PERAN MODEL ARSITEKTUR RAUH DAN NOZERAN TERHADAP PARAMETER KONSERVASI TANAH DAN AIR DI HUTAN PAGERWOJO, TULUNGAGUNG NURHIDAYAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Peran Model Arsitektur Rauh dan Nozeran terhadap Parameter Konservasi Tanah dan Air di Hutan Pagerwojo, Tulungagung adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Bogor, 2009 Agustus Nurhidayah G353070181
ABSTRACT NURHIDAYAH. The Role of Rauh and Nozeran Architecture Model to The Parameters of Soil and Water Consevation at Pagerwojo Forest Tulungagung, supervised by DEDE SETIADI and I. MUHADIONO. Tree architecture model have many effects to the function and role of trees in community of the whole ecosystem. One aspect which is connected to the main rule of trees was transformation mechanism of rainfall. Architecture model of tree influence stem flow and throughfall and then would determine run off and soil erotion to Rauh and Nozeran tree architecture model in Pagerwojo Forest, Tulungagung. From the observation, Rauh tree architecture model have 28.001 mm stem flow, 412.62 mm throughfall, 11.222 mm/cm 2 /minute infiltration, 64.168 kg soil erotion from total 609.1 mm rainfalls. Nozeran tree architecture model had 3.939 mm stemflow, 494.855 mm throughfall, 18 mm/cm 2 /minute infiltration, 6.957 m 3 run off, 28.567 kg soil erotion from total 609.1 mm rainfall. Relationship pattern between rainfall and stem flow, throughfall and run off to Rauh dan Nozeran model were positive. From correlation of biplot analysis it was the rainfall is near to the variable of stemflow, throughfall and run off. However, throughfall is the nearest tendency with rainfall. While the infiltration value to both models were negative relationship to the rainfall. Therefore, the correlation between soil erotion and run off was nearest to both models. The difference of both models the Nozeran tree architecture model is better for soil and wáter conservation, due to stemflow value of Nozeran model is lower than Rauh model, and the infiltration value of Nozeran is higher than Rauh model while the run off and erotion of Nozeran is lower than Rauh model. Keywords: tree architecture model, Rauh dan Nozeran, soil and wáter conservation.
RINGKASAN NURHIDAYAH. Peran Model Arsitektur Rauh dan Nozeran terhadap Parameter Konservasi Tanah dan Air di Hutan Pagerwojo, Tulungagung. Dibimbing oleh DEDE SETIADI dan I. MUHADIONO. Setiap model arsitektur pohon memiliki ciri khas dalam rangkaian proses pertumbuhan yang diwariskan secara genetik kepada keturunannya. Variasi model arsitektur pohon akan memberikan dampak bagi fungsi dan peran pohon tersebut dalam komunitas maupun dalam ekosistem secara keseluruhan. Salahsatu aspek yang terkait dengan peran penting pohon adalah mekanisme tranformasi air hujan yang berlangsung pada setiap pohon pada kawasan tersebut. Model arsitektur suatu pohon mempengaruhi besar aliran batang (stemflow) dan curahan tajuk (throughfall). Aliran batang dan curahan tajuk kemudian menghasilkan aliran permukaan, selanjutnya aliran permukaan mempengaruhi besar laju erosi. Besar presentase air hujan yang ditranformasikan ke permukaan tanah melalui aliran batang dan curahan tajuk ditentukan oleh ciri morfologi pohon secara keseluruhan. Perbedaan model arsitektur pohon menyebabkan variasi persentase curah hujan yang ditranformasikan menjadi aliran batang, curahan tajuk atau intersepsi selama hujan berlangsung atau dalam siklus hidrologi. Dalam mendukung upaya konservasi tanah dan air maka diperlukan penelitian untuk mengetahui keterkaitan model arsitektur pohon dengan konservasi tanah dan air untuk mendapat informasi memilih jenis tanaman yang di tanam pada lahan hutan, sehingga dapat mendukung usaha konservasi tanah dan air. Penelitian bertujuan untuk mengetahui besar aliran batang, curahan tajuk, infiltrasi, aliran permukaan dan erosi pada model arsitektur Rauh (Pinus merkusii) dan Nozeran (Theobroma cacao L) di Hutan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung. Penelitian dilakukan pada areal hutan pinus dan kebun kakao yang ditanam pada jenis tanah latosol, dengan kemiringan 30-35 0. Tanah di bawah pohon dibersihkan dari vegetasi bawah. Parameter yang diukur adalah aliran batang, curahan tajuk, infiltrasi, aliran permukaan dan erosi tanah. Pengukuran beberapa parameter dilakukan secara bersamaan setelah hujan selesai. Banyak pohon yang diukur untuk aliran batang dan curahan tajuk adalah 3 pohon (ulangan) untuk tiap model.laju infiltrasi tanah menggunakan paralon berukuran diameter 8 cm dan tinggi 50 cm. Pengamatan aliran permukaan dan erosi tanah dilakukan pada petak ukur berukuran 5x10m. Setiap model menggunakan 2 petak ukur (ulangan). Curah hujan diukur dengan alat penakar hujan (ombrometer) yang diletakkan di tempat terbuka. Untuk mengetahui hubungan antara masing-masing model arsitektur pohon dengan besarnya aliran batang dan curahan tajuk dilakukan analisis regresi linier sederhana. Selanjutnya dilakukan analisis Biplot untuk mengetahui pola hubungan antara masing-masing peubah serta untuk melihat hubungan relatif antara peubah dengan obyek pengamatan. Pinus merkusii memiliki arsitektur model Rauh, sedangkan Theobroma cacao L memiliki arsitektur model Nozeran. Model Rauh memiliki karakteristik tinggi pohon, tinggi bebas cabang, kedalaman tajuk, dan diameter batang yang lebih besar daripada model Nozeran. Model Nozeran memiliki sifat percabangan plagiotropik (horizontal), sedangkan percabangan model Rauh yang bersifat orthotropik (vertikal). Model Nozeran memiliki diameter tajuk dan luas tajuk
lebih besar daripada model Rauh. Karakter kulit batang kedua pohon ini juga berbeda. Kulit batang pada Pinus merkusii kasar dan beralur dalam dan Theobroma cacao L memiliki permukaan kulit halus. Sudut percabangan pada model Rauh lebih kecil daripada model Nozeran.Hal ini menyebabkan air yang mengalir dari tajuk melewati batang lebih banyak, sehingga aliran batang pada model Rauh lebih besar daripada Nozeran. Di lihat dari ukuran diameter batang Pinus merkusii memiliki ukuran lebih besar daripada diameter batang pada Theobroma cacao L. Perbedaan sudut percabangan, karakter kulit batang dan diameter batang ini berpengaruh terhadap besar aliran batang. Curah hujan yang dicatat selama penelitian sebanyak 30 kali kejadian hujan. Curah hujan bervariasi dari yang terendah 4.6 mm sampai yang tertingg 33.5 mm dengan total curah hujan 609.1 mm. Arsitektur model Rauh memiliki aliran batang (28.00 mm) lebih besar daripada model Nozeran (3.94 mm), curahan tajuk pada model Rauh lebih kecil (412.62 mm) daripada model Nozeran (494.86 mm), infiltrasi pada model Rauh (11.22 mm/cm 2 /menit) lebih kecil daripada model Nozeran (18 mm/cm 2 /menit), aliran permukaan pada model Rauh (10.57 m 3 ) lebih besar daripada model Nozeran (6.96 m 3 ), erosi tanah pada model Rauh (64.17 kg) lebih besar daripada model Nozeran (28.57 kg ) dari total curah hujan 609.1 mm. Arsitektur pohon model Nozeran lebih baik untuk konservasi tanah dan air daripada model Rauh karena memiliki nilai aliran batang yang lebih kecil, infiltrasi lebih tinggi, aliran permukaan dan erosi tanah lebih kecil. Pola hubungan antara curah hujan dengan aliran batang, curahan tajuk, dan aliran permukaan pada arsitektur model Rauh dan Nozeran bersifat positip. Parameter yang paling paling dekat dengan curah hujan adalah curahan tajuk. Sedang infiltrasi pada kedua model yaitu Rauh dan Nozeran di lokasi penelitian memiliki pola hubungan dengan curah hujan yang bersifat negatif. Pada kedua model arsitektur yaitu Rauh dan Nozeran, korelasi erosi tanah dengan aliran permukaan lebih dekat jika dibandingkan dengan parameter lain. Kata kunci: model arsitektur pohon, Rauh, Nozeran,konservasi tanah dan air.
@ Hak Cipta milik IPB, tahun 2009 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB
PERAN MODEL ARSITEKTUR RAUH DAN NOZERAN TERHADAP PARAMETER KONSERVASI TANAH DAN AIR DI HUTAN PAGERWOJO, TULUNGAGUNG NURHIDAYAH Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar magister sains pada Mayor Biologi Tumbuhan SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
Penguji Luar Komisi Ujian Tesis: Dr. Ir. Sulistijorini, M.Si.
Judul Tesis Nama NRP : Peran Model Arsitektur Rauh dan Nozeran terhadap Parameter Konservasi Tanah dan Air di Hutan Pagerwojo, Tulungagung : Nurhidayah : G353070181 Disetujui Komisi Pembimbing Prof. Dr. Ir. Dede Setiadi, M.S. Ketua Dr. Ir. I. Muhadiono, M.Sc. Anggota Diketahui Koordinator Mayor Tumbuhan Pascasarjana Dekan Sekolah Dr. Ir. Miftahudin, M.Si. Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S. Tanggal ujian: 17 juli 2009 Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunianya sehingga karya ilmiah dengan judul Peran Model Arsitektur Rauh dan Nozeran Terhadap Parameter Konservasi Tanah dan Air di Hutan Pagerwojo, Tulungagung berhasil diselesaikan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Dede Setiadi, M.S. dan Bapak Dr. Ir. I.Muhadiono, M.Sc. selaku pembimbing yang telah banyak memberi bimbingan dan saran. Disamping itu, penulis sampaikan terima kasih kepada bapak Paulus yang telah membantu selama pengambilan data. Penghargaan dan ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada suami, putraputri, ibu, ayah, mertua atas segala kesabaran, doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Agustus 2009 Nurhidayah