BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya, dan mampu berkompetensi dalam persaingan global. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Aturan tersebut dapat kita lihat aplikasinya dalam jalur pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan karena segala aktivitas kehidupan manusia membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. dari segi intelektual maupun kemampuan dari segi spiritual. Dari segi

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi, kepribadian, kecerdasan dan keterampilan yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. cara yang dipilih untuk meraih kemajuan (made of getting forward).

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB I. tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan. atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.

BAB I PENDAHULUAN. akan mendorong individu untuk melakukan hal-hal yang lebih baik. Minat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Pengesahan Judul. ini didasari oleh pandangan al-qur an dalam surah Al-Mujadalah, ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang tua yang menyekolahkan anaknya menginginkan anaknya

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. sangat membutuhkan pendidikan melalui proses penyadaran yang berusaha

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena maju dan mundurnya bangsa di tentukan oleh keadaan pendidikan yang di

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang paling dominan dilakukan adalah melalui pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan tinggi rendahnya kualitas dan nilai suatu negara, karena itu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peran yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Sehingga saat ini. semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3 telah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. al-qur an/hadits, Akidah dan Akhlak, Fikih/Ibadah dan Sejarah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan dan ilmu yang lebih tinggi, serta sikap dan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2004), hlm Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. berkesimbungan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. 1 Karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik untuk

BAB I PENDAHULUAN. salah satu titik tolak keberhasilan dan kemajuan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah lahir hingga wafat sampai diteruskan oleh para sahabatsahabatnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. dengan sengaja oleh orang dewasa agar seseorang menjadi dewasa. 1 Menurut Ki Hajar

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa kemudian tua. Manusia mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun lingkungannya. Pendidikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. 1 Pendidikan juga merupakan pintu gerbang dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang tangguh, baik dalam bidang intelektual maupun moral. Orang yang berpendidikan biasanya mampu menjalani kehidupan dan mengolah diri dan keluarganya dengan baik, serta dapat dengan mudah beradaptasi dengan lingkungannya. Pendidikan selain merupakan suatu alat bagi tercapainya tujuan hidup bangsa, juga satu cara untuk mengubah kualitas bangsa. Oleh Karena itu, pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 memiliki fungsi dan tujuan sebagai berikut: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dalam membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka ke.5 h.1 1 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006) cet 1

2 mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Maksud dari tujuan pendidikan Indonesia di atas tersebut harus dicapai secara optimal oleh setiap lembaga pendidikan. Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang membangun, menjadikan pendidikan sebagai modal dasar pembangunan untuk berupaya semaksimal mungkin mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia seutuhnya dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur dan beradab. Islam yang mencintai ilmu pengetahuan yang di dapat dengan jalan pendidikan, Islam juga memerintahkan supaya orang membaca, Karena membaca itulah tangga kemuliaan dan jalan untuk mendapat ilmu pengetahuan. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt al-alaq (96) ayat 1-5 yang berbunyi: Ayat di atas sangat jelas bahwa umatnya harus berilmu pengetahuan yang dijalankan dengan pendidikan agama yang dapat diberikan melalui pendidikan formal di sekolah-sekolah, sebab pendidikan agama Islam ini sangat erat sekali kaitannya dengan pendidikan pada umumnya. Pendidikan 2 Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) (Bandung: Tirta Umbara, 2003) h.6

3 agama Islam bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan siswa terhadap Allah SWT, yang artinya menghayati dan mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari dengan baik, disisi lain pendidikan Islam mempunyai tujuan dan sejalan dengan misi Islam yaitu mempertinggi nilai-nilai akhlak sehingga mencapai tingkat akhlak karimah. Dan sebagai faktor kunci dalam menentukan keberhasilan pendidikan yang menurut pandangan Islam berfungsi menyiapkan manusia-manusia yang mampu menata kehidupan baik di dunia maupun di akhirat. Pada abad ke-20 Masehi sekarang ini, merupakan abad yang penuh gejolak dan terjadi perubahan yang mendasar dalam kehidupan umat manusia dalam segala aspeknya, di mana perubahan dan pengembangan tersebut berlangsung demikian pesat dan cepatnya. Suatu bangsa bisa mencapai kemajuan-kemajuan untuk meningkatkan kualitas hidup, mempertahankan harkat dan martabat sebagai bangsa yang sejajar dengan bangsa lainnya yang telah maju, yaitu hanya bisa dicapai melalui proses pendidikan. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sekarang ini memungkinkan kita untuk memperoleh banyak informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai tempat di dunia. Di sisi lain kita tidak mungkin untuk mempelajari keseluruhan dari pengetahuan yang ada, karena sangat banyak dan tidak mungkin semua diperlukan, karena itu diperlukan kemampuan untuk mendapatkan, memilih, dan memperoleh informasi. Untuk menghadapi tantangan tersebut dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu berkompetensi secara global, sehingga diperlukan keterampilan tinggi yang melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif

4 dan kemampuan bekerja sama yang efektif. Untuk menghasilkan sumber daya manusia yang handal dan berkualitas diperlukan pendidikan. Melalui pendidikan akan melahirkan generasi muda yang bisa meneruskan kelangsungan hidup agar tercipta manusia yang beragama, bermoral, berbudi pekerti yang baik, sehingga menjadi manusia yang berguna bagi masyarakat, bangsa, negara dan agama. Mengingat sangat pentingnya pendidikan itu bagi kehidupan bangsa dan negara, maka hampir seluruh negara di dunia ini menangani secara langsung masalah yang berhubungan dengan pendidikan. Mengenai Sejarah Kebudayaan Islam, penjelasan bahwa Sejarah Kebudayaan Islam itu perlu dipelajari untuk mengetahui segala sesuatu yang berasal dari masa lalu dan secara menyeluruh tentang dunia Islam. Berikut (Q.S Yusuf ayat 11): Ayat tersebut mengandung makna tentang pentingnya mempelajari halhal yang berkenaan dengan Sejarah Kebudayaan Islam, mengenai pelajaran tentang orang-orang saleh masa lalu, kisah-kisah Nabi dan lain-lain agar kita mengetahui tanda-tanda kebesaran Allah dan mengaplikasikannya dalam kehidupan. Hal ini menyiratkan makna pentingnya mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam sebagai bagian dari ilmu pengetahuan Agama.

5 Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam perlu diberikan kepada semua peserta didik khususnya yang di bawah naungan Depertement Agama (KEMENAG) mulai dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) sampai sekolah menengah (MTs) dan sekolah atas (MA, STAI, IAI, UII) hal ini untuk membekali peserta didik supaya mengenal tentang sejarah Islam secara menyeluruh. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang dilaksanakan Madrasah Ibtidaiyah (MI) seharusnya memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik. Begitu juga di tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Dalam proses pendidikan harus ada tiga unsur, yaitu pendidik, peserta didik dan tujuan pendidikan. Guru dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimana pun hebatnya kemajuan teknologi peran guru akan tetap diperlukan. Di tangan gurulah hasil pembelajaran yang merupakan salah satu indikator mutu pendidikan lebih banyak ditentukan, akan tetapi ada faktor lain yang ikut mempengaruhi keberhasilan belajar peserta didik, bagaimana pun baiknya bahan pelajaran yang diberikan, bagaimana pun sempurnanya metode yang digunakan, namun jika hubungan peserta didik dan guru tidak harmonis maka hasil yang diinginkan dalam pembelajaran tidak akan tercapai. Peranan motivasi tidak diragukan dalam belajar. Banyak anak dengan intelegensi yang rendah disebabkan tidak ada motivasi dalam belajar. Fungsi motivasi yang sebenarnya sebagai pendorong, penggerak dan pengarah perbuatan belajar tidak diperankan dengan baik. Meski begitu, penulis

6 mengajukan alternatif untuk menumbuhkan dan mengembangkan motivasi, maka hal ini akan menjadikan prestasi belajar yang memuaskan. Ketika motivasi sudah berkembang pada diri siswa maka sewaktuwaktu dapat diaktifkan untuk mendorong terwujudnya suatu tujuan. Motif yang seang aktif, kekuatannya dapat meningkat sampai pada taraf yang sangat tinggi. Seringkali dijumpai di sekolah ada siswa yang motivasinya rendah atau tinggi, ada siswa yang sangat bersemangat melaksanakan suatu kegiatan atau sebaliknya ada yang semangatnya rendah atau kendur. Semua itu menggambarkan kuat lemahnya motivasi belajar yang dimiliki-masing siswa. Kuat atau lemahnya motivasi belajar pada diri siswa dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ektrinsik. Faktor-faktor tersebut dalam banyak hal sering berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Seperti halnya faktor intrinsik yaitu munculnya dorongan karena dari dalam diri siswa, faktor instrinsik tersebut dipengaruhi oleh minat atau kemauan, sikap, alasan atau dorongan, tujuan, hasrat atau tekad dan aktifitas. Sedangkan faktor ekstrinsik ini dipengaruhi oleh guru, teman, orang tua dan keluarga, lingkungan masyarakat, serta fasilitas belajar. Oleh karena itu, orang tua sebagai orang pertama yang dekat dengan anak diharapkan dapat memberikan motivasi dalam belajar misalnya, memberi bimbingan dalam belajar, membantu anak dalam kesulitan belajar, ruang belajar, buku pelajaran, buku tulis dan lain sebagainya. Tidak dapat dipungkiri bahwa motivasi belajar yang diberikan orang tua kepada seorang anak akan menentukan keberhasilannya dalam belajar. Demikian juga kepada seorang

7 guru yang dekat dengan siswa pada waktu di sekolahan memberikan motivasi belajar kepada siswa agar siswa bisa belajar dengan giat dan tekun dalam mengikuti proses belajar mengajar. Belajar merupakan suatu rangkaian proses kegiatan respons yang terjadi dalam suatu rangkaian belajar mengajar yang berakhir pada terjadinya tingkah laku, baik jasmaniah maupun rohaniah akibat pengalaman atau pengetahuan yang diperoleh, oleh karena itu di dalam memberikan nilai sebagai tolak ukur keberhasilan siswa, hendaknya menyangkut tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Sehingga hasilnya merupakan perwujudan prestasi yang sebenarnya, karena prestasi yang sebenarnya adalah mengandung kompleksitas yang menyangkut berbagai macam pola tingkah laku sebagai hasil dari belajar. Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan, misalnya dalam kesenian, olahraga, pendidikan begitu juga belajar. Prestasi berarti hasil yang telah dicapai (dilakukan). 3 Sejarah Kebudayaan Islam merupakan mata pelajaran yang dipelajari oleh peserta didik dari MI hingga MA tentunya yang berada di bawah naungan Kementerian Agama (KEMENAG) bahkan juga di perguruan tinggi. Ada banyak alasan tentang siswa belajar Sejarah Kebudayaan Islam. Belajar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam akan berhasil dan berguna bila peserta didik itu setiap hari diberi motivasi yang cukup untuk siswa. Dengan motivasi yang diberikan maka 2008) 3 Tim penyusun kamus pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa,

8 hasil yang dicapai siswa akan memuaskan dan begitu sebaliknya jika siswa tidak diberi semangat atau motivasi maka hasil yang dicapai tidak memuaskan. Dalam mengajarkan mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam khususnya pada membelajaran semester 1, diharapkan peserta didik mampu mengerjakan soal-soal tersebut, dengan cepat dan benar pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Selain itu guru banyak mengalami persoalan pembelajaran, misalnya siswa kurang semangat mengikuti pembelajaran berlangsung, dan hasilnya pun kurang memuaskan. baik itu yang berhubungan dengan pemahaman materi, penggunaan metode, media maupun alat evaluasi. Hal ini menyebabkan perlunya dicari alternatif yakni melakukan penelitian untuk memecahkan permasalahan pembelajaran yang dihadapi di kelas. Salah satunya yaitu yang terjadi di MI TPI Keramat tempat saya PPL II. Selama ini peserta didik kelas 5 di MI tersebut sudah sering kali belajar Sejarah Kebudayaan Islam, akan tetapi hasilnya kurang memuaskan. Sebagian besar dari peserta didik tersebut ada yang mengantuk, ada yang sibuk mainan, ada yang mengganggu temannya di samping dan ada yang tidak semangat ketika belajar akhirnya mempengaruhi prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Dari kenyataan yang terjadi pada MI tersebut, maka peneliti juga akan menghubungkan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa Sejarah Kebudayaan Islam,semester I, pada kelas V. Masalah ini dianggap perlu dan penting mengingat Sejarah Kebudayaan Islam selalu diajarkan dan penting terhadap peserta didik dalam memahami Sejarah Kebudayaan Islam, dikarenakan mata pelajaran Sejarah Kebudayaan

9 Islam akan terus berkesinambungan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dalam upaya memecahkan masalah dan meningkatkan prestasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam dengan menggunakan metode dan pemberian tugas yang tepat pada peserta didik. Berdasarkan observasi semantara di MI TPI Keramat sebagian besar peserta didik menyatakan mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam adalah pelajaran yang menyebalkan dan membuat jenuh karena hanya guru yang banyak menjelaskan dan membuat pusing saja karena mereka tidak suka sejarah, padahal di dalam kehidupan sehari-hari sejarah sangat penting. Biasanya mereka yang kurang berminat dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam tersebut karena kurang motivasi dari guru atau orang tua dalam menunjang proses belajar mengajar khususnya di mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik melakukan penelitian yang berjudul Korelasi Antara Motivasi Belajar Siswa Dengan Prestasi Belajar Sejarah Kebudayaan Islam Kelas V MI TPI Keramat Banjarmasin. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan permasalah yang akan diteliti, yaitu: 1. Bagaimana motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas V MI TPI Keramat Banjarmasin?

10 2. Bagaimana prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas V MI TPI Keramat Banjarmasin? 3. Apakah terdapat korelasi antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas V MI TPI Keramat Banjarmasin? C. Definisi Operasional Untuk menghindari interpretasi yang keliru terhadap judul, maka penulis memaparkan definisi operasional agar sesuai dengan maksud pembahasan, terutama mengenai sasaran yang menjadi topik pembahasan. 1. Korelasi yaitu hubungan timbal balik atau sebab akibat. 4 Adapun yang dimaksud dengan korelasi dalam skripsi ini adalah hubungan antara dua variabel yaitu variabel motivasi belajar dengan variabel prestasi belajar. 2. Motivasi adalah suatu dorongan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. 5 Perhatian utama dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan motivasi belajar yang berasal dari dalam diri (instrinsik) maupun dari luar diri (ekstrinsik). Faktor dari dalam peserta didik adanya pandangan kurang baik terhadap metode mengajar guru Sejarah Kebudayaan Islam dapat menurunkan kemauan siswa untuk belajar. Dan faktor dari luar penggunaan metode mengajar guru Sejarah Kebudayaan 4 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2015), h.755 5 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2011), h.148

11 Islam yang kurang bervariasi sehingga peserta didik merasa bosan, dan pengaruh keluarga sebagian orang tua siswa belum peduli terhadap belajar anak. 3. Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. 6 4. Prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport. 7 Secara etimologi, prestasi belajar merupakan gabungan kata dari prestasi dan belajar. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan dan dikerjakan. Sedangkan, belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. 8 Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang diperoleh dari nilai raport mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada kelas V di MI TPI Keramat Banjarmasin 5. Pendidikan adalah pengetahuan tentang pendidik. 9 Sejarah Kebudayaan Islam adalah pelajaran tentang masa lalu atau masa lampau yang menelaah 6 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2011) h.9 7 Sutratinah Tirtonegoro, Penelitian Hasil Belajar Mengajar, (Surabaya: Usaha Nasional, 2001) h.43 8 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Op Cit, h. 17 h.86-89 9 Zakiah Darajat, et Al, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000) Cet ke-4

12 tentang asal usul, perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau, mulai dari sejarah masyarakat Arab pra-islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad Saw, sampai dengan masa Khulafaurrasyidin. Jadi yang dimaksud dengan Sejarah Kebudayaan Islam adalah gambaran Islam dari masa dulu hingga sekarang. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas V MI TPI Keramat. 2. Untuk mengetahui prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas V MI TPI Keramat. 3. Untuk mengetahui korelasi antara motivasi belajar dengan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas V MI TPI Keramat. E. Signifikasi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk: 1. Guru, dapat memberikan masukan yang nyata dalam meningkatkan motivasi belajar kepada peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

13 2. Peserta didik, dapat meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang dibuktikan dengan hasil raport. 3. Sekolah, sebagai bahan masukan instansi setempat sekaligus bahan pemecah masalah yang dihadapi terkait dengan penelitian. 4. Para orang tua juga harus memberikan dukungan kepada anaknya dalam belajar seperti mengawasi mereka dalam belajar, membantu mereka apa bila ada pelajaran yang tidak dimengarti dan orang tua juga bisa memberikan hadiah atas prestasi anaknya dalam belajar. Tetapi ingat orang tua jangan terlalu menekan anaknya dalam belajar agar anak tidak tertekan dan merasa takut kalau gagal. F. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah dugaan semantara yang diajukan seorang peneliti ulang berupa pertanyaan-pertanyaan untuk di uji kebenaran. Apa yang dilakukan oleh seorang peneliti dalam penelitian adalah melakukan pembuktian hipotesis. Berdasarkan penelitian di atas, maka penulis mengajukan hipotesis bahwa Ha: Terdapat korelasi antara motivasi belajar dengan prestasi belajar peserta didik kelas V mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MI TPI Keramat tahun 2016/1017 Ho : Tidak terdapat korelasi antara motivasi belajar dengan prestasi belajar peserta didik kelas V mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MI TPI Keramat tahun 2016/1017

14 G. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah memahami isi pembahasan ini, maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, definisi operasional, tujuan penelitian, signifikasi penelitian, hipotesis penelitian dan sistematika penulisan BAB II landasan teori, yang berisi motivasi belajar yang terdiri dari: pengertian motivasi, macam-macam motivasi belajar, fungsi motivasi dalam belajar, upaya peningkatan motivasi belajar, dan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar. Selanjutnya tentang prestasi belajar yang terdiri dari: pengertian prestasi belajar, jenis-jenis prestasi belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Selanjutnya tentang pelajaran SKI, yang terdiri dari: pengertian mata pelajaran SKI, tujuan mata pelajaran SKI MI dan ruang lingkup mata pelajaran SKI MI Kelas V semester 1 (ganjil). BAB III Metodelogi Penelitian, berisi jenis dan metode penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan, pengolahan dan analisis data. BAB IV Laporan Hasil Penelitian, berisi deskripsi lokasi penelitian, laporan data hasil penelitian dan analisis data. BAB V Penutup, berisi kesimpulan dan saran-saran.