BAB III DATA, PROSES EKSPLORASI DAN ANALISA 3.1 Analisa Data Lapangan Untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap tentang tenun baduy, Penulis mengadakan perjalanan ke salah satu desa pemukiman masyarakat baduy yaitu Desa Ciboleger yang terletak 20 km dari kota Rangkasbitung. Desa Ciboleger merupaakan pemukiman bagi suku Baduy Dalam dan Luar. Suku Baduy Luar menempati bagian depan dari desa tersebut. Untuk memasuki kawasan Baduy dalam harus dilakukan perjalanan mendaki bukit selama kurang lebih 5 jam. Seperti pada umumnya pemukiman suku Baduy, Desa Ciboleger memiliki wanita-wanita penenun yang menghasilkan beragam hasil tenunan. Biasanya para wanita ini menenun di depan rumah atau gajebonya masing-masing. Namun sayang sekali saat Penulis berkunjung kesana mereka sedang tidak produktif dikarenakan menjelang musim panen. Gambar 3.1 Wanita Baduy Luar di gajebo
Alat yang digunakan untuk menenun sangatlah sederhana, yaitu Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) yang berukuran kecil sehingga kegiatan menenun dapat dilakukan dalam ruangan yang cukup sempit. Gambar 3.2 Alat Tenun Suku Baduy Gambar 3.3 Alat Pemintal Benang
Hasil tenunan yang telah selesai biasanya disimpan didalam rumah atau di gajebo jika para wisatawan sedang berkunjung. Walaupun hanya memiliki kurang lebih empat jenis ragam hias, namun tenunan Baduy kaya akan warna. Tiap satu jenis kain, biasanya terdapat 3 pilihan warna. Benang yang digunakan untuk menenun dibeli dari Majalaya, Jawa Barat. Sehingga wanita baduy hanya melakukan pengerjaan tenunnya saja, karena pewarnaan benang pun dilakukan di Majalaya. Kain tenun berukuran 60 cm x 150 cm dikerjakan selama satu bulan penuh. Namun, harga yang ditawarkan relatif murah, yaitu berkisar antara Rp 60.000 Rp 175.000. Selain tenunan, masyarakat Baduy juga menghsilkan kerajinan tangan lainnya seperti koja,atau tas dari anyaman serat dan gantungan kunci khas Baduy yang terbuat dari serat kayu dan batok kelapa. Gambar 3.4 Koja, salah satu tas kerajinan Suku Baduy
Gambar 3.5 dan Gambar 3.6 Penulis bersama Wanita Penenun Baduy Luar Aturan adat dalam masyarakat Baduy pun masih terasa. Seperti larangan mengambil gambar foto di beberapa tempat seperti tempat tinggal Jaro, penduduk yang dihormati dan jalan-jalan setapak menuju pemukiman Suku Baduy Dalam.
Gambar 3.7 Lumbung Padi Masyarakat Baduy Gambar 3.8 Huma
Gambar 3.9 Penulis bersama pria Baduy Dalam 3.2 Proses Eksplorasi Setelah melakukan perjalanan ke Tanah Baduy, Penulis mengetahui bahwa ada 4 jenis ragam hias tenun Baduy yang paling sering dipergunakan pada kain-kain adat mereka, yaitu : Ragam Hias Tenun I Gambar 3.10
Ragam Hias Tenun II Gambar 3.11 Ragam Hias Tenun III Gambar 3.12 Ragam Hias Tenun IV Foto-foto dok. Pribadi Gambar 3.13
3.2.1 Eksplorasi Penerapan Pada Kain 1. Reka Latar a. Teknik Sablon Teknik yang digunakan pada eksplorasi ini adalah teknik sablon, yaitu teknik mencetak gambar pada kain dengan pewarna pigmen berbentuk pasta kental melalui papan saring. Dengan menggunakan teknik sablon, ragam hias yang dapat diterapkan pun lebih beragam. Jenis kain yang digunakan pun beragam yaitu paper silk, katun Perancis, katun Ima dan linen silk. Gambar 3.14 Gambar 3.15 Teknik sablon pada paper silk Gambar 3.16 Gambar 3.17 Teknik sablon pada katun Perancis Teknik sablon pada linen silk
Gambar 3.18 Gambar 3.19 Teknik sablon pada katun Ima Foto-foto dok Pribadi Gambar 3.20 Gambar 3.21 Teknik sablon pada katun Ima b. Teknik Sulam Tangan Ragam hias yang telah disablon kemudian disulam beberapa bagiannya untuk menghasilkan efek tenunan. Foto dok Pribadi Gambar 3.22 Teknik sulam tangan pada katun Perancis
c. Teknik Bordir Teknik ini ternyata merupakan salah satu teknik yang paling sesuai untuk diterapkan pada ragam hias tenun Baduy karena hasil yang didapatkan menyerupai sruktur tenunan yang asli sehingga kesan tenunannya tetap terasa. Gambar 3.23 Gambar 3.24 Gambar 3.25 Foto-foto dok. Pribadi Gambar 3.26 Gambar 3.27 Teknik bordir pada katun Ima dan katun Perancis
d. Teknik Tenun Teknik inipun merupakan teknik yang paling sesuai karena memang penerapannya berupa tenunan yang menyerupai tenunan aslinya, walaupun teknik tenunan yang dipakai berbeda namun tetap menghasilkan struktur kain yang sama. Teknik tenun yang dilakukan pada eksplorasi ini adlaah teknik tenun Doby yaitu, teknik tenun timbul, dimana baik benang pakan maupun lusi dapat dinaikkan ke permukaan tenunan sehingga menghasilkan efek tenun dan menghasilkan tenunan yang bertekstur, teknik tenun ini pulalah yang dipakai di tenunan asli Baduy. Benang yang digunakan untuk eksplorasi ini adalah benang katun dengan pewarna Indantren. Gambar 3.28 Gambar 3.29 Gambar 3.30 Gambar 3.31 Teknik Tenun pada katun