BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Berdirinya Pasar Bawah Kota Bandar Lampung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DATA. Berdasarkan uraian pada BAB II tentang landasan teori mengenai preferensi

IV. GAMBARAN UMUM. 1. Sejarah Singkat Dinas Pasar Kota Bandar Lampung. Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pengelolaan Pasar. Sebelum terbentuknya Dinas

BAB I PENDAHULUAN. menengah (UMKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Kota Bandar Lampung merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik merupakan satu aspek yang penting dalam kehidupan. negara serta wujud dari upaya negara dalam memenuhi kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi tersebut harus dapat diusahakan dengan kemampuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pasar Smep merupakan salah satu pasar tradisional yang sudah dikenal oleh

BAB I PENDAHULUAN. akan dijelaskan beberapa istilah dalam penelitian ini agar tidak terjadi kesalah

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian. karena sektor ini akan banyak menyerap tenaga kerja.

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral. dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang

IV. GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Dinas Pengelolaan Pasar Kota Bandar Lampung. 1. Sejarah Berdirinya Dinas Pengelolaan Pasar

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini juga terjadi di Indonesia. Pesatnya kemajuan didunia perbankan membuat

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang tinggi dengan pertumbuhan cepat di kota bila

terdiri dari dua istilah, yaitu:baitul maal dan baitul tamwil. Baitul mal lebih

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Dinas Pengelolaan Pasar Kota Bandar Lampung. 1. Sejarah Berdirinya Dinas Pengelolaan Pasar

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PBD) serta banyak menyerap tenaga kerja. Peran usaha

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN. Daftar Alamat Lokasi Pasar Tengah Tanjung Karang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. tentang latar belakang berdirinya pasar ini, pasar Gorong ini sudah ada

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat membuat rasa

BAB III HASIL PENELITIAN TERHADAP PENGEMBALIAN KREDIT MIKRO DI USAHA SIMPAN PINJAM KAMPOENG ILMU SURABAYA

angkutan umum missal merupakan system angkutan umum yang efektif dan

I. PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997 telah mengakibatkan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Akad Pembiayaan Mudharabah Pada KJKS-BMT Ummat

RETRIBUSI PASAR DAN PENYEDIAAN FASILITAS UNTUK PEDAGANG PASAR DI PASAR TANJUNG JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang tampak secara jelas bagaimana bidang konstruksi

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Menengah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. (KSP), UMKM mampu menyerap 99,9 persen tenaga kerja di Indonesia.

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN JUAL BELI KIOS (MILIK UMUM) PASAR DI PASAR TANJUNG KABUPATEN JEMBER

JURNAL EKONOMI Volume 22, Nomor 1 Maret 2014 ANALISIS SUMBER MODAL PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DI KOTA PEKANBARU. Toti Indrawati dan Indri Yovita

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konstan sejak tahun 2007 dan selalu diiringi dengan pertumbuhan pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap usaha di sektor informal dituntut memiliki daya adaptasi yang

I. PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah perusahaan yang didirikan dan. mengelola BUMD Sebagaimana yang diamanatkan dalam GBHN 1999 dan

I. PENDAHULUAN. Pasar adalah sekumpulan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas,

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan

PEMBAHASAN. Gambaran Objek Penelitian

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IX. PROFIL IBU YANG MENDAPATKAN KREDIT

PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK UNIT PALSIGUNUNG, DEPOK.

kapasitas riil keuangan daerah dapat dilihat pada tabel berikut:

I. PENDAHULUAN. kepada daerah untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah. Penyelenggaraan

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu wahana. angka pengangguran, UMKM juga memegang peranan penting bagi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Fisik dan Topografi Kota Bandarlampung

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII. Press, 2005, h. 1.

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan pasal 18 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nur S. Buchori, Koperasi Syariah Teori dan Praktik, Jakarta: Aufa Media, 2012, h. 4

BAB IV PEMBAHASAN. A. Mekanisme Produk SIRELA ( Simpanan Sukarela Lancar ) 1. Produk SIRELA ( Simpanan Sukarela Lancar )

BAB I PENDAHULUAN. instrumen penting dalam sistem ekonomi telah berkembang pesat dalam dua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan akad-akad yang sesuai dengan syari at Islam. Dengan. apakah sudah seperti yang mereka inginkan.

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan adanya bank yang melakukan kegiatannya berdasarkan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara atau yang lebih dikenal dengan sebutan MEA (MasyarakatE konomi

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis

KEADAAN UMUM WILAYAH. ke selatan dengan batas paling utara adalah Gunung Merapi.

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad, Sistem Bagi Hasil dan Pricing Bank Syariah, Yogyakarta: UII Press, 2016, h. 1.

2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi BAB IV. mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga

IV. GAMBARAN UMOM LOKASI PENELITIAN. A. Kedudukan Dinas Tata Kota Bandar Lampung

I. PENDAHULUAN. Tanaman hortikultura meliputi tanaman sayuran, buah-buahan, dan tanaman

BAB IV ANALISIS TENTANG PERSEPSI PEDAGANG KECIL DI PASAR KLIWON TENTANG PEMANFAATAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BMT FASTABIQ CABANG KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. proporsi penggunaan pembiayaan dan loyalitas nasabah terutama tentang keberlanjutan

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 32 TAHUN 2017

DAFTAR INFORAMASI PUBLIK DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN UKM KABUPATEN MUKOMUKO

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan nonbank yang berbentuk koperasi berbasis syariah. BMT

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Letak Geografis, Topografi dan Demografi Kota Madya Bandar Lampung

BAB III DESKRIPSI KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan, pelayanan masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan usaha yang tergolong besar (Wahyu Tri Nugroho,2009:4).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) SEBAGAI SARANA PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta (DIY) 2013 yakni garis kemiskinan pada maret 2013 adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II GAMBARAN UMUM PT. BANK BRI SYARIAH. izin dari Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008

BAB I PENDAHULUAN. membuka unit usaha syariah yang pada akhirnya melakukan spin off (pemisahan).

BAB V PEMBAHASAN. A. Kebijakan Harga Jual Pembiayaan Murabahah di BMT Istiqomah Unit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Priyono dan Teddy Candra, Esensi Ekonomi Makro, Surabaya: Zifatama Publisher,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjangkau seluruh lapisan masyarakat dikarenakan harganya yang tinggi. Kondisi

BAB IV ANALISIS PEMBERDAYAAN KOMUNITAS USAHA MIKRO MUAMALAT BERBASIS MASJID di KJKS KUM3 "Rahmat" Surabaya

I. PENDAHULUAN. Modal tanah, tenaga kerja dan manajemen adalah faktor-faktor produksi,

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. yang mana wilayah ini terletak di jantung Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru,

Transkripsi:

55 BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya Pasar Bawah Kota Bandar Lampung Pasar tradisional yang ada di Kota Bandar Lampung salah satunya adalah Pasar Bawah Kota Bandar Lampung. Pasar Bawah berada di pusat Kota Bandar Lampung, sesuai dengan namanya Pasar Bawah ini terletak di bawah tanah, Pasar Bawah terletak di terminal Ramayana (atau terminal Tanjung Karang) tepatnya di bagian bawah terminal. Pasar Bawah Kota Bandar Lampung berdiri sekitar tahun 1960, pada saat itu Pasar Bawah beratapkan seng, Pasar Bawah mulanya hanyalah pasar tempel yang berada di dekat rel kereta api, yang kemudian pindah ke Jalan Raden Intan. Pasar Bawah Kota Bandar Lampung berjaya pada tahun 1970 hingga sekarang aktivitas perekonomian di pasar tersebut masih ramai. Pasar Bawah sebagian besar diisi oleh pedagang-pedagang kecil, seperti: penjual sayuran, rempah-rempah, bumbu dapur, buah, ikan, perabotan rumah tangga, pakaian, peralatan sekolah, kelontong, sembako, jajanan, aksesoris, dan makanan, sehingga kondisi pasar yang ada lebih merakyat dibandingkan dengan pasar swalayan yang berada tak jauh dari lokasi Pasar Bawah tersebut.

56 Kini, para pedagang yang ada di Pasar Bawah Kota Bandar Lampung sebagian adalah pedagang yang pindah dari kawasan Pasar Tengah yang berdagang di bagian atas Pasar Bawah atau di terminal bawah ramayana. Pasar Bawah Kota Bandar Lampung dikelola oleh Pemerintah Kota (Pemkot) dan PT Bumi Waras. 90 2. Visi dan Misi Dinas UPT Pasar Bawah Kota Bandar Lampung a. Pernyataan Visi Visi Dinas UPT Pasar Bawah Kota Bandar Lampung adalah: Terwujudnya peningkatan pelayanan terhadap masyarakat pedagang, pembeli, pengunjung dan pengguna pasar melalui sistem pengelolaan pasar perpasaran umumnya masyarakat sejahtera Penjelasan Visi: Peningkatan pelayanan dalam rangka pelayanan prima adalah upaya pemerintah kota melalui kinerja Aparatur Dinas Pengelolaan Pasar Bawah Kota Bandar Lampung memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat pengunjung dan pengguna pasar, pedagang dan pembeli dengan cepat tepat terukur, efisien dan efektif. Dengan visi tersebut diatas diharapkan dinas pengelolaan Pasar Bawah Kota Bandar Lampung dalam pelaksanaan kegiatan pasar perpasaran melalui tugas pokok dan fungsinya, berupa seoptimal mungkin secara profesional maupun proposional didukung keinginan seluruh SDM atau 90 Hasil Dokumentasi Profil Pasar Bawah Kota Bandar Lampung.

57 pegawai yang dimiliki untuk memotivasi melakukan inovasi serta perubahan perilaku. b. Pernyataan Misi Dalam rangka mewujudkan visi guna mendukung visi dan misi Walikota Bandar Lampung maka misi Dinas UPT Pasar Bawah Kota Bandar Lampung adalah: 1) Meningkatkan kualitas aparatur dinas pengelola pasar (SDM), masyarakat pedagang dan pembeli serta pengunjungan dan penggunaan pasar. 2) Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat pedagang, pembeli, pengunjung dan pengguna pasar melalui peningkatan sarana dan prasarana pasar. 3) Meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pengelolaan retribusi. Penjelasan Misi: Upaya dan langkah penyesuaian (adjusment) terhadap perubahan yang terjadi dalam pelaksanaan pengelolaan pasar persyaratan minimal SDM yang harus dimiliki oleh dinas pengelolaan Pasar Pasar Bawah Kota Bandar Lampung sebagai lembaga teknis yang propesional guna terwujud visi dan misi tersebut adalah: 1) Memiliki kemampuan dan wawasan konseptual di bidang perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi.

58 2) Memiliki tingkat dedikasi, loyalitas dan integritas dalam pelaksanaan tugas. 3) Memiliki kemampuan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi dibidang pengelolaan retribusi. 91 3. Lokasi Pasar Bawah Kota Bandar Lampung Pasar Bawah terletak di Jalan Raden Intan Kota Bandar Lampung, letak Pasar Bawah Kota Bandar Lampung ini berada pada Pusat Kota Tanjung Karang (Bandar Lampung). Lokasi ini sangat strategis dan dapat dengan mudah dijangkau oleh masyarakat dari berbagi sudut kota. Pasar Bawah Kota Bandar Lampung ini dilewati oleh seluruh trayek angkutan kota, dengan lokasi ini Pasar Bawah Kota Bandar Lampung ditetapkan sebagai Pusat Pasar Kota Bandar Lampung. Adapun batasanbatasan dari unit Pasar Bawah Kota Bandar Lampung adalah sebagai berikut: 92 a. Sebelah Utara berbatasan dengan Candra. b. Sebelah Selatan berbatasan dengn Jalan Raden Intan. c. Sebelah Barat berbatasan dengan Stasiun Kereta api. d. Sebelah Timur berbatasan dengan Hayam muruk. 91 Hasil Dokumentasi Profil Pasar Bawah Kota Bandar Lampung. 92 Hasil Dokumentasi Profil Pasar Bawah Kota Bandar Lampung.

59 4. Data Pedagang Pasar Bawah Kota Bandar Lampung Tabel 3.1 Data Pedagang Pasar Bawah Kota Bandar Lampung No Pedagang Pedagang Persentase 1 Kios 84 pedagang 55 % 2 Amparan 68 pedagang 45 % Jumlah 152 pedagang 100 % Sumber: Data Olahan 2016 5. Struktur Organisasi UPT Pasar Bawah Kota Bandar Lampung Struktur organisasi dalam suatu dinas pengelolaan sangatlah penting. Dalam struktur organisasi akan terlihat jelas kedudukan dan jabatan maka akan menjadi kerangka yang menunjukkan hubungan kerja satu dengan yang lain, sehingga akan jelas kedudukan, wewenang dan tanggung jawab masing-masing. Kekuasan tertinggi Dinas Pengelola UPT Pasar Bawah Kota Bandar Lampung dipegang oleh kepala dinas. Kepala dinas membawahi staf, staf ini mengelola kegiatan yang ada di Pasar Bawah dengan dibantu oleh bagian pendapatan, bagian keamanan dan bagian kebersihan. Struktur organisasi dinas pengelola UPT Pasar Bawah Kota Bandar Lampung ini sebagai berikut.

60

61 B. Gambaran Umum Preferensi Sumber Permodalan Pedagang Pasar Bawah Kota Bandar Lampung. Pasar Bawah Kota Bandar Lampung merupakan pasar tradisional yang telah direvitalisasi oleh pemerintah Kota Bandar Lampung dan dikelola oleh dinas pasar Kota Bandar lampung. Ada dua jenis pedagang di Pasar Bawah yaitu pedagang amparan dan pedagang kios yang dibangun secara permanen. Pedagang yang memiliki dan membeli kios di Pasar Bawah dikenakan biaya sebesar Rp 50.000.000, dan jika pedagang menyewa kios dikenakan biaya sebesar 2.500.000 per tahun. Selanjutnya pedagang yang membeli amparan di Pasar Bawah dikenakan biaya sebesar 5.000.000, dan jika pedagang menyewa amparan dikenakan biaya sebesar 500.000 pertahun. Aktivitas perdagangan dilakukan pada pagi hari pukul 06.00 WIB sampai sore hari pukul 17.00 WIB. Lokasi pasar yang berada di pusat kota sebenarnya telah memberikan kemudahan bagi para pedagang yang ingin mencari sumber permodalan, sebab tak jauh dari lokasi tersebut terdapat banyak sekali lembaga keuangan baik itu bank maupun non bank yang menawarkan produk-produk permodalan. Pedagang memiliki berbagai preferensi sumber permodalan, baik lembaga keuagan bank dan non bank (syariah maupun konvensional) dimana dalam menentukan pilihan sumber permodalan pedagang memiliki berbagai pertimbangan dan alasan.

62 Pedagang yang mengalami kesulitan dalam mengakses sumber permodalan di lembaga keuangan hanya mengandalkan modal pribadi dan modal dari rentenir, adapun modal pribadi yang digunakan oleh para pedagang Pasar Bawah adalah bersumber dari tabungan, harta keluarga atau warisan. Peranan modal asing yang digunakan oleh pedagang Pasar Bawah Kota Bandar Lampung terbilang sedikit, di mana mayoritas pedagang yang menggunakan sumber permodalan asing hanyalah beberapa dari pedagang yang menempati kios-kios. C. Preferensi Pedagang Pasar Bawah terhadap Sumber Permodalan 1. Data responden pedagang Pasar Bawah Kota Bandar Lampung Tabel 3.3 Data Responden No Nama Lama Usaha Kios atau Amparan 1 Bapak Mustofa 16 tahun Kios 2 Bapak Yuril 14 tahun Kios 3 Ibu Yeni 9 tahun Kios 4 Ibu Ida 11 tahun Kios 5 Bapak Andri 10 tahun Kios 6 Ibu Ani 9 tahun Kios 7 Ibu Rani 8 tahun Kios 8 Ibu Nurbaiti 8 tahun Kios 9 Bapak Amir 7 tahun Kios 10 Bapak Andi 10 tahun Kios 11 Ibu Susi 11 tahun Kios 12 Ibu Tini 9 tahun Kios

63 13 Bapak Herdi 10 tahun Kios 14 Bapak Yusuf 8 tahun Kios 15 Ibu Mona 7 tahun Kios 16 Ibu Dewi 8 tahun Kios 17 Ibu Ririn 9 tahun Kios 18 Bapak Agus 11 tahun Kios 19 Bapak Amin 9 tahun Kios 20 Ibu Linda 10 tahun Kios 21 Ibu Intan 9 tahun Kios 22 Bapak Maryono 10 tahun Amparan 23 Bapak Tukiran 17 tahun Amparan 24 Ibu Yayuk 12 tahun Amparan 25 Ibu Rumini 11 tahun Amparan 26 Ibu Ngatiani 10 tahun Amparan 27 Bapak Suwardi 8 tahun Amparan 28 Bapak Abdul 12 tahun Amparan 29 Ibu Asih 11tahun Amparan 30 Ibu Nur 9 tahun Amparan 31 Ibu Warsiati 10 tahun Amparan 32 Ibu Sumarni 13 tahun Amparan 33 Ibu Nani 11 tahun Amparan 34 Ibu Suminem 10 tahun Amparan 35 Bapak Riyan 8 tahun Amparan 36 Bapak Heri 12 tahun Amparan 37 Ibu Entik 9 tahun Amparan 38 Ibu Cici 10 tahun Amparan Sumber: Data Olahan 2016

64 Dari data tabel diatas penulis menunjukkan responden dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yakni pedagang yang membuka usahanya di kios dan pedagang yang membuka usahanya di amparan. Pedagang yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah pedagang yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 5 tahun berdagang di Pasar Bawah, mengetahui sumber permodalan yang digunakan pedagang Pasar Bawah, memiliki amparan atau kios di Pasar Bawah. Berdasarkan hasil wawancara, amparan dan kios yang ditempati oleh pedagang adalah milik pribadi yang sudah dibeli pedagang kepada dinas UPT Pasar Bawah Kota Bandar Lampung. Pedagang yang membeli kios di Pasar Bawah dikenakan biaya sebesar Rp 50.000.000. Selanjutnya pedagang yang membeli amparan di Pasar Bawah dikenakan biaya sebesar 5.000.000. Menurut salah satu responden yang penulis wawancarai, kendala utama yang ditemui oleh pedagang adalah modal usaha yang masih minim. Masalah dasar yang dihadapi oleh pengusaha mikro (pedagang) adalah lemahnya pemodalan serta terbatasnya sumber-sumber modal usaha yaitu lemahnya sumber daya yang tersedia dilingkungan pengusaha mikro, keterbatasan jaringan kerjasama usaha mikro dan kurangnya pembinaan pada usaha mikro serta masih sedikitnya kepercayaan masyarakat terhadap usaha mikro.

65 2. Preferensi Sumber Permodalan Pedagang Pasar Bawah Kota Bandar Lampung. a. Preferensi sumber permodalan pedagang kios di Pasar Bawah Kota Bandar Lampung Tabel 3.4 Preferensi Sumber Permodalan Pedagang Kios di Pasar Bawah No Sumber Modal Pedagang Persentase 1 Bank konvensional 8 pedagang 38% 2 Bank syariah 3 pedagang 14% 3 KJKS 4 pedagang 19% 4 Modal Sendiri 6 pedagang 29% Sumber: Data Olahan 2016 Jumlah 21 pedagang 100% Dari tabel diatas penulis menunjukkan bahwa, terdapat 5 preferensi sumber permodalan pedagang kios di Pasar Bawah Kota Bandar Lampung, yaitu Bank konvensional, Bank syariah, Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) dan modal sendiri. Ini terbukti dari 21 responden yang penulis teliti, 8 pedagang memilih Bank konvensional yaitu sebanyak 38%, 3 pedagang memilih Bank syariah yaitu sebanyak 14%, 4 pedagang memilih KJKS yaitu sebanyak 19%, dan 6 pedagang memilih modal sendiri yaitu sebanyak 29%. Berdasarkan hasil wawancara, mengenai preferensi sumber permodalan pedagang kios di Pasar Bawah Kota Bandar Lampung pedagang kios kecenderungan memilih menggunakan lembaga keuangan bank dan non bank baik konvensional maupun syariah. Adanya

66 pedagang kios yang meminjam modal usaha di lembaga keuangan untuk membeli mesin dan peralatan yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha. Dimana pedagang kios lebih dominan membutuhkan pinjaman modal sebagai suatu modal karena usaha yang dijalani sudah berskala besar dan melakukan perputaran barang yang mereka jual sehingga usaha yang mereka jalani tidak akan terhambat dan mampu memenuhi kebutuhan konsumennya, selain itu pedagang kios sudah bisa memenuhi syarat dan prosedur untuk meminjam modal di lembaga keuangan bank seperti, adanya surat izin usaha. b. Preferensi sumber permodalan pedagang amparan di Pasar Bawah Kota Bandar Lampung. Tabel 3.5 Preferensi Sumber Permodalan Pedagang Amparan di Pasar Bawah No Sumber Modal Pedagang Persentase 1 Modal sendiri 11 pedagang 65% 2 Rentenir 6 pedagang 35% Jumlah 17 pedagang 100% Sumber: Data Olahan 2016 Dari tabel diatas penulis menunjukkan bahwa, terdapat 2 preferensi sumber permodalan pedagang amparan di Pasar Bawah Kota Bandar lampung, yaitu modal sendiri dan rentenir. Ini terbukti dari 17 responden yang penulis teliti, 11 pedagang memilih modal sendiri yaitu sebanyak 65%, dan 6 pedagang memilih rentenir yaitu sebanyak 35%.

67 Berdasarkan hasil wawancara, mengenai preferensi sumber permodalan pedagang amparan di Pasar Bawah Kota Bandar Lampung, pedagang amparan kecenderungan memilih sumber permodalan menggunakan modal sendiri dan rentenir. Hal ini dikarenakan pedagang merasa kesulitan untuk memperoleh tambahan modal karena harus memenuhi beberapa persyaratan dan prosedur yang diberlakukan oleh lembaga keuangan khususnya lembaga keuangan bank. Persyaratan tersebut juga merupakan kendala yang dihadapi para pedagang amparan untuk mengembangan usaha, oleh sebab itu pedagang amparan lebih dominan memilih menggunakan modal sendiri dan rentenir dimana untuk memperoleh modal prosesnya cepat dan tidak ada persyaratan yang harus dipenuhi. c. Kesimpulan dari preferensi sumber permodalan pedagang di Pasar Bawah Kota Bandar Lampung. Tabel 3.6 Preferensi Sumber Permodalan Pedagang di Pasar Bawah No Sumber Modal Pedagang Persentase 1 Bank konvensional 8 pedagang 21% 2 Bank syariah 3 pedagang 8% 3 KJKS 4 pedagang 10% 4 Modal Sendiri 17 pedagang 45% 5 Rentenir 6 pedagang 16% Sumber: Data Olahan 2016 Jumlah 38 pedagang 100%

68 Berdasarkan tabel diatas, penulis menunjukkan bahwa adapun kesimpulan dari hasil wawancara terhadap preferensi sumber permodalan pedagang kios dan amparan di Pasar Bawah Kota Bandar Lampung, sebagai berikut: Dari 38 responden ada 8 atau 21% pedagang memilih sumber permodalan dari bank konvesional, 3atau 8% pedagang memilih bank syariah, 4 atau 10% pedagang memilih Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS), 17 atau 45% pedagang memilih modal sendiri, dan 6 atau 16% pedagangmemilih renterir. Adapun uraian dari kesimpulan diatas, yaitu sebagai berikut: Dari 38 responden ada 17 atau 45% pedagang memilih menggunakan modal sendiri. Berdasarkan dari hasil wawancara pedagang yang memilih sumber permodalan menggunakan modal sendiri, berikut ini beberapa alasan pedagang memilih modal sendiri dan tidak memilih pinjaman di lembaga keuangan pada saat itu. Diantaranya, menurut Ibu Rani 93 alasan memilih menggunakan modal sendiri karena beliau merasa modal yang dimiliki masih cukup untuk menjalankan usahanya oleh karena itu beliau belum mempunyai keinginan untuk meminjam di lembaga keuangan. Selanjutnya menurut bapak Andrian 94 alasan memilih menggunakan modal sendiri karena beliau tidak mau ribet dengan urusan Juli 2016 93 Wawancara dengan Ibu Rani, Pedagang Kios di Pasar Bawah, Tanggal 21 Juli 2016 94 Wawancara dengan Bapak Andriani, Pedagang Amparan di Pasar Bawah, Tanggal 21

69 prosedur dan persyaratan yang diberlakukan oleh lembaga keuangan, sehingga beliau lebih memilih menggunakan modal sendiri. Adapun kesimpulan dari hasil wawancara, mengenai alasan pedagang Pasar Bawah Kota Bandar Lampung memilih menggunakan modal sendiri adalah sebagai berikut: a. Pedagang kios yang memilih menggunakan modal sendiri karena masih memiliki ketercukupan modal usaha, terlebih pedagang amparan yang memiliki usaha dagangan dengan sekala kecil, sehingga belum beringinan meminjam modal di lembaga keuangan. b. Pedagang tidak mau ribet dengan urusan prosedur dan persyaratan yang diberlakukan oleh lembaga keuangan. c. Dari dulu, keluarga sudah menggunakan modal sendiri d. Pedagang tidak ingin mengambil risiko jika nantinya tidak bisa membayar cicilan jika menggunakan sumber permodalan dari lembaga keuangan, khususnya lembaga keuangan bank. e. Pedagang belum mempunyai kepercayaan diri apabila bisnisnya ini dapat berjalan atau tidak, sehingga pedagang belum memiliki keinginan untuk meminjam modal. f. Pedagang tidak mempunyai jaminan yang harus dijaminkan jika memilih sumber permodalan dari lembaga keuangan bank, terlebih pada pedagang amparan. g. Prosedur dan persyaratan peminjaman modal usaha di lembaga keuangan bank yang tidak mudah.

70 Dari 38 responden, ada 8 atau 21% pedagang memilih menggunakan lembaga keuangan bank konvensional. Dari hasil wawancara pedagang yang memilih sumber permodalan dari Bank konvensional, yaitu menggunakan Bank BRI (KUR). Berikut ini beberapa alasan pedagang Pasar Bawah memilih menggunakan pinjaman di Bank konvensional. Diantaranya, menurut Ibu Ida 95 memilih sumber permodalan dari Bank konvensional dengan alasan bunga pinjaman yang diberikan oleh bank ringan dan cicilan perbulannya juga ringan yaitu 9% efektif pertahun atau setara 0,41% flat perbulan, Ibu Ida tidak memilih menggunakan lembaga keuangan syariah karena beliau belum mengetahui pembiayaan yang ada dilembaga keuangan syariah. Demikian juga menurut Bapak Mustofa 96 yang memilih menggunakan Bank konvensional dengan alasan pencairan dana dari Bank konvensional cepat asalkan prosedur yang diberikan sudah terpenuhi, bapak Mustofa tidak memilih lembaga keuangan syariah karena beliau belum mengerti prosedur dan persyaratan di lembaga keuangan syariah dan beranggapan prosedur pembiayaannya dan pencairan dana tidak cepat. Adapun kesimpulan dari hasil wawancara, mengenai alasan pedagang di Pasar Bawah Kota Bandar Lampung memilih menggunakan bank konvensional adalah sebagai berikut: 2016 95 Wawancara dengan Ibu Ida, Pedagang Kios di Pasar Bawah, Tanggal 22 Juli 2016 96 Wawancara dengan Bapak Mustofa, Pedagang Kios di Pasar Bawah, Tanggal 22 Juli

71 a. Pedagang lebih dulu mengenal bank tersebut dibanding bank syariah dan lebih dulu menggunakan pembiayaan di bank tersebut. b. Bunga pinjaman yang diberikan oleh bank ringan, dan cicilan perbulannya juga ringan sehingga tidak memberatkan pedagang. c. Pedagang mendapat keuntungan meminjam modal dari bank tersebut dalam mengembangkan usaha untuk menambah barang dagangan. d. Pedagang memiliki relasi yang dikenal yang berada di bank dan pedagang mendapat saran dari keluarga untuk meminjam modal usaha di Bank. e. Karena tidak ada jaminan yang harus dijaminkan untuk meminjam modal dibank tersebut. f. Pencairan dana dari bank tersebut cepat asalkan prosedur yang diberikan sudah terpenuhi. Adapun kesimpulan dari hasil wawancara, mengenai alasan pedagang tidak memilih menggunakan lembaga keuangan syariah adalah sebagai berikut: a. Pedagang belum mengerti prosedur dan persyaratan di lembaga keuangan syariah dan beranggapan prosedur pembiayaan dan pencairan dana tidak cepat. b. Pedagang belum mengetahui pembiayaan yang ada dilembaga keuangan syariah. c. Pedagang belum mengerti adanya akad-akad dilembaga keuangan syariah

72 Dari 38 responden ada 3 atau 8% pedagang memilih menggunakan KJKS dan 4 atau 10% memilih menggunakan Bank syariah. Dari hasil wawancara pedagang yang memilih sumber permodalan dari lembaga keuangan syariah, berikut ini beberapa alasan pedagang Pasar Bawah memilih menggunakan sumber permodalan di lembaga keuangan syariah. Diantaranya, menurut Ibu Nurbaiti 97, alasannya karena menggunkan sistem bagi hasil. Dan menurut Ibu Ani 98 alasannya karena memberikan kemudahan dalam hal pembayaran sehingga tidak memberatkan pedagang dengan angsuran yang ringan. Adapun kesimpulan dari hasil wawancara, mengenai alasan responden memilih menggunakan lembaga keuangan syaiah adalah sebagai beirikut: a. Memberikan kemudahan dalam hal pembayaran sehingga tidak memberatkan pedagang, selain itu lembaga keuangan syariah menggunakan sistem bagi hasil dalam transaksinya. b. Pedagang mendapat keuntungan karena angsuran di lembaga keuangan syariah yang ringan dan untuk peminjaman di KJKS bisa mengasur pinjaman setiap hari. c. Pedagang mendapat saran dari teman dan keluarga untuk meminjam dilembaga keuangan syariah. 2016 97 Wawancara dengan ibu Nurbaiti, Pedagang Kios di Pasar Bawah, Tanggal 22 Juli 98 Wawancara dengan ibu Ani, Pedagang Kios di Pasar Bawah, Tanggal 22 Juli 2016

73 Dari 38 responden ada 6 atau 16% pedagang memilih sumber permodalan dari rentenir. Berdasarkan hasil wawancara pedagang yang memilih sumber permodalan dari rentenir. Berikut ini beberapa alasan pedagang Pasar Bawah memilih menggunakan sumber permodalan dari rentenir. Diantaranya, menurut ibu Sumarni 99, alasan memilih menggunakan sumber permodalan dari rentenir karena prosesnya cepat, tidak ada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pedagang. Dan menurut ibu Warsiati 100 alasannya memilih menggunakan rentenir karena pencairan dananya cepat dan tidak ada jaminan yang harus dijaminkan. Adapun kesimpulan dari hasil wawancara, mengenai alasan pedagang memilih menggunakan rentenir adalah sebagai berikut: a. Prosedur peminjaman yang mudah, tidak ada persyaratan yang harus dipenuhi oleh pedagang. b. Pedagang tidak harus memberi jaminan, karena tanpa jaminan yang harus dipenuhi saat meminjam modal pedagang sudah bisa mendapatkan dana pinjaman. c. Pencairan dana pinjaman yang cepat, langsung cair saat itu juga. d. Pedagang membutuhkan dana yang mendesak saat itu. 99 Wawancara dengan ibu Sumarni, Pedagang Amparan di Pasar Bawah, Tanggal 23 Juli 2016 100 Wawancara dengan ibu Warsiati, Pedagang Amparan di Pasar Bawah, Tanggal 23 Juli 2016