BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Thomas Maltus mengatakan dalam bukunya yang berjudul Essay on the

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara. Jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penduduk merupakan modal dasar dalam pembangunan, tapi dari sisi lain juga bisa

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan nasional suatu negara yakni melalui jumlah dan

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika

BAB 1 PENDAHULUAN. kemakmuran antar daerah. Namun kenyataan yang ada adalah masih besarnya distribusi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai. dari tahun ke tahun, hal tersebut menimbulkan berbagai masalah bagi

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran merupakan salah satu masalah utama yang selalu dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Akan tetapi masih banyak ditemui penduduk yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Todaro (2006), ketimpangan dan memberantas kemiskinan untuk mencapai kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. antar daerah dan struktur perekonomian yang seimbang (Sukirno, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar dalam struktur sosial, sikap, mental dan kelembagaan, ketimpangan, dan mengatasi kemiskinan (Todaro, 2000).

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan distribusi pendapatan yang merata tanpa adanya disparitas. Selain untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perencanaan pembangunan, data kependudukan memegang peran yang

BAB I PENDAHULUAN. perbedaaan kondisi demografi yang terdapat pada daerah masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu proses kemajuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk akan dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir (fertilitas), tetapi secara bersamaan

BAB I PENDAHULUAN. menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. masa depan perekonomian dunia. Menurut Kunarjo dalam Badrul Munir (2002:10),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar negaranegara

BAB II. KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Penelitian Terdahulu. dengan judul Pengaruh Tenaga Kerja, Upah Minimum Regional (UMR),

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Masalah kependudukan sudah merupakan masalah serius yang bukan saja dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja. Biasanya semakain tinggi pertumbuhan ekonomi cenderung

BAB I PENDAHULUAN. pada sebuah ketidakseimbangan awal dapat menyebabkan perubahan pada sistem

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan umum yang sering dihadapi oleh negara-negara sedang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

Pengaruh pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk dan produktivitas tenaga kerja terhadap penyerapan tenaga kerja di Kota Jambi

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat berkembang dengan baik hal terburuk yang akan muncul salah. satunya adalah masalah pengangguran.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Demografi mempelajari jumlah, persebaran, teritorial dan komposisi penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ITB Central Library, penduduk (population) adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Kriteria angka kelahian adalah sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang tinggi, juga menciptakan lapangan kerja dan mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah

ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. negara di dunia, terutama negara sedang berkembang. Secara umum

BAB I PENDAHULUAN. negara lain, khususnya anggota ASEAN 5, yaitu Malaysia, Filipina, Thailand dan Singapura

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. diikuti dengan adanya perubahan struktur ekonomi. Salah satu sektor di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. ketidakstabilan ekonomi yang juga akan berimbas pada ketidakstabilan dibidang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, kesulitan dan kekurangan diberbagai keadaan hidup. Sebagian orang

BAB I PENDAHULUAN. merata ini karena dipengaruhi oleh benuk geografis masing masing daerah.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibutuhkan peran pemerintah, tingkat

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila. Salah satu cara mencapai keadaan tersebut diprioritaskan

JURNAL EKONOMI Volume 21, Nomor 2 Juni 2013 PENGARUH TINGKAT UPAH TERHADAP MIGRASI MASUK DI KOTA PEKANBARU. Yusni Maulida

BAB I PENDAHULUAN. (Adrimas,1993). Tujuannya untuk mencapai ekonomi yang cukup tinggi, menjaga

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Untuk melihat keberhasilan pembangunan suatu negara adalah tidak

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya serta tentu saja untuk mempertahankan eksistensi kehidupannya di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan internasional dengan pemerataan dan pertumbuhan yang diinginkan

BAB 1 PENDAHULUAN. (fertilitas), tetapi secara bersamaan pula akan dikurangi oleh jumlah kematian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, untuk terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk merupakan bagian integral dari suatu negara. Komposisi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk Kota Pematangsiantar setiap tahunnya menunjukkaan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk.

PENGANTAR DEMOGRAFI 1 Oleh: Omas Bulan Rajagukguk 2. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata

BAB I PENDAHULUAN. terbukanya perdagangan dunia, ketidakmampuan dalam meningkatkan daya saing

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Ketimpangan pendapatan adalah sebuah realita yang ada di tengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkembang secara mandiri dan pendapatan ekonomi daerah. Sektor industri

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator tingkat

PENGARUH PDB DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP KEMISKINAN DI INDONESIA PERIODE

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatankekuatan

Dari waktu ke waktu jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di daerah perkotaan senantiasa bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk dan

BAB 2 LANDASAN TEORI

Angka kelahiran dikatakan tinggi jika angka kelahiran berkisar > 30 per tahun.

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan ekonomi kota Medan. Konsumsi rumah tangga Medan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Utara, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Rantauprapat. Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan berlangsungnya proses demografis. Pada tahun 2004, di Jawa. 1,07 persen bila dibanding tahun 2003 (BPS, 2004).

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. melakukan perpindahan masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap individu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penduduk adalah Orang-orang yang berada di dalam suatu wilayah yang terikat oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan penduduk dunia, Indonesia juga sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian terdahulu yang berkaitan dengan yang akan diteliti.

BAB I PENDAHULUAN. sektor pertanian sebagai sektor unggulan. Karena sektor pertanian merupakan

METODE PENELITIAN. tingkat migrasi risen tinggi, sementara tingkat migrasi keluarnya rendah (Tabel

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN WONOGIRI

BUKU AJAR EKONOMI KEPENDUDUKAN. Oleh: JUNAIDI, SE,M.Si HARDIANI, SE,M.Si

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Desa Laut Dendang merupakan salah satu daerah pinggiran Kota Medan. Hal

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Thomas Maltus mengatakan dalam bukunya yang berjudul Essay on the principle of population merumuskan pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi sebagai konsep pertambahan hasil yang semakin berkurang (diminishing return). Malthus melukiskan jumlah populasi di suatu negara meningkat sebagai deret ukur. Sedangkan untuk persediaan pangan meningkat menurut deret hitung. Sehingga terjadi ketidakseimbangan laju pertumbuhan penduduk dengan ketersediaan pangan. Laju pertumbuhan penduduk dipengaruhi kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan migrasi (perpindahan penduduk). Teori Malthus memiliki kelemahan karena tidak memperhitungkan begitu besarnya dampak sosial dan teknologi dalam mengimbangi laju pertumbuhan penduduk (Thomas Malthus, 1789 dalam Situmorang, 2010). Di negara-negara berkembang pertumbuhan penduduk sangat pesat khususnya di daerah perkotaan yang merupakan pusat kegiatan ekonomi. Tingginya pertumbuhan penduduk tersebut disebabkan adanya urbanisasi dari pedesaan menuju perkotaan. Urbanisasi di daerah perkotaan disebabkan oleh pesatnya pertumbuhan penduduk dan menurunnya angka kematian serta adanya kebijakan ekonomi pemerintah yang lebih fokus tertuju ke kota. Tingginya angka urbanisasi ke kota menyebabkan tidak meratanya distribusi penduduk (Todaro, 2000 dikutip dari Situmorang, 2010). Motivasi seseorang untuk pindah adalah motif ekonomi. Motif tersebut berkembang karena adanya ketimpangan antar daerah. Mobilitas ke perkotaan

mempunyai dua harapan yaitu memperoleh pekerjaan dan harapan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dari pada yang diperolehnya di tempat asal (Todaro, 1979 dikutip dari Imanuel, 2014). Upah ialah salah satu faktor penarik penduduk pedesaan untuk pindah ke perkotaan. Selanjutnya diikuti dengan faktor penarik lainnya yaitu kualitas pendidikan, fasilitas kesehatan, dan kesempatan kerja. Upah yang tinggi memberi daya tarik penduduk untuk pindak ke Kota Bukittinggi. Upah Minimum Regionnal (UMR) Provinsi Sumatera Barat terus meningkat dari tahun ke tahun mulai dari tahun 1999 hingga 2013. Pada tahun 1999 UMR yaitu sebesar 160.000 rupiah perbulannya dan di tahun 2013 terjadi kenaikan begitu pesat menjadi 1.350.000 rupiah perbulan. Rata-rata UMR di Sumatera Barat naik sekitar 12% per tahun. Faktor penarik ke dua yaitu kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan di kota Bukittinggi sangat bagus, jumlah tenaga pengajar dari tahun ke tahun meningkat yang dimuli tahun 1999 berjumlah 2132 meningkat menjadi 3520 di tahun 2013. Selain itu juga diikuti dengan faktor fasilitas kesehatan dan kesempatan kerja. Fasilitas kesehatan di Kota Bukittinggi sudah memadai. Dilihat dari jumlah tempat tidur di rumah sakit dari tahun 1999 ke 2013 terus bertambah. Awalnya tahun 1999 berjumlah 654, di tahun 2006 mengalami penurunan menjadi 589, dan pada tahun 2013 naik lagi menjadi 640. Hal ini berarti fasilitas rumah sakit selalu mengalami kemajuan. Begitu juga dengan kesempatan kerja, jumlah penduduk yang bekerja di Kota Bukittinggi selalu mengalami kenaikan. Pada tahun 1999 jumlah yang bekerja sebanyak 35129 orang, ditahun 2007 naik

menjadi 47498 dan tahun 2013 meningkat menjadi 51060 orang. Hal ini disebabkan karena keberadaan kota memberikan lapangan pekerjaan yang baru. Dengan demikian, urbanisasi merupakan suatu proses perubahan yang wajar dalam upaya meningkatkan kesejahteraan penduduk atau masyarakat. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengetahui faktor-faktor penarik orang melakukan urbanisasi ke Kota Bukittingi. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk meneliti masalah urbanisasi di Kota Bukittinggi dengan judul: FAKTOR PENARIK URBANISASI KE KOTA BUKITTINGGI. 1.2 Rumusan Masalah Faktor utama terjadinya urbanisasi adalah faktor ekonomi, yaitu upah dan yang diikuti dengan kualitas pendidikan, fasilitas kesehatan serta kesempatan kerja. Kota merupakan wilayah dimana pusat kegiatan perekonomian dibidang perdagangan dan industri. Kesempatan kerja dikota lebih besar, begitu juga dengan upah yang diterima relatif lebih tinggi. Berbeda dengan di desa, lapangan pekerjaan di desa sedikit dan upah yang di terima rendah. Banyak tenaga kerja dari daerah atau desa pergi ke Kota Bukittinggi dalam rangka mencari pekerjaan yang lebih baik dari pada di desa. Untuk memfokuskan penelitian ini penulis tertarik untuk membahas tentang : 1. Bagaimana tingkat urbanisasi di Kota Bukittinggi. 2. Faktor penarik terjadinya urbanisasi ke Kota Bukittinggi, mulai dari tingkat upah, kualitas pendidikan, fasilitas kesehatan dan kesempatan kerja.

3. Apa implikasi kebijakan terhadap tingkat urbanisasi di Kota Bukittinggi. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitan ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat urbanisasi di Kota Bukittinggi. 2. Untuk mengetahui faktor - faktor penarik urbanisasi ke Kota Bukittinggi. 3. Untuk menganalisis implikasi kebijakan dan kaitannya dengan studi ini. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam menerapkan ilmu yang didapat selama perkuliahan serta dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis. 2. Sebagai masukan bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan dalam mengatasi masalah urbanisasi di Kota Bukittinggi. 3. Sebagai referensi dan informasi bagi penelitian - penelitian selanjutnya yang topiknya berhubungan. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dibatasi sebagai berikut : 1. Analisis tingkat urbanisasi di Kota Bukittinggi dari tahun 1999 hingga 2013. 2. Untuk lebih fokus variabel yang digunakan sebagai faktor penarik urbanisasi dalam penelitian ini yaitu upah, kualitas pendidikan, fasilitas kesehatan dan kesempatan kerja.

3. Upah dilihat dari UMR (Upah Minimum Regional), kualitas pendidikan dilihat jumlah tenaga pengajar, fasilitas kesehatan dilihat dari jumlah tempat tidur di Rumah Sakit, dan kesempatan kerja dilihat dari penduduk yang bekerja. 1.6 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan Dalam bab ini juga menjelaskan permasalahan secara umum yaitu : latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat yang dicapai dalam penelitian ini serta ruang lingkup, dan sistematika penulisan. Bab II : Tinjauan Pustaka Pada bab ini berisi tentang landasan teori yang menjadi dasar yang digunakan oleh peneliti untuk penelitian ini yaitu teori - teori yang mendukung bagi tercapainya hasil penelitian ilmiah serta kerangka analisis, penelitian terdahulu dan hipotesis. Bab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan tentang definisi operasional variabel penelitian, jenis dan sumber data yang digunakan yaitu data sekunder. Data diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan dari dinas catatan sipil Kota Bukittinggi, serta metode analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis Ordinary least Square (OLS) menggunakan program Eviews 8.

Bab IV : Gambaran Umum Dalam bab ini dijelaskan bagaimana kondisi Kota Bukittinggi secara umum. Menyangkut secara geografis, kependudukan, dan kondisi perekonomian Kota Bukittinggi. Bab V : Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada bab ini akan dibahas dan dianalisis data-data yang didapat dari hasil perhitungan dan pengolahan dengan analisis regresi, yang pada akhirnya akan memberikan hasil faktor-faktor penarik urbanisasi ke Kota Bukittinggi. Bab VI : Penutup Terdiri dari kesimpulan yang diambil dari analisis penelitian, kemudian dikemukakan saran-saran yang diperoleh dari penelitian.