuk mengetahui aspek-aspek yang dikoreksi untuk rias wajah geriatric. Setelah melihat hasil pretes rata-rata semua peserta melakukan rias wajah geriatric dengan cara atau teknik yang sama seperti rias panggung, dengan memberikan eye shadow warna-warna gelap yang memberikan kesan tajam pada mata serta pemasangan scote tape yang masih mendatar sehingga tidak berpengaruh dalam mengkoreksi kondisi kelopak mata. Pengaplikasian foundation saat pretest untuk kehalusan masih kurang dalam mengisi kerutan-kerutan pada wajah serta warna yang digunakan untuk mengkoreksi terlalu kontras sehingga foundation kurang terlihat natural. Selanjutnya untuk koreksi bentuk alis para peserta masih terbiasa dengan kondisi kulit yang masih muda sehingga hasil koreksi belum bisa maksimal, sedangkan koreksi pada bibir kekurangannya terletak pada pemilihan warna lipstick dan garis bibir yang masih terlihat. Tahap selanjutnya masuk pada penjelasan materi tentang rias wajah geriatric peserta di bagikan handout sebagai panduan, pada tahap ini peserta menyimak yang sedang di jelaskan oleh pelatih dengan membawa panduan handout sebagai bahan materi. Setelah materi terselesaikan semua maka pelatih melakukan demo rias wajah geriatric dengan menjelaskan aspek-aspek apa saja yang perlu dikoreksi serta menjelaskan perbedaan dari hasil pretest peserta dengan yang telah didemonstrasikan, sehingga peserta mengetahui teknik merias wajah geriatric. Selanjutnya para peserta melakukan praktek rias wajah geriatric dengan dipandu pelatih. Setelah diberikan perlakuan atau pelatihan untuk melihat adanya peningkatan kreativitas peserta dalam rias wajah geriatric maka diperlukan posttest atau pengukuran setelah diberikan perlakuan yang bertujuan untuk mengetahui hasil praktek peserta setelah mendapatkan perlakuan. Pada tahap ini peserta melakukan praktek rias wajah geriatric tanpa adanya bimbingan dari pelatih, setelah praktek selesai dilakukannya penilaian dan evaluasi dari hasil praktek yang telah dilakukan. Nilai tiap peserta yang didapat pada saat posttest nilai terendah 75 dan nilai tertinggi 95 yang menghasilkan rata-rata 88. Hasil praktek peserta sudah ada peningkatan terlihat dari pengaplikasian foundation sudah terlihat halus dan pemulihan warna foundation untuk mengkoreksi wajah sudah terlihat natural, selanjutnya pada pemasangan scote tape dan pemilihan warna sudah dapat terlihat hasil koreksinya dengan pemilihan warna natural yang sesuai untuk usia tua serta kelopak mata yang sudah terbentuk sehingga ujung mata terlihat naik. Bentuk alis peserta sudah dapat mengkoreksi sehingga terlihat natural, dengan bentuk alis di mulai dari pangkal lalu memuncak pda bagian tengah alis dan meruncing pada bagian ujung. Sedangkan pada koreksi bibir peserta sudah terlihat lebih baik dengan garis bibir sudah terlihat samar yang telah ditutupi dengan foundatiaon, sehingga saat membentuk bibir tidak terlihat adanya dua garis bibir. Praktek dan nilai pretest yang menunjukkan ratarata setiap peserta 49 dan rata-rata pada saat posttest setiap peserta 88 yang masuk pada kriteria sangat baik, ini sudah menunjukkan adanya peningkatan pada hasil tes yang telah diberikan dengan aspek-aspek penilaian yang sama. Hasil nilai probabilitas dari Uji T yang < 0,05 yaitu 0,00 maka Ho ditolak dan Ha diterima, dengan hasil akhir bahwa adanya peningkatan kreativitas peserta dalam merias geriatric setelah mengikuti pelatihan. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, pengembangan kreativitas merias wajah geriatric melalui pengembangan sumber daya manusia (pelatihan) pada lulusan tata kecantikan rambut SMK negeri 1 Batu dapat disimpulkan sebagai berikut : Keterampilan peserta dalam merias wajah geriatric sudah ada peningkatan, terlihat dari hasil praktek peserta sudah ada peningkatan. Terlihat dari aspekaspek yang diamati antara lain pengaplikasian foundation sudah terlihat halus dan pemulihan warna foundation untuk mengkoreksi wajah sudah terlihat natural, aspek selanjutnya pada pemasangan scote tape dan pemilihan warna sudah dapat terlihat hasil koreksinya dengan pemilihan warna natural yang sesuai untuk usia tua serta kelopak mata yang sudah terbentuk sehingga ujung mata terlihat naik. Bentuk alis peserta sudah dapat mengkoreksi sehingga terlihat natural, dengan bentuk alis di mulai dari pangkal lalu memuncak pda bagian tengah alis dan meruncing pada bagian ujung. Sedangkan pada koreksi bibir peserta sudah terlihat lebih baik dengan garis bibir sudah terlihat samar yang telah ditutupi dengan foundatiaon, sehingga saat membentuk bibir tidak terlihat adanya dua garis bibir. Hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya peningkatan kreativitas peserta dalam merias geriatric setelah mengikuti pelatihan. Saran 1. Adanya progam pengembangan lain yang dapat meningkatkan kreativitas lulusan yang dapat menunjang dalam dunia kerja. 2. Adanya penambahkan rias wajah geriatric pada kompetensi muatan lokal pada jurusan tata kecantikan Rambut. 3. Pengelolaan pelatihan selanjutnya lebih dioptimalkan supaya pada proses pelatihan peserta dapat memperhatikan penjelasan materi dan demonstrasi dengan baik sehingga peserta pelatihan tidak merasa bosan. 29

DAFTAR PUSTAKA Andianto, 2005. Mata. Jakarta : Gramedia. Arikunto, Suharsimi,(1999), Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis, Bina Aksara, Jakarta Djojonegoro, Wardiman,(1999), Pengembangan Sumber Daya manusia Melalui Sekolah Menengah Kejuruan, Balai Pustaka, Jakarta Gusnaldi. 2008. Instan Make-up. Jakarta : Gramedia. Han, Chenny. 2008. Make-up Mata : Sesuai Aura dan Feng Shui. Jakarta : Gramedia Pustaka Utara. Irianto, Jusuf. 2003. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Surabaya: Airlangga University Press Joesoef, Soelaiman. 1979. Pendidikan Luar Sekolah. Surabaya: C.V. Usaha Nasiaonal Kusantati, Herni. Dkk. 2008. Tata Kecantikan Kulit untuk SMK jilid 3. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2009. Managemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Marzuki, Saleh. 2010. Pendidikan Non Formal. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kharisma Putra Utama Notoatmodjo, Soekidjo. 2009. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta Prihantina, Ida.2007. Rias Wajah Usia lanjut. Jakarta : PPPG Kejuruan Tilaar, Martha. 2009. Basic Personal Make-up Jakarta : Gramedia. Tilaar, Martha. 1995. Tata Rias Wajah. Jakarta : Gramedia. Tilaar, Martha.2007. Maximize Your Beauty. Jakarta : Gramedia 30