BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia dewasa, beradab dan normal (Jumali.dkk. 2004:1). Setiap

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh: ERWIN SETYANINGSIH

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

UPAYA PENINGKATAN KEBERANIAN SISWA DALAM MENGERJAKAN SOAL GEOMETRI DI DEPAN KELAS MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Pendidikan Matematika. Oleh : DHIAN ENDAHWURI A

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SISI DATAR DAN KETRAMPILAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL ( PTK

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEER LESSONS DAN LEARNING START WITH A QUESTION (LSQ) PADA SISWA KELAS VII SMP

BAB I PENDAHULUAN. terstruktur dan sistematis dalam lingkungan sekolah. Disekolah terjadi. sebagai pendidik dalam suatu proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas,

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN VAK

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimilikinya dan menjadikan peserta didik. sebagai manusia yang berkepribadian luhur dan berakhlak mulia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL KUMON UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. agar siswa dapat belajar dengan menyenangkan. Guru dapat. informasi, pengetahuan, pengalaman kepada peserta didik. Menurut Krisna,.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi maka pendidikanpun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang telah dipelajari mulai dari jenjang sekolah dasar. Bahkan

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN SPATIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN DIMENSI TIGA

BAB I PENDAHULUAN. Memecahkan masalah merupakan pekerjaan rutin manusia, sebab. dalam kehidupan sehari-hari sering dihadapkan pada masalah.

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN HEURISTIK PADA POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS SEGI EMPAT DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Dasar dapat dijadikan sebagai tolok ukur dan dapat sebagai penentu dalam

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Drajat Sarjana S-1. Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan tersebut, salah satunya bekal kemampuan untuk berpikir kritis

BAB I PENDAHULUAN. rendah dimana nilai siswa 50 sementara nilai yang diharapkan adalah 60 ke atas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Skripsi. Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh: LAILATUL HIJRIYAH A

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan oleh : NARTI A

Skripsi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh : RISMAWATI RATNA ESTRI A

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan pada akhirnya hasil belajar siswa dapat meningkat.

BAB I PEDAHULUAN. pendidikan nasional di Indonesia menyatakan bahwa: Pendidikan nasional

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERNALAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE KONTEKSTUAL POKOK BAHASAN PECAHAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang menjadi kebutuhan sistem dalam

PENINGKATAN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE MONTESSORI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan nantinya dapat menjadi salah satu jembatan yang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa menyelesaikan soal cerita matematika meningkat. Dalam. dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model

BAB I PENDAHULUAN. Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia telah ditetapkan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. ketiga dimensi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tersebut (Sulistyorini,2007).

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dan berlangsung seumur hidup menjadi tanggung jawab keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan bagian dari kegiatan guru di sekolah. Proses

BAB I PENDAHULUAN. besar siswa sehingga, sebagian siswa menghindari pelajaran ini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. didik sebagai manusia yang berkepribadian luhur dan berakhlak mulia. mendengarkan ketika proses pembelajaran berlangsung.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : ANGGIT WIBOWO A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. individu. Pendidikan dapat mengarahkan pola pikir manusia untuk menjadi lebih. pendidikan menjadi penting dalam kehidupan manusia.

USAHA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI AKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada jenjang pendidikan dasar

1.1. Latar Belakang Masalah

Diajukan Oleh: RIKKI ASMARANDANI A

(PTK di kelas VIII Semester Genap MTs Negeri Karanganyar)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Untuk menciptakan manusia yang berkualitas tentunya tidak lepas

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. dasar akan sangat membantu siswa dalam menghadapi pembelajaran. khususnya pada mata pelajaran matematika.

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMAHAMAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN HEURISTIK

METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DISERTAI MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA TERHADAP MATERI BIOLOGI SMP KELAS VII.

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI ASSESSMENT FOR LEARNING (AFL) DENGAN PENDEKATAN UMPAN BALIK

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh:

PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI. MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SEMESTER II DI MTsN TANON SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. dengan siswa dapat memahami dan mengerti maksud pembelajaran.

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika sering dianggap sebagai salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan berbagai kompetensi tersebut belum tercapai secara optimal.

(PTK Pembelajaran Matematika dikelas VIIE SMP Negeri 3 Kartasura) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pada kemajuan pendidikan di negeri kita bangsa Indonesia. Kemajuan. secara formal untuk menjadi kader-kader pembangun bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan

MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI MATEMATIKA DI KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

(PTK Pada Siswa kelas VII SMP PGRI 15 Pracimantoro)

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan belajarnya dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip yang saling berkaitan satu sama lain. Guru tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan bagian dari kegiatan guru disekolah.

BAB I PENDAHULUAN. keluarga serta lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dapat membantu siswa dalam membangun pemahamannya. siswa untuk membuat ide-ide matematika lebih sederhana dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI METODE PROBLEM SOLVING PADA POKOK BAHASAN ARITMETIKA SOSIAL SKRIPSI

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan tanggung jawab sendiri

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di. Sekolah Dasar yang dianggap sebagian siswa terasa sulit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Hasil belajar biologi siswa ditinjau dari penggunaan berbagai metode mengajar dengan pendekatan discovery

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi sesuai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bertujuan menumbuh kembangkan potensi manusia agar menjadi manusia dewasa, beradab dan normal (Jumali.dkk. 2004:1). Setiap manusia wajib mendapatkan pendidikan yang layak baik formal maupun non formal guna mengembangkan potensi atau bakat yang terdapat pada setiap individu. Pendidikan merupakan alat untuk mengarahkan potensi dan tingkah laku individu ke arah yang positif, menjadi pribadi dewasa dan mandiri. Pelaksanaan pendidikan tidak terlepas dari peran guru yang menjadi fasilitator dalam proses kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru dituntut mempunyai kemampuan dalam menciptakan kegiatan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan (PAIKEM) agar peserta didik lebih termotivasi untuk belajar serta aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. Guru yang professional mempunyai semangat yang tinggi dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran sehingga motivasi, keaktifan dan hasil belajar siswa dapat meningkat secara signifikan. Dewasa ini, masih banyak ditemukan guru-guru yang masih menerapkan pembelajaran yang bersifat konvensional atau pembelajaran yang berpusat pada guru sehingga siswa kurang berpartisipasi aktif dalam menggali potensinnya. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi atau pengetahuan guru 1

2 tentang pembelajaran aktif dan kurangnya pemahaman guru dalam menerapkan pembelajaran aktif di kelas. Disamping itu, tidak sedikit guru yang kurang perhatian terhadap pentingnya media atau alat peraga sebagai alat untuk mempermudah guru dalam menyampaikan materi dan mempermudah siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru. Matematika merupakan salah satu ilmu yang dikenal sulit dan membosankan, tidak sedikit siswa yang mengeluh tidak bisa dan merasa bosan saat mereka belajar matematika, jika permasalahan ini tidak segera dipecahkan maka akan menimbulkan dampak buruk terhadap motivasi belajar dan prestasi belajar siswa. Kesulitan belajar matematika yang dialami oleh siswa tidak hanya disebabkan oleh kurangnya kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran tetapi kebanyakan siswa salah dalam mensiasati belajar matematika, kecenderungan mendengarkan dan menghafal rumus sangat tidak efektif dalam belajar matematika. Belajar matematika perlu adanya kebiasaan siswa untuk berlatih mengerjakan soal, memahami rumus dengan penalaran serta menggunakan alat peraga secara langsung. Oleh karena itu, sebelum kegiatan pembelajaran matematika berlangsung guru diharapkan membuat atau menyusun persiapan pembelajaran yang matang agar kegiatan pembelajaran berlangsung dengan adanya partisipasi aktif dari siswa dan antusias siswa yang tinggi sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal dan juga guru harus menyampaikan trik-trik belajar yang dapat menarik minat siswa.

3 Dalam kegiatan pembelajaran matematika, alat peraga mempunyai peran yang sangat penting untuk mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dan membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar matematika. Penggunaan alat peraga akan efektif jika guru mampu memilih jenis alat peraga yang sesuai dengan materi, karakteristik belajar siswa, dan pemilihan metode pembelajaran. Metode demonstrasi merupakan salah satu metode pembelajaran yang berpusat pada guru tetapi metode ini dapat divariasikan agar pembelajaran lebih berpusat pada siswa. Metode demonstrasi tidak dapat dipraktekkan kegiatan pembelajaran jika tidak ada alat peraga yang digunakan. Penggunaan metode ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar matematika, sehingga siswa tidak akan merasa bosan, takut, dan cemas saat menghadapi permasalahan matematika dan diharapkan siswa menyukai pelajaran matematika sehingga motivasi belajar siswa bisa meningkat. Penggunaan metode demonstrasi dengan alat peraga dua dimensi dan tiga dimensi sangat cocok digunakan pada kegiatan pembelajaran matematika yang memerlukan penalaran yang tinggi terutama pada materi geometri bagun datar dan bagung ruang. Alat peraga dua dimensi dan tiga dimensi akan mempermudah siswa untuk melihat secara konkrit benda yang berhubungan dengan materi pelajaran sehingga siswa akan lebih mudah memahami materi dan lebih termotivasi untuk belajar atau berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.

4 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan penjelasan latar belakang, permasalahan yang dihadapi pada pembelajaran matematika antara lain : 1. Proses pembelajaran matematika cenderung berpusat pada guru sehingga siswa pasif dalam kegiatan pembelajaran 2. Guru kurang perhatian akan pentingnya alat peraga dalam kegiatan pembelajaran matematika. 3. Kurangnya motivasi siswa dalam belajar matematika 4. Siswa mengganggap pelajaran matematika sulit dan membosankan 5. Siswa belum paham tentang cara belajar matematika yang benar 6. Siswa cenderung belajar dengan menghafal rumus daripada latihan mengerjakan soal C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah sangat diperlukan untuk membatasi permasalahan agar tidak terlalu luas sehingga peneliti lebih mudah untuk memusatkan perhatian terhadap masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah penelitian ini adalah penerapan metode demonstrasi dengan alat peraga dua dimensi dan tiga dimensi untuk meningkatkan motivasi belajar matematika bagi siswa kelas V di SD Muhammadiyah 11 Lawean Surakarta.

5 D. Rumusan Masalah Perumusan masalah bertujuan untuk mengfokuskan masalah dari uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah Apakah penerapan metode demonstrasi dengan alat peraga dua dimensi dan tiga dimensi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa bagi siswa kelas V di SD Muhammadiyah 11 Lawean Surakarta.? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian mengambarkan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai, khususnya yang teridentifikasi dalam latar belakang dan rumusan masalah (Maryadi.dkk.2010:6). Tujuan umum penelitian ini adalah menggambarkan proses kegiatan pembelajaran matematika melalui metode demonstrasi dengan alat peraga dua dimensi dan tiga dimensi bagi siswa kelas V di SD Muhammadiyah 11 Lawean Surakarta.?. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah meningkatkan motivasi belajar matematika melalui metode demonstrasi dengan alat peraga dua dimensi dan tiga dimensi bagi siswa kelas V di SD Muhammadiyah 11 Lawean Surakarta.?. F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian merupakan harapan yang ingin dicapai oleh peneliti setelah hasil penelitian tindakan kelas diketahui. Adapun manfaat penelitian ini antara lain

6 a. Bagi guru 1) Sebagai refleksi model pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru 2) Membantu guru dalam menyelesaikan berbagai permasalahan belajar dikelas, khususnya peningkatan motivasi belajar matematika. 3) Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan tentang penerapan metode demonstrasi dengan alat peraga dua dimensi dan tiga dimensi pada kegiatan pembelajaran matematika untuk sekolah dasar. b. Bagi siswa 1) Meningkatkan motivasi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran matematika 2) Memberikan pengalaman baru dan bermakna kepada siswa. c. Bagi sekolah Sebagai bahan refensi guru-guru untuk penyusunan penelitian tindakan kelas berikutnya