ANALISA CRITICAL CLEARING TIME PADA KESTABILAN TRANSIENT SISTEM TENAGA LISTRIK AKIBAT KONDISI GANGGUAN TIDAK SEIMBANG

dokumen-dokumen yang mirip
Perhitungan Waktu Pemutus Kritis Menggunakan Metode Simpson pada Sebuah Generator yang Terhubung pada Bus Infinite

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1

Perhitungan CCT (Critical Clearing Time) Berdasarkan Trajectory Kritis Menggunakan Hilangnya Sinkronisasi pada Sistem 3 Generator 9 Bus

Perhitungan CCT (Critical Clearing Time) Berbasis Trajectory Kritis Menggunakan Persamaan Simultan pada Sistem yang Terhubung dengan Smart Grid

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

Studi Perhitungan Critical Clearing Time Pada Beban Dinamis Berbasis Controlling Unstable Equilbrium Point

ANALISIS KESTABILAN TRANSIEN BERBASIS CRITICAL CLEARING TIME PADA PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

STUDI PERHITUNGAN CRITICAL CLEARING TIME PADA BEBAN STATIS BERBASIS CONTROLLING UNSTABLE EQUILIBRIUM POINT

STUDI PERHITUNGAN CRITICAL CLEARING TIME PADA BEBAN STATIS BERBASIS CONTROLLING UNSTABLE EQUILIBRIUM POINT

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

Simulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh

Analisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (R.U.) VI Balongan Jawa Barat

Perbaikan Perhitungan Waktu Pemutusan Kritis Berbasis Fungsi Energi Dengan Menggunakan Metode Shadowing

DOSEN PEMBIMBING : Prof. Ir Ontoseno Penangsang, M.Sc.Phd Dr. Ardyono Priyadi, ST.M.Eng NAMA : GEDHE ARJANA PERMANA PUTRA NRP :

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Suplai daya listrik dari pusat-pusat pembangkit sampai ke konsumen

ANALISIS BATAS STABILITAS STEADY STATE DAN TRANSIENT MENGGUNAKAN METODE RADIAL EQUIVALENT INDEPENDENT (REI) DIMO. Oleh : JEFRI LIANDA

Analisis Kestabilan Transien di PT. PUSRI Akibat Penambahan Pembangkit 35 MW dan Pabrik P2-B Menggunakan Sistem Synchronizing Bus 33 kv

Analisa Stabilitas Transien Pada Sistem Transmisi Sumatera Utara 150 kv 275 kv Dengan Penambahan PLTA Batang Toru 4 X 125 MW

Analisis Kestabilan Transien Dan Mekanisme Pelepasan Beban Di PT. Pusri Akibat Penambahan Generator Dan Penambahan Beban

DAFTAR ISI PUSPA LITA DESTIANI,2014

Evaluasi Ground Fault Relay Akibat Perubahan Sistem Pentanahan di Kaltim 1 PT. Pupuk Kaltim

Studi Aliran Daya Optimum Mempertimbangkan Kestabilan Transien Sistem Menggunakan Simulasi Domain Waktu

PERHITUNGAN CRITICAL CLEARING TIME MENGGUNAKAN PERSAMAAN SIMULTAN BERBASIS TRAJEKTORI KRITIS TANPA KONTROL YANG TERHUBUNG DENGAN INFINITE BUS

PERHITUNGAN CCT (CRITICAL CLEARING TIME) UNTUK ANALISIS KESTABILAN TRANSIENT PADA SISTEM KELISTRIKAN 500KV JAWA-BALI

BAB I PENDAHULUAN. penerangan dan juga proses produksi yang melibatkan barang-barang elektronik dan

Analisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) VI Balongan

ANALISIS GANGGUAN 3 FASA PADA SALURAN TRANSMISI TERHADAP TRANSIENT STABILITY SISTEM MULTIMESIN MENGGUNAKAN METODE RUNGE-KUTTA ORDE 5

BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK

Studi Gangguan Hubung Tanah Stator Generator Menggunakan Metoda Harmonik Ketiga di PT. Indonesia Power UP. Saguling

e-journal Teknik Elektro dan Komputer (2014), ISSN

Pengontrolan Sistem Eksiter Untuk Kestabilan Tegangan Di Sistem Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Metode PID

Analisis Kestabilan Transien dan Pelepasan Beban Pada Sistem Integrasi 33 KV PT. Pertamina RU IV Cilacap akibat Penambahan Beban RFCC dan PLBC

Optimisasi Kontroler PID dan Dual Input Power System Stabilizer (DIPSS) pada Single Machine Infinite Bus (SMIB) menggunakan Firefly Algorithm (FA)

JURNAL TEKNIK ELEKTRO ITP, Vol. 6, No. 2, JULI

Analisis Stabilitas Transient Pada Sistem Tenaga Listrik dengan Mempertimbangkan Beban Non-Linear

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISA GANGGUAN SISTEM TENAGA LISTRIK TEK (2SKS)

SIMULASI PENGENDALIAN PRIME MOVER KONVENSIONAL

PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING VISUAL KEAMANAN TRANSMISI

Perhitungan Setting Rele OCR dan GFR pada Sistem Interkoneksi Diesel Generator di Perusahaan X

ANALISIS SETTING WAKTU RELE PENGAMAN DI PT. PUPUK SRIWIDJAJA DENGAN MEM- PERTIMBANGKAN TRANSIENT STABILITY ASSESSMENT

ANALISA GANGGUAN SISTEM TENAGA LISTRIK TEK (2SKS)

ANALISIS PENGGUNAAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) DALAM PERBAIKAN STABILITAS TRANSIEN GENERATOR SINKRON

PERANCANGAN SOFTWARE APLIKASI UNTUK PERKIRAAN STABILITAS TRANSIEN MULTIMESIN MENGGUNAKAN METODE KRITERIA SAMA LUAS

Studi koordinasi Proteksi pada Joint Operating Pertamina-Petrochina di Tuban akibat Integrasi Sukowati Plant

PENGARUH PENGETANAHAN SISTEM PADA KOORDINASI RELE PENGAMAN PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

ANALISIS GANGGUAN 3 FASA PADA SALURAN TRANSMISI TERHADAP TRANSIENT STABILITY SISTEM MULTIMESIN MENGGUNAKAN METODE RUNGE-KUTTA ORDE 5 VINA APRILIA

PERKIRAAN STABILITAS TRANSIEN PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MULTIMESIN JAWA BALI 500 KV MENGGUNAKAN COMMITTEE NEURAL NETWORK

Analisis Gangguan Hubung Singkat untuk Penentuan Breaking Capacity Pada Penyulang Kutai, Ludruk, dan Reog di GIS Gambir Lama

Nama : Ririn Harwati NRP : Pembimbing : 1. Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc, PhD 2. Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, MT.

PERBAIKAN STABILITAS DINAMIK TENAGA LISTRIK DENGAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS)

TUGAS AKHIR ANALISIS STABILITAS TRANSIEN DAN PELEPASAN BEBAN DI PT. WILMAR NABATI GRESIK AKIBAT ADANYA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN FASE 2

Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Margo Pujiantara, M.T. Dr. Ardyono Priyadi, S.T., M.Eng. Bagus Wisnu Candra Listyawan

Pemodelan dan Analisis Fault Current Limiter Sebagai Pembatas Arus Hubung Singkat Pada GI Sengkaling Malang

LANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk

LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FTUI Modul 4 MODUL IV ANALISA GANGGUAN

BAB 3 ESTIMASI KESTABILAN DENGAN FUNGSI LYAPUNOV

II. SISTEM PENGAMAN TENAGA LISTRIK DAN ENERGI BUSUR API

ANALISIS SETTING DAN KOORDINASI RELE JARAK PADA GI 150 KV PANDEAN LAMPER ARAH SRONDOL. Abstrak

Pemodelan dan Analisa Sistem Eksitasi Generator

PENGARUH DISTRIBUTED GENERATION (DG) TERHADAP IDENTIFIKASI LOKASI GANGGUAN ANTAR FASA PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Proses pembelajaran (kegiatan mahasiswa) Menyimak kuliah dari dosen, bertanya jawab, berdiskusi, mengerjakan tugas.

Perancangan dan Analisa Kendali Sistem Eksitasi Generator Tipe Arus Searah dengan Pidtool Model Paralel

Simulasi Perbaikan Transient Dengan Memanfaatkan Reclosing Circuit Breaker Studi Kasus Sistem Kelistrikan PT. Asahimas Flat Glass Tbk


SIMULASI PEMULIHAN KEDIP TEGANGAN AKIBAT GANGGUAN ARUS HUBUNG SINGKAT MENGGUNAKAN DYNAMIC VOLTAGE RESTORER (DVR)

Studi Koordinasi Proteksi Sistem Kelistrikan di Project Pakistan Deep Water Container Port

KOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK

STUDI SETTINGAN DISTANCE RELAY PADA SALURAN TRANSMISI 150 KV DI GI PAYAKUMBUH MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB

Strategi Interkoneksi Suplai Daya 2 Pembangkit di PT Ajinomoto Indonesia, Mojokerto Factory

PERBAIKAN STABILITAS DINAMIK TENAGA LISTRIK DENGAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS)

EVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAM-PEKANBARU

Realisasi Kontrol Hirarki Untuk Pengaturan Kecepatan Kursi Roda Elektrik Berdasarkan Subject Intension Menggunakan Bioelectrical Impedance

Bambang Prio Hartono, Eko Nurcahyo, Lauhil Mahfudz Hayusman 1

PROTEKSI PETIR PADA TRANSISI SALURAN UDARA DAN BAWAH TANAH TEGANGAN MENENGAH 20 kv

SIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER PROGRAM (ETAP) VERSI 4.

Penentuan Kualitas Daya Untuk Kondisi Unbalanced Dan Nonsinusoidal Pada Jaringan Distribusi Tenaga Listrik Dengan Metode Harmonic Load Flow 3 Fasa

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6

ANALISIS SISTEM TENAGA. Analisis Gangguan

Deteksi Lokasi Untuk Gangguan Multi Point Pada Jaring Tiang Distribusi 20 KV Dengan Menggunakan Metode Perambatan Gelombang Sinyal Arus Balik

Kontrol Fuzzy Takagi-Sugeno Berbasis Sistem Servo Tipe 1 Untuk Sistem Pendulum Kereta

PENEMPATAN DG PADA JARINGAN SISTEM DISTRIBUSI UNTUK MENINGKATKAN STABILITAS TEGANGAN

ANALISIS DISTRIBUSI TEGANGAN LEBIH AKIBAT SAMBARAN PETIR UNTUK PERTIMBANGAN PROTEKSI PERALATAN PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv di YOGYAKARTA

DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR...x. DAFTAR TABEL... xii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. mentransmisikan dan mendistribusikan tenaga listrik untuk dapat dimanfaatkan

Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw

Simulasi Dinamika dan Stabilitas Tegangan Sistem Tenaga Listrik dengan Menggunakan Power System Stabilizer (PSS) (Aplikasi pada Sistem 11 Bus IEEE)

Studi Proteksi Gangguan Hubung Tanah Stator Generator 100% Dengan Metode Tegangan Harmonisa Ketiga

Studi Keamanan Pengiriman Daya Pada Sistem Interkoneksi Sumsel Lampung Dengan Dua Tahap Optimasi

Permodelan Kurva Karakteristik Inverse Non- Standart Pada Rele Arus Lebih Dengan Metode Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (Anfis)

Analisa Arc flash Pada Sistem Tegangan Menengah Di PT. Semen Padang Dengan Menggunakan Metode Perhitungan Yang Dimodifikasi

ANALISA PENGARUH PEMASANGAN PEMBANGKIT TERDISTRIBUSI PADA SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLTAGE SAG DENGAN PEMODELAN ATP/EMTP

STUDI KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DAN PENGARUH KEDIP TEGANGAN AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN PADA SISTEM KELISTRIKAN DI PT. ISM BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA

Analisa Transient Stability dan Pelepasan Beban Pengembangan Sistem Integrasi 33 KV di PT. Pertamina RU IV Cilacap

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama yaitu pembangkit, penghantar (saluran transmisi), dan beban. Pada sistem

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan :

EVALUASI KESTABILAN DAN KEKOKOHAN SINGLE MACHINE INFINITE BUS (SMIB) DENGAN METODA LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) ( STUDI KASUS : PLTA SINGKARAK )

STUDI PERENCANAAN KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI GARDU INDUK GAMBIR LAMA - PULOMAS SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 KONSEP ADAPTIF RELE JARAK

Transkripsi:

Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 07 ISSN 085-48 ITN Malang, 4 Pebruari 07 ANALISA CRITICAL CLEARING TIME PADA KESTABILAN TRANSIENT SISTEM TENAGA LISTRIK AKIBAT KONDISI GANGGUAN TIDAK SEIMBANG ) Irrine Budi Sulistiawati ) Ardyono Priyadi ) Isa Hafidz 4) M Ibrahim Ashari,4) Teknik Elektro Institut Teknologi Nasional Malang Raya Karanglo Km Malang,) Laboratorium Instrumentasi Pengukuran dan Identifikasi Sistem Tenaga Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Keputih Sukolilo Surabaya Email : irrine_elektro@lecturer.itn.ac.id Abstrak. Analisa kestabilan transien berperan penting untuk keamanan dan keandalan operasi sistem tenaga listrik. Pada dasarnya analisa dilakukan melalui simulasi numerik yang mana integrasi numerik menyelesaikan integrasi langkah demi langkah dari nilai awal untuk mendapatkan dinamika respon gangguan. metoda trajektori kritis (critical trajectory) berbasis pada perhitungan trajektori kritis yang didefinisikan sebagai trajektori yang bermula dari titik pada trajektori saat gangguan di CCT dan mencapai titik akhir yaitu sebuah kondisi hilangnya sinkronisasi atau losing synchronism. Untuk menguji kefektifan metode yang digunakan, dilakukan simulasi pada sistem generator dan 9 bus. Dari hasil simulasi menunjukkan metode ini mampu memberikan hasil akurat dengan ditunjukkan pada hasil cct sama dengan metode yang sudah diakui keakuratannya yaitu Time Domain Simulation Kata kunci: critical clearing time, critical trajectory, waktu pemutusan kritis, kestabilan transien.. Pendahuluan Analisa kestabilan transient pada sistem tenaga listrik erat kaitannya dengan waktu pemutusan kritis atau yang dikenal dengan critical clearing time (cct). Nilai critical clearing time digunakan untuk acuan di dalam menentukan setting rele pengaman pada sebuah sistem. Ketika gangguan terjadi, apabila circuit breaker berhasil memutus gangguan sebelum cct bekerja, maka sistem akan kembali stabil. Sebaliknya, ketika circuit breaker tidak berhasil melepas gangguan sehingga cct bekerja, maka sistem akan berada pada kondisi tidak stabil. Sistem tenaga listrik pada umumnya terhubung interkoneksi satu dengan yang lainnya. Hal ini mengakibatkan sistem tidak bisa bebas dari gangguan. Salah satu usaha untuk mengamankan sistem dari gangguan adalah dengan pemasangan rele pengaman pada sistem. Ketika timbul gangguan, rele akan mendeteksi gangguan dan mentriger circuit breaker untuk terbuka. Akan tetapi rele pengaman ini tidak menjamin sistem aman dari gangguan yang sudah terjadi dan sistem dapat kembali ke kondisi stabilnya. Metode critical trajectory merupakan sebuah metode baru yang terbukti mampu menghitung nilai cct dengan akurat dan cepat apabila dibandingkan dengan menggunakan metode yang berbasis integrasi numerik [-5]. Pemodelan sistem dengan mengadopsi kondisi sistem real dilakukan untuk melakukan analisa kestabilan transient sistem. Tujuan dari analisa ini adalah untuk mengetahui apakah sistem dapat bertahan dan tetap stabil seperti sebelum terjadi gangguan.. Metodologi. Kestabilan Transien Kestabilan transien didefinisikan sebagai kemampuan sistem untuk mencapai titik kesetimbangan atau sinkronisasi setelah mengalami gangguan[6 ]. Pada analisa kestabilan transient dilakukan untuk melihat perilaku sistem akibat adanya gangguan antara lain karena perubahan beban yang mendadak, atau pun karena adanya gangguan hubung singkat pada saluran.. Critical Trajectory B7.

ω (rad/s) Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 07 ISSN 085-48 ITN Malang, 4 Pebruari 07 Metode critical trajectory adalah sebuah metode baru yang merupakan sebuah lintasan kritis diawali dari titik terjadinya gangguan hingga ke titik sistem tepat akan kehilangan sinkronisasinya. 4 UEP δ (rad) Gambar. Lintasan kritis satu generator terhubung pada infinite bus dengan damping. Pada gambar. menunjukkan beberapa lintasan (trajectory) dari sebuah generator yang terhubung dengan infinite bus dengan damping. Lintasan menunjukkan fault on trajectory yaitu lintasan saat terjadi gangguan yang dimulai dari Stable Equilibrium Point (SEP). Lintasan menunjukkan kondisi sistem stabil setelah terjadinya gangguan. Lintasan 4 menunjukkan kondisi sistem tidak dapat kembali ke kondisi stabil setelah terjadinya gangguan dikarenakan gangguan terlambat diputus. Sedangkan lintasan merupakan lintasan kritis (critical trajectory) suatu sistem tenaga listrik. Lintasan ini akan mencapai Unstable Equilibrium Point (UEP) yakni titik kritis dari system Gambar. Diagram Alir Perhitungan Critical Clearing Time. Critical clearing time Critical clearing time atau waktu pemutusan kritis merupakan waktu penentu sistem kembali ke keaadaan stabilnya atau tidak. Terjadinya gangguan pada sistem harus ditindaklanjuti dengan pengisoliran gangguan sehingga tidak mempengaruhi sistem yang ada. Pengisolasian gangguan B7.

Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 07 ISSN 085-48 ITN Malang, 4 Pebruari 07 dilakukan dengan cara memutuskan gangguan melalui circuit breaker (cb) pada saluran maupun circuit breaker pada generator. Langkah langkah yang dilakukan dalam melakukan penelitian disini dapat ditunjukkan pada flowchart gambar. Studi transien pada sistem multi-machine Fouad Anderson generator 9 bus dilakukan dengan memberi gangguan pada sistem, kemudian dilakukan pemodelan simulasi. Dengan menggunakan hasil CUEP dari sistem multi-machine yang didapatkan dari BCU Shadowing (metode B) [6], kemudian dihitunglah nilai CCT. 4. Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik Pada sistem tenaga listrik terdapat jenis gangguan hubung singkat (short circuit), yaitu gangguan simetris (tiga fasa ke tanah) dan gangguan tidak simetris. Sebagian besar gangguan yang terjadi pada sistem tenaga listrik adalah gangguan tidak simetri. Gangguan tidak simetri ini terjadi sebagai akibat gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah, gangguan hubung singkat dua fasa, atau gangguan hubung singkat dua fasa ke tanah. Penguraian komponen tiga fasor tidak simetris dari tiga himpunan fasor simetris dilakukan dengan mengurangi banyaknya kuantitas yang diketahui yaitu dengan menyatakan masing-masing komponen b dan c sebagai hasil kali fungsi operator a dari komponen a. Persamaan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut: () a a a a0 b a a aa a 0 () c aa a a a 0 () dari persamaan (), (), dan () dapat dikombinasikan menjadi bentuk matrik sebagai berikut, a a0 b a a a (4) c a a a apabila matrik (4) diinvers maka akan menjadi A a a di invers menjadi A a a (9) a a a a apabila dikembalikan ke dalam bentuk () akan menjadi, a0 a b0 a a b () c0 a a c dari matrik diuraikan kembali seperti pada bentuk persamaan akan menjadi a 0 a b c () a a ab a c () a a a b ac (4) Karena setiap gangguan tak simetri menyebabkan terjadinya aliran arus yang tidak seimbang ke dalam sistem, maka dibutuhkan metode komponen simetris dalam analisis untuk menentukan arus dan tegangan disemua titik yang terjadi gangguan. Tanpa memperhatikan jenis gangguan yang terjadi pada terminal generator, maka digunakan persamaan dalam bentuk matriks sebagai berikut B7.

Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 07 ISSN 085-48 ITN Malang, 4 Pebruari 07 a0 0 Z0 0 0 Ia0 E 0 Z 0 I b0 a a c0 0 0 0 Z I a (5) Untuk setiap jenis gangguan yang terjadi dapat diselesaikan dengan menurunkan I a dengan E a, Z 0, Z, dan Z sebagai suku-sukunya. Gangguan Fasa Besarnya arus hubung singkat tiga fasa. Simulasi Dan Analisa I sc dapat dihitung dengan persamaan berikut LN X (6) Simulasi yang dilakukan menggunakan sistem Fouad dan Anderson generator yang ditunjukkan pada gambar. Sedangkan gangguan diberikan pada titik titik dibawah ini A : titik gangguan antara bus dan bus 4, dekat bus B : titik gangguan antara bus dan bus 7, dekat bus C : titik gangguan antara bus dan bus 9, dekat bus D : titik gangguan antara bus 4 dan bus 5, dekat bus 4 E : titik gangguan antara bus 4 dan bus 6, dekat bus 4 G : titik gangguan antara bus 7 dan bus 8, dekat bus 7 H : titik gangguan antara bus 6 dan bus 9, dekat bus 9 I : titik gangguan antara bus 8 dan bus 9, dekat bus 9 J : titik gangguan antara bus 6 dan bus 9, dekat bus 6 K : titik gangguan antara bus 8 dan bus 9, dekat bus 8 8 7 B G K I 9 C G J 5 6 H G D E 4 A Gambar Sistem generator 9-bus Fouad dan Anderson terhubung infinite bus Dari simulasi yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut :. Simulasi perhitungan CCT pada Sistem -generator 9-Bus Fouad dan Anderson tanpa dan dengan Damping terhubung dengan Infinite Bus Simulasi pertama yaitu melakukan simulasi untuk memperoleh cct dengan sistem terdiri dari generator. Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan metode yang sudah diakui keakuratannya yaitu Time Domain Simulation (TDS). Hasil yang diperoleh ditunjukkan pada tabel. B7.4

Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 07 ISSN 085-48 ITN Malang, 4 Pebruari 07 Tabel. Hasil Perbandingan nilai CCT critical trajectory dan TDS generator 9 bus terhubung infinite bus Fault Point Open Line Critical Trajectory Time Domain Simulation (TDS) CCT(s) CPU(s) CCT(s) CPU(s) Error (%) A -4 - - - - 0,0 B -7 0,056 0,86 0,0-0,, 0,0 C -9 - - - - 0,0 D 4-5 - - - - 0,0 E 4-6 - - - - 0,0 G 7-8 0,6 0,760 0,-0,,09 0,0 H 6-9 0,587 0,49 0,5-0,6,0 0,0 I 8-9 0,6, 0,6-0,7,5 0,0 J 6-9 0,550 0,84 0,5-0,5 0,77 0,0 K 8-9 0,05 0,5677 0,-0,,0 0,0 Simulasi kedua yaitu melakukan simulasi untuk memperoleh cct dengan menggunakan sistem dengan damping. Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan metode yang sudah diakui keakuratannya yaitu Time Domain Simulation (TDS). Hasil yang diperoleh ditunjukkan pada tabel.. CCT pada Sistem -generator 9-Bus Fouad dan Anderson tanpa dan dengan Damping terhubung dengan Infinite Bus Simulasi kedua yaitu melakukan simulasi untuk memperoleh cct dengan menggunakan sistem generator tanpa dan menggunakan damping. Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan metode yang sudah diakui keakuratannya yaitu Time Domain Simulation (TDS). Hasil yang diperoleh ditunjukkan pada tabel. Tabel. Hasil Perbandingan nilai CCT critical trajectory dan TDS generator 9 bus terhubung infinite bus 4. Simpulan Fault Point Open Line Generator 9 Bus tanpa Damping Generator 9 Bus dengan Damping CCT(s) CPU(s) CCT(s) CPU(s) A -4 0,744 0,757 0,9 0,496 B -7 0,06 0,86 0,74 0,4054 C -9 0,8 0,94 0,990 0,4 D 4-5 0,50 0,4674 0,678 0,4000 E 4-6 0,50 0,469 0,677 0,489 F 5-7 0,9 0,598 0,465 0,496 G 7-8 0,457 0,75 0,56 0,9 H 6-9 0,748 0,408 0,906 0,447 I 8-9 0,84 0,6450 0,994 0,79 Perhitungan CCT dengan menggunakan metode critical trajectory dengan adanya gangguan tiga fasa ke tanah menunjukkan bahwa metode ini mampu memberikan hasil sesuai dengan metode yang sudah establish yaitu Time Domain Simulation. Untuk melihat keefektifan metode yang digunakan dapat dilanjutkan dengan melakukan simulasi untuk beberapa gangguan yang terjadi bersama di beberapa titik. Kedepannya, dengan menggunakan sistem yang lebih besar diharapkan metode ini terbukti memberikan hasil yang diinginkan. B7.5

Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 07 ISSN 085-48 ITN Malang, 4 Pebruari 07 5. DAFTAR PUSTAKA [] Athey, T., Podmore, R., and irmani, S.: A Practical Method for Direct Analysis of Transient Stability, IEEE Trans. Power Apparatus and Sys-tems, 979, vol. PAS-98, pp. 57-584. [] Anderson, P. M., and Fouad, A. A.: Power System Control and Stability, vol., Ames, IA: The Iowa State University Press, 977. [] IEEE Power Engineering Society: Inter-Area Oscillations in Power Systems, System Dynamic Performance Subcommittee Special Publication, 995, 95TP0. [4] IEEE Power Engineering Society: oltage Stability Assessment: Concepts, Practices and Tools, Power System Stability Subcommittee Special Publication, 00, SP0PSS. [5] Yorino, N., Sasaki, H., Tamura, Y., and Yokoyama, R.: A Generalized Analysis Method of Auto-Parametric Resonances in Power Systems, IEEE Trans. Power Systems, 989, vol. 4, no., pp. 057-064. [6] Sulistiawati, IB., Priyadi, A., Qudsi, OA., et all. : Critical Clearing Time Prediction Within arious Loads for Transient Stability Assessment by Means of the Extreme Learning Machine Method, International Journal of Electrical Power & Energy Systems olume 77, May 06 Pages 45-5 [7] Yorino N, Priyadi A, Kakui H, Takeshita M. A new method for obtaining critical clearing time for transient stability. IEEE Transactions on Power Systems 00; 5(): 60-66 [8] Yorino, N., Priyadi, A., Ridzuan, B.A.M., Sasaki, Y., Zoka, Y., Sugihara, H., A Novel Method for Direct Computation CCT for TSA Using Critical Generator Conditions, TENCON, Fukuoka, Japan, November 00, pp -6. [9] Priyadi, A., Yorino, N., Sasaki, Y., Tanaka, M., Fujiwara, T., Zoka, Y., Kakui, H., and Takeshita, M., Comparison of Critical Trajectory Methods for Direct CCT Computation for Transient Stability, IEEJ Transactions on Power and Energy, pp. 870-876, October 00, vol. 0, no. 0. [0] Priyadi, A., Yorino, N., Tanaka, M., Fujiwara, T., Zoka, Y., Kakui, H., and Takeshita, M., A Direct Method for Obtaining Critical Clearing Time for Transient Stability Using Critical Generator Conditions, European Transactions on Electrical Power, ol., no. 5, pp. 674-687, Juli 0. [] Yorino, N., Priyadi, A., Zoka, Y., Sasaki, Y., Sugihara, H., A New Method for Direct Computation of Critical Clearing Time for Transient Stability Analysis, Proc. on IREP, Rio De Janeiro, Brazil, August 00, pp -9. [] Yorino, N., Priyadi, A., Ridzuan, B.A.M., Sasaki, Y., Zoka, Y., Sugihara, H., Direct Computation of Critical Clearing Time for Transient Stability Analysis, Proceeding on 7 th PSCC, Stockholm, Sweden, August -6, 0. B7.6