BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Pengesahan Judul. ini didasari oleh pandangan al-qur an dalam surah Al-Mujadalah, ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Meningkatkan kemajuan di negara Indonesia, maka ada berbagai langkah

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan anak melalui bimbingan, mendidik, dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. peran di lingkungannya secara tepat di masa yang akan datang. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. melalui perundang-undangan dan pengelolaan pendidikan. Tujuan pendidikan sebagaimana termuat dalam Undang-undang tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. dewasa serta terdidik dalam bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku. 1. Kompetensi atau kemampuan guru dalam menyampaikan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, meningkatkan kualitas manusia dalam membentuk watak bangsa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional yang dicantumkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia. Pemerintah selalu berupaya untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. akan mendorong individu untuk melakukan hal-hal yang lebih baik. Minat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia terlahir dengan mempunyai faktor bawaan naluri dalam

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pendidikan. Dalam ajaran Islam, pendidikan adalah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga disadari bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang sangat fundamental

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia itulah menjadi sasaran hidup manusia yang pencapaiannya sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya manusia. Pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 3, yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak, baik pemerintah, orang tua maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peran yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. baik di dunia maupun di Akhirat. Islam mendorong umatnya untuk berilmu dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan investasi utama untuk mencerdaskan kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa sekarang Bangsa Indonesia hidup di zaman global yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN. dan Negara. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan dan keserasian antara aspek-aspek material dan spiritual. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup. terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang system

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan judul

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, bergaul, dan berkomunikasi, untuk keperluan semua itu manusia. memerlukan alat, dan alat yang efektif adalah bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kearah peningkatan yang lebih positif. Agar usaha-usaha tersebut dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika perlu mendapatkan perhatian yang khusus. Sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan adalah bagian dari proses kehidupan bernegara, yang mana visi dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan nasional untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeahlian, berdaya saing tinggi, maju, dan sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bertaqwa, menguasai teknologi, mempunyai etos kerja serta berdisiplin yang tinggi. Kunci sukses suatu bangsa adalah sumber daya manusia yang dimiliki suatu bangsa terutama generasi mudanya. Salah satu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah dengan cara memperbaiki mutu pendidikan karena merupakan suatu dasar pembangun watak, mental dan spiritual manusia sehingga dapat dijadikan tolak ukur kualitas bangsa. Perbaikan mutu pendidikan di Indonesia selalu dilaksanakan dengan berbagai cara salah satunya peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II pasal 3 dikemukakan bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap 1

2 Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Sejalan dengan tujuan pendidikan tersebut sudah selayaknya orangtua terus berusaha agar anak mencapai tujuan dalam belajar dan berusaha menghindari kesulitan belajar yang dihadapi anak. 2 Sekolah dan kelas adalah komunitas siswa yang merupakan suatu unit kecil dari masyarakat. Mereka sedang belajar mengenal dan menjelajahi khasanah pengetahuan. Melalui sekolah siswa diharapkan menjadi terpelajar, terampil, meningkat wawasan dan kemampuannya sehingga penuh percaya diri dan akhirnya bermuara pada peningkatan kualitas hidup. Pendidikan di sekolah tidak bisa lepas dari kegiatan belajar mengajar, yang meliputi seluruh aktivitas yang menyangkut pemberian materi pelajaran agar siswa memperoleh kecakapan pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan. Tercapainya tujuan pembelajaran salah satu indikatornya adalah tinggi rendahnya hasil belajar yang diraih siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Tinggi rendahnya hasil belajar akan memberikan sumbangan dalam mencapai kesuksesan masa depan siswa. Alquran juga menjelaskan bahwa orang yang mempunyai wawasan ilmu pengetahuan didapatkan melalui proses pendidikan mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Allah Swt sebagaimana firmannya dalam Alquran surah al- Mujadalah ayat 11 yang berbunyi: 1 Indonesia, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta: Depag RI, 2007), h. 8 2 Rifa Hidayah, Psikologi Pengasuhan Anak, Cet. Ke-1, (Malang: UIN-Malang Pers, 2009). h. 158

3 ي ي ي ي ا ا ل ذ ي ي ا ي ي ا ك ي ي ا ذ ي ا ذ ي ي اا ي ك ي ا ي ي ي ل ك ي ا ذ ا ا ي ي ج ذ ذ ا ي ي ي ك ي ا ي ي ي ي ذ ا ا ك اا ي ك ي ا.ا ي ذ ذ ا ك ي ي ك ي ا ا ي ذ ي ي ا ي ي ج ت ا.ا ا ذ ب ي ا ي ا ك ذ ي ا ذ ي ي ا ا ي ك ك ي ا ي ا ي ك ك ي ا ي ي ي ي ذا ا ك ا ا ل ذ ي ي ا ي ي ا ك ي ي ا ذ ا ي ك ي ا ي ا ل ي ي ي ي ي ك ي ينا ي خب ذ ي ي ا ا Ilmu yang dimaksud oleh ayat di atas bukan saja ilmu agama, tetapi ilmu apa pun yang bermanfaat. 3 Sangat jelas sekali terlihat jika orang-orang yang berilmu mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi dari yang tidak berilmu. Dari sini dapat diambil kesimpulan juga bahwa umat Islam itu wajib menuntut ilmu atau berpendidikan baik itu laki-laki muslim maupun perempuan muslim. Tujuan pendidikan ialah untuk menjalankan tiga fungsi yang semuanya bersifat normatif. Pertama, menentukan haluan bagi proses pendidikan. Sekaligus dengan pelaksanaan penentuan haluan yang dituju ialah memberikan rangsangan. Maksudnya jika haluan dan proses pendidikan itu dipandang bernilai, dan ia diingini, maka tentulah akan mendorong pelajar mengeluarkan tenaga yang diperlukan. Akhirnya, pendidikan itu mempunyai fungsi untuk menjadi kriteria dalam menilai proses pendidikan. Dalam bagian ini yang menjadi tumpuan utama adalah tujuan-tujuan yang akan menentukan haluan pendidikan. Dalam bahagian yang berkenaan dengan pelaksanaan pendidikan akan dibincangkan tujuan sebagai perangsang terhadap proses pendidikan. Manakala pada bahagian mengenai penilaian akan dibincangkan tujuan sebagai kriteria dalam menilai proses pendidikan. 4 3 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Cet. ke-2, (Jakarta: Lentera Hati, 2009). H. 491 1995), h. 102-103 4 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan, Cet. ke-3, (Jakarta: Pustaka Alhusna,

4 Dalam sistem pendidikan nasional, peserta didiknya adalah semua warga negara. Artinya, semua satuan pendidikan yang ada harus memberikan kesempatan menjadi peserta didiknya kepada semua warga negara yang memenuhi persyaratan tertentu sesuai dengan kekhususannya, tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, suku bangsa, dan sebagainya. Hal ini sesuai dengan UUD 1945 Pasal 31 ayat (1) berbunyi: Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran. Di dalam UU No. 20 Th 2003 Pasal 5 disebutkan ayat (1) setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu; dan ayat (5) setiap warga negara berhak mendapatkan kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat. 5 Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah yang lahir dan berkembang secara efektif dan efisien dari dan oleh serta untuk masyarakat, merupakan perangkat yang berkewajiban memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam mendidik warga negara. Sekolah dikelola secara formal, hierarkis dan kronologis yang berhaluan pada falsafah dan tujuan pendidikan nasional. 6 Demikian halnya dengan keluarga dan masyarakat, keluarga dan masyarakat dimana siswa berada merupakan institusi sosial yang menjadi latar belakang kehidupan sosial siswa yang secara geografis, sosiologis dan psikologis dapat memberikan pengaruh terhadap siswa, terlebih terhadap hasil-hasil belajarnya. 5 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), h. 125 6 Ibid., h. 47

5 Masyarakat perkotaan sering disebut juga dengan urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. 7 Mobilitas sosial di kota jauh lebih besar daripada di desa. Di kota, seseorang memiliki kesempatan lebih besar untuk mengalami mobilitas sosial, baik vertikal yaitu perpindahan kedudukan yang lebih tinggi atau lebih rendah, maupun horizontal yaitu perpindahan ke pekerjaan lain yang setingkat. 8 Pada masyarakat pedesaan, pola interaksinya horizontal, banyak dipengaruhi oleh sistem kekeluargaan. Semua pasangan berinteraksi dianggap sebagai keluarga. 9 Siswa dengan latar belakang sosial tersebut, berada pada satu lembaga pendidikan yang sama, hal ini memungkinkan siswa menampakkan hasil-hasil belajar yang berbeda, karena adanya pengaruh tingkah laku dan kebiasaan sosialnya masing-masing, dalam implikasi sosialnya. Siswa yang berlatar belakang sosial kota yang dilihat dari kehidupan sosial, ekonomi dan kebudayaan yang lebih maju dengan lengkapnya tersedia fasilitas yang diperlukan sangat mendukung terhadap proses belajar siswa, demikian tergambar dari kehidupan sehari-hari. Sedang kehidupan sosial desa yang nampak adalah rutinitas kebiasaan dan tindak sosial sederhana dan masih kurang teknologi pertanian dan fasilitas penunjang kemajuan lainnya. Oleh karenanya, sikap pasif-pasrah menerima keadaan alam masih terlihat jelas. Kondisi demikian yang secara geografis dalam lingkup batas-batas daerahnya, sosiologis dalam lembaga-lembaga sosial yang 7 Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, Cet. ke-4, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 228 8 Ibid., h. 233 9 Ibid., h. 235

6 saling berinteraksi, dan psikologis akan memberikan bekas-bekas pengaruh secara singkat dapat dikatakan seperti faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Dari kondisi demikian, penulis tertarik untuk mengangkat latar belakang sosial siswa ini untuk mengungkap perbedaan prestasi belajar antara keduanya serta beberapa faktor yang mempengaruhi terhadap prestasi siswa tersebut, dalam hal ini penulis mengadakan penelitian dengan mengangkat judul skripsi: STUDI PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR ANTARA SISWA YANG BERLATAR BELAKANG SOSIAL KOTA DENGAN DESA PADA MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) MANBA UL ULUM KERTAK HANYAR. Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap judul di atas maka dibuatkan definisi operasional sebagai berikut: 1. Perbandingan yaitu perbedaan selisih kesamaan. 10 Perbandingan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penelitian ilmiah yang bersifat membandingkan perbedaan selisih antara siswa yang berlatar belakang sosial kota dengan desa. 2. Prestasi belajar Prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. 11 10 Tim penyusun kamus pusat bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. ke-1, edisi 3 (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), h. 860 11 Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Cet. ke-1, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), h. 20

7 Yang dimaksud dengan prestasi belajar di sini adalah nilai rata-rata siswa MTs Manba ul Ulum Kertak Hanyar pada semester ganjil yang tertera pada raport tahun ajaran 2012/2013. 3. Siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa yang terdaftar pada MTs Manba ul Ulum Kertak Hanyar tahun ajaran 2012/2013 yang dijadikan populasi penelitian. 4. Latar belakang sosial Latar belakang adalah dimaksudkan sosialisasi diri dalam pengertian bahwa proses individu berintegrasi dengan sesamanya dalam suatu masyarakat menurut sistem nilai, norma dan adat istiadat yang mengatur masyarakat yang bersangkutan. Latar belakang sosial kota ini adalah kehidupan masyarakat kota sebagai lingkungan siswa berasal yang membawa pengaruh terhadapap tingkah laku belajar pula implikasinya terhadap prestasi belajar siswa, kota dimaksud adalah ibu kota, kota daerah tingkat I, kota daerah tingkat II, maupun kota kecamatan ataupun kelurahan yang berada di dekat kota. Sedang yang dimaksud desa di sini adalah desa di bawah kota kecamatan yang dipimpin oleh kepala desa atau desa Swasembada (desa berkembang) 12 12 Ciri-ciri desa Swasembada 1. Lebih maju dari desa Swakarya 2. Sudah pengaruh pembaharuan sehingga adat istiadat tidak terlalu mengikat 3. Teknologi baru dalam pertanian sudah benar-benar dimanfaatkan sehingga produktivitas sudah tinggi 4. Pendapatan perkapita per tahun rata-rata Rp. 17.500,00,- 5. Tingkat pendidikan sudah tinggi, yaitu lebih 60% tamat sekolah dasar 6. Pada umumnya pemerintah dan lembaga desa lainnya sudah berfungsi baik sehingga hubungan dengan kota-kota berjalan lancar.

8 Jadi latar belakang sosial adalah di mana siswa berasal, yaitu latar belakang kehidupan sosial kota dan desa dari siswa yang menjadi objek teliti di MTs Manba ul Ulum Kertak Hanyar. B. Alasan Memilih Judul Ada beberapa alasan yang melatar belakangi penulis memilih judul di atas. 1. Adanya perbedaan latar belakang sosial siswa yaitu siswa yang berasal dari kota dengan siswa yang berasal dari desa, perbedaan ini berpengaruh terhadap tingkah laku belajar lebih jauh terhadap prestasi belajar siswa di MTs Manba ul Ulum Kertak Hanyar. 2. Mengingat bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator keberhasilan dalam mengikuti program pendidikan. 3. Belum terlihat jelas perbedaan prestasi belajar, baik siswa yang berlatar belakang sosial kota maupun desa. 4. Mengingat bahwa latar belakang sosial merupakan bidang garapan sosiologi, dan ini terkait dengan ilmu-ilmu bantu dalam pendidikan yang secara integral merupakan modal pokok bagi tenaga edukatif. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mempelajarinya. C. Perumusan Masalah Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana prestasi belajar siswa yang berlatar belakang sosial kota pada MTs Manba ul Ulum Kertak Hanyar?

9 2. Bagaimana prestasi belajar siswa yang berlatar belakang sosial desa pada MTs Manba ul Ulum Kertak Hanyar? 3. Apakah ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar antara siswa yang berlatar belakang sosial kota dengan desa pada MTs Manba ul Ulum Kertak Hanyar? D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa yang berlatar belakang sosial kota pada MTs Manba ul Ulum Kertak Hanyar. 2. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa yang berlatar belakang sosial desa pada MTs Manba ul Ulum Kertak Hanyar. 3. Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa antara yang berlatar belakang sosial kota dan desa. E. Signifikansi Penelitian Diharapkan hasil-hasil penelitian ini berguna sebagai: 1. Bahan informasi, masukan serta pokok pikiran bagi penyelenggaraan pendidikan di lembaga pendidikan guna meningkatkan kualitas out putnya dengan memperhatikan aspek sosial siswa disamping aspek pengetahuannya. 2. Untuk memperkaya pengetahuan penulis, khususnya dalam sosiologi pendidikan yang termasuk dalm lingkup ilmu yang digeluti selama ini.

10 3. Temuan penelitian ini merupakan bahan pertimbangan program pendidikan dan pembelajaran dilembaga-lembaga pendidikan. 4. Bahan bacaan untuk memperkaya khazanah perpustakaan IAIN Antasari Banjarmasin. F. Anggapan Dasar dan Hipotesis Tempat tinggal merupakan lingkungan sosial, yang secara geografis, sosiologis dan psikologis sebagai tempat terjadinya proses interaksi yang saling mempengaruhi baik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan dengan alam sekitarnya. Adanya saling pengaruh ini akan membawa perubahan dalam bentuk tingakah laku yang nampak, yang merupakan manifestasi dari perkembangan diri individu. Individu yang tinggal pada lingkungan geografis, dan sosial yang berbeda, cenderung memperlihatkan tingkah laku berbeda pula, lingkungan yang sunyi, sederhana akan memberikan pengaruh positif bagi perkembangan individu, sebaliknya lingkungan sosial yang ramai akan menghambat dan memberikan pengaruh yang negatif bagi perkembangan individu. Begitu pula dengan siswa suatu sekolah yang memiliki latar belakang sosial berbeda, akan memperlihatkan perbedaan tingkah laku belajar. Dari permasalahan yang dikemukakan terdahulu, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

11 1. Prestasi belajar siswa MTs Manba ul Ulum Kertak Hanyar yang berlatar belakang sosial kota lebih tinggi daripada siswa yang berlatar belakang sosial desa. 2. Terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar antara siswa yang berlatar belakang sosial kota dengan desa pada MTs Manba ul Ulum Kertak Hanyar. G. Sistematika Pembahasan Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menyeluruh tentang isi skripsi ini, secara singkat dapat dilihat dalam sistematika pembahasan di bawah ini, dalam skripsi ini dibagi menjadi lima bab antara lain: Bab I pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah dan penegasan judul, perumusan masalah, anggapan dasar dan hipotesis, serta sistematika pembahasan. Bab II Tinjauan teoritis tentang prestasi belajar, Motivasi Belajar, Fungsi Motivasi, Macam-Macam Motivasi, Pentingnya Motivasi dalam Belajar, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar, Perkembangan Jiwa Belajar, Tinjauan Sosiologis tentang Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan dan Perbedaan Masyarakat Kota dengan Masyarakat Desa. Bab III Metode penelitian ini berisi tentang jenis dan pendekatan, desain penelitian, populasi dan sampel, data, sumber data dan teknik pengumpulan data, desain pengukuran data, teknik analisis data, prosedur penelitian.

12 Bab IV Laporan tentang perbandingan prestasi belajar siswa yang berlatar belakang sosial kota dengan desa pada MTs Manba ul Ulum Kertak Hanyar yang meliputi gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data, analisis data. Bab V Penutup yang memuat kesimpulan, dan saran-saran.