BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Persaingan Industri Pertelevisian Indonesia Masa Kini ini, bersifat deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan pada akhirnya informasi yang disampaikan oleh media, harus dipahami dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai Peran Director Of Photography Dalam Proses

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Konstruktivis yang dirasa cocok untuk menggambarkan dan menggali

BAB III. Metodelogi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

B A B III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah studi kasus. Menurut Bogdan dan Biklen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1980an. Pemikirannya dinamai post-positivisme. Paham ini menentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Harmon dalam buku yang ditulis oleh Moleong 22, paradigma

BAB III METODE PENELITIAN. Produksi Program Berita Lintas Siang (Mei - Juni 2012), penulis. (case study) yang bertujuan deskriptif (menggambarkan).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjawab persoalan-persoalan dalam penelitian tersebut. Paradigma merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

Metode Penelitian Pendekatan kualitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisa data da

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam Program Pesbukers di ANTV (Episode Tukang Sayur ), penulis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma penelitian bertujuan untuk memudahkan tujuan. penelitian merupakan pola pokir yang menunjukan hubungan antara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. normatif, menunjukan kepada praktisinya apa yang harus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. interpretatif. Sesuai dengan pendapat Van Wynsberghe dan Khan paradigma

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. apa yang seharusnya dikemukakan, dan kaidah-kaidah apa yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (bagian dan hubungannya) atau bagaimana bagian-bagian berfungsi (perilaku

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yaitu memaparkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di dalam mencari fakta fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya. Jadi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Teknik Pengumpulan Data, 6) Teknik Analisis Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. paradigma yang ingin memodifikasi kelemahan kelemahan yang terdapat pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam skripsi ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif. Tipe

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena, gejala, fakta, atau informasi sosial. Menurut Bogdan dan Taylor yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pradigma tertanam kuat dalam sosialisai penganut dan praktisinya. Pradigma

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. George Ritzer mendefinisikan paradigma sebagai subject matter (substansi)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. deskriptif menurut Drs. Mardalis bertujuan untuk Mendeskripsikan, mencatat,

BAB III. Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Isaac dan Michael menyebutkan bahwa metode deskriptif bertujuan melukiskan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yaitu seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode Deskriptif yaitu memberikan gambaran dari suatu gejala sosial tertentu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. apa yang seharusnya dikemukakan dan kaidah-kaidah apa yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rekan sejawatnya. Teori Konstruktivisme menyatakan bahwa individu melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diantaranya: 1.) Paradigma, 2) Tipe Penelitian, 3) Metode Penelitian, 4) Subjek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. dengan pendekatan secara kualitatif. Dengan pertimbangan bahwa penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model model tertentu. Model tersebut biasanya dikenal dengan paradigma.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bermaksud memberikan gambaran suatu gejala sosial tertentu, sudah ada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma post-positivism.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat tertentu. Peneliti sudah mempunyai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang bernama komunitas kandank jurank doank.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata atau tulisan dari perilaku orangorang

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Whitney, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. objeknya, menjelajah, menemukan wawasan baru sepanjang pnelitian. 1 Fokusnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Produk PT Djarum. Menurut Maman penelitian deskriptif berusaha. bertujuan menggambarkan keadaan atau fenomena tertentu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Guba dan Lincoln mendefenisikan paradigma sebagai serangkaian keyakinan keyakinan dasar (basic Beliefs) atau metafisika yang berhubungan dengan prinsip prinsip pokok. Keyakinan-keyakinan ini bersifat dasar dalam pengertian harus diterima secara sederhana semata-mata berdasarkan kepercayaan saja, hal ini disebabkan tidak ada suatu cara untuk menentukan suatu kebenaran akhir (Sunarto dan Hermawan, 2011:4). Macam paradigma itu sendiri ternyata bervariasi. Guba dan Lincoln menyebutkan empat macam paradigma yaitu, positivisme, post positivisme, konstruktivisme dan kritis. Neuman menegaskan tiga paradigma dalam ilmu pengetahuan sosial: positivisme, interpretatif dan kritis. Sedangkan Cresswel membedakan dua macam paradigma, yaitu kuantitatifdan kualitatif (Sunarto dan Hermawan, 2011:9). Sementara itu, menurut paradigma konstruktivisme, realitas sosial yang diamati oleh seseorang tidak dapat digeneralisasikan pada semua orang. Paradigma konstruktivisme yang ditelusuri dari pemikiran Guba dan Lincoln, menilai perilaku manusia secara fundamental berbeda dengan perilaku alam, karena manusia bertindak sebagai agen yang mengkonstruksi dalam realitas sosial mereka, baik itu melalui pemberian makna ataupun pemahaman perilaku, menerangkan bahwa substansi 52

53 bentuk kehidupan di masyarakat tidak hanya dilihat dari penilaian objektif saja, melainkan dilihat dari tindakan perorangan yang timbul dari alasan-alasan subjektif. Menurut Paul Suparno, ada tiga macam konstruktivisme yakni konstruktivisme radikal, realisme hipotesis, konstruktivisme biasa. Konstruktivisme radikal hanya dapat mengakui apa yang dibentuk oleh pikiran. kita, dimana bentuk tersebut tidak selalu menjadi representasi dunia nyata. Kaum konstruktivisme radikal mengesampingkan hubungan antara pengetahuan dan kenyataan sebagai suatu kriteria kebenaran. Pengetahuan bagi mereka tidak merefleksikan suatu realitas ontologis obyektif, namun sebuah realitas dibentuk oleh pengalaman seseorang. Dengan kata lain bahwa pengetahuan merupakan konstruksi dari individu yang mengetahui, dan tidak dapat ditransfer kepada individu lain yang bersifat pasif. Oleh karena itu, konstruksi terhadap suatu pengetahuan hanya dapat dilakukan oleh individu itu sendiri, sedangkan lingkungan menjadi sarana terjadinya konstruksi tersebut (Bungin, 2011:14. Realisme hipotesis mengungkapkan bahwa pengetahuan adalah sebuah hipotesis dari struktur realitas yang mendekati realitas dan menuju kepada pengetahuan yang hakiki. Sedangkan konstruktivisme biasa mengambil semua konsekuensi konstruktivisme dan memahami pengetahuan sebagai gambaran dari realitas tersebut, yang kemudian pengetahuan individu dipandang sebagai suatu gambaran yang dibentuk dari realitas objek dalam dirinya sendiri. Namun dari ketiga konstruktivisme, terdapat kesamaan di mana konstruktivisme dilihat sebagai sebuah kerja kognitif individu untuk menafsirkan dunia realitas yang ada, karena terjadi

54 relasi sosial antara individu dengan lingungan atau orang di sekitarnya. Selanjutnya Piaget mengatakan, pengetahuan akan dibangun oleh setiap individu melalui realitas yang dilihat berdasarkan struktur pengetahuan yang telah ada sebelumnya, yang disebut dengan skema/skemata. Dimana konstruktisme semacam ini yang menurut Berger dan Luckmann, disebut dengan konstrusi sosial (Bungin, 2011:14). Sehingga penelitian ini dapat juga digolongkan kedalam penelitian kualitatif konstruktivisme karena sangat mengandalkan kemampuan peneliti dalam menafsirkan makna yang ingin dibangun melalui realitas sosial sehingga dapat dikaitkan dengan konteks sosial, budaya, ekonomi, dan historis. Teori konstruktivisme adalah pendekatan secara teoritis untuk komunikasi yang dikembangkan tahun 1970-an oleh Jesse Deli dan rekan-rekan sejawatnya. Teori konstruktivisme menyatakan bahwa individu melakukan interpretasi dan bertindak menurut berbagai kategori konseptual yang ada dalam pikirannya. Menurut teori ini, realitas tidak menunjukkan dirinya dalam bentuknya yang kasar, tetapi harus disaring terlebih dahulu melalui bagaimana cara seseorang melihat sesuatu (Morissan, 2009:107) Paradigma konstruktivisme ialah paradigma dimana kebenaran suatu realitas sosial dilihat sebagai hasil konstruksi sosial, dan kebenaran suatu realitas sosial bersifat relatif. Paradigma konstruktivisme ini berada dalam perspektif interpretivisme (penafsiran) yang terbagi dalam tiga jenis, yaitu interaksi simbolik, fenomenologis dan hermeneutik. Paradigma konstruktivisme dalam ilmu sosial merupakan kritik terhadap paradigma positivis.

55 3.2 Tipe Penelitian Berdasarkan topik penelitian yang dipilih oleh penulis maka tipe penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, danakurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Peneliti sudah mempunyai konsep dan kerangka konseptual (landasan teori). 28 Penelitian ini memberikan gambaran lengkap mengenai suatu fenomena atau objek. Gambaran tersebut didapat dengan mengumpulkan data-data, menganalisis, dan menginterpretasikannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual secara terperinci yang melukiskan gejala yang ada dan mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku. Penelitian deskriptif ditujukan untuk 29 : 1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada. 2. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku. 3. Membuat perbandingan atau evaluasi. 28 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Komunikasi : Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta : Kencana. 2007. Hal 69. 29 Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2007. Hal 24

56 4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencanadan keputusan pada waktu yang akan datang. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif karena hanya terbatas pada usahamengungkapkan suatu permasalahan, keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. 3.3 Metode Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah studi kasus.penelitian studi kasus merupakan uraian dan penjelasan komperhensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau suatu situasi sosial. Peneliti studi kasus berupaya menelaah sebanyak mungkin data mengenai subyek yang diteliti. 30 Studi kasus mengidentifikasikan semua variabel penting yang memiliki kontribusi terhadap pengembangan subyek. Kasus itu dapat berupa individu, peran, kelompok kecil, organisasi, komunitas, atau bahkan suatu bangsa. Kasus dapat pula berupa suatu keputusan, kebijakan, proses, atau suatu peristiwa tertentu. Studi kasus sering dinilai sebagai studi kasus yang bersifat natural. Studi kasus merupakan salah 30 Deddy Mulyana. Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2006. Hal 201.

57 satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial. Selain metode studi kasus ada beberapa metode lainnya yang dapat dipakai dalam suatu penelitian antara lain eksperimen, survey, historis, dan analisis informasi dokumenter. Secara umum, metode studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian yang berkaitan dengan how atau why. 31 Studi kasus mengidentifikasikan semua variabel penting yang memiliki kontribusi terhadap pengembangan subyek. Studi kasus sering dinilai sebagai studi kasus yang bersifat natural. Keuntungan dari metode studi kasus antara lain adalah penelitian dapat lebih mendalam, sehingga dapat menjawab mengapa keadaan itu bisa terjadi dan peneliti diharapkan dapat menemukan hubungan-hubungan yang tadinya tidak diharapkan. 32 Penggunaan metode studi kasus memiliki keuntungan dan kerugian tersendiri, tergantung kepada tiga hal yaitu : 1) tipe pertanyaan penelitiannya, 2) control yang dimiliki peneliti terhadap peristiwa perilaku yang akan ditelitinya, 3) fokus terhadap fenomena penelitiannya (kontemporer atau historis). Studi kasus terbagi lagi menjadi metode-metode yang lebih spesifik, seperti : Pertama, descriptive, yaitu merupakan metode penelitian studi kasus yang fokus pada penguraian kasus yang sedang diteliti. Kedua, exploratory, yaitu penyelidikan secara mendalam misalnya peneliti yang terlibat langsung dengan objek yang sedang diteliti. Ketiga, explanatory, yaitu peneliti memberikan keterangan-keterangan yang rinci dan penjelasan terhadap kasus yang diteliti. 31 Yin, K. Robert. Studi Kasus Desain & Metode. Raja Grafindo Persada. 2005. Hal 11. 32 Husein Umar. Metode Penelitian, untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta. Hal : 23.

58 Dalam penelitian ini, peneliti memilih explanatory sebagai fokus metode studi kasus yang akan digunakan dalam menjalani penelitian. Studi kasus dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui studi kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal yang dimaksud dapat berarti satu orang, sekelompok penduduk yang terkena suatu masalah atau sekelompok masyarakat di suatu daerah. Unit yang menjadi kasus tersebut secara mendalam dianalisis, baik dari segi yang berhubungan dengan keadaan kasus itu sendiri, faktorfaktor yang mempengaruhi, kejadian-kejadian khusus yang muncul sehubungan dengan kasus, maupun tindakan dan reaksi kasus terhadap suatu perlakuan tertentu. Meskipun dalam studi kasus ini yang diteliti hanya berbentuk unit tunggal tetapi perlu dianalisis secara mendalam meliputi aspek yang cukup luas. Namun demikian, hasil penelitian studi kasus ini masih perlu dikaji ulang dengan menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak agar data yang dianalisa semakin representatif sehinggs lebih dapat digeneralisasikan. Keunggulan metode studi kasus adalah bahwa hasilnya dapat mendukung studi-studi yang lebih besar di kemudian hari dan dapat memberikan hipotesishipotesis untuk riset lanjutan. (Husein umar :2002:41) Studi kasus lebih dikehendaki untuk melacak peristiwa-peristiwa kontemporer. Karena itu studi kasus mendasarkan diri pada teknik-teknik yang lama dengan kelaziman yang ada pada strategi historis tetapi dengan menambah dua sumber bukti yaitu observasi dan wawancara sistematik.

59 Wawancara dilakukan tidak terstruktur, yaitu adanya kebebasan peneliti dalam mengajukan yang dapat beralih dari suatu pokok pertanyaan ke pokok pertanyaan lainnya, sedangkan data yang terkumpul dari wawancara bebas itu dapat beraneka ragam, tetapi tetap berpedoman pada tema yang akan diteliti. Data hasil wawancara tersebut dibuat dalam bentuk tulisan diatas kertas atau transkrip wawancara.selain itu, catatan lain mengenai key informant dengan bahasa tubuh ketika menjawab pertanyaan juga diikutsertakan. Hasil dari catatan-catatan tersebut akan dianalisis dan dibuat suatu kesimpulan. Sumber data utama dilakukan dengan menggunakan tape recorder, catatan tertulis, pemahaman saat melakukan observasi. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara secara mendalam terhadap narasumber yang dianggap paling berkompeten. Wawancara mendalam biasanya tidak berisi pertanyaan-pertanyaan yang mendetail, tapi sekedar garis besar tentang informasi yang ingin didapatkan dari informan. Teknik pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan cara pengumpulan data melalui observasi, interview, fokus kelompok diskusi dan studi dokumentasi. Hal ini akan mempermudah langkah-langkah sistemasi data nantinya. 33 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 2 teknik pengumpulan data, yaitu : 33 Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif. LkiS Yogyakarta. 2007. Hal :133.

60 1. Wawancara mendalam (indepth interview) Wawancara mendalam mempunyai karakteristik sebagai berikut : (rahmat krisyantono :2007:63) a. Digunakan untuk subjek yang sedikit atau bahkan satu dua orang saja. Mengenai banyaknya subjek tidak ada ukuran pasti. b. Menyediakan latar belakang secara detail mengenai alasan informan memberikan jawaban tertentu. c. Wawancara mendalam ini biasanya dilakukan dalam waktu lama dan berkali-kali. d. Memungkinkan memberikan pertanyaan yang berbeda atas informan yang satu dengan yang lainnya. Susunan kata dan urutannya disesuaikan dengan ciri-ciri setiap informan. e. Wawancara mendalam sangat dipengaruhi oleh iklim wawancara. Semakin kondusif iklim wawancara (keakraban) antara pewawancara dengan informan, maka wawancara dapat berlangsung terus. 2. Dokumentasi Disamping wawancara, peneliti juga menggunakan dokumentasi sebagai salah satu alat pengumpulan data dalam penelitian ini. Metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,

61 gambar maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh kemudian dianalisis (diurai), dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk satu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh. Untuk mendukung keperluan analisis, penelitian ini menggunakan dua sumber data : a. Data Primer Data primer adalah data yang didapat dengan melakukan wawancara secara mendalam dengan narasumber melalui proses tanya jawab secara langsung. Wawancara yang dilakukan tidak terstruktur maksudnya peneliti bebas mengajukan pertanyaan yang data beralih dari suatu pertanyaan ke pertanyaan lainnya, namun masih dalam lingkup tema tentang strategi Koran Tempo dalam mentransformasikan dirinya menuju konvergensi media. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapatkan melalui studi kepustakaan, literature berupa buku-buku, maupun sumber-sumber lain seperti jurnal, info di internet dan makalah yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti untuk melengkapi data penelitian. Selain itu juga diambil beberapa bahan tertulis yang didapat penulis selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana.

62 Menurut Lexy J. Moloeng, informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian. 34 Dengan demikian, Key Informan atau narasumber adalah orang yang dianggap peneliti mampu memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Key Informan haruslah memiliki kapabilitas dan kompetensi untuk memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian. Penentuan narasumber dilakukan dengan memilih orang-orang yang dianggap mampu berdasarkan penilaian tertentu mewakili tingkat signifikansi narasumber pada penelitian ini. 1. Pemimpin Redaksi Koran Tempo (Gendur Sudharsono) 2. Pemimpin Redaksi Tempo Online (Daru Priambodo) 3.5 Teknik Analisis Data Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara mendalam dengan narasumber, pengamatan, dokumen perusahaan dan juga kepustakaan atau yang lainnya dengan menggunakan metode penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini, peneliti selain melakukan wawancara yang mendalam kepada subyek yang diteliti juga melakukan pengumpulan literature dari berbagai sumber yang sesuai dengan judul penelitian ini. Selanjutnyamelakukan klasifikasi, identifikasi dan mengambil kesimpulan dengan menggunakan analisis wawancara melalui kualitatif, yang sesuai 34 Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 1989. Hal : 9

63 dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui strategi Koran Tempo dalam mentransformasi menuju konvergensi media. Dalam analisis data, dapat dilihat apakah pada perusahaan media cetak Tempo dapat menerapkan transformasi dari cetak ke online dalam menghadapi persaingan konvergensi media di masa kini dan masa yang akan datang. 3.6 Teknik Keabsahan Data Data yang nantinya diperoleh peneliti, akan dianalisis menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu danalat yang berbeda dalam metode kualitatif. 35 35 Yin, K. Robert. Studi Kasus Desain & Metode. Raja Grafindo Persada. 2005. Hal 14.