BAB I PENDAHULUAN. Statistik Republik Indonesia (2013), menyatakan tingkat pengangguran

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia TOHAR MUCHLASIN

S K R I P S I Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi. Oleh : MEGA ANDRIATI A

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran sentral dalam kehidupan manusia. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas ini diupayakan melalui sektor pendidikan baik pendidikan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan sikapnya (afektif) serta keterampilannya (psikomotorik). pendidikan nasional yang diatur dalam Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya.

BAB I PENDAHULUAN. menghindari dari kecenderungan perubahan yang bersifat global tersebut, dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ahlinya. 1 Secara umum para lulusan dari sekolah/madrasah dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan ketrampilan dalam mengatasi masalah-masalah yang

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

REFLEKSI PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI MAN 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : ZAINIMUBARAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan di Indonesia. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah di Bengkel Otomotif Roda 4

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. umumnya dan anak pada khususnya. Sebenarnya pendidikan telah dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan, baik dari kalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. formal. Pendidikan formal di masyarakat lebih dikenal sebagai sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

I. PENDAHULUAN. dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau. antisipasi kepentingan masa depan (Trianto, 2009:1).

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dibandingkan. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ini, banyak usaha atau bahkan industri yang menolak para pelamar kerja karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan, ilmu pengetahuan dan teknologi pun berdampak pada pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan negara. Di negara-negara maju, pendidikan sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. siswa agar memiliki kesiapan untuk memasuki dunia kerja. Para siswa SMK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Penerapan Contextual Teaching and Learning terhadap pembelajaran praktek konstruksi kayu bagi guru SMK di Surakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mega Wulandari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia dipandang sebagai faktor kunci dalam era

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, bab IV ayat 5 yang menyebutkan : Setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (Hamalik, 2011: 18).

BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan salah satu unsur pendidikan yang menjadi kunci dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tinggi memberikan kontribusi dalam menyiapkan sumber

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan komponen utama dalam kesuksesan pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi cita-cita manusia semakin menuntut kepada peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

menyumbang calon tenaga kerja terdidik. Fenomena yang terjadi di masyarakat sekarang banyak pengangguran yang berasal dari orang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. untuk berubah dari model pendidikan yang tradisional menjadi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lutma Ranta Allolinggi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara siswa dan guru dalam konteks persekolahan (Abdul Majid,

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengembangkan diri berdasarkan potensi yang dimiliki. Penigkatan

BAB I PENDAHULUAN. didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diteliti, sedangkan The Political and Economics Risk Consultancy (PERC)

BAB I PENDAHULUAN. bebas ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) Tantangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dera Fitria, 2014 Studi Relevansi Antara Program Studi Ketenagalistrikan Dengan Dunia Kerja

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dibidang pendidikan merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dilalui setiap individu dalam setiap jenjang pendidikan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketenagakerjaan merupakan masalah yang selalu menjadi perhatian utama

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan yang harus dihadapi. Melalui pendidikanlah seseorang dapat memperoleh

2015 UPAYA GURU D ALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN VOKASIONAL BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN BERDASARKAN STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Mulyasa (2010) bahwa, pembangunan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia mempunyai potensi yang dapat dibina dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di SMK masih sangat konvensional, bahkan ada yang membiarkan para

PEMBELAJARAN TERPADU UNTUK MENGEMBANGKAN KECAKAPAN HIDUP DI ERA GLOBALISASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hashifah Inaroh Luthfiah Achmadi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. informasi dari satu tempat ke seluruh penjuru dunia terjadi dengan sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah pengangguran di Indonesia masih cukup tinggi. Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (2013), menyatakan tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus 2013 mencapai 6,25 persen sejumlah 118,2 juta orang. Tingkat pengangguran terbuka tersebut mengalami peningkatan dibanding TPT Februari 2013 sebesar 5,92 persen dan TPT Agustus 2012 sebesar 6,14 persen. Angka pengangguran di Indonesia sejumlah 118,2 juta orang bukanlah angka yang sedikit. Departemen Perencanaan Pembangunan Nasional juga mencatat jumlah pengangguran tersebut didominasi oleh lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat sebesar (RRI, 2013). Data tersebut menunjukkan ironisnya bangsa ini yang memiliki sumber daya alam melimpah, tetapi masih banyak pengangguran dimana-mana. Realitas faktual di atas menunjukkan bahwa sumber daya manusia Indonesia masih sangat lemah untuk mendukung perkembangan jaman. Pakar futuristik sebagaimana dikutip Asmani (2009: 83), menyatakan bahwa pada abad ke-21, hampir 90% manusia menjadi pekerja/manager mandiri. Banyak pekerjaan yang diambil alih teknologi. Perkembangan jaman tersebut mengharuskan Indonesia menyiapkan sumber daya manusia sebaik mungkin. Tugas utama pendidikan adalah menyiapkan sumber daya manusia yang mampu mengembangkan kemampuan dan potensinya untuk menghadapi 1

2 kontradiksi jaman yang selalu berubah (Asmani, 2009: 22). Bangsa yang maju selalu diawali dengan kesuksesannya di bidang pendidikan yang mampu mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. Mereka akan menjadi motor kemajuan dan kemakmuran bangsa. Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik sehingga mampu menghadapi dan memecahkan problem kehidupan yang dihadapinya. Seharusnya, pendidikan mampu mengemban tanggung jawab untuk menyiapkan peserta didiknya menghadapi tantangan kehidupan nyata, tetapi pendidikan kurang masif mewujudkannya. Menurut Broad Based Education (BBE) (2002:2), pembelajaran di sekolah cenderung sangat teoritik dan tidak terkait dengan lingkungan dimana anak berada. Akibatnya, peserta didik tidak mampu menerapkan apa yang telah dipelajari di sekolah untuk memecahkan masalah kehidupan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran tidak mampu mengarahkan anak untuk menerapkan ilmunya dalam kehidupan nyata, sehingga antara pengetahuan dengan pengalaman tidak saling berhubungan. Konteks tersebut mempertegas bahwa pendidikan di Indonesia hanya mengedepankan akademik, tetapi belum dihubungkan dengan kehidupan yang sesungguhnya. Pendidikan kecakapan hidup akan memberikan harapan besar bagi negeri ini. Asmani (2009: 82) menyatakan pendidikan tersebut akan membawa bangsa ini menuju bangsa yang terampil, cerdas, dan aktif belajar, bekerja, serta berkarya. Penerapaan pendidikan tersebut mampu membawa sumber daya manusia Indonesia lebih berkualitas.

3 Pemerintah akhirnya juga memahami kondisi tersebut. Pendidikan kecakapan hidup pun dikembangkan di seluruh satuan, jenis, dan jenjang pendidikan. Pemerintah telah mengeluarkan PP nomor 19 tahun 2005 pasal 13 ayat (1) yang menyatakan bahwa kurikulum untuk SMP/MTs/SMPLB atau bentuk lain yang sederajat, SMA/MA/SMALB atau bentuk lain yang sederajat, SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup. Ayat (2) menyatakan bahwa pendidikan kecakapan hidup sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) mencakup kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan vokasional. Sementara dalam panduan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP, kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, SMK/SMAK harus memasukkan pendidikan kecakapan hidup. Atas dasar itu, baik sekolah formal maupun non-formal memiliki kepentingan untuk mengembangkan pembelajaran berorientasi pada kecakapan hidup (Balitbang Depdiknas, 2006). Sesempurna apapun konsep pendidikan tidak akan berhasil, ketika pembelajarannya tidak sempurna. Pembelajaran memiliki peran yang sangat penting dalam pencapaian tujuan pendidikan. Rusman (2011:1) menyatakan bahwa pembelajaran adalah suatu sistem, yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

4 Pembelajaran kecakapan hidup harus dikembangkan saat ini. Menurut Anwar (2004:7) pembelajaran kecakapan hidup dilatarbelakangi tiga demensi yang rasionalisasi cukup kuat. Pertama, skala makro adalah upaya pemberian keterampilan kompleks bagi sumber daya manusia Indonesia untuk memasuki persaingan global. Kedua, skala menengah adalah upaya pemberian keterampilan bagi putra-putri daerah untuk membangun daerah sesuai dengan tuntutan ekonomi. Ketiga, skala mikro yang berjangka panjang adalah upaya mengatasi persoalan kehidupan sehari-hari masyarakat. Hal ini menegaskan pembelajaran harus memberikan peserta didik bekal keterampilan atau keahlian, kemampuan untuk mandiri, serta kemampuan mengurusi dirinya sendiri demi menghadapi tantangan jaman yang selalu berkembang. Pengetahuan dan pengalaman memiliki hubungan erat. Pengetahuan berfungsi menjelaskan fenomena kehidupan sehingga menjadi mudah dipahami dan dipecahkan oleh peserta didik. Hubungan antara kehidupan nyata, kecakapan hidup, dan mata pelajaran (Khasanah, 2006: 40). Salah satunya adalah mata pelajaran bahasa Indonesia. Walaupun banyak peserta didik yang menganggap remeh mata pelajaran bahasa Indonesia, tetapi sesungguhnya pelajaran bahasa Indonesia sangat banyak sekali manfaatnya. Berdasarkan latar belakang tersebut, pengintegrasian pendidikan kecakapan hidup menjadi penting dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Pengintegrasian pendidikan kecakapan hidup dalam pembelajaran bahasa Indonesia ini akan mewujudkan peserta didik memiliki kecakapan sosial dan kecakapan akademik yang cakap dan kuat untuk menjawab tantangan

5 kehidupan nyata. Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengintegrasian Pendidikan Kecakapan Hidup dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di MAN 2 Surakarta Kelas XI Tahun 2013/2014. B. Perumusan Masalah Ada dua masalah yang perlu dicari jawabannya dalam penelitian ini. 1. Bagaimanakah bentuk pengintegrasian pendidikan kecakapan hidup dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran bahasa Indonesia di MAN 2 Surakarta kelas XI tahun pelajaran 2013/2014? 2. Bagaimana kendala yang dihadapi terwujudnya pengintegrasian pendididkan kecakapan hidup dalam pembelajaran bahasa Indonesia di MAN 2 Surakarta kelas XI tahun pelajaran 2013/2014? C. Tujuan Penelitian Sebagaimana rumusan masalah di atas, penelitian ini memiliki dua masalah yang perlu dikaji. 1. Mendeskripsikan bentuk pengintegrsian pendidikan kecakapan hidup dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran bahasa Indonesia di MAN 2 Surakarta kelas XI tahun pelajaran 2013/2014. 2. Mengidentifikasi dan memaparkan kendala yang menghalangi terwujudnya pengintegrasian pendidikan kecakapan hidup dalam pembelajaran bahasa Indonesia di MAN 2 Surakarta kelas XI tahun pelajaran 2013/2014.

6 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat baik secara praktis maupun secara teoritis. 1. Manfaat Praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi kepada kalangan di bidang pendidikan, khususnya guru bahasa Indonesia mengenai pengintegrasian pendidikan kecakapan hidup dalam pembelajaran. b. Penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan mengenai pentingnya pendidikan kecakapan hidup di sekolah sebagai alternatif jawaban terhadap tantangan global dunia pendidikan saat ini. c. Penelitian ini juga diharapkan memberikan pemahaman tentang model pembelajaran dan penilaian yang membantu mewujudkan pendidikan kecakapan hidup. 2. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya di dunia penelitian dan pendidikan tentang pendidikan kecakapan hidup dan pembelajaran bahasa Indonesia.