BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN. data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Taylor (Moleong, 2000: 3) penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tentang: (1) Jenis dan Pendekatan Penelitian, (2) Tempat dan Waktu Penelitian, (3)

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian. Hal ini disebabkan penggunaan metode dan pendekatan ini

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. postpositivisme (realitas dipandang sebagai sesuatu yang konkrit, dapat

BAB II METODE PENELITIAN. research) dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian

angka statistik, melainkan dalam bentuk kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Moleong (2012: 6) mengemukakan pengertian metode penelitian kualitatif sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. anak autistik ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN. mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data; (D) Instrumen Penelitian; (E) Data dan Sumber Data; (F) Teknik Analisis Data;

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2005 : 4) menyatakan bahwa penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Mulyana, 2002: 145) merupakan proses, prinsip, dan prosedur yang kita

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

III. METODE PENELITIAN. masalah dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. mengungkapkan fenomena atau peristiwa sosial tertentu dan pemahaman atau

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berupaya menggambarkan suatu fenomena atau kejadian dengan apa adanya

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan agar kegiatan praktis terlaksana secara rasional dan terarah sehingga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan Taylor (Moleong, 2000:3) penelitian kualitatif adalah prosedur

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Arab di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Ponorogo.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. No 95 Pesawahan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Menurut Moleong (2007: 27) berpendapat bahwa:

III. METODE PENELITIAN. 22) metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Dimaksud

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penyesuaian diri remaja panti asuhan. Menurut Sugiyono (2012:1) metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field research)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. HalinisesuaidenganpendapatSugiyonoyangmendeskripsikan penelitian kualitatif sebagai berikut: 69

BAB III METODE PENELITIAN

Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pemanfaatan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. misalnya dapat mengambil jenis studi kasus, etnografi, penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (2008:24) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bermaksud membuat

Konveksi Lida Jaya Padurenan Kudus.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. logika, dikenali sebagai ilmu tentang alat untuk mencari kebenaran. 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan/penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertipe deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diungkap untuk dapat bermanfaat bagi manusia (Aan Komariah, 2011:22).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini berkaitan dengan proses, prinsip dan prosedur penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian. Adapun metode menurut Sugiyono (2010: 3) diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sedangkan Sukmadinata (2010: 52) mengatakan bahwa metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (reserch design) tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data dan kondisi arti apa data dikumpulkan, dan dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun dan diolah. Adapun tujuan dari rancangan peneletian atau metode penelitian adalah melalui penggunaan metode penelitian yang tepat, dirancang kegiatan yang dapat memberikan jawaban yang teliti terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian. (Sukmadinata, 2010: 52) A. Lokasi Penelitian Dalam penelitian kualitatif menurut Spradley (Sugiyono 2010: 297) populasi dinamakan sebagai situasi sosial tang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Adapun lokasi penelitian ini yaitu dilakukan di Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi. Tempat ini merupakan sebuah Rumah Perlindungan Anak untuk anak jalanan yang khususnya berada di cimahi. Tepatnya di Jl. Warung Contong Timur Rt 01 Rw 09 Kelurahan Setiamanah Kota Cimahi. Pemilihan lokasi ini atas beberapa pertimbangan yaitu Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi adalah lembaga sosial masyarakat yang peduli terhadap nasib anak jalanan yang letak geografisnya ada di dekat stasiun Kereta Api kota Cimahi,

61 mengingat daerah perkotaan kurang dalam faktor aqidah dan akhlak dikarenakan lingkungan, namun di Rumah Perlindungan Anak ini pembinaannya sudah terkelola dengan baik, dan banyak anak jalanan yang menetap dalam jangka waktu yang panjang sehingga dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan kontinyu. Dalam proses pembinaan akhlaknya juga ada beberapa hal yang menarik untuk diteliti. Sehingga yang menjadi aktor dalam penelitian ini adalah anak jalanan yang ada di Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi pada Tahun 2013. Aktivitas yang ingin diteliti yaitu bagaimana proses pembinaan yang dilakukan di Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi terhadap anak jalanan yang ada di sana. B. Pendekatan dan Metode Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetetahui latar belakang anak-anak jalanan, proses pembinaan akhlak bagi anak-anak jalanan, dan hasil dari pembinaan anak jalanan di Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi pada tahun 2013. Untuk menunjang pencapaian tujuan tersebut, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata dan tindakan-tindakan subyek yang diamati atau yang diwawancarai. Penelitian ini memberikan gambaran apa adanya mengenai pembinaan akhlak bagi anak-anak jalanan di Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi. Selain itu penelitian ini bermaksud untuk melacak peristiwa-peristiwa yang alami yang tidak dapat dimanipulasi. Artinya peristiwa-peristiwa tersebut berlangsung sebagaimana adanya, peneliti tidak mengubah keadaan atau melakukan intervensi terhadap penelitian. Sehingga dapat dipaparkan bahwa penelitian ini menggunakan Pendekatan Kualitatif dengan metode deskriptif. Pendekatan kualitatif menurut Sugiyono (2010: 15) adalah digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah. Sehingga dapat diartikan bahwa peneltian kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat ini (Sudjana, 1997: 64).

62 Sementara itu menurut Bogdan dan Taylor (Basrowi dan Suwandi, 2008: 1) mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data desktiptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Metode penelitian penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan desain deskriptif kualitatif. Menurut Sukmadinata (2010:72) metode deskriptif adalah ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Menurut Bungin (2010: 68) mengatakan bahwa: Tujuan deskriptif kualitatif untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu. Peneliti ini berusaha menyajikan hasil penelitian dengan cara mendeskripsikan hasil penelitian yang diperoleh dari data di lapangan dengan menggunakan berbagai instrumen penelitian dalam bentuk narasi. Mendeskrifsikan proses pembinaan akhlak bagi anak-anak jalanan yang dilakukan di Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi. Penelitian ini bersifat deskriptif karena berusaha mendeskrifsikan suatu gejala, perisiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang dimana peneliti beusaha memotret peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian untuk kemudian dijabarkan sebagai mana adanya. C. Definisi Operasional Pembinaan adalah proses, cara, perbuatan membina, pembaharuan, penyempurnaan, usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efesien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik (Departemen pendidikan Nasional, 2005). Akhlak adalah kata akhlāq atau khulũq secara kebahasaan berarti budi pekerti, adat kebiasaan, perangai, muru ah atau segala sesuatu yang telah menjadi tabi at (Nata, 2003: 2).

63 Dapat disimpulkan bahwa pembinaan akhlak dapat diartikan sebagai model atau acuan yang digunakan memperbaharui dan membangun ke arah yang lebih baik, yaitu belajar untuk mengerti tentang perbedaan antara yang benar dengan yang salah, yang boleh dan yang dilarang, yang dianjurkan dan yang dicegah, yang baik dan yang buruk, dan ia sadar bahwa ia harus menjauhi segala yang bersifat negatif dan mencoba membina diri untuk selalu menggunakan hal-hal yang positif. Bila suatu ketika ia berbuat salah, serta ia sendiri menyadari akan kesalahannya itu, maka ia harus secepatnya berhenti dari kesalahannya itu dan segera kembali ke jalan yang semestinya. Menurut Departemen Sosial RI (Tranquilina, 2009: th.), pengertian tentang anak jalanan adalah anak-anak di bawah usia 18 tahun yang karena berbagai faktor, seperti ekonomi, konflik keluarga hingga faktor budaya yang membuat mereka turun ke jalan. Menurut studi yang dilakukan oleh Soedijar (Tranquilina, 2009: th.) menunjukkan bahwa anak jalanan adalah anak yang berusia antara 7-15 tahun yang bekerja di jalanan dan dapat mengganggu ketentraman dan keselamatan orang lain serta mebahayakan dirinya sendiri. Anak jalanan adalah anak yang berusia di bawah 18 tahun yang hidup di jalanan baik yang menetap di jalanan, mencari uang di jalanan, maupun yang berkeliaran di jalanan. D. Tahap-tahap Penelitian 1. Tahap Pralapangan a. Menyusun Rancangan Penelitian Kegiatan ini merupakan tahap awal, intinya berupa penyusunan rancangan penelitian yang diajukan ke Dewan Skripsi Prodi Ilmu Pendidikan Agama Islām FPIPS UPI. Kemudian proposal rancangan penelitian tersebut diseminarkan. Selanjutnya, untuk melengkapi dan menyempurnakan rancangan penelitian berdasarkan berbagai masukan pada saat seminar, peneliti melaksanakan konsultasi dan bimbingan intensif dengan Dosen Pembimbing.

64 b. Memilih Latar Penelitian Proses pemilihan latar penelitian dalam penelitian ini berdasarkan informasi yang didapat tentang Rumah Perlindungan Anak yang melaksanakan pembinaan akhlak bagi anak-anak jalanan. Setelah dipastikan Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi melakukan Pembinaan Akhlak bagi Anak-anak jalanan maka peneliti memilih untuk mengadakan penelitian di sana. c. Mengurus Perizinan Untuk kegiatan pengurusan perizinan yang bersifat administratif ini dilakukan dengan dimulai dari tingkat Jurusan, Fakultas, sampai Universitas. Sebelum memulai penelitian peneliti meminta izin kepada prodi, fakultas untuk mengadakan pra penelitian. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui apakah tempat penelitian mengizinkan peneliti untuk mengadakan peneilitian di sana. kemudian setelah mendapat izin untuk mengadakan penelitian di Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi peneliti mulai dari tingkat Jurusan, peneliti memperoleh surat usulan pengangkatan pembimbing dan surat permohonan izin melaksanakan penelitian ke tingkat Fakultas. Dari tingkat Fakultas peneliti memperoleh surat keputusan pengangkatan pembimbing dan surat permohonan izin melaksanakan penelitian ke tingkat Universitas. Dari tingkat Universitas, peneliti memperoleh surat permohonan izin melaksanakan penelitian untuk Ketua Koordinator Utama Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi. d. Menyiapkan Perlengkapan Penelitian Peneliti menyiapkan segala perlengkapan yang dibutuhkan untuk memperlancar, memperjelas, dan mempermudah kegiatan pengumpulan data di lapangan. Adapun kegiatan pada tahap ini adalah mempersiapkan kisi-kisi penelitian, kemudian dijabarkan menjadi instrumen penelitian yang berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman studi dokumentasi.

65 2. Tahap Pekerjaan Lapangan Penelitian dilaksanakan dari mulai tanggal 19 Desember 2012 sampai dengan tanggal 4 Februari 2013 Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi. Dalam kegiatan ini ada beberapa kegiatan yang dilakukan peneliti yaitu, a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri 1) Pembatasan latar dan peneliti Latar penelitian ini dibatasi pada pembinaan akhlak yang dilakukan di Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi pada tahun 2013. 2) Penampilan Peneliti tidak terlalu memperhatikan penampilan, karena lokasi penelitian ini tidak terlalu formal, subjek penelitiannya pun adalah anak-anak jalanan yang dalam penampilan biasa-biasa saja sehingga peneliti menyesuaikan dengan mereka. 3) Pengenalan hubungan peneliti di lapangan Penelitian ini bersifat pengamatan langsung tanpa berperan serta, maka peneliti berusaha agar hubungan dengan lingkungan yang ada di lokasi penelitian terjalin dengan baik dan dengan keakraban tanpa harus mempengaruhi berbagai kondisi dan perilaku alami yang ada di lokasi penelitian. 4) Jumlah waktu studi Peneliti mengalokasikan waktu penelitian di lapangan kurang lebih selama satu bulan, diharapakan dengan jumlah waktu yang terbatas ini berbagai data penelitian dapat terkumpul dengan baik. b. Memasuki lapangan 1) Keakraban hubungan Peneliti selalu berusaha menjaga keakraban hubungan peneliti dengan lingkungan sosial di lokasi penelitian agar mempermudah peneliti dalam upaya memperoleh berbagai data yang diinginkan.

66 2) Mempelajari bahasa Sebenarnya tidak ada banyak kesulitan dengan penggunaan bahasa, karena dalam ligkungan penelitian ini merupakan lingkungan yang tidak harus menggunakan bahasa formal. 3) Peranan peneliti Untuk menghindari adanya peran langsung peneliti di lokasi penelitian yang dikhawatirkan akan mempengaruhi kondisi dan perilaku yang terjadi di lokasi penelitian, maka peranan peneliti dalam aktivitas yang ada di lokasi penelitian tidak besar, dan seminimal mungkin, karena penelitian ini sendiri dilakukan dengan pengamatan langsung tanpa berperan serta. b. Berpartisipasi sambil mengumpulkan data 1) Pengarahan batas studi Pengarahan batas studi dilakukan dengan memperhatikan batasan studi berdasarkan fokus masalah yang akan diteliti, yaitu Pembinaan Akhlak bagi Anak-anak Jalanan di Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi Tahun 2013. Tujuan pengarahan batas studi ini adalah agar peneliti tidak terjebak pada masalah-masalah yang berada di luar fokus masalah penelitian. 2) Mencatat data a) Pencatatan data mentah Pencatatan dilakukan pada saat berlangsung pengumpulan data baik pada saat kegiatan wawancara maupun pada saat kegiatan observasi dan studi dokumentasi berlangsung. Data hasil penelitian melalui wawancara dicatat dalam buku catatan berupa coretan-coretan kecil, sedangkan data hasil observasi dicatat dalam bentuk catatan singkat dengan mencatat kata-kata kunci dari apa yang dapat diamati oleh peneliti. b) Pencatatan lengkap dan formal Pada tahap pencatatan lengkap dan formal penelliti mencatat data hasil wawancara dalam bentuk deskriptif hasil wawancara. Data hasil

67 observasi dibuat dalam bentuk catatan lapangan. Catatan hasil studi dokumentasi dibuat dalam tabel sesuai sumber dan jenis data. E. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data dari lapangan penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. 1. Wawancara Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari respon yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit. Wawancara ini dilakukan dengan secara mendalam, adapun pengertian wawancara secara mendalam menurut Bungin (2010: 108) adalah: Proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Penggunaan instrumen wawancara ini dilakukan untuk mengetahui data penelitian diantaranya data tentang latar belakang anak-anak jalanan, proses pembinaan akhlak dan hasil dari pembinaan akhlak. 2. Observasi Sutrisno hadi (Sugiyono, 2010: 203) mengungkapkan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Sedangkan menurut Bungin (2010: 115) mengatakan observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya.

68 Data yang akan diteliti dengan menggunakan teknik observasi diantaranya data tentang latar belakang anak-anak jalanan yaitu tentang jumlah anak jalanan di sana, kemudian tentang bagaimana proses pembinaan akhlak bagi anak-anak jalanan, dan hasil dari pembinaan akhlak bagi anak-anak jalanan di Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi. 3. Studi dokumentasi Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk menelusuri data historis (Bungin, 2010: 121). Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupkan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan studi dokumentasi dilakuakan untuk mendapatkan data tentang latar belakang anak-anak jalanan, dengan melihat diokumen dari data anak-anak jalanan yang ada di Rumah Perlindungan Anak Sahaja Cimahi pada tahun 2013. F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan dan analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian, karena dapat memberi makna terhadap data yang dikumpulkan oleh peneliti. Pengolahan data dan analisis data akan dilakukan melalui suatu proses yaitu penyusunan, mengkategorikan data, mencari kaitan isi dari berbagai data yang diperoleh dengan maksud untuk mendapatkan maknanya. Berdasarkan hasil pengumpulan data yang peneliti dapatkan, yaitu dari hasil wawancara, observasi, studi dokumentasi, angket, dan catatan lapangan maka peneliti melakukan prosedur pengolahan dan analisis data dari hasil pengumpulan data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (Basrowi dan Suwandi, 2008: 209) yang mencangkup tiga kegiatan yang bersama, yaitu reduksi data (data

69 reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan/ verifikasi (conclusion drawing/ verification). 1. Reduksi data (data reduction) Data yang dihasilkan melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi dalam proses penelitian begitu banyak sehingga perlu dilakukan reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya (Sugiyono, 2008: 247). Mereduksi data berfungsi untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi sehingga interpretasi bisa ditarik (Basrowi dan Suwandi, 2008: 209) Pada tahap ini, reduksi dilakukan setelah proses wawancara ditulis ke dalam transkrip wawancara, kemudian peneliti mengidentifikasi satuansatuan data atau pertanyaan-pertanyaan subjek yang memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus penelitian kali ini. Kemudian dilakukan analisis komparatif dengan melakukan crosscheck dengan sumber data lainnya. Dengan demikian validitas data yang ada dapat dipertanggung jawabkan. 2. Penyajian data Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan (Basrowi dan Suwandi, 2008: 209), dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut (Sugiyono: 249). Penyajian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa teks yang bersifat naratif yang telah di pilih-pilih ke dakam bagian-bagian/ aspek yang memiliki kesamaan. 3. Validitas Penelitian kualitatif menghadapi persoalan penting mengenai pengujian keabsahan data hasil penelitian. Banyak hasil penelitian kualitatif yang diragukan kebenarannya karena beberapa hal, antara lain: subjektivitas peneliti, alat penelitian banyak kelemahan, dan akurasi penelitian.

70 Pemeriksaan keabsahan data mempunyai tujuan untuk menetapkan keabsahan data. Pelaksanaan pemerikasaan keabsahan data itu sendiri didasarkan pada kriteria yang digunakan dalam penelitian. Pemerikasaan keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi. Meleong (2007:330) menyebutkan bahwa, triangulasi adalah teknik pemerikasaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Meleong (2011: 324) pengujian keabsahan data didasarkan empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (konfirmability). Adapun menurut Nasution (2003: 114-118) cara yang dapat dilakukan untuk mengusahakan agar kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya yaitu antara lain: a. Memperpanjang masa observasi Pada saat melakukan observasi diperlukan waktu betul-betul mengenal suatu lingkungan, oleh sebab itu peneliti berusaha memperpanjang waktu penelitian dengan cara mengadakan hubungan baik dengan orang-orang disana, dengan cara mengenal kebiasaan yang ada dan mengecek kebenaran informasi guna memperoleh data dan informasi yang valid yang dipergunakan dalam penelitian. b. Pengamatan yang dilakukan terus-menerus Melalui pengamatan yang dilakukan secara terus-menerus dapat memperhatikan sesuatu secara lebih cermat, terperinci dan lebih mendalam. Melalui pengamatan yang kontinu peneliti akan dapat memberikan deskrifsi yang cermat dan terperinci mengenai apa yang sedang diamati. c. Triangulasi Tujuan triangulasi adalah mengecek kebenaran data tertentu dengan membandingkannya dengan data-data yang diperoleh. Triangulasi

71 diartikan sebagai teknik penelitian pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik penelitian dan mengumpulkan data yang sudah ada. Triangulasi berarti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. d. Membicarakan dengan orang lain (peer debriefing) Pembicaraan ini antaralain bertujuan untuk memperoleh kritik, pertanyaan-pertanyaan tajam, yang menantang tingkat kepercayaan akan kebenaran penelitian. Selain itu pembicaraan ini memberikan petunjuk tentang langkah-langkah yang akan dilakukan selanjutnya. e. Menggunakan bahasa referensi Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan kepercayaan akan kebenaran data, peneliti menggunakkan bahan dokumentasi yakni hasil rekaman wawancara dengan subjek penelitian untuk bahan dokumentasi yang diambil dengan cara tidak mengganggu atau menarik perhatian informan, sehingga informasi yang didapat memiliki validitas yang tinggi. f. Mengadakan member check Salah satu cara yang paling penting adalah mengadakan member check pada akhir wawancara dengan menyebutkan garis besarnya dengan maksud agar responden memperbaiki bila ada kekeliruan, atau menambahkan apa yang masih kurang. Tujuan member check adalah agar informasi yang di peroleh peneliti dapat digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud oleh informan. 4. Penarikan kesimpulan/ Verifikasi Setelah data direduksi dan data disajikan maka langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Kesimpulankesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Basrowi dan Suwandi (2008: 210) mengungkapkan: Dalam tahap ini, peneliti membuat rumusan proposisi yang terkait dengan prinsip logika, mengangkatnya sebagai temuan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan mengkaji secara berulang-ulang terhadap data yang ada,

72 pengelompokkan data yang telah terbentuk, dan proposisiyang telah dirumuskan. Dalam menarik kesimpulan perlu melakukan verifikasi data agar hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan. Untuk itu perlu dilakukan verifikasi yang merupakan aktivitas pengulangana untuk tujuan pemantapan, penelusuran data kembali dengan cepat. Peneliti selain melakukan verifikasi di atas, juga melakukan verifikasi melalui berdiskusi, atau saling memrikas antar teman. Hal ini dilakukan untuk mencegah penilaian yang bersifat subjektif.