BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE DARI BAHAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH SIMPANG IV AGAM.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah aktivitas motorik yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

I. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. anak usia dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan,

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang. Gerakan yang menggunakan yaitu otot-otot halus atau sebagian anggota

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN BENTUK MENGGUNAKAN BUBUR KORAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AL QUR AN AMAL SALEH PADANG

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan untuk anak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

JURNAL. Oleh: MUIN DWI ASTUTI NPM P. Dibimbing oleh : 1. DEMA YULIANTO, M.Psi. 2. ANIK LESTARININGRUM, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tiarah, 2015 Meningkatkan keterampilan motorik halus anak aspek menulis melalui media lilin

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses

1. PENDAHULUAN. lanjut, pendidikan dimulai dari sejak dini hingga akhir kelak. Dalam hal ini

BAB II LANDASAN TEORI. manusia yaitu kebutuhan untuk berdiri sendiri (need for autonomy) dan. kebutuhan untuk bergantung (needs for deference).

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PKK KARTINI PADOKAN KIDUL TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I1 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.dalam standar

BAB I PENDAHULUAN. prasekolah yang ada di jalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Keterampilan Motorik Halus

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

I. PENDAHULUAN. dan mengembangkan kemampuan anak, baik secara mental dan fisik. Para ahli

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan keluarga, masyarakat,

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINIMELALUI BERMAIN CLAY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh gelas Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN MELUKIS DENGAN KUAS TAMAN KANAK-KANAK PASAMAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan

HUBUNGAN KEGIATAN MONTASE DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO PALU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

KOLASE DAPAT MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK B TK KREBET KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap anak akan melewati tahap tumbuh kembang secara fleksibel dan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian anak. Pendidikan anak usia dini/tk memberi

BAB I PENDAHULUAN. usia enam tahun menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Ni Made Susanti 1 ABSTRAK

BAB I. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses. karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

HUBUNGAN KEGIATAN MERONCE DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK JURNAL. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB1 PENDAHULUAN. dalamnya pendidikan Taman Kanak-kanak. Hal ini di maksudkan selain mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Helmawati, Mengenal dan Memahami PAUD, Bandung, Remaja Rosyda Karya, 2015, hlm. 10 2

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut Hasan (2011: 15), adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-kanak. pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi. Salah satu di

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Pada

SKRIPSI. Oleh Fitria Indriyani NIM

BAB II KAJIAN PUSTAKA. anak-anak telah semakin meningkat dan menjadi lebih tepat dan pada usia 5 tahun

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Raudlatul Athfal (RA) merupakan jenjang pendidikan anak usia dini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal.

II. KAJIAN PUSTAKA. dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Keterampilan Motorik

ELMI SUSRIANTI NIM / 10127

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu jenjang pendidikan yang ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam pendidikan anak usia dini adalah aspek pengembangan pembiasaan meliputi sosial, emosi, kemandirian, moral dan nilai-nilai agama, serta pengembangan kemampuan dasar yang meliputi pengembangan bahasa, kognitif, dan fisik motorik. Dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada BAB I pasal 1 Ayat 14 disebutkan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah salah satu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Selanjutnya pada pasal 1 ayat 7 disebutkan bahwa Taman Kanak-kanak yang selanjutnya disingkat TK adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak berusia empat tahun sampai enam tahun. Tujuan pendidikan di TK yaitu untuk pencapaian perkembangan : nilai-nilai agama dan moral, fisik yaitu motorik kasar dan motorik halus, kesehatan, kognitif yaitu pengetahuan umum dan sains, konsep bentuk warna 1

dan ukuran dan pola, konsep bilangan lambang bilangan dan huruf, bahasa yaitu menerima bahasa, mengungkapkan bahasa, keaksaraan, dan sosial emosional. Pendekatan pembelajaran di TK dilakukan dengan berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangan anak, yaitu belajar sambil bermain, akan dilakukan dalam situasi yang menyenangkan dengan menggunakan strategi, metode, dan materi yang menarik. Dalam bermain, anak akan bereksplorasi, menemukan dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dan menarik untuk anak sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menimbulkan rasa kesenangan serta kepuasan bagi anak sehingga dapat mengembangkan sebagian besar potensi dalam dirinya. Husein dkk dalam Sumantri (2005: 3) mengemukakan bahwa anak usia dini mempunyai potensi besar untuk mengoptimalkan segala aspek perkembangannya, termasuk perkembangan keterampilan motorik. Perkembangan keterampilan motorik pada anak usia dini akan berkembang secara optimal jika mendapatkan stimulasi yang tepat. Menurut Rini Hildayani (2011: 8.15), anak usia 4-6 tahun perkembangan motorik halus sudah berkembang dengan baik. Anak sudah dapat menggunakan kemampuan untuk mengurus dirinya sendiri dengan bantuan orang dewasa, anak dapat menyikat gigi, menyisir rambut, mengancingkan baju, membuka dan memakai sepatu serta makan menggunakan sendok serta koordinasi mata tangan anak semakin baik. 2

Keterampilan motorik halus anak merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting untuk ditingkatkan guna mempersiapkan diri anak untuk ke jenjang pendidikan selanjutnya. Keterampilan motorik halus pada anak dapat dirangsang dengan memberikan stimulus-stimulus dalam bentuk kegiatan bermain, seperti melipat kertas, menganyam, menempel, meniru garis lurus, menggunting, menggambar dan lain sebagainya. Salah satu upaya yang dilakukan oleh guru adalah melalui metode pembelajaran melalui bermain. Pembelajaran bagi anak usia dini pada hakikatnya adalah permainan, bahwa bermain adalah belajar, dimana bermain adalah sebuah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan menimbulkan rasa senang dan puas bagi anak, bermain sebagai sarana untuk mengekspresikan diri, bereksplorasi, berkreasi dan sebagai wahana pengenalan diri dan lingkungan sekitar. Pembelajaran hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga menyenangkan, membuat anak tertarik untuk mengikuti dan tidak terpaksa. Guru memasukkan unsur edukatif dalam setiap kegiatan bermain sehingga anak secara tidak sadar telah belajar berbagai hal dari kegiatan bermain tersebut. Selain itu guru perlu memberikan berbagai kesempatan dan pengalaman pada anak agar dapat meningkatkan keterampilan motorik halus pada anak agar keterampilan motorik halus anak dapat berkembang secara optimal. Peluang-peluang ini tidak saja berbentuk membiarkan anak melakukan kegiatan fisik, akan tetapi perlu didukung dengan berbagai fasilitas 3

dan media pembelajaran yang berguna untuk meningkatkan keterampilan motorik halus pada anak. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa perkembangan anak pada anak usia dini sangat penting untuk ditumbuh kembangkan karena pada anak usia dini pertumbuhan otak dan fisik sedang mengalami perkembangan sangat pesat, stimulasi seluruh aspek perkembangan berperan penting untuk tugas perkembangan anak selanjutnya. Dengan pemberian stimulus, rangsangan, motivasi serta bimbingan yang tepat maka diharapkan dapat meningkatkan seluruh aspek perkembangan yang ada pada anak khususnya pada keterampilan motorik halus. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, di kelompok B Taman Kanak-kanak PKK Kartini sebanyak 8 dari 10 anak masih kesulitan dalam mengikuti kegiatan yang melibatkan keterampilan motorik halus seperti saat kegiatan menggunting, menempel dan mewarnai. Hal tersebut terlihat saat kegiatan menempelkan gambar sesuai dengan pola yang ada, gambar yang ditempelkan oleh anak belum sesuai dengan pola yang ada. Pada kegiatan menggunting dengan pola persegi empat, dari 10 anak terdapat 8 anak yang hasil guntingannya belum sesuai dengan pola yang sudah diberikan. Pada saat kegiatan mewarnai ada 8 anak yang mewarnai gambar hingga keluar garis dan arah gerak tangan anak saat mewarnai belum teratur. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menstimulasi keterampilan motorik halus pada anak yaitu melalui penyediaan berbagai macam alat permainan dan media yang menarik yang dapat menstimulasi keterampilan 4

motorik halus. Alat permainan dan media tersebut tidak perlu mahal akan tetapi aman untuk belajar anak dan digunakan dengan cara baik dan benar sehingga perkembangan anak dapat berkembang secara optimal. Disamping itu guru harus selalu memberikan motivasi serta penguatan pada anak agar anak mau mengikuti kegiatan pembelajaran dan memahaminya dengan baik sehingga anak menjadi lebih senang saat mengikuti pembelajaran. Salah satu cara untuk meningkatkan keterampilan motorik halus di Taman Kanak-kanak usia 5-6 tahun yaitu dengan melakukan kegiatan yang eksploratif dan menyenangkan yaitu dengan kegiatan kolase. Alasan dipilihnya kegiatan kolase karena kegiatan kolase adalah salah satu kegiatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan motorik halus dan juga merupakan kegiatan yang menuntut adanya penggunaan jari jemari dan koordinasi mata tangan serta membutuhkan ketepatan dan kerapian sehingga dengan anak melakukan kegiatan kolase secara berulang-ulang diharapkan keterampilan motorik halus pada anak dapat meningkat. Selain itu kegiatan kolase merupakan salah satu kegiatan yang menarik minat anak karena berkaitan dengan meletakkan dan merekatkan bahan kolase sesuka mereka. Kegiatan kolase juga merupakan kegiatan yang memungkinkan adanya variasi dan kreasi bentuk secara bebas. Anak nantinya lebih bebas untuk mengekspresikan apa yang akan anak buat melalui kegiatan kolase. Dalam kegiatan kolase ini nantinya anak akan menempelkan berbagai bahan untuk membuat kolase dengan ampas kelapa yang sudah diberi warna, kertas 5

bekas, kulit telur,dan biji-bijian ke dalam pola yang sudah disediakan pada selembar kertas sesuai dengan apa yang anak inginkan. Oleh sebab itu dalam penelitian ini akan mengkaji mengenai Peningkatan Keterampilan Motorik Halus melalui Kegiatan Kolase Pada Anak Kelompok B di Taman Kanak-kanak PKK Kartini Padokan kidul, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul. B. Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka dapat diidentifikasi masalah yang terjadi pada kelompok B Taman Kanak-kanak PKK Kartini adalah : 1. Sebanyak 8 dari 10 anak kelompok B masih kesulitan dalam mengikuti kegiatan yang melibatkan keterampilan motorik halus. 2. Pada kegiatan menggunting dengan pola persegi empat, dari 10 anak terdapat 8 anak yang hasil guntingannya belum sesuai dengan pola yang sudah diberikan. 3. Pada saat kegiatan mewarnai ada 8 anak yang mewarnai gambar hingga keluar garis dan arah gerak tangan anak saat mewarnai belum teratur. C. Pembatasan masalah Permasalahan yang diuraikan dalam identifikasi masalah masih terlalu luas sehingga diperlukan pembatasan masalah agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penerimaan dan pembahasan. Dalam penelitian ini, masalah dibatasi pada peningkatan keterampilan motorik halus pada anak kelompok B di TK PKK Kartini Padokan Kidul melalui Kegiatan Kolase. 6

D. Rumusan masalah Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah yaitu : Bagaimana meningkatkan keterampilan motorik halus pada anak kelompok B melalui kegiatan kolase di Taman Kanak-kanak PKK Kartini Padokan Kidul, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul?. E. Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan motorik halus pada anak kelompok B melalui kegiatan kolase di Taman Kanak-kanak PKK Kartini Padokan Kidul, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul. F. Manfaat penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi anak didik Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan motorik halus pada anak kelompok B di Taman Kanak-kanak PKK Kartini Padokan kidul, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul. 2. Bagi Guru Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi pada guru untuk memperbaiki kinerjanya dalam upaya memberikan perbaikan pada pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak kelompok B. Selain itu guru dapat berperan aktif dalam mengembangkan keterampilan 7

dan pengetahuan. Serta guru lebih bisa berinovasi dan berkreasi dalam setiap pembelajaran. 3. Bagi Sekolah Hasil yang diharapkan dari penelitian ini yaitu dapat meningkatkan kualitas para peserta didik, memberikan masukan terhadap kemajuan sekolah yang tercermin dari peningkatan profesional guru dan perbaikan proses belajar peserta didik. G. Definisi Operasional Untuk menghindari kemungkinan meluasnya penafsiran terhadap permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka perlu disampaikan definisi operasional yang digunakan dalam penelitian yaitu sebagai berikut : 1. Keterampilan motorik halus Keterampilan motorik halus adalah penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari jemari dan tangan yang membutuhkan kecermatan, ketepatan, kerapian dan koordinasi mata tangan untuk mengontrol dalam mencapai pelaksanaan keterampilan. Keterampilan motorik halus dalam penelitian ini adalah penggunaan sekelompok otot-otot kecil untuk mengontrol dalam mencapai pelaksanaan keterampilan yang melibatkan koordinasi mata dan tangan yang membutuhkan ketepatan dan kerapian. 2. Kegiatan kolase Kegiatan kolase adalah kegiatan menempelkan, merekatkan, dan meletakkan sesuatu pada selembar kertas datar dan bahan yang digunakan bisa bermacam-macam jenisnya seperti bahan alam, bahan buatan, bahan setengah 8

jadi, bahan jadi, bahan sisa/bekas, dan sebagainya. Kegiatan kolase yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan menempelkan sesuatu pada selembar kertas yang sudah diberi pola gambar dan bahan yang digunakan yaitu menggunakan bahan bekas dan bahan alam seperti ampas kelapa yang sudah diwarnai, kulit telur, sobekan kertas bekas dan biji-bijian. 9