BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

dokumen-dokumen yang mirip
APARTEMEN DI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

1 A p a r t e m e n S i s i n g a m a n g a r a j a S e m a r a n g

Apartemen di Kawasan Bekasi Kota

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

APARTEMEN DI BEKASI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Asrama Mahasiswa UNDIP Mohammad Iqbal Hilmi L2B09060

RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH DI KABUPATEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

KONDOMINIUM BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN FISIK BANGUNAN TPI JUWANA 1.1. LATAR BELAKANG

1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No

BSD INTERMODAL TRANSPORT FACILITY M. BARRY BUDI PRIMA BAB I PENDAHULUAN

UTARINA KUSMARWATI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

Dukuh Atas Interchange Station BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Pendaftar SMK se-kota Semarang Tahun No Tahun Ajaran Pendaftar Diterima

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 komposisi penduduk

BAB I PENDAHULUAN GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SEMARANG LP3A TUGAS AKHIR 138

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Tugas Akhir 2015 BAB I PENDAHULUAN. Apartemen di Palembang Latar Belakang

Gambar 1. 1 : Keindahan Panorama Bawah Laut Pulau Biawak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

RUMAH SUSUN MILIK DI JAKARTA DENGAN PENENKANAN DESAIN MODERN-GREEN Sevi Maulani, 2014 BAB I PENDAHULUAN

Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan dan Sasaran Perencanaan dan Perancangan Tujuan. Apartemen di Jakarta

Desa Mandiri Berbasis Ecovillage

LP3A Tugas Akhir 135: Apartemen Tanjung Barat BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Apartemen untuk Wanita di Kota Semarang I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN CITY HOTEL DI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN LP3A TUGAS AKHIR 135 MONALISA SAPUTRI SARANA REKREASI & EDUKASI PETERNAKAN SAPI PERAH DI DESA JETAK 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kereta api merupakan salah satu alat transportasi darat antar kota yang diminati oleh seluruh lapisan

KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN KUDUS

TA 91. golf side town house. di Semarang. s a n t y l u s i a n i l2b BAB I PENDAHULUAN

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DI KUDUS BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Daya Tampung dan Peminat Kedkteran Gigi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Riverside Resort Hotel di Cijulang, Kabupaten Pangandaran 1

PERENCANAAN TA 37 AGUNG DWI NUGROHO L2B ALUR PIKIR IN-PUT PROSES OUTPUT

BAB 1 PENDAHULUAN. Relokasi Stasiun Merak 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran yang hendak dicapai dengan adanya Wedding Hall ini adalah:

Komposisi Penduduk DKI Jakarta 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bontang terletak 150 km di utara Samarinda. Dengan wilayah yang relatif kecil dibandingkan kabupaten

Curug Sewu Hotel and Resort Kabupaten Kendal BAB I PENDAHULUAN

Pusat Kawasan Wisata Candi Gedongsongo BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. Hotel Bisnis Bintang 4 di Kota Jambi. Rahma Mastovani_ L2B008122

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN NAMA RS JENIS KELAS ALAMAT JUMLAH TEMPAT TIDUR. Belum ditetapkan TOTAL 596. Sumber:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Proyeksi Proporsi Penduduk di Indonesia (%) 0-14 Tahun Tahun > 65 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Mahasiswa Undip Sumber : BAPSI Undip

BAB I PENDAHULAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rusunawa Buruh di Kawasan Industri Mangkang Semarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN TUGAS AKHIR 135. LP3A - Beachwalk Mall di Tanjung Pandan, Belitung

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

REDESAIN KANTOR DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE]

Kolam Renang Indoor Universitas Diponegoro - Tugas Akhir 135 LP3A BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN APARTEMEN DI SEMARANG 1

Redesain Kantor Bupati Kabupaten Sukoharjo BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Diponegoro Riestya Aryani Wasikto ( )

BANJAR BARU INTERNATIONAL CIRCUIT

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun KA Bandara Internasional Soekarno-Hatta Penekanan Desain High Tech Architecture

BAB I PENDAHULUAN. Sumber:

SEASIDE HOTEL DI JEPARA BAB I PENDAHULUAN

Sentra Pengolahan Hasil Perikanan Terpadu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

RUMAH SUSUN SEDERHANA MILIK di CENGKARENG JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN

SMK Pariwisata Bertaraf International di Semarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pengembangan Rusunawa (Rumah Susun Sederhana Sewa) kini tengah digencarkan oleh pemerintah tepatnya Kementerian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

[TUGAS AKHIR 38] CONDOTEL DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

MEDAN FLIGHT ACADEMY BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan pertumbuhan perekonomian akan turut meningkatkan peranan sektor transportasi dalam menunjang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

COMMUNITY CENTER di BSD City (Penekanan Desain GREEN ARCHITECTURE) TA-118 BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Era globalisasi sekarang ini, memaksa setiap daerah untuk melakukan pembangunan dan pengembangan wilayah agar daerah semakin maju dan pendapatan masyarakat semakin bertambah. Pengembangan wilayah memiliki prinsip meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dengan memanfaatkan pontesi sumber daya alam dan lingkungan. Pengembangan wilayah bertujuan memaksimalkan potensi yang dimiliki daerah sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitarnya. Kabupaten Tangerang adalah sebuah kabupaten yang berada di Provinsi Banten dan dikenal sebagai pintu gerbang utama Indonesia. Hal itu karena keberadaan bandara Internasional Soekarno Hatta yang berada di kawasan Kota Tangerang. Kota Tangerang merupakan kota terbesar di Provinsi Banten dan ketiga terbesar di kawasan perkotaan Jabodetabek setalah Jakarta. Menurur Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang (BPS), Tangerang memiliki luas wilayah 129.468 hektar, terdiri atas wilayah kota 18.378 hektar dan kabupaten 111.090 hektar. Sebelumnya Kota Tangerang dikenal sebagai kawasan industri dimana terdapat lebih dari 100 industri dan banyak perusahaan perusahaan internasional yang memiliki pabrik di kota ini. Kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungna di Kota Tangerang sangatlah beragam yang merupakan kombinasi antara industry, pedesaan, metropolitan dan agraris sperti persawahan meskipun keberadaannya terus didesak oleh industry dan perluasan kota. Seiring dengan perkembangan kawasan industry yang sangat pesat kebutuhan akan hunian sebagai tempat tinggal pun meningkat. Perkembangan perumahan di Tangerang dimulai sekitar rahun 1984 yang memulai merambah ke kawasan ciledug, ciputat, serpong dan pamulang. Jumlah penduduk Tangerang mencapai 1,8 juta penduduk di wilayah kota dan 3,4 juta penduduk di wilayah kabupaten. (Tempo, 2010) 1

Perkembangan perumahan paling pesat beberapa tahun terakhir adalah kawasan Tangerang selatan. Kawasan yang terdiri dari kecamatan Ciputat, Pamulang, Serpong, Podokaren, Cisauk, Pgedangan, Legok dan Curug. Total lahan yang terpakai di kawasan ini adlah 15 persen dari total wilayah Kabupaten Tangerang. Sedangkan perumahan di wilayah Tangerang Barat seperti Kecamatan Cisoka, Balaraja, Jayanti Tigaraksa, Bitung, dan Cikupa lebih lambat berkembang. Di kawasan ini hanya sekitar 12 persen yang diperuntukkan bagi wilayah perumahan. Kondisi perkembangan perumahan paling lambat adalah dikawasan Tangerang utara yang meluputi Kecamatan Teluknaga, Sepatan, Mauk, Kronjo, dan Kosambi. Diwilayah Tangerang barat dan utara, kawasan perumahan harus berbagi lahan dengan kawasan industry dan pergudangan. Menurut Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Tangerang, saeful Rohman, perkembangan perumhan di kota Tangerang masih akan terus berkembang diseluruh kecamatan yang ada (JABARBANTEN, 2015) Tangerang merupakan daerah penyangga bagi Jakarta, yang berkedudukan sebagai Ibukota Negara RI dan pusat bisnis terbesar di Indonesia. Dengan demikian apa yang terjadi di Jakarta segera berimbis ke Tangerang. Akibat melubernya jumlah penduduk Jakarta, maka sebagian bermigrasi ke Tangerang, dengan tetap mencari nafkah di Jakarta. Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kab Tangerang Sumber : Dinas PU Tangerang 2

Pembangunan perumahan beserta sarana dan prasarannya perlu mendapatkan prioritas mengingat tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan dasar.akibat semakin mahalnya lahan di Ibu Kota membuat pembangunan hunian mulai bergeser ke sejumlah daerah penyangga Ibukota pula. Menurut yayan Sopiyan, kepala Bappeda Kota Tangerang, untuk pembukaan lahan baru, terutama kawasan perumahan skala besar sudah tidak di izinkan lagi sehingga untuk memenuhi kebutuhan akan hunian akibat perkembangan jumlah penduduk kabupaten Tangerang pemerintah daerah merencanakan pembangunan hunian mengarah ke vertikal (ke atas) apalagi pengembangan sektor property di Kota Tangerang sedang mencapai titik jenuh dikarenakan keterbatas lahan membuat pengembang sulit membuat pembangunan perumahan skala besar. Setiap tahun lahan di Ibu kota semakin mahal membuat pembangunan hunian seperti apartemen mulai bergeser ke sejumlah daerah penyangga ibu kota. Akibatnya, pengembang pun berlomba lomba untuk membangun apartemen dikawasan sekitar jabodetabek khususnya Tangerang melihat peluang bisnis untuk hunian vertical yang menjanjikan di Kota Tangerang. Dikutip dari pendapat menurut Associate Director Residential Sales & Leasing Colliers International, Aleviery Akbar, dibanding kawasan sub urban lainnya, wilayah Tangerang dan Bekasi menjadi tempat favorit pembangunan apartemen khususnya karena Tangerang merupakan daerah dengan kelengkapan infrastruktur paling lengkap. Di Tangerang, infrastruktur yang ada diantaranya seperti dekat dengan bandara juga dekat dengan kawasan perumahan. Tidak hanya itu, ada beberapa kawasan industry yang dibangun di Tangerang juga menjadi faktor mengapa banyak pengembang yang membangun apartemen di Kota Tangerang. 3

Gambar 1.2 Grafik Pertumbuhan Apartemen di Jabodetabek 2007-2015 Sumber : Pusatdata.kontan.co.id 1.2 TUJUAN DAN SASARAN 1.2.1 TUJUAN Tujuan yang hendak dicapai dari pembahasan perencanaan dan Perancangan Apartemen ini adalah memenuhi kebutuhan akan hunian vertikal yang jumlahnya terus bertambah di kota Tangerang setiap tahunnya, khususnya kawasan kota Tangerang dan mengatasi permasalahan melubernya jumlah penduduk Jakarta, yang sebagian bermigrasi ke Tangerang. Serta permasalah yang berkaitan dengan masalah perumahan sebagai hunian khusus untuk masyarkat menengah dan para pelaku bisnis yang ingin memiliki hunian di kota Tangerang. 1.2.2 SASARAN Sasaran dari penyusunan laporan ini adalah tersusunnya pokok pokok pikiran perencanaan dan perancangan apartemen di kota Tangerang sesuai dengan kebutuhan hunian bagi masyarkat menengah yang dilaksanakan berdasarkan langkah untuk Landasan Perencanaan dan Perancangan Arsitektur pada Tugas Akhir di Jurusan Arsitektur Universitas Diponegoro. 4

1.3 RUANG LINGKUP a. Ruang Lingkup Substansial Merencanakan dan merancang Apartemen di BSD yang termasuk dalam kategori bangunan tunggal atau bermassa banyak berserta perancangan tapak lingkungan sekitar. b. Ruang Lingkup Spasial Secara administratif, rencana tapak yang akan dipakai adalah lahan kosong yang sedang direncanakan untuk menjadi apartemen di Bumi Srepong Damai (BSD) Kabupaten Tangerang 1.4 MANFAAT 1.4.1 SECARA SUBJEKTIF 1. Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menempuh Tugas Akhir sebagai ketentuan kelulusan Sarjana (S-1) di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro 2 Sebagai acuan proses perencanaan dan perancangan Desan Grafis Arsitektur. 1.4.2 SECARA OBJEKTIF 1. Dapat menjadi suatu pertimbangan acuan pembuatan Laporan Program Perencangan Arsitektur (LP3A) bagi para mahasiswa arsitektur yang akan mengikuti tugas akhir. 2. Diharapkan dapat menjadi suatu pertimbangan bagi pihak pihak pelaku bisnis properti khususnya yang bergerak dalam bisnis apartemen di kota Tangerang. 1.5 LINGKUP PEMBAHASAN Lingkup pembahasan dari landasan Program Perencanaan dan Perancangan hunian vertikal sesuai dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat yang menitikberatkan pada hal hal yang berkaitan dengan disiplin ilmu arsitektur, sedangkan hal hal diluar disiplin ilmu arsitektur yang mempengaruhi, 5

melatarbelakangi dan mendasari faktor faktor perencangan akan dibatasi, dipertimbangkan atau diasumsikan tanpa dibahas secara mendalam. 1.6 METODE PEMBAHASAN Pembahasan dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan, memaparkan, kompilasi dan menganalisa data sehingga diperoleh suatu pendekatan program perencanaan dan perancangan untuk selanjutnya digunakan dalam penyusunan program dan konsep dasar perencanaan dan perancangan. Adapun Metode yang dipakai dalam penyusunan penulisan ini antara lain : 1. Metode deskriptif, yaitu dengan melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data ditempuh dengan cara : studi pustaka/ studi literatur, data dari instansi terkait, wawancara dengan narasumber, observasi lapangan serta browsing internet. 2. Metode dokumentatif, yaitu mendokumentasikan data yang menjadi bahan penyusunan penulisan ini. Cara pendokumentasian data adalah dengan memperoleh gambar visual dari foto-foto yang di hasilkan. 3. Metode komparatif, yaitu dengan mengadakan studi banding terhadap jumlah unit dan fasiitas pengikat dalam communal space. Dari data - data yang telah terkumpul, dilakukan identifikasi dan analisa untuk memperoleh gambaran yang cukup lengkap mengenai karakteristik dan kondisi yang ada, sehingga dapat tersusun suatu Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Tangerang Tower Apartemen. 1.7 SISTEMATIKA PEMBAHASAN Sistematika pembahasan dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, lingkup bahasan, metode dan sistematika pembahasan serta alur pikir. 6

BAB II TINJAUN PUSTAKA Berisi defenisi apartemen, tinjaun apartemen, dan karakteristik apartemen sesuai referensi yang relevan dan studi banding. BAB III DATA Berisi gambaran umum Kabupaten Tangerang, potensi dan rencana pengembangan serta gambaran umum tentang Bumi Serpong Damai (BSD) kemudian studi banding. BAB IV PEDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi uraian yang berkaitan dengan dasar pendekatan dan analisi untuk menentukan program perencanaan dan perancangan yang mengacu pada aspek aspek fungisional, kinerja, teknik, kontekstual, arsitektural, serta pendekatan lokasi dan tapak BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi mengenai hasil program ruang perencanaan dan perancangan apartemen, penekanan desain, utilitas yang akan diterapkan, tapak terpilih, serta pengertian prinsip prinsip pokok penekanan desain. 1.8 Alur Pikir INPUT PROSES OUTPUT FENOMENA Aktualita Jumlah kepadatan penduduk dan pendatang yang meningkat dengan optimasi lahan perkotaan yang semakin sempit. Perkembangan hunian apartemen di Indonesia bersamaan dengan permintaan apartemen yang semakin menguat. Memaksimalkan pemanfaatan lahan yang minimal untuk kebutuhan tempat tinggal yang nyaman, aman, layak huni, dan memiliki sarana prasarana yang lengkap bagi pelaku bisnis. Urgensi Dibutuhkan hunian vetikal untuk memaksimalkan pemanfaatan lahan PERENCANAAN ARSITEKTUR Adanya fenomena yang dapat dilihat dari aktualita dan urgensi mendorong untuk direncanakannya Aparremen di Tangerang(BSD) Apatemen di BSD, Tangerang 7

di Kabupaten Tangerang yang semakin sempit. Dibutuhkan hunian vetikal karena kebijakan pamerintah daerah yang tidak mengijinkan pembangunan landed house guna meningkatkan persentase lahan terbuka hijau hingga 30 % Tingginya permintaan akan hunian vertikal yang masih belum terpenuhi. Originalitas Merencanakan dan merancang sebuah apartemen yang nyaman, aman, layak huni, dan lengkap dengan sarana dan prasarana yang sesuai dengan tuntutan pelaku bisnis di kawasan pusat Literatur - Tinjauan Apartment - Macam-macam Apartment Studi banding - Kegiatan di apartment - Struktur organisasi pengelola Studi Fasilitas Analisis Proses dan Kelompok kegiatan Analisis Kebutuhan Kelompok dan Apartment, MEE fasilitas ruang Utilitas, Data - Data Sinarmas Land selaku pengembang BSD akan kebutuhan yang akan dibangun pada apartemen Studi banding - Data ruang-ruang apartment dan tipe unit yang ada Literature - Standard-standard fasilitas dan prasarana - analisis prosentase pemanfaatan ruang dan unit Kapasitas Unit, Tipe Unit, Retail, fasilitas dan ruang utilitas dan MEE Kapasitas Unit, Tipe Unit dan jumlah retail Literatur - Standard luasan ruang unit apartment Analisa besaran ruang dan kebutuhan lahan Optimalisasi Lahan Program ruang dan kebutuhan Luas Tapak PERANCANGAN ARSITEKTUR 8

Aspek Fungsional (hunian,fasilitas) Aspek Kontekstual(tapak, aksesibilitas,view,klimatolog i) Aspek Teknis(bentuk dan massa bangunan,struktur, bahan bangunan) Citra atau image building: - Eksklusif (standar internasional) - Nyaman - Layak huni Fungsi dan Karakter Apartemen Kriteria lokasi: - Land Use sesuai aturan Pemda yang sudah direncanakan oleh pengembang - Kecenderungan sebagai lokasi tempat tinggal - Ketersediaan air bersih - Aksesibilitas - Kelengkapan infrastruktur sarana dan prasarana Memilih lokasi dari kriteria Pembobotan dan penilaian: - Land Use - Lokasi ekspatriat - Air bersih - Aksesibilitas - Infrastruktur Lokasi terpilih Kebutuhan luas tapak Kriteria tapak: -Potensi View -Aksesibilitas -Segi Lingkungan -Segi Lokasi alternative tapak Pemilihan tapak, pembobotan dan penilaian: - Potensi view 30% - aksesibilitas 40%, - Segi lingkungan 10%, - Segi lokasi 20% Tapak terpilihh Karakter tapak, kelompok kegiatan/fasilitas, contoh keruangan bangunan apartemen DESAIN GRAFIS Potensi masalah tapak,eksplorasi preseden, respon tapak aksis-orientasi hirarki keruangan Zoning Tapak,iklim dan cuaca, persyaratan dan karakter fisik, contoh wujud apartemen Eksplorasi konfigurasi bentuk Gubahan massa Zoning, gubahan massa, program ruang, sirkulasi Alternative studi proporsi, studi 3D Site Plan 9

Site plan, program ruang, sirkulasi Eksplorasi sirkulasi dan keruangan, hubungan ruang Denah Contoh bangunan apartemen, karakter elemen bangunan Eksplorasi figurasi bentuk, elemen bangunan, struktur dan konstruksi Tampak dan Potongan Site plan, denah,tampak, potongan Substansi dan materi presentasi, teknik menggambar, teknik presentasi Desain Grafis 10