BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik memerlukan suatu sistem pendidikan yang memberikan

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif yang akan. baik dalam perkembangan pengetahuan, penguasaan keterampilan, dan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARATIF DENGAN TEKNIK PENIRUAN MODEL PADA SISWA KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 1 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapai sesuai yang diinginkan ( Hamalik, 2001 : 56) pengetahuan, ilmu dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Di susun oleh : Nur Rochman Prabowo ( A )

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. berlaku, baik secara lisan maupun tulis. (Depdiknas, 2008 : 16) Standar Isi Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

BAB I PENDAHULUAN. lain yang sering dihadapi guru-guru yaitu metode yang digunakan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebutuhan yang mendasar bagi kemajuan suatu bangsa adalah

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARATIF PADA SISWA KELAS VII A SMP MUHAMMADIYAH I SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

A. Latar Belakang Masalah

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.

I. PENDAHULUAN. dapat dipisahkan antara satu sama lain. Keempat komponen itu ialah keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. selalu diupayakan pemerintah dengan berbagai cara, seperti penataan guru-guru,

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

SKRIPSI. Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan. Gelar Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar. Oleh SITI JULAEHA NIM A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu keterampilan dalam berbahasa. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS VB SD NEGERI GEMOLONG 1 TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. menulis seperti membuat ikhtisar, menulis puisi, mencatat pelajaran, menulis

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis

2014 PENGARUH METODE FIELD TRIP TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari (Dalman, 2015: 1). Dengan bahasa itulah manusia dapat

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN METODE KOLABORATIF DI SMK AL-ISLAM KELAS X DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa menyelesaikan soal cerita matematika meningkat. Dalam. dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap orang melalui proses yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghasilkan bunyi yang disebut dengan bahasa. laku bahkan kebiasaan-kebiasaan tokoh idolanya sendiri. Seperti misalnya jika

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat menetukan, bagi perkembangan individu maupun suatu

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatkanya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi siswa dalam bidang-bidang tertentu. Penguasaan keterampilan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran Bahasa Indonesia. Menurut pendapat Pelly (Haryadi dan Zamzani,

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu siswa juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

1. Paragraf dalam Bahasa Indonesia a. Macam-macam paragraf 1. Berdasarkan sifat dan tujuan (a) Paragraf pembuka (b) Paragraf penghubung

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern, keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan. Pelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan tentang materi

KEMAMPUAN MENGEMBANGKAN KARANGAN NARASI BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI OLEH SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan yang lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. baca-tulis bangsa Indonesia. Budaya baca-tulis di Indonesia masih kurang

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap orang melalui proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN. bagi guru lebih terpusat pada transformasi nilai-nilai yang terpuji dan

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa,

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

BAB I PENDAHULUAN. karena keterampilan menulis selalu digunakan dalam dunia pendidikan, mulai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peserta didik memerlukan suatu sistem pendidikan yang memberikan peluang untuk dapat mengekspresikan dirinya secara leluasa, untuk menerima diri secara lebih jujur dan sehat. Sistem pendidikan yang lebih peka akan sikap dan tindakan mereka. Peserta didik dididik dan dibimbing supaya menjadi lebih merdeka, percaya diri dan lebih mampu melakukan apa yang seharusnya dilakukan (Riyadi, 2002). Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya masih bersifat dominan artinya pembelajaran tersebut didominasi oleh guru. Siswa hanya diberikan materi dan kemudian dicatatkan. Metode pembelajaran yang digunakan guru tersebut adalah metode ceramah. Metode ini dilaksanakan guru dalam menyampaikan materi, memberikan contoh dan kemudian memberikan tugas. Dengan metode tersebut siswa akan merasa bosan, padahal setiap komponen dalam pendidikan sangat berpengaruh terhadap mutu hasil pendidikan. Di dalam proses pembelajaran sendiri, guru memegang peranan penting yakni sebagai aktor dan sutradara. Artinya, guru memegang tugas dan tanggung jawab merencanakan serta melaksanakan pengajaran di sekolah. Guru harus dapat memberikan rangsangan untuk menimbulkan proses berpikir peserta didik. Guru harus mampu menyediakan fasilitas agar terjadi interaksi antara pendidik dan peserta didik, serta antara peserta didik dan konsep-konsep yang dipelajarinya sehingga proses berpikir terbina. 1

2 Selain peningkatan mutu kemampuan guru, peningkatan kemampuan bahasa Indonesia telah ditanamkan sejak jenjang pendidikan terbawah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dapat diketahui dari standar kompetensi yang meliputi, membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan (menyimak). Tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran menulis adalah agar peserta didik mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Sejalan dengan tujuan tersebut, peran budaya menulis semakin menempati kedudukan yang sentral di dalam kehidupan modern. Tanpa budaya menulis, arus komunikasi dan informasi akan terputus sehingga manusia akan terkungkung dalam keterbelakangan dan kebodohan. Hal itu disebabkan terputusnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun, kesulitan peserta didik melakukan aktivitas menulis di sekolah maupun kekurang tepatan guru memilih teknik pembelajaran menulis menjadi faktor penyebab ketidak berhasilan pembelajaran. Pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup dua aspek keterampilan yaitu menulis dan membaca. Kedua aspek tersebut saling berkaitan dan saling berpengaruh. Contohnya dalam membuat karangan, siswa harus mampu menulis dengan baik sesuai dengan EYD. Bila siswa menulis dengan baik, maka siswa juga harus mampu membaca dengan lancar dan sesuai dengan intonasi.

3 Menulis merupakan salah satu aspek dari berbahasa. Akhadiah, dkk. (2002:2) mengungkapkan bahwa menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkapkannya secara tersurat. Menulis berkaitan erat dengan aktivitas berfikir. Oleh karena itu, menulis menuntut kemampuan berfikir yang memadai dan menuntut berbagai aspek terkait yang lain, seperti penguasaan materi tulisan, pengetahuan bahasa tulis, motivasi yang kuat. Dalam menulis sebuah karangan, hendaknya tidak terlepas dengan paragraf. Paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 648) mengemukakan bahwa biasanya paragraf mengandung ide pokok dan dimulai penulisannya dengan garis atau alenia baru. Narasi adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu (Keraf, 2001:136). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 648) mengemukakan bahwa naratif adalah bersifat narasi yakni menguraikan suatu kejadian, yang dimaksud menguraikan kejadian adalah, siswa menceritakan suatu kejadian secara urut sesuai dengan urutan waktu. SMP Muhammadiyah 1 Surakarta adalah salah satu SMP favorit. Namun berdasarkan observasi nilai rata-rata pelajaran menulis peserta didik kelas VII C menduduki peringkat terbawah dari kelima aspek penilaian berbahasa dan bersastra Indonesia dari ketetapan standar nilai kelulusan mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah yakni 62. Berdasarkan wawancara antara peneliti dan guru didapat gambaran mengenai kesulitan kegiatan menulis peserta didik, yakni salah satunya kosakata yang dimiliki peserta didik terbatas mengingat mereka

4 masih menduduki tingat pendididikan menengah pertama. Menurut peserta didik pembelajaran menulis itu tidak menyenangkan karena mereka merasa kesulitan merangkaikan kata. Keterbatasan kosakata peserta didik cukup memengaruhi minat peserta didik dalam mengembangkan idenya untuk dituangkan menjadi tulisan. Akibatnya, mereka menjadi enggan dalam mengikuti pelajaran menulis. Di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta, guru kesulitan menemukan teknik yang tepat untuk mengajarkan materi menulis narasi. Selama ini dalam mengajarkan materi menulis narasi, guru masih menggunakan metode ceramah dan tugas. Pembelajaran dimulai dari mengajarkan menulis narasi, untuk selanjutnya menugasi peserta didik untuk membuat karangan narasi. Hasil pekerjaan menulis narasi peserta didik dinilai masih belum maksimal. Ada beberapa pemasalahan berkaitan dengan sarana prasarana yang berupa belum maksimalnya pemanfaatan fasilitas pembelajaran. Guru belum memanfaatkan fasilitas yang disediakan sekolah untuk menunjang proses pembelajaran. Ketersediaan laboratorium, dan perpustakaan tidak diaplikasikan dalam proses belajar-mengajar. Guru hanya terpaku pada satu suasana pembelajaran di dalam kelas. Seharusnya fasilitas yang disediakan sekolah dapat bermanfaat bila dikelola dan digunakan dengan baik oleh guru. Berbagai hal yang muncul tersebut terkait dengan kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran menulis. Sehingga guru harus menggunakan teknik yang tepat, agar siswa mulai senang dengan kegiatan menulis. Untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi, penulis akan mencoba mengadakan

5 penelitian tindakan kelas melalui teknik tandur. McNiff (dalam Kusumah) menyatakan bahwa PTK adalah suatu bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan keahlian mengajar. PTK merupakan penelitian tentang, untuk, dan oleh masyarakat/kelompok sasaran dengan memanfaatkan interaksi, partisipasi, dan kolaborasi antara peneliti dan kelompok sasaran. Mengenai komponen pembentuk karangan narasi, dipaparkan oleh Keraf (2003:145) bahwa struktur narasi dapat dilihat dari komponen-komponen yang membentuknya, yaitu : perbuatan, penokohan, latar dan sudut pandangan. Tetapi ada juga dianalisis berdasarkan alur narasi. Sedangkan mengenai urutan logis dalam mengarang dijelaskan oleh Nurudin (2007:71) bahwa narasi pada umumnya merupakan himpunan peristiwa yang disusun berdasaarkaan urutan waktu atau urutan kejadiaan. Berdasarkan observasi di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta, dapat dikatakan karangan bahwa tingkat kemampuan siswa kelas VII C dalam membuat narasi sangat rendah hanya sekitar 35%. Hal itu berdasarkan informasi dari guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Dari uraian di atas, peneliti bermaksud mengadakan penelitian mengenai Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi dengan Teknik Tandur pada Siswa Kelas VII C SMP Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.

6 B. Rumusan Masalah 1. Apakah pembelajaran dengan menggunakan teknik tandur dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa SMP Muhammadiyah 1 Surakarta kelas VII C? 2. Adakah peningkatan persepsi atau tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran menulis dengan menggunakan teknik tandur. C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan teknik tandur dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas VII C SMP Muhammadiyah 1 Surakarta. 2. Mengetahui peningkatan persepsi atau tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran menulis dengan teknik tandur. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk : a. Mempertegas teori tentang membuat karangan narasi dengan teknik tandur b. Untuk meningkatkan ilmu pengetahuan khususnya teknik pembelajaran menulis narasi.

7 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa 1) Meningkatkan keterampilan dalam menuliskan narasi. 2) Menciptakan suasana belajar siswa yang menyenangkan karena teknik tandur ini membuat siswa menjadi semangat dan menarik. 3) Meningkatkan motivasi siswa terhadap pembelajaran menulis narasi. b. Bagi Guru 1) Mengembangkan pembelajaran yang lebih inovatif dan kooperatif dengan teknik tandur. 2) Memberi inspirasi untuk mencari teknik pembelajaran lain yang lebih menarik dan menyenangkan. c. Bagi Sekolah 1) Meningkatkan kualitas pembelajaran menulis narasi baik proses maupun hasil. 2) Memberi masukan penyediaan media pembelajaran dalam pengembangan kurikulum berdasarkan kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam kurikulum KTSP.