BAB I PENDAHULUAN. tingkat nasional cukup kuat. Hal ini dirumuskan dalam Undang-Undang No.17

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memfokuskan percepatan pencapaian target MDGs (Millenium

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

ISSN InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI SITUASI GIZI. di Indonesia. 25 Januari - Hari Gizi dan Makanan Sedunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia masih memerlukan perhatian yang lebih terhadap persoalan

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB I PENDAHULUAN. besar. Masalah perbaikan gizi masuk dalam salah satu tujuan MDGs tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. keadaan pelayanan kebidanan dalam suatu negara (Saifuddin 2009, h.7).

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikandungnya. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh: EMAH KUDYANI J

BAB I PENDAHULUAN. atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mortalitas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masa kehamilan merupakan masa periode awal kehidupan atau biasa disebut

BAB I PENDAHULUAN. dari pertemuan sperma dan ovum sebagai rangkaian kejadian dari

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKI di Indoensia mencapai 359 per jumlah

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb)

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam lima tahun pertama kehidupannya (Hadi, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. wanita sebagai calon ibu, karena pada masa kehamilan akan terjadi

ISSN InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI. Hari Anak-Anak Balita 8 April SITUASI BALITA PENDEK

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. terjadi sangat pesat. Pada masa ini balita membutuhkan asupan zat gizi yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. dibawah 11 gr% (Saifuddin, 2001), sedangkan menurut Royston (1993) anemia

BAB I PENDAHULUAN. cukup makan, maka akan terjadi konsekuensi fungsional. Tiga konsekuensi yang

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. dalam porsi yang dimakan tetapi harus ditentukan pada mutu zat-zat gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kurang 347 juta orang dewasa menyandang diabetes dan 80% berada di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatnya kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

BAB I PENDAHULUAN. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut World Health Organization (WHO) (2008), angka prevalensi anemia

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. nutrisi yang cukup untuk dirinya sendiri maupun bagi janinnya. Maka bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. bayi berat lahir rendah (BBLR), dan infeksi (Depkes RI, 2011). mampu menurunkan angka kematian anak (Depkes RI, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. dampak terhadap terjadinya gangguan gizi antara lain anemia, pertambahan

BAB I PENDAHULUAN. melalui alat indra (Lukaningsih, 2010: 37). Dengan persepsi ibu hamil dapat

STATUS GIZI IBU HAMIL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BAYI YANG DILAHIRKAN

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SOEDIRAN WONOGIRI SKRIPSI

GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kekurangan Energi Protein (KEP) di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan setiap

BAB I PENDAHULUAN. membandingkan keberhasilan pembangunan SDM antarnegara. perkembangan biasanya dimulai dari sejak bayi. Kesehatan bayi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah gizi menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya asupan zat gizi yang akan menyebabkan gizi buruk, kurang energi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berat badan lahir bayi adalah berat badan bayi yang ditimbang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. anak itu sendiri. Fungsi gigi sangat diperlukan dalam masa kanak-kanak yaitu

Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan antenatal adalah upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stunting merupakan salah satu indikator masalah gizi yang menjadi fokus

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL TRIMESTER III DI POLI KEBIDANAN RSUD KOTA LANGSA TAHUN 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kontribusi penting dalam Millenium Development Goals (MDGs)

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

BAB 1 : PENDAHULUAN. janin guna memenuhi peningkatan kebutuhan gizi selama kehamilan. (1)

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

BAB 1 PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang

BAB I PENDAHULUAN. hingga kelahiran dan pertumbuhan bayi selanjutnya. (Depkes RI, 2009)

BAB I PENDAHULUAN. yaitu meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat antara lain dengan

BAB I PENDAHULUAN. negara lainnya di dunia hampir sama yaitu akibat. pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asupan gizi yang baik selama kehamilan merupakan hal yang penting,

BAB 1 : PENDAHULUAN. satu penyebab tingginya angka kematian bayi (AKB). sehingga akan berpengaruh kepada derajat kesehatan. (1-5)

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari berbagai perubahan anatomik serta fisiologik yang terjadi dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Landasan kebijakan program pangan dan gizi dalam jangka panjang di tingkat nasional cukup kuat. Hal ini dirumuskan dalam Undang-Undang No.17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025. Pembangunan jangka panjang dijalankan secara bertahap dalam kurun waktu lima tahunan, dirumuskan dalam dokumen Rencana Pembangunan jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden (Perpres). RPJMN tahap ke 2 periode tahun 2010-2014, juga telah memberikan landasan yang kuat untuk melaksanakan program pangan dan perbaikan gizi. Dalam RPJMN tahap ke-2 terdapat dua indikator outcome yang berkaitan dengan gizi yaitu prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk) sebesar <15% dan prevalensi stunting ( pendek) sebesar 32% pada akhir 2014. Sasaran program gizi juga telah dirumuskan dengan jelas yaitu lebih fokus terhadap ibu hamil sampai anak usia 2 tahun (Kerangka Kebijakan 1000 Hari Pertama Kehidupan, 2012). Status gizi ibu hamil umumnya ditentukan jauh sebelum ibu itu hamil, yaitu selama masa kanak-kanak hingga dewasa. Gizi selama kehamilan sangat penting namun banyaknya tambahan kebutuhan nutrien dapat terpenuhi apabila ibu mempunyai cadangan nutrien yang cukup sebelum hamil. Kebutuhan energi dan nutrien selama kehamilan lebih tinggi daripada orang dewasa. Gizi ibu hamil mempengaruhi pertumbuhan janin di dalam kandungan. Perubahan fisiologis pada ibu mempunyai dampak besar terhadap diet ibu dan kebutuhan

nutrien, karena selama kehamilan ibu harus memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin yang sangat pesat agar keluaran hasil kehamilannya berhasil baik dan sempurna (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2007). Menurut laporan World Health Organization (WHO) perdarahan menempati posisi tertinggi penyebab kematian ibu (28%), anemia dan kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan dan infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu. Di berbagai negara didunia paling sedikit seperempat dar seluruh kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, proporsinya berkisar antara kurang dari 10% sampai hampir 60%. Walaupun seorang perempuan bertahan hidup setelah mengalami perdarahan pasca persalinan, namun ia akan mendertita akibat kekurangan darah yang berat (anemia berat) dan akan mengalami masalah kesehatan yang berkepanjangan (WHO, 2007). Di Indonesia pada tahun 2010 prevalensi BBLR sebesar 8,8%. Besar kemungkinan kejadian BBLR diawali berasal dari ibu yang hamil dengan kondisi kurang energi kronis (KEK), dan resikonya lebih tinggi pada ibu hamil usia 15-49 tahun. Dimana proporsi ibu hamil KEK menunjukkan bahwa rata-rata kecukupan konsumsi energi perempuan umur 15-49 tahun (usia reproduksi) berkisar antara 78,7%-92,2% dan sebanyak 40,7% perempuan umur 15-49 tahun mengkonsumsi energi di bawah kebutuhan minimal. Presentase perempuan umur 15-49 tahun yang mengkonsumsi energi di bawah kebutuhan minimal terendah di Provinsi Sumatera Barat (29,7%) dan tertinggi di provinsi Sulawesi barat (47,6%). Di indonesia, rata-rata kecukupan konsumsi protein perempuan umur 15-49 tahun berkisar antara 88,0%-127,8%. Persentase perempuan umur 15-49 tahun yang mengkonsumsi protein di bawah kebutuhan

minimal adalah 37,4%. Persentase perempuan umur 15-49 tahun yang mengkonsumsi protein dibawah kebutuhan minimal terendah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (18,1%) dan tertinggi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (56,7%) (Riskesdas, 2010). Berdasarkan hasil laporan di Provinsi Aceh tahun 2010 persentase perempuan umur 15 49 tahun yang mengkonsumsi energi adalah 38,0% dan Persentase perempuan umur 15 49 tahun yang mengkonsumsi protein adalah 28,1%. Sedangkan rata-rata kecukupan konsumsi energi pada perempuan umur 15 49 tahun (usia reproduksi) berkisar antara 78,7% 92,2% dan rata-rata kecukupan konsumsi protein perempuan umur 15 49 tahun berkisar antara 88,0%-127,8%. Hasil menunjukkan bahwa masih banyak perempuan yang mengkonsumsi energi dan protein dibawah kebutuhan minimal (Riskesdas, 2010). Berdasarkan hasil laporan pemerintah kota Langsa ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) sebanyak 47% (Dinkes Kota Langsa, 2013). Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi status gizi ibu hamil, diantaranya adalah kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan, status ekonomi, pengetahuan, status kesehatan, aktifitas, suhu lingkungan, berat badan dan umur (Ellya, 2010). Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang ibu akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dan juga berpengaruh pada prilakunya. Ibu dengan pengetahuan gizi yang baik kemungkinan akan memberikan gizi yang cukup bagi bayinya. Hal ini terlebih lagi kalau seorang ibu tersebut memasuki masa ngidam, dimana perut rasanya tidak mau diisi, mual dan rasa yang tidak

karuan. Walaupun dalam kondisi yang demikian jika seseorang memiliki pengetahuan yang baik maka ia akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan gizinya dan juga bayinya (Kristiyanasari, 2010). Berdasarkan hasil penelitian Anastasia (2013) menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan Baik (67,5) dan sebagian besar ibu hamil memiliki status gizi baik yaitu (62,5%). Ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan status gizi (p=0,000 <0,05). Hasil penelitian Retnaningsih (2010) menunjukkan bahwa responden mempunyai pengetahuan baik sebanyak 34 orang (61,8%), sebagian besar responden mempunyai status gizi dalam kelompok tidak KEK yaitu ukuran lila lebih 23,5 cm sebanyak 29 orang (52,7%). Ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil (p=0,003< 0,05). Hasil penelitian Asriah (2006) menunjukkan bahwa dari 20 orang ibu hamil yang berstatus gizi kurang paling banyak terdapat pada ibu yang berpengetahuan rendah (63,2%) sehingga dapat dilihat presentase ibu dengan gizi kurang paling sedikit pada ibu yang berpengetahuan tinggi (32%). Terdapat hubungan pengetahuan dengan status gizi ibu hamil (p=0,04<0,05). Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 24 s/d 27 Desember 2013 di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa diperoleh jumlah kunjungan ibu hamil 10 orang dan ditemukan ibu hamil dengan status gizi kategori Kurus (IMT<18,5) sebanyak 3 orang (30%), kategori Normal (IMT 18,5-22,9) sebanyak 5 (40%) orang dan Kategori Overweight (IMT 23-29,9) 2 orang (30%). Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Gizi

dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III di Poli Kebidanan RSUD kota Langsa Tahun 2014. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dari penelitian ini adalah Bagaimanakah Hubungan Pengetahuan Ibu hamil Tentang Gizi dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III di Poli Kebidanan RSUD kota Langsa Tahun 2014?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu hamil Tentang gizi dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa Tahun 2014. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa Tahun 2014 b. Untuk mengetahui status gizi ibu hamil trimester III di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa Tahun 2014 c. Untuk menguji hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa Tahun 2014.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Sebagai bahan kajian ilmiah untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang pengetahuan gizi dan status gizi yang baik bagi ibu hamil. 2. Bagi Praktek kebidanan Sebagai bahan masukan yang di berikan petugas kesehatan kepada masyarakat sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan memberikan informasi dan konseling tentang perkembangan ilmu kebidanan khususnya asuhan kebidanan pada ibu hamil mengenai pengetahuan gizi dan bagaimana mencapai status gizi yang baik dan kesehatan optimal. 3. Bagi Peneliti selanjutnya Sebagai bahan pedoman bagi peneliti lain yang mungkin berminat melakukan dan mengembangkan penelitian ini agar dapar dijadikan perbandingan dalam pembahasan materi, metode dan desain penelitian.