BAB I PENDAHULUAN. kunjungan wisata yang biasa disebut Indonesian Visit Salah satu efek

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Desain standard..., Fakhrina 1 Kurnianti, FE UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi ekonomi dan kemajuan teknologi telah mendorong kompetisi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi akan mempertajam persaingan-persaingan diantara perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ekonomi pada saat ini, persaingan antara para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. BUMN mempunyai tanggung jawab yang semakin besar. (Trimanto dan Lena,

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan kecurangan akuntansi telah menarik banyak perhatian media

PIAGAM INTERNAL AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. nepotisme, dan penggelapan lainnya, sehingga dalam proses verifikasi secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah dalam menyelenggarakan sistem pemerintahannya telah bergeser

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi keuangan yang bersifat

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pemberian informasi kepada publik dalam rangka pemenuhan hak publik.

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan-persaingan diantara perusahaan, sehingga perlu pemikiran yang makin

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. diperdagangakan di bursa saham, mayoritas perusahaan besar lainnya, serta

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI KEANDALAN EFEKTIVITAS INTERNAL AUDIT DALAM PENCEGAHAN DAN DETEKSI KECURANGAN (FRAUD) PADA PT SEMEN PADANG

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

BAB I PENDAHULUAN. etika profesi. Adanya etika profesi maka tiap profesi memiliki aturan-aturan khusus

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. dengan terjadinya era globalisasi yang melanda dunia akhir-akhir ini, mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. audit internal. Banyak pelaku ekonomi dewasa ini semakin mengandalkan peran

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, akan. persaingan yang semakin meningkat dan kompleks. Hal tersebut mengakibatkan

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK ( Perseroan )

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat memunculkan adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi membawa liberalisasi di segala bidang, termasuk liberalisasi

BAB I PENDAHULUAN. kinerjanya agar dapat menghasilkan produk audit yang dapat diandalkan bagi pihak

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata mata bekerja untuk. dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan yang pesat pada dunia usaha sangat berpengaruh terhadap

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pemakai informasi akuntansi diklasifikasikan menjadi dua. kreditor, dan investor atau calon investor.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan inovasi agar tetap eksis dalam persaingan. Keadaan ini menuntut para

BAB I PENDAHULUAN. profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sebelum para pengambil kebijakan mengambil keputusan. Auditor menjadi

BABI PENDAHULUAN. penghilangan dokumen, dan mark-up yang merugikan keuangan atau

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta. Hal ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, dimana bisnis tidak lagi mengenal batas negara,

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan laporan keuangan kecurangan Report To The Nation : On

BAB I PENDAHULUAN. accountability dan performance accountability (Pusdiklat, 2010). Dengan pola

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Audit adalah jasa profesi yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Akuntan Publik atas auditor internal di sebuah perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam usaha agar bisnis yang dikelolanya dapat tetap bertahan. Para

BAB I PENDAHULUAN. orde baru menyebabkan ketimpangan pembangunan di daerah-daerah lain di

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. etik profesi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) guna

BAB I PENDAHULUAN. diantara pelaku bisnis semakin meningkat. Para pelaku bisnis melakukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebelumnya selain itu badan usaha dituntut pula memiliki nilai tambah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini banyak sekali terjadi kasus-kasus hukum

BAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan agar dapat going concern demi kelangsungan usaha bisnis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraud merupakan topik yang hangat dibicarakan di kalangan praktisi maupun

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. melakukan ekonomi agar tetap eksis dalam persaingan. Keadaaan ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan dituntut untuk dapat mengelola perusahaannya secara lebih

BAB I PENDAHULUAN. supremasi hukum. Namun, berdasarkan kondisi tersebut pemerintah masih tetap

BAB I PENDAHULUAN. diaudit dapat dihandalkan dan manajemen juga akan mendapat keyakinan dan. melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi klien.

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 56 /POJK.04/2015 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PEDOMAN PENYUSUNAN PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT (AUDIT CHARTER) DIVISI INTERNAL AUDIT PT BUANA FINANCE, TBK

BAB I PENDAHULUAN. penilai yang bebas terhadap seluruh aktivitas perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin memicu para pengelola bisnis untuk mempermudah mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Agar tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin tinggi para

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter)

INTERNAL AUDIT CHARTER

BAB I PENDAHULUAN. Ketidakstabilan dunia bisnis memperlihatkan lemahnya penerapan good corporate

BAB I PENDAHULUAN. Tabloid Opini Edisi 11, Juli 2005 tentang Korupsi BUMN menuliskan

BAB I PENDAHULUAN. para akuntan masih buruk. Pelanggaran-pelanggaran tersebut membuat timbulnya

BAB I PENDAHULUAN. semua kepentingan menegakkan kebenaran, kemampuan teknis dan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, melakukan perjalanan wisata dianggap sebagai suatu kebutuhan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dana pensiun dapat dilihat dari tingkat pencapaian tujuan nya.

1.2 Latar Belakang Penelitian Perkembangan profesi akuntan sejalan dengan perkembangan perusahaan dan berbagai jenis badan hukum lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. isu persaingan global. Artinya, isu utama era globalisasi adalah kebebasan

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

BAB I PENDAHULUAN. sendiri terdapat banyak kantor akuntan publik yang memberikan jasa audit pada

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. global ini sangatlah penting peranannya. Auditor internal dalam suatu perusahaan

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit

BAB 1 PENDAHULUAN. sistematis serta mengevaluasi pengendalian intern dalam perusahaan. Namun pada. penyimpangan-penyimpangan dalam perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. skandal akuntansi korporasi. Pada tanggal 31 Oktober 2008 muxonated terjadi

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan, baik milik negara maupun milik swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Perkembangan globalisasi saat ini menimbulkan persaingan yang semakin tajam antar perusahaan. Oleh karena itu, diperlukanlah pemikiran yang kritis untuk memanfaatkan secara optimal berbagai sumber daya yang ada. Hal ini sebagai penentu perkembangan sebuah perusahaan, apakah akan mundur, bertahan, atau bahkan semakin berkembang. Begitu pula dengan sektor pariwisata yang merupakan aset dalam perekonomian nasional yang potensial untuk dikembangkan sehingga perlu mendapatkan perhatian dari investor sebagai peluang bisnis. Salah satu bentuk dukungan pemerintah adalah dengan ditetapkannya tahun 2008 sebagai tahun kunjungan wisata yang biasa disebut Indonesian Visit 2008. Salah satu efek Indonesian Visit 2008 adalah adanya perbaikan industri perhotelan nasional terkait dengan produk dan jasa yang ditawarkan (Cahyono, Wijaya, Domai, 2015). Sejalan dengan perkembangan tersebut, wisatawan tidak hanya membutuhkan kamar dan penginapan saja. Akan tetapi juga membutuhkan hal lain yakni, pelayanan, kondisi lingkungan yang menyenangkan, fasilitas yang mendukung dan keramahtamahan dari pihak hotel. Sebagai contoh, pelayanan 1

2 hotel-hotel di Bali tidak hanya sekedar memberi jasa penginapan, tetapi juga memberi suasana penginapan sekaligus tempat wisata. Persaingan bisnis perhotelan di Indonesia kian lama kian sengit (economy.okezone.com). Persaingan ini dapat dilihat melalui munculnya hotel-hotel baru yang merupakan hotel low budget yang setara bintang 2, namun dilengkapi dengan fasilitas mirip bintang 3. Hal ini merupakan ancaman bagi hotel-hotel bintang 3 yang sudah lama berdiri (industri.bisnis.com). Persaingan yang ketat tersebut juga dirasakan oleh pebisnis hotel di Kota Medan. Peningkatan kualitas pelayanan suatu hotel tentunya memerlukan ketersediaan sumber daya yang memadai, termasuk sumber daya keuangan. Pemeliharaan dan peningkatan fasilitas hotel, kecakapan pelayan hotel, peremajaan dan ekspansi bangunan hotel, serta hal-hal lain yang diperlukan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan hotel, memerlukan dana yang tidak sedikit. Salah satu sumber daya keuangan yang paling utama mendukung kebutuhan dana tersebut tentunya adalah dana internal hasil kegiatan operasi hotel. Untuk itu, diperlukan auditor internal yang ditunjuk untuk mengaudit kinerja manajemen dengan prosedur yang berlaku karena mereka mempunyai ilmu audit dan akuntansi. Adapun kegiatan auditor internal adalah untuk menguji dan menilai efektivitas dan kesuksesan sistem pengendalian internal yang ada dalam perusahaan. Tanpa audit internal, dewan direksi atau pimpinan unit tidak memiliki sumber informasi bebas mengenai kinerja perusahaan (Susilawati, 2014).

3 Seiring dengan berkembangnya komplesitas bisnis dan semakin terbukanya peluang usaha dan investasi menyebabkan risiko terjadinya kecurangan pada perusahaan semakin tinggi. Mengacu ke berbagai kasus baik di dalam maupun luar negeri menunjukkan bahwa kecurangan dapat terjadi dimana saja dan termasuk yang cukup besar ada di sektor usaha. Berdasarkan laporan Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) tahun 2010, pada beberapa peserta survey bahwa organisasi tertentu mengalami 5% kerugian dari pendapatan atau sekitar $2,9 triliun potensi kerugian global oleh fraud secara persentase tingkat kerugian ini tidak banyak berubah dari laporan tahun 2002. Dari kasus kecurangan yang terjadi adalah asset misappropriations (85%), kemudian disusul dengan korupsi (13%) dan jumlah paling sedikit (5%) adalah kecurangan laporan keuangan (Nofiyarni, 2011). Kasus kecurangan yang paling melegenda dikalangan auditor keuangan yaitu Phar Mor Inc. Eksekutif dipihak Mor secara sengaja melakukan kecurangan untuk mendapatkan keuntungan finansial yang masuk kesaku pribadi individu di jajaran top manajemen perusahaan. Kasus lainnya yang terjadi di Indonesia adalah kasus kecurangan di BNI yang menyebabkan terjadinya kerugian negara mencapai triliyun rupiah. Kasus ini terkuak oleh kecurigaan divisi internasional terhadap kegagalan prosedur L/C BNI (Nofiyarni, 2011). Upaya-upaya yang dilakukan oleh pemilik perusahaan, pengelola perusahaan dan pegawai yang bekerja untuk meningkatkan kinerja tidak akan pernah tercapai jika dalam perusahaan masih terdapat tindakan-tindakan kecurangan. Menurut Sagara (2013), pada kenyataannya, tidak semua auditor internal berani untuk mengungkapkan segala

4 kecurangan yang terjadi dalam suatu perusahaan. Dalam Pedoman Sistem Pelaporan Pelanggaran yang diterbitkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) dijelaskan bahwa penelitian yang dilakukan oleh Istitute of Business Ethnics (2007) menyimpulkan bahwa satu di antara empat karyawan mengetahui kejadian pelanggaran, tetapi lebih dari separuh (52%) dari yang mengetahui terjadinya pelanggaran tersebut tetap diam dan tidak berbuat sesuatu. Menurut Tjun-tjun, Marpaung, dan Setiawan (2012), untuk menghilangkan anggapan tersebut, auditor internal harus menggunakan sikap profesionalismenya untuk menjaga dan melakukan pengendalian internal yang efektif. Dalam pengertian umum, seseorang dikatakan profesional jika memenuhi tiga kriteria, yaitu mempunyai keahlian untuk melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya, melaksanakan suatu tugas atau profesi dengan menetapkan standar baku di bidang profesi yang bersangkutan dan menjalankan tugas profesinya dengan mematuhi etika profesi yang telah ditetapkan. Etika profesi merupakan karakteristik suatu profesi yang membedakan suatu profesi dengan profesi lain, yang berfungsi untuk mengatur tingkah laku para anggotanya (Murtanto dan Marini, 2003 (dalam Herawaty dan Susanto)). Kode etik tersebut memuat standar perilaku sebagai pedoman bagi anggota dalam kinerja tanggungjawab profesionalnya dan menyatakan tentang prinsip-prinsip dasar etika dan perilaku profesional. Prinsipprinsip tersebut menghendaki komitmen teguh kepada perilaku yang terhormat, meskipun mengorbankan keuntungan pribadi (Kharismatuti, 2012).

5 Menurut konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal dalam Rahayu (2014), auditor internal dikatakan profesional jika memenuhi 5 kriteria sebagai berikut, yaitu independensi, auditor internal harus mandiri dan terpisah dari kegiatan yang diperiksanya; kemampuan profesional, internal auditor harus mencerminkan keahlian dan ketelitian profesional; lingkup pekerjaan, harus meliputi pengujian dan evaluasi terhaap kecukupan serta efektivitas sistem pengendalian internal yang dimiliki organisasi dan kualitas pelaksanaan tanggungjawab yang diberikan; pelaksanaan kegiatan audit, harus meliputi perencanaan pemeriksaan, pengujian serta pengevaluasian informasi, pemberitahuan hasil dan menindaklanjuti; manajemen bagian audit internal, pimpinan audit internal harus mengelola bagian audit internal secara tepat. Auditor internal yang handal diharapkan dapat mengambil langkah untuk mengantisipasi setiap tindakan penyimpangan yang mungkin terjadi di masa yang akan datang dan mengungkapkannya dalam temuan audit. Temuan audit adalah tanda-tanda dari seorang auditor internal yang profesional. Auditor internal dituntut untuk bersikap profesional dalam mengungkapkan temuan audit karena berdasarkan pengalaman,pengungkapan temuan audit terjadi karena kebetulan. Hal ini menunjukkkan bahwa suatu temuan audit tidak mudah diungkapkan walaupun dengan usaha yang sengaja (Asikin, 2006 (dalam Harimurti, 2012)). Penelitian ini mendukung hasil penelitian Widiyastuti (2009) yang menyatakan bahwa penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama memungkinkan auditor memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan maupun

6 kecurangan. Hasil penelitian Herawaty dan Susanto (2009) menyatakan bahwa profesionalisme dan pengetahuan mendeteksi kecurangan secara simultan berpengauh positif dalam menjamin keyakinan pengguna laporan keuangan. Penelitian sebelumnya oleh Yeni Siswati (2012), dalam menganalisis pengaruh independensi dan profesionalisme auditor internal dalam upaya mencegah dan mendeteksi terjadinya fraud. Berdasarkan penelitian sebelumnya terbukti secara empiris bahwa profesionalisme dan pengetahuan mendeteksi kecurangan secara simultan berpengaruh positif dalam menjamin keyakinan pengguna laporan keuangan atas ketepatan penyajiannya, tetapi tidak dibahas secara tuntas mengenai pengungkapan kecurangannya. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian tentang Pengaruh Independensi, Kemampuan Profesional, Lingkup Pekerjaan, Pelaksanaan Pekerjaan Audit, dan Manajemen Bagian Audit Internal Terhadap Pengungkapan Kecurangan pada Industri Perhotelan di Kota Medan. Penelitian ini mengacu dari penelitian Tiara Rahayu (2014), dalam menganalisis pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap pengungkapan kecurangan pada PT. Indonesia Power. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu, yaitu terletak pada populasi dan sampel. Pada penelitian ini, penulis memfokuskan pada masing-masing head of department yang berada di beberapa hotel berbintang di Kota Medan.

7 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Perusahaan tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. 2. Perlu adanya perbaikan industri perhotelan nasional terkait dengan produk dan jasa yang ditawarkan. 3. Persaingan yang ketat juga dirasakan oleh pebisnis hotel di Kota Medan. 4. Industri perhotelan memerlukan auditor internal untuk mengaudit kinerja manajemen. 5. Seiring dengan berkembangnya kompleksitas bisnis dan semakin terbukanya peluang usaha dan investasi menyebabkan risiko terjadinya kecurangan pada perusahaan semakin tinggi. 6. Upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak internal perusahaan untuk meningkatkan kinerja tidak akan tercapai jika masih terdapat tindakantindakan kecurangan. 7. Tidak semua auditor internal berani mengungkapkan kecurangan. 8. Auditor internal harus menggunakan sikap profesionalismenya untuk menjaga dan melakukan pengendalian internal yang efektif. 9. Auditor internal dikatakan profesional jika memenuhi 5 kriteria, yaitu independensi, kemampuan profesional, lingkup pekerjaan, pelaksanaan kegiatan audit, dan manajemen bagian audit internal.

8 10. Auditor internal yang handal diharapkan dapat mengambil langkah untuk mengantisipasi penyimpangan dan mengungkapkannya dalam temuan audit. 1.3. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang ada, maka penelitian ini hanya dibatasi pada pengaruh independensi, kemampuan profesional, lingkup pekerjaan, pelaksanaan kegiatan audit, dan manajemen bagian audit internal terhadap pengungkapan kecurangan pada industri perhotelan di Kota Medan. 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah yang ada, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah independensi berpengaruh terhadap pengungkapan kecurangan pada industri perhotelan di Kota Medan? 2. Apakah kemampuan profesional berpengaruh terhadap pengungkapan kecurangan pada industri perhotelan di Kota Medan? 3. Apakah lingkup pekerjaan berpengaruh terhadap pengungkapan kecurangan pada industri perhotelan di Kota Medan? 4. Apakah pelaksanaan kegiatan audit berpengaruh terhadap pengungkapan kecurangan pada industri perhotelan di Kota Medan?

9 5. Apakah manajemen bagian audit internal berpengaruh terhadap pengungkapan kecurangan pada industri perhotelan di Kota Medan? 6. Apakah independensi, kemampuan profesional, lingkup pekerjaan, pelaksanaan kegiatan audit, dan manajemen bagian audit internal berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan kecurangan pada industri perhotelan di Kota Medan? 1.5. Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini : 1. Untuk mengetahui apakah independensi berpengaruh terhadap pengungkapan kecurangan pada industri perhotelan di Kota Medan. 2. Untuk mengetahui apakah kemampuan profesional berpengaruh terhadap pengungkapan kecurangan pada industri perhotelan di Kota Medan. 3. Untuk mengetahui apakah lingkup pekerjaan berpengaruh terhadap pengungkapan kecurangan pada industri perhotelan di Kota Medan. 4. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan audit berpengaruh terhadap pengungkapan kecurangan pada industri perhotelan di Kota Medan. 5. Untuk mengetahui apakah manajemen bagian audit internal berpengaruh terhadap pengungkapan kecurangan pada industri perhotelan di Kota Medan. 6. Untuk mengetahui apakah independensi, kemampuan profesional, lingkup pekerjaan, pelaksanaan kegiatan audit, dan manajemen bagian audit internal

10 berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan kecurangan pada industri perhotelan di Kota Medan. 1.4. Manfaat Penelitian Dengan dilakukannya penelitian ini, penulis mengharapkan bahwa hasilnya akan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan pengetahuan dan wawasan mengenai pentingnya pengaruh independensi, kemampuan profesional, lingkup pekerjaan, pelaksanaan kegiatan audit dan manajemen bagian audit internal terhadap pengungkapan kecurangan serta pemenuhan salah satu syarat akademis dalam menyelesaikan Strata 1 (S1) pada Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan 2. Bagi Institusi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris tentang pengaruh independensi, kemampuan profesional, lingkup pekerjaan, pelaksanaan kegiatan audit, dan manajemen bagian audit internal terhadap pengungkapan kecurangan. Penelitian ini juga dapat menambah kajian bagi peneliti selanjutnya. 3. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada perusahaan untuk mengetahui sejauh mana pentingnya pengaruh independensi, kemampuan profesional, lingkup pekerjaan, pelaksanaan kegiatan audit,

11 dan manajemen bagian audit internal terhadap pengungkapan kecurangan di perusahaan dan meningkatkan kesadaran perusahaan tentang kecurangan-kecurangan yang timbul dalam perusahaan yang sehat.