BAB I PENDAHULUAN. tersebut mempunyai rasa percaya diri yang memadai. Rasa percaya diri (Self

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2015 PERBAND INGAN PERILAKU SOSIAL ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER CABANG OLAHRAGA IND IVIDU D AN BEREGU D I SMA PASUND AN 2 BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.

BAB 1 PENDAHULUAN. Asep Saputra, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

2016 MOTIVASI KETERLIBATAN SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani ditandai dengan proses mempelajari gerak

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlombakan yaitu kiyouruki (fighting) dan poomsae (gerakan. maka peserta ujian tersebut dapat dinyatakan lulus.

I. PENDAHULUAN. Budaya kekerasan dan kemerosotan akhlak yang menimpa anak-anak usia

PELUANG BISNIS BIMBINGAN EKSTRA KURIKULER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan bagi siswa di

BAB I PENDAHULUAN. rasa kebanggaan terhadap negara melalui capaian prestasi olahraga itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu. mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. sasaran, sehingga untuk bisa bermain sepakbola diperlukan teknik-teknik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Selain mendididik siswa untuk. pemahaman, daya pikir, keterampilan dan kemampuan-kemampuan lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era

I. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana yang sangat penting bagi

Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm Jamal Ma ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan ilmu beladiri warisan budaya nenek moyang

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan nasional, yang sesuai dengan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. olahraga sepakbola ini adalah olahraga yang penuh teka-teki, misalnya dari

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAYU ASMARA YUDHA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan olahraga walaupun menguras energi namun disisi lain memiliki manfaat. berbagai aspek baik kesehatan mental maupun fisik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan prestasi olahraga agar regenerasi prestasi terus tercipta dan. berlangsung pada kegiatan di Sekolah terbina dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah masih kurang memenuhi kebutuhan untuk mengembangkan bakat

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KEIKUTSERTAAN DALAM EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya. Berkaitan dengan Pendidikan, Musaheri (2007 : 48) mengungkapkan,

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan UUD 1945 alenia IV, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pendidikan manusia bisa menyikapi keadaan perkembangan zaman

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Siswa SMP merupakan potensi sumber daya manusia yang perlu dibina dan. pertumbuhan dan perkembangan remaja.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berlian Ferdiansyah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam abad informasi telah membawa pengaruh yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beberapa tahun terakhir, beberapa sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta mulai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap siswa tentu mempunyai kebutuhan untuk berprestasi yang berbedabeda.

BAB I PENDAHULUAN. Dikutip dari Djamarah dan Zain (1996, hlm. 7) bahwa guru dituntut untuk memiliki kemampuan tentang penggunaan berbagai metode atau

BAB I PENDAHULUAN. olahraga permainan dan banyak dikenal oleh semua orang. Salah satu sekolah

BAB I PENDAHULUAN. berubah mengikuti perkembangan jaman. Naluri manusia yang selalu ingin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

ANGKET PENELITIAN. Menengah Atas Negeri Se-Kabupten Purworejo. 1. Berilah tanda ( ) pada jawaban yang anda pilih

I. PENDAHULUAN. oleh pihak yang mengelola pelaksanaan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. lawan dan berusaha memasukan bola ke dalam jaring atau gawang lawan.

BAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh terhadap berbagai aspek. Salah satunya terhadap kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pembuktian bahwa pada jaman itu Taekwondo berafialiasi ke ITF (International

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 HUBUNGAN TINGKAT PEND IDIKAN PELATIH D ENGAN PERFORMA ATLET SEKOLAH SEPAK BOLA D I KOTA BAND UNG

BAB I PEDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pencak silat dalam perkembangannya saat ini sudah banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pandu Fauzi Fahmi, 2014 Profil Kualitas Interaksi Sosial Atlet Cabang Olahraga Beladiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. juta permainan sepakbola dimainkan setiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari masyarakat yang sedang aktif dalam melakukan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Singgih Pratomo, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Della Alvialli Suwanto, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola pelajaran itu sendiri. Hal tersebut bisa dipahami karena

PENERAPAN TEKNIK OLAH TUBUH UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS GERAK DALAM PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER TARI DI SMP KARTIKA XIX-2 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan dan pengembangan pendidikan jasmani. merupakan bagian upaya peningkatan kualitas manusia yang ada di indonesia.

peraturan yang guru berikan. Guru juga dapat memberikan penjelasan kepada siswa hubungan antara sikap disiplin belajar dengan prestasi sehingga hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

PROGRAM KERJA KOORDINATOR EKSTRAKURIKULER SMP ITUS JALAKSANA TAHUN AJARAN 2015/2016 SMP ITUS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam salah satu cabang olahraga, ada permainan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Masalah

2015 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER BULUTANGKIS DAN KARATE DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

I. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan politik masih menjadi masalah yang sangat kompleks. Fenomena ini

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI BANTUAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sendy Mohamad Anugrah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik, melalui cabang-cabang olahraga ataupun olahraga tradisional, yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

2015 PENGARUH TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN MENGEKSEKUSI PENALTI DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rasa percaya diri diperlukan dalam hidup seseorang guna mencapai tujuan dalam kehidupannya. Tujuan tersebut akan dapat diraih manakala orang tersebut mempunyai rasa percaya diri yang memadai. Rasa percaya diri (Self confidence) sangat penting dimiliki oleh seseorang, tidak terkecuali anak kecil. Self confidence yang baik adalah yang telah terbentuk sedari kecil dibantu dengan bimbingan orang tua dan lingkungan sekitarnya. Menurut Hornby dalam Husdarta (2010:92) Secara sederhana self confidence atau percaya diri berarti rasa percaya terhadap kemampuan atau kesanggupan diri untuk mencapai prestasi tertentu. Self confidence sangat berperan penting dalam proses pertumbuhan kepribadian anak. Jika kita amati, tingkat self confidence anak zaman sekarang dengan zaman dulu sangat jauh berbeda. Sekarang ini anak-anak cenderung lebih bersifat kurang mandiri, penakut, cengeng, dan manja. Hal tersebut bukan hanya karena kurangnya self confidence dalam diri anak-anak tersebut, akan tetapi cara orang tua membina dan menanamkan self confidence pada anak-anaknya yang kurang tepat. Orang tua lebih suka memanjakan anak dan menuruti semua keinginan anaknya dengan berbagai alasan. Sehingga secara tidak disadari itu semua mempengaruhi rasa percaya dirinya saat berada di lingkungan masyarakat

2 luas. Oleh karena itu self confidence harus ditanamkan dalam diri anak sedari kecil. Dengan self confidence anak akan mampu mengenal dan memahami diri sendiri. Sementara itu, kurangnya percaya diri akan menghambat pengembangan potensi diri. Jadi orang yang kurang percaya diri akan menjadi seseorang yang pesimis dalam menghadapi tantangan, takut dan ragu-ragu untuk menyampaikan gagasan, serta bimbang dalam menentukan pilihan dan sering membandingbandingkan dirinya dengan orang lain. Self confidence pada usia dini, akan berdampak langsung pada pertumbuhannya. Hal tersebut merupakan bentuk dasar dari bagaimana seorang anak mengenal akan dirinya dan nilai atau hal penting akan dirinya. Karena pada usia remaja, seorang anak mulai mendapatkan rasa sebagai individu, maka periode anak usia dini adalah masa untuk mendukung pengembangan percaya diri yang sehat. Anak-anak kecil biasanya menikmati kegiatan seni dan mendapatkan kepuasan dari partisipasnyai dalam berbagai hal. Hal tersebut merupakan bentuk dasar dari bagaimana seorang anak mengenal akan dirinya dan nilai atau hal penting akan dirinya. Karena pada usia remaja, seorang anak mulai mendapatkan rasa sebagai individu, maka periode anak usia dini adalah masa untuk mendukung pengembangan percaya diri yang sehat. Membuat sesuatu atas diri mereka sendiri dan merasa bangga akan penciptaannya, dapat mendukung pembentukan rasa percaya diri yang baik. Anak-anak juga belajar mengenai pujian atau kritik oleh guru, orang tua dan anak-anak lain mengenai karya yang telah dibuatnya. Anak-

3 anak adalah masa dimana dia sedang aktif bergerak dan meniru dan mengerjakan apa yang dia senangi. Self confidence anak akan tumbuh manakala anak mendapatkan kasih sayang yang tak terbatas dari orang tuannya, mendapatkan perhatian atas apa yang dia lakukan, mendapat dorongan untuk mencoba sesuatu yang baru, bersikap empati, dan tidak membanding-bandingkan anak dengan anak lain. Secara umum karakteristik anak sekolah dasar merasa senang jika diperhatikan, salah satu caranya adalah dengan cara banyak menampilkan anak di depan umum, atau memasukan anak ke dalam komunitas dimana komunitas itu bisa menjadi wadah anak untuk menggali potensi yang ada dalam dirinya. Karakteristik anak pada tingkat sekolah dasar kelas lima dan kelas enam terdapat minat mata pelajaran atau kegiatan tertentu. Maka dari itu alangkah baiknya jika hal tersebut disalurkan sesuai dengan apa yang dia minati. Contoh di sekolah, anak bisa disalurkan pada ekstrakurukuler olahraga yang ada. Olahraga adalah salah satu kegiatan yang digemari anak-anak. Dalam karakteristik umum anak disebutkan terdapat hubungan positif antara kondisi keadaan jasmani dengan kemampuan belajar atau prestasi sekolah. Selain itu olahraga bisa membantu meningkatkan self confidence anak, apalagi jika mereka menghasilkan sebuah prestasi. Aktivitas fisik ini akan menumbuhkan citra diri yang sehat dan penilaian positif terhadap diri sendiri. Olahraga bisa menjadi sebuah jaringan sosial instan bagi anak-anak. Bagi anak-anak yang cenderung tertutup dan minder, olahraga bisa jadi cara yang baik untuk meningkatkan self confidence dan pergaulan mereka. Olahraga beladiri pencak silat dan olahraga

4 permainan futsal merupakan salah satu olahraga yang bisa membantu meningkatkan self confidence anak. Dalam olahraga pencak silat terdapat banyak unsur yang diterapkan pada aspek psikomotor, aspek kognitif, dan aspek mental. Pencak silat merupakan olahraga yang menitik beratkan pada aspek mental. Membentuk kepribadian anak yang kuat dan percaya diri. Pencak Silat sebagai seni bela diri yang berasal dari Indonesia. Dimana di dalamnya mengandung banyak unsur pendidikan yang sangat kental. Unsurunsur pendidikan yang terkandung dalam pencak silat akan membentuk jati diri bangsa Indonesia yang sempurna. Jati diri Indonesia yang kuat, disiplin dan percaya diri. Oleh karena itu sangat penting untuk dipelajari oleh semua kalangan termasuk anak-anak, agar terbentuk self confidence dalam dirinya. Di kota Bandung hampir seluruh sekolah dasar saat ini terdapat ekstrakurikuler pencak silat yang dimaksudkan untuk mengembangkan potensi anak yang kemudian dilatih dan dibina mental dan fisiknya sejak usia dini. Pencak silat memiliki manfaat yang berharga dalam periode kehidupan anak usia dini termasuk meningkatkan self confidence. Pencak silat juga membantu otak anak-anak tumbuh dan berkembang, yang berimbas pada peningkatan kapasitas belajar. Tapi jika dilihat kembali kegiatan utama seorang anak adalah bermain, maka memberikan anak-anak kesempatan untuk belajar dengan konsep yang sesuai dengan usia dan tahapan perkembangannya menjadi hal yang sangat baik.

5 Dilihat dari segi budaya dan adat setempat, maka anak belajar pencak silat tidaklah terlalu menakutkan untuk pembekalan dirinya di masa depan. Yang menjadi permasalahan mungkin adalah persepsi masyarakat. Seni bela diri pencak silat sesungguhnya mengajarkan teknik bela diri yang bisa digunakan pada saat seseorang sedang terancam bahaya. Keunggulan bela diri pencak silat untuk dipelajari anak-anak antara lain untuk membiasakan dirinya dalam keadaan siap, tidak cengeng pada saat dia tidak didampingi oleh kedua orangtuanya, atau lebih jelasnya untuk melatih rasa kemandirian anak tersebut. Membuat anak disiplin yang lambat laun akan terbawa dalam kehidupan sehari-harinya. Meningkatkan rasa percaya diri anak untuk mengekspresikan dirinya dalam melakukan setiap jurus atau gerakan yang dia pelajari. Selain pencak silat, olahraga permainan juga bisa membantu meningkatkan self confidence anak. Olahraga permainan adalah olahraga yang berbentuk seperti permainan yang bisa menjadi hiburan bagi seseorang yang memainkannya, diantaranya adalah olahraga permainan futsal, sepakbola, bola voli, bola basket, dll. Olahraga permain banyak diminati oleh individu tidak terkecuali anak-anak. Seperti yang telah dibahas di atas, bahwa kegiatan utama anak-anak adalah bermain maka olahraga permainan sangat menunjang untuk menyalurkan hobi dan bakatnya. Selain menghibur olahraga permainan juga bisa menyehatkan dan meningkatkan kondisi fisik seseorang. Olahraga permainan memiliki keunggulan yang bisa membantu membentuk kepribadian seorang anak. Keunggulan tersebut antara lain melatih jiwa sportivitas, membangun kerjasama tim yang solid, disiplin yang tinggi, fisik

6 dan mental yang kuat pula, termasuk memperkuat rasa percaya dirinya. Seseorang tidak akan bisa melakukan teknik secara maksimal apabila tidak disertai rasa percaya diri yang baik. Olahraga permainan bisa menjadi wadah dimana anakanak bermain sekaligus berprestasi. Dalam proses pelatihan itu akan muncul suatu pembentukan mental dan self confidence yang ada dalam setiap anak. Salah satu hal yang dapat diterapkan dalam ektrakurikuler adalah mempersiapkan pelatihan yang memungkinkan anak mengembangkan kemampuan dan prestasinya secara optimal. Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah tersebut, kiranya penelit menganggap penting untuk mengangkat masalah ini dalam penelitian dengan harapan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pendidik, pembina ekstrakurikuler, dan orang tua bagaimana cara mengarahkan perkembangan self confidence anak sehingga dapat menjadi acuan untuk meningkatkan self confidence anak di masa yang akan adatang. Oleh karena itu penulis ingin meneliti lebih lanjut dengan judul penelitian Self Confidence Anak Usia 10-12 Tahun Pada Ekstrakurikuler Bela Diri Pencak Silat dan Olahraga Permainan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang penelitian tersebut, maka rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah gambaran self confidence anak usia 10-12 tahun yang mengikuti ekstrakurikuler beladiri pencak silat?

7 2. Bagaimanakah gambaran self confidence anak usia 10-12 tahun yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga permainan? 3. Apakah ada perbedaan self confidence antara anak yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat dengan anak yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga permainan? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan-rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui gambaran self confidence anak usia 10-12 tahun yang mengikuti ektrakurikuler pencak silat. 2. Untuk mengetahui gambaran self confidence anak usia 10-12 tahun yang mengikuti ektrakurikuler olahraga permainan. 3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan self confidence antara anak yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat dengan anak yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga permainan. D. Manfaat Penelitian Penulis berharap hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai berikut : 1. Secara teoritis dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan tambahan perbendaharaan pengetahuan umum, khususnya para pembaca dan masyarakat umum bahwa olahraga bela diri pencak silat dan olahraga permainan dapat berpengaruh pada besar kecilnya self confidence anak usia 10-12 tahun.

8 2. Secara praktis dapat dijadika acuan oleh para pembaca dan masyarakat umum untuk mengetahui pengaruh olahraga bela diri pencak silat dan olahraga permainan terhadap self confidence anak usia 10-12 tahun sehingga bisa mengarahkannya ke arah yang lebih baik. E. Pembatasan Penelitian Pembatasan penelitian sangat diperlukan dalam setiap penelitian. Agar penelitian ini lebih terarah. Mengenai pembatasan masalah dijelaskan oleh Surakmad (1998:36) sebagai berikut : Pembatasan ini diperlukan bukan saja untuk memudahkan atau menyederhanakan masalah bagi penyelidik tetapi juga untuk dapat menetapkan lebih dahulu segala sesuatu yang diperlukan untuk pemecahannya: tenaga, kecekatan, waktu, biaya, dan lain sebagainya yang timbul dari rencana tersebut. Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut : 1. Masalah penelitian terbatas hanya pada pengaruh ekstrakurikuler pencak silat dan olahraga permainan terhadap self confidence anak usia 10-12 tahun di SD Lab.school UPI Bandung. 2. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti eksrtakurikuler pencak silat dan olahraga permainan futsal di SD Lab.School UPI Bandung. 3. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa usia 10-12 tahun yang mengikuti eksrtakurikuler pencak silat dan olahraga permainan futsal di SD Lab.School UPI Bandung.

9 4. Pengumpulan data dengan menggunakan angket. 5. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. F. Definisi Operasional Penafsiran terhadap suatu istilah cenderung berbeda, sehingga dalam hal ini diperlukan batasan istilah untuk menyeragamkan pengertian dari suatu istilah. Adapun batasan istilah dalam penelitian ini meliputi : 1. Self Confidence atau Kepercayaan Diri, adalah rasa percaya terhadap kemampuan atau kesanggupan diri untuk mencapai prestasi tertentu (Hornby,1987 ; dalam Husdarta, M.Pd., 2010:92). 2. Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang berada di luar program yang tertulis di dalam kurikulum (ekstrakurikuler yang dimaksud dalam skripsi ini adalah bela diri pencak silat dengan olahraga permainan futsal). 3. Anak usia dini dalam skripsi ini adalah anak pada kelompok usia 10-12 tahun.