BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi jembatan untuk mengarungi abad millenium ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas pendidikan baik secara kuantitas maupun kualitas yang

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. setiap anak dalam periode tertentu. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Dengan ilmu,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan senantiasa menjadi sorotan bagi masyarakat khususnya di

perkembangan yang meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karir.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemakmuran bagi suatu bangsa sangat berhubungan dengan mutu

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan, sebagaimana dalam Undang-Undang RI

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan tertentu untuk tetap survive. Dunia kerja

BAB I PENDAHULUAN. yang muncul, seseorang dituntut untuk memiliki pemikiran yang out of the box

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2015 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

SUKMA WIDIASTO A SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

BAB I PENDAHULUAN. suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut suatu rencana dan

BAB I PENDAHULUAN. tetap diatasi supaya tidak tertinggal oleh negara-negara lain. pemerintah telah merancang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaku pembangunan pendidikan berupaya untuk menaikkan derajat mutu

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

PENGARUH REWARD TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI

2015 EFEKTIVITAS BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK JOHARI WINDOW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DIRI

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang

BAB I PENDAHULUAN. berbenah di segala bidang. Salah satunya adalah melalui dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri dapat

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

2015 KONTRIBUSI PROGRAM PEMBINAAN KESISWAAN TERHADAP PEMENUHAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing dan

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Judul BAB I PENDAHULUAN

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. daya pendidik dan peserta didik. Usaha peningkatan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan suatu

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya merupakan bagian dari upaya pembangunan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang bertujuan membina warga Negara yang aktif dan bertanggung jawab serta demi terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur, sejahtera lahir dan batin. Oleh karena itu pelaksanaannya merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, pemerintah dan masyarakat (Hakim, 2009). Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab (Supriyadi, 2011). Guna meraih tujuan tersebut diatas maka dicanangkan wajib belajar 9 tahun (SD selama 6 tahun dan SMP selama 3 tahun), dan diharapkan dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi yaitu Sekolah Menengah Atas baik itu sekolah umum yaitu SMA, maupun Sekolah Kejuran (SMK), baik negeri maupun swasta dan kursus-kursus yang memberikan bekal ketrampilan yang berguna dalam kehidupan. Berkaitan dengan hal diatas, pemerintah melalui Depdiknas membuat kebijakan baru dengan pembuatan sekolah baru dan penerimaan siswa SLTA, dengan perbandingan SMK (60%) dan SMA (40%). Kebijakan ini lahir 1

2 karena pasar tenaga kerja menyerap lulusan SMK lebih banyak dari pada lulusan SMA. Disamping itu pendidikan non formal juga memberi kesempatan kepada para siswa lulusan SMP untuk mengembangkan ketrampilan yang sangat berguna bagi kehidupan seperti lembaga-lembaga latihan kerja, kursus-kursus yang tersebar hampir di setiap daerah, seperti kursus menjahit, computer, bengkel dsb. Namun kenyataannya minat siswa untuk melanjutkan ke SLTA masih belum seperti yang diharapkan. Data angka melanjutkan di Jawa Tengah pada tahun pelajaran 2007/2008 dari SMP ke SMA sebesar 28,89%, dari SMP ke SMK sebesar 34,36%, dari MTS ke MA sebesar 8,7%, jumlah total angka melanjutkan sebesar 71,95%. Sehingga ada 28,05% siswa yang tidak melanjutkan sekolah, tentunya angka ini akan semakin bertambah besar bila ditambah anak putus sekolah di SLTA (Depdiknas Prop. Jawa Tengah, 2008). Berdasar hasil penelitian sebelumnya, pada dua tahun terakhir, beberapa kabupaten dengan angka melanjutkan rendah, antara lain Kabupaten Brebes dengan angka melanjutkan sebesar 40,98%, Kabupaten Rembang dengan angka melanjutkan sebesar 42,65%, Kabupaten Tegal dengan angka melanjutkan sebesar 45,07%, Kabupaten Grobogan sebesar 52,65%, dan Kabupaten Cilacap dengan angka melanjutkan sebesar 52,99%. Hal tersebut juga terjadi di SMPN 2 Klego. Hal ini dapat dilihat dari jumlah lulusan yang melanjutkan sekolah dari tahun ke tahun pada tabel berikut :

3 Tahun Pelajaran Tabel 1.1 Data siswa melanjutkan studi Tahun 2006-2010 Jumlah siswa Jumlah siswa melanjutkan 2005 / 2006 161 siswa 25 siswa 15% 2006/2007 116 siswa 50 siswa 43% 2007/2008 116 siswa 57 siswa 49% 2008/2009 116 siswa 57 siswa 49% 2009/2010 118 siswa 72 siswa 61% 2010/2011 80 siswa 47 siswa 58% Persentase Sumber : Data Bimbingan Konseling SMPN 2 Klego (Tahun 2011) Bila dilihat dari kondisi geografis lingkungan sekitar SMPN 2 Klego, bahwa lingkungan geografis cenderung tidak datar, berbukit-bukit, naik turun, meski tidak selalu tajam, sulit untuk mendapatkan air. Dilihat dari sosial ekonomi kebanyakan masyarakat sekitar bekerja sebagai petani, kemudian ada juga pedagang, dan ada juga yang terjun ke bidang lain, seperti pegawai negeri dan aparat desa. Disamping itu banyak juga warga masyarakat yang merantau ke luar kota seperti Jakarta, Salatiga atau ke kota lain untuk bekerja sebagai sopir, pedagang atau tukang bakso dan pekerjaanpekerjaan lain. Karena kondisi ini sehingga banyak diantara para siswa yang tinggal tidak bersama orang tua, namun bersama keluarga besarnya atau salah satu diantara mereka atau bahkan tinggal sendirian karena ditinggal merantau oleh salah satu atau kedua orang tuanya. Hal ini pun kadang juga menjadi persoalan baru bagi siswa karena menjadi tidak ada yang mengontrol, sehingga kesannya kadang menjadi susah untuk diatur karena kebiasaan di

4 rumah yang dibawa ke sekolah disamping memang juga pengaruh lingkungan di kampung. Bila dilihat dari tahun ke tahun memang ada kecenderungan naiknya persentase siswa yang melanjutkan, tapi masih kecil kenaikan tersebut, dan prosentase tersebut naik karena jumlah siswa kelas 9 yang tidak konstan dan cenderung menurun. Dari pengamatan penulis bahwa para siswa sering menggunakan prestasi belajar, keadaan ekonomi keluarga, dan informasi dari teman sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan kelanjutan Studi. Namun disamping itu ada juga anak-anak yang dengan percaya diri akan melanjutkan sekolah yang menjadi favoritnya meski belum mengetahui prestasi belajarnya. Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar, keadaan ekonomi keluarga, dan informasi sering menjadi pertimbangan dalam keputusan siswa untuk melanjutkan studi setelah lulus dari SMP. Informasi merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena informasi akan sangat berpengaruh terhadap keputusan yang akan diambil. Pada saat ini informasi dapat diakses melalui media informasi seperti televisi, Hand Phone, radio, surat kabar, majalah, internet dan lain sebagainya. Demikian juga keputusan seseorang untuk melanjutkan sekolah akan dipengaruhi oleh inforrmasi yang diperoleh. Informasi adalah penyampaian pesan kepada orang lain (Yusup, 2010). Ada begitu banyak informasi yang ada di alam ini, namun hanya

5 sebagian kecil saja yang bisa dirasakan atau ditangkap oleh indera manusia. Informasi yang dapat ditangkap manusia bisa direkam menggunakan alat, dan hasil rekaman ini bisa dikembangkan menjadi komoditi unggul dalam kehidupan manusia. Informasi ini akan dicari manusia sesuai kepentingannnya. Meski demikian tidak semua jenis informasi diperlukan manusia, hanya sebagian kecil saja dari informasi itu yang diperoleh atau memang diperlukan oleh manusia karena disesuaikan dengan bidang minat dan kegiatan pekerjaannya. Manusia membutuhkan infomasi karena berfungsi bagi dirinya, sesuai dengan tugas-tugas penghidupan dan kehidupan, namun kebutuhan manusia akan informasi bisa sama bisa berbeda karena aspek perbedaan individual, baik karena faktor psikologis, biologis maupun penyatuan dari kedua faktor tersebut. Setiap orang membutuhkan informasi sebagai tuntutan dari kehidupan, penunjang kegiatan dan sebagai pemenuhan kebutuhan. Motif ingin tahu akan segala sesuatu yang dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang mendorong orang tersebut untuk mencapainya dengan cara mencari dan mendapatkan sesuatu tersebut, salah satu yang dicarinya adalah informasi. Ada beberapa teori kebutuhan akan informasi, namun sebenarnya yang dibutuhkan manusia tidak hanya informasi. Maslow (Sobur, 2010) bahwa pada dasarnya hirarki kebutuhan manusia diklasifikasikan sebagai berikut:

6 1) Kebutuhan Fisiologis (physiological needs), yang merupakan bentuk kebutuhan jasmaniah dan sangat berkaitan dengan kelangsungan hidup, seperti sandang, pangan papan. 2) Kebutuhan rasa aman (Safety needs), yaitu kebutuhan akan rasa aman, tentram, jaminan dan perlindungan dari segala macam ancaman. 3) Kebutuhan akan rasa kasih sayang (Belonginess and love needs), yaitu kebutuhan akan rasa aman, kasih sayang, memiliki, untuk bergaul dengan teman, untuk menjadi bagian dari kelompok. 4) Kebutuhan akan harga diri (Esteem needs), yaitu kebutuhan harga diri sendiri ditengah-tengah masyarakat lingkungan hidupnya. 5) Kebutuhan untuk mengerti dan mengetahui ( Cognitive needs; to know and understand), yaitu kebutuhan yang diarahkan pada pemuasan dorongan untuk mengetahui dan mengerti serta menyelidiki. 6) Kebutuhan aesthetis (Aesthetis needs), kebutuhan akan rasa keindahan. 7) Kebutuhan aktualisasi diri (Self Actualization needs), kebutuhan ini merupakan kebutuhan tertinggi pada manusia, yaitu bahwa setiap individu mempunyai kebutuhan untuk mengembangkan dirinya semaksimal mungkin. Layanan informasi merupakan salah satu jenis layanan yang ada dalam program BK di sekolah untuk peserta didik untuk mengenal diri dan lingkungannya, terutama kesempatan-kesempatan yang ada di dalam lingkungannnya yang dapat dimanfaatkan, baik masa kini maupun masa yang akan datang. Jadi pemberian informasi secara khusus dimaksudkan untuk

7 membantu peserta didik dalam membuat rencana kehidupan pada masa kini maupun pada masa yang akan datang. Rencana tersebut berupa rencana dalam bidang pelajaran disekolah, rencana dalam menentukan kelanjutan studi/pendidikan, rencana dalam kaitannya dengan pekerjaan setelah menyelesaikan sekolah, atau rencana tentang kehidupan pribadinya pada masa yang akan datang. Bimbingan konseling di sekolah merupakan bagian integral dari proses pendidikan mempunyai andil dan berperan aktif dalam mencapai tujuan pendidikan melalui berbagai layanan dan kegiatan pendukung. Salah satu kegiatan layanan yang berkait dengan minat kelanjutan studi adalah layanan informasi pendidikan/layanan informasi studi lanjut. Layanan informasi studi lanjut merupakan salah satu layanan yang diberikan di SMPN 2 Klego. Tujuan dari pemberian layanan ini adalah untuk menambah wawasan siswa tentang studi lanjut, menimbulkan minat dan memotivasi siswa untuk melanjutkan studi bila telah lulus SMP. Di SMPN 2 Klego layanan informasi diberikan dari kelas VII hingga kelas IX, namun dengan proporsi materi yang berbeda, dan proporsi paling banyak di kelas IX karena layanan ini menjadi penting karena berkaitan dengan keputusan yang akan segera mereka buat untuk mewujudkan cita-cita mereka. Faktor lain yang menjadi pertimbangan siswa dalam membuat keputusan studi lanjut adalah prestasi belajar. Hal ini sesuai dengan salah satu fungsi pengukuran, yaitu seleksi (Zaini, 2006). Sekolah-sekolah formal baik itu SMA, SMK maupun MA mempergunakan hasil belajar siswa sebagai

8 dasar seleksi siswa baru. Para siswa menilai kemampuannya dan meramalkan kemampuannya dengan menggunakan prestasi belajar, bila prestasi belajar bagus, berarti mampu untuk melanjutkan studi, dan memutuskan melanjutkan studi setingkat diatasnya, namun sebaliknya apabila prestasi belajar buruk atau kurang maka menganggap dirinya tidak mampu untuk melanjutkan studi dan memutuskan untuk tidak melanjutkan studi. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Kasrori (2007) bahwa nilai ujian Nasional memberi sumbangan terhadap prestasi belajar sebesar 86,6%. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nuhammad Nuh memastikan bahwa nilai ujian nasional (UN) akan menjadi salah satu syarat untuk masuk perguruan tinggi negeri (Suara Merdeka, Januari 2012). Sehingga merupakan hal wajar apabila para siswa menjadikan prestasi belajar sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kelanjutan studi. Hurlock (2009) menyatakan bahwa minat terhadap pendidikan sangat dipengaruhi oleh minat terhadap pekerjaan. Bila mereka mengharapkan pekerjaan yang menuntut pendidikan lebih tinggi, maka pendidikan akan dianggap sebagai batu loncatan. Remaja biasanya lebih menaruh minat pada pelajaran-pelajaran yang nantinya akan berguna dalam bidang pekerjaan yang dipilihnya. Mahmud (2010), menyatakan bahwa minat dapat mempengaruhi kualitas belajar seseorang dalam bidang tertentu. Apabila seseorang berminat pada suatu bidang tertentu, maka akan membawa sikap positif, memusatkan

9 perhatian secara intensif terhadap bidang tersebut dan akan menghasilkan prestasi pada bidang tersebut. Minat kelanjutan studi merupakan hal penting, karena dengan adanya minat maka akan mendorong seseorang untuk melanjutkan studi. Persaingan kehidupan yang semakin ketat dalam berusaha dan dalam mendapatkan lapangan pekerjaan, menyebabkan keharusan bagi setiap orang untuk melajutkan pendidikan agar dapat memenangkan persaingan tersebut. Disamping itu Pemerintah telah mempercepat pencanangan Millenium Development Goals yang semula dicanangkan tahun 2020 dipercepat menjadi 2015 (Mulyasa, 2010). Millenium Development Goals adalah era pasar bebas atau era globalisasi sebagai era persaingan mutu atau kualitas, yang berkualitaslah yang akan maju dan mampu mempertahankan eksistensinya. Pembangunan sumber daya manusia merupakan hal yang mutlak harus dilakukan kareana kualifikasi tenaga kerja lulusan SMP tidak akan memadai lagi, tetapi tentunya dituntut kualifikasi pendidikan yang lebih tinggi dari SMP, yaitu setidak-tidaknya lulusan SLTA. Namun kenyataannya minat untuk melanjutkan pendidikan masih sangat kurang khususnya di SMPN 2 Klego, yang kenyataannya banyak faktor yang mempengaruhi minat seseorang untuk melanjutkan Studi setelah SMP. Berkaitan dengan masalah minat melanjutkan sekolah ada beberapa penelitian yang pernah dilakukan, antara lain penelitian yang dilakukan di Yogyakarta oleh Haryanto (2006), bahwa ada beberapa penyebab anak mengalami putus sekolah, antara lain: 1) orang tua tidak mampu membayar

10 keperluan sekolah anaknya, 2) orang tua memerlukan tenaga mereka untuk bekerja di ladang/sawah atau menjaga adiknya di rumah, 3) Orang tua merasa rugi jika anaknya meneruskan sekolah karena mereka telah memiliki penghasilan, 4) sekolah kurang memberikan motivasi belajar yang baik, perhatian sekolah kurang terhadap anak sehingga sering terjadi hubungan yang tidak baik bahkan permusuhan diantara anak sekolah, 5) pengaruh kelompok teman yang tidak sekolah sehingga menyebabkan mereka meninggalkan bangku sekolah. Penelitian yang dilakukan oleh Olatoye dan Ogunkola (2008), ditemukan bahwa ada hubungan yang positif signifikan antara keterlibatan orang tua dengan prestasi belajar, ada hubungan positif signifikan antara minat bersekolah dengan prestasi belajar. Setyono (2002) dalam penelitiannya tentang Minat siswa SMP memasuki Sekolah Menengah Kejuruan di kota Semarang, ditemukan bahwa peran serta orang tua, lingkungan masyarakat dan informasi tentang SMK memberikan pengaruh langsung yang positif dan berarti dengan minat siswa memasuki SMK. Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah hubungan antara sikap terhadap layanan informasi studi lanjut, prestasi belajar dengan minat kelanjutan studi.

11 B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, penelitian ini difokuskan pada 3 masalah, yaitu: 1) Apakah ada hubungan yang signifikan antara sikap terhadap layanan informasi studi lanjut dan prestasi belajar dengan minat kelanjutan studi? 2) Apakah ada hubungan yang signifikan antara sikap terhadap layanan informasi studi lanjut dengan minat kelanjutan studi? 3) Apakah ada hubungan yang signifikan antara prestasi belajar dengan minat kelanjutan studi? C. Tujuan Penelitan Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah: 1) Mengetahui hubungan antara sikap terhadap layanan informasi studi lanjut dan prestasi belajar dengan minat kelanjutan studi siswa SMP. 2) Mengetahui hubungan antara sikap terhadap layanan informasi studi lanjut dengan minat kelanjutan studi siswa SMP. 3) Mengetahui hubungan antara prestasi belajar dengan minat kelanjutan studi siswa SMP. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan mempunyai sumbangan ilmiah bagi perkembangan ilmu psikologi khususnya psikologi pendidikan, dan bimbingan konseling di sekolah terutama berhubungan dengan minat kelanjutan studi.

12 2. Manfaat Praktis a. Dikpora khususnya dalam mengatasi masalah rendahnya minat kelanjutkan studi siswa. b. Sebagai pertimbangan bagi para guru dalam penyusunan kurikulum, dengan memperhatikan kondisi lingkungan masyarakat sekitar. c. Sebagai pertimbangan bila mendirikan sekolah atau lembaga latihan kerja, kursus-kursus baik oleh lembaga-lembaga swasta maupun pemerintah. d. Meningkatkan layanan BK, khususnya tentang layanan informasi studi lanjut dengan memperbaiki metode dan cara penyampaian informasi. e. Meningkatkan layanan Bimbingan Karir khususnya untuk membantu siswa dalam mengambil keputusan untuk melanjutkan studi atau bekerja, memilih sekolah dan pekerjaan.