PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA TNI di DENPOM IV/ 4 SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Oleh : Baskoro Adi Nugroho NIM. E

PERAN PERWIRA PENYERAH PERKARA DALAM TINDAK PIDANA MILITER (STUDI DENPOM IV/ 4 SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. wilayahnya dan berbatasan langsung dengan beberapa negara lain. Sudah

PENYIDIKAN TINDAK PIDANA DI KALANGAN MILITER SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif

PROSES PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DENGAN PELAKU ANGGOTA TNI (Studi di Wilayah KODAM IV DIPONEGORO)

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat hakiki dalam menjamin kelangsungan hidup negara tersebut.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

PRAPERADILAN SEBAGAI UPAYA KONTROL BAGI PENYIDIK DALAM PERKARA PIDANA

ANATOMI KEAMANAN NASIONAL

WAWASAN NUSANTARA. Dewi Triwahyuni. Page 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

SKRIPSI PROSES BERPERKARA PERDATA SECARA PRODEO DALAM PRAKTEK (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI PURWODADI )

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Oleh: Retno Arifingtyas NIM. E BAB I PENDAHULUAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA BESERTA PENJELASANNYA

NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERANAN SIDIK JARI DALAM PROSES PENYIDIKAN SEBAGAI SALAH SATU ALAT BUKTI UNTUK MENGUNGKAP SUATU TINDAK PIDANA. (Studi Kasus di Polres Sukoharjo)

FUNGSI DAN KEDUDUKAN SAKSI A DE CHARGE DALAM PERADILAN PIDANA

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DAN TATA CARA PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA BANK BTN DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya

ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT DENGAN SISTEM PERTAHANAN NEGARA PUSANEV_BPHN. ANANG PUJI UTAMA, S.H., M.Si

BAB I PENDAHULUAN. ada sehingga setiap manusia diharapkan mampu menghadapi tantangan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. KUHAP Pasal 1 menjelaskan bahwa penyidik adalah: pejabat polisi. penyidik bukan berdasarkan atas kekuasaan, melainkan berdasarkan

UU 27/1997, MOBILISASI DAN DEMOBILISASI. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 27 TAHUN 1997 (27/1997) Tanggal: 3 OKTOBER 1997 (JAKARTA)

KEWENANGAN PENYELESAIAN SENGKETA WARIS ATAS TANAH HAK MILIK DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA DAN PENGADILAN AGAMA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal.

III. METODE PENELITIAN. Cara penulisan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan normatif dan empiris

BAB I PENDAHULUAN. ini, yakni: pertama, memberikan layanan civil (Civil Service); kedua,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN KLAIM DALAM ASURANSI JIWA PADA PT. ASURANSI WANA ARTHA LIFE SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sebagaimana tersirat di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

PEMIDANAAN TINDAK PIDANA PENODAAN AGAMA (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA)

I. PENDAHULUAN. dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 yang menyatakan sebagai berikut bahwa : Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. yang dikemukakan oleh D.Simons Delik adalah suatu tindakan melanggar

BAB I PENDAHULUAN. semua warga negara bersama kedudukannya di dalam hukum dan. peradilan pidana di Indonesia. Sebelum Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981

III.METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasari pada metode

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya tindak pidana yang terjadi di Indonesia tentu

I.PENDAHULUAN. Fenomena yang aktual saat ini yang dialami negara-negara yang sedang

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan

BAB I PENDAHULUAN. positif Indonesia lazim diartikan sebagai orang yang belum dewasa/

I. PENDAHULUAN. dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Prajurit TNI adalah warga

BAB I PENGANTAR. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi

BAB I PENDAHULUAN. penjajahan mencapai puncaknya dengan di Proklamasikan Kemerdekaan. kita mampu untuk mengatur diri sendiri. 1

SKRIPSI UPAYA POLRI DALAM MENJAMIN KESELAMATAN SAKSI MENURUT UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. fungsi dan wewenang, sebagai suatu organisasi yang baik dan kuat memiliki

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH

BAB I PENDAHULUAN. Pertama, hal Soerjono Soekanto, 2007, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cetakan

Pembuktian penuntut umum dalam perkara tindak pidana korupsi oleh kejaksaan Sukoharjo. Oleh : Surya Abimanyu NIM: E BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini rasanya cukup relevan untuk membicarakan masalah polisi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan atas kekuasaan belaka, maka segala kekuasaan negara harus

TANGGUNG JAWAB HUKUM PT ASURANSI JASA INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN KLAIM ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG DI LAUT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum, maka

SKRIPSI. Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta

PELAKSANAAN HUKUM DISIPLIN PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA PADA KOMANDO DISTRIK MILITER 0304/AGAM DI KOTA BUKITTINGGI. Oleh : NOVIALDI ZED

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar Negara yang berdasarkan atas

SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN PERCERAIAN KARENA FAKTOR KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (STUDY KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1997 TENTANG MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

I. PENDAHULUAN. hukum dan pemerintahan dengan tidak ada kecualinya sebagaimana tercantum

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG RAHASIA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945 yaitu melindungi segenap

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat demi kebaikan dan ketentaraman bersama, hukum mengutamakan

PERAN DAN KEDUDUKAN AHLI PSIKIATRI FORENSIK DALAM PENYELESAIAN PERKARA PIDANA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (rechtstaat) seperti

yang tersendiri yang terpisah dari Peradilan umum. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tentara Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat sebagai TNI merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. boleh ditinggalkan oleh warga negara, penyelenggara negara, lembaga

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Kata tawuran

BAB I PENDAHULUAN. adanya kehendak untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap Negara dapat dipastikan harus selalu ada kekuatan militer untuk

TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH DINAS ANTARA KARYAWAN PT

METODE PENELITIAN. cara melakukan penelitian hukum dengan teratur (sistematis). 39 Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah transportasi atau perhubungan merupakan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam Pasal 1 ayat (3) dan Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 yang. menegaskan tentang adanya persamaan hak di muka hukum dan

BAB I PENDAHULUAN. hidup masyarakat Indonesia sejak dahulu hingga sekarang. banyaknya persoalan-persoalan yang mempengaruhinya. Salah satu persoalan

SKRIPSI PENGINGKARAN PUTUSAN PERDAMAIAN OLEH SALAH SATU PIHAK YANG BERPERKARA DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut. terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Agar kelak

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan modus-modus kejahatan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tentara Nasional Indonesia (TNI) adalah tiang penyangga

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

BAB I PENDAHULUAN. (machstaat). Dengan demikian, berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA TNI di DENPOM IV/ 4 SURAKARTA Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum Dalam Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh: ROSIKIN C 100 030 245 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan masyarakatnya yang berbhineka, dan juga memiliki unsur-unsur kekuatan dan sekaligus kelemahan. Kekuatanya terletak pada posisi dan keadaan geografi yang strategis dan kaya sumber daya alam. Sementara kelemahanya terletak pada wujud kepulauan dan keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa dan satu tanah air, sebagaimana telah diperjuangkan oleh para pendiri negara ini. 1 Bangsa Indonesia memandang kepulauan Indonesia sebagai satu kesatuan yang utuh dan tidak terpisahkan, meskipun terdiri dari berbagai pulau dengan beragam keunikan budaya yang hidup dalam suku-suku bangsa yang ada. Adanya keragaman adalah merupakan kebanggaan sebagai sebuah bangsa, namun di samping kebanggaan tersebut terdapat kerawanan keamanan yang datangnya dari dalam negeri. Adanya keragaman yang ada sering tidak diikuti dengan toleransi tinggi, sehingga sering terjadi benturan kepentingan yang dapat berupa pemberontakan dari kekuatan-kekuatan dalam tubuh masyarakat Indonesia sendiri. Perselisihan inilah yang menjadi akar dari perpecahan bangsa. 1 Kaelan dan Zubaidi, Achmad, 2007, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, Yogyakarta: Paradigma, Hal. 123.

Adanya ancaman baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri, maka dibutuhkan suatu sistem pertahanan keamanan yang mampu menjamin tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mendukung terwujudnya tujuan nasional sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dan ikut serta dalam usaha melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Di dalam Pasal 30 ayat (1) UUD 1945 dinyatakan bahwa Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara. Dalam pasal tersebut tersurat dengan jelas bahwa pertahanan dan keamanan negara adalah merupakan tanggung jawab seluruh warga negara dan tidak hanya sepenuhnya menjadi tanggung jawab aparat negara dalam hal ini adalah sebagai tanggung jawab Tentara Nasional Indonesia (TNI). Indonesia menganut Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (sishankamrata), yaitu sistem pertahanan keamanan yang melibatkan partisipasi rakyat serta mengintegrasikan segenap potensi dan kekuatan politik, ekonomi, sosial budaya, dan militer. Penyelenggaran sishankamrata didasarkan kepada kesadaran, tanggung jawab akan hak dan kewajiban setiap

warga negara berdasarkan keyakinan akan kekuatan sendiri dan sikap pantang menyerah. 2 Komponen-komponen sishankamrata terdiri atas: 1. TNI beserta cadangan TNI sebagai komponen utama. 2. Rakyat terlatih sebagai komponen dasar yang mampu melaksanakan ketertiban umum, perlindungan rakyat, keamanan rakyat, dan perlawanan rakyat dalam rangka penyelenggaraan pertahanan dan perlawanan rakyat dalam rangka penyelenggaraan pertahanan dan keamanan negara. 3. Perlindungan masyarakat sebagai komponen khusus yang melaksanakan fungsi menanggulangi akibat bencana perang, bencana alam, atau bencana lainnya, maupun memperkecil akibat malapetaka yang mengakibatkan kerugian jiwa dan harta benda. 4. Sumber daya alam, sumber daya buatan, dan prasarana nasional sebagai komponen pendukung yang didayagunakan bagi peningkatan daya dan hasil guna, serta kelancaran dan kelangsungan upaya keamanan dan pertahanan negara. 3 Berdasarkan Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat semesta, Tentara Nasional Indonesia merupakan komponen utama dalam sistem pertahanan keamanan negara, oleh karena itu dibutuhkan dukungan penuh dari masyarakat dan pemerintah dalam hal peran serta aktif dari masyarakat dan penyediaan sarana prasarana sebagai pendukung dalam upaya pelaksanaan pertahanan keamanan dari segala bentuk ancaman yang datang dari dalam 2 Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1982 : Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia. 3 Ibid

maupun luar negeri yang dapat mengganggu stabilitas nasional. Salah satu bentuk sarana perlengkapan Tentara Nasional Indonesia adalah perlengkapan seperti senjata api, amunisi dan bahan peledak, dan ijin penggunaanya melekat dengan surat dinas yang sesuai dimiliki oleh anggota TNI yang bersangkutan. Penggunaan senjata api, amunisi dan bahan peledak bahkan ijin kepemilikannya adalah tidak sembarangan, mengingat sifat berbahayanya alat tersebut dan tidak seluruh anggota Tentara Nasional Indonesia dapat mendapatkan ijin untuk mempergunakannya. Meskipun demikian ada beberapa perkara dimana mensyaratkan penyalahgunaan senjata api dari fungsinya yang semula yaitu sebagai sarana prasarana pertahanan keamanan negara dan justru berfungsi sebagai sarana untuk melaksanakan tindak pidana, seperti halnya untuk menodong, untuk melukai orang lain atau hanya sebagai alat untuk menimbulkan rasa segan atau takut masyarakat umum. Berdasarkan latar belakang pemikiran tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih mengenai permasalahan yang ada dengan judul Proses Penyidikan Tindak Pidana Penyalahgunaan Senjata Api Oleh Anggota TNI di DENPOM IV / 4 Surakarta. B. Pembatasan Masalah. Agar penulisan skripsi ini mengarah pada pembatasan masalah yang diharapkan dan terfokus pada pokok-pokok permasalahan yang ditentukan, dan tidak terjadi pengertian yang kabur karena ruang lingkupnya sangat luas maka perlu adanya pembatasan masalah. Penelitian ini akan dibatasi pada

proses penyidikan tindak pidana penyalahgunaan senjata api oleh anggota TNI di DENPOM IV/4 Surakarta. C. Perumusan Masalah. Perumusan masalah merupakan hal yang sangat penting dalam setiap penelitian karena dibuat untuk memecahkan masalah pokok yang timbul secara jelas dan sistematis, sehingga penelitian akan lebih terarah pada sasaran yang akan dicapai. Perumusan masalah dibuat untuk lebih menegaskan masalah yang akan diteliti, sehingga dapat ditemukan suatu pemecahan masalah yang tepat dan mencapai tujuan. Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini meliputi : 1. Bagaimana proses penyidikan tindak pidana penyalahgunaan senjata api yang dilakukan oleh anggota TNI di DENPOM IV/4 Surakarta? 2. Apa yang menjadi hambatan dalam proses penyidikan tindak pidana penyalahgunaan senjata api yang dilakukan oleh anggota TNI di DENPOM IV/4 Surakarta? D. Tujuan Penelitian. Penelitian ini adalah kegiatan ilmiah yang mempunyai tujuan-tujuan tertentu yang hendak dicapai oleh penulis yang tidak terlepas dari perumusan masalah yang telah ditentukan. Tujuan penelitian ini sendiri merupakan sasaran yang ingin dicapai sebagai jawaban atas permasalahan yang dihadapi

(tujuan obyektif) dan juga untuk memenuhi kebutuhan perorangan (tujuan subyektif). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Obyektif a. Untuk mengetahui bagaimana proses penyidikan tindak pidana penyalahgunaan senjata api oleh anggota TNI di DENPOM IV/4 Surakarta. b. Untuk mengetahui hambatan apa yang dihadapi oleh Penyidik DENPOM IV/4 Surakarta berkaitan dengan tindak pidana penyalahgunaan senjata api oleh anggota TNI. 2. Tujuan Subyektif a. Untuk memberikan sumbangan dan kemajuan bagi perkembangan ilmu hukum pada umumnya dan hukum pidana militer pada khususnya. b. Untuk menambah wawasan dalam memperluas pemahaman akan arti pertimbangan Ilmu Pengetahuan dalam teori dan praktek. c. Sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam ilmu hukum di Universitas Muhammadiyah Surakarta. E. Manfaat Penelitian. Manfaat penelitian hukum ini, adalah : A. Manfaat Teoritis a. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan landasan teoritis bagi pengembangan disiplin ilmu

hukum acara pidana pada umumnya dan Hukum Acara Pidana Militer pada khususnya. b. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan dan pengetahuan tentang penelaahan ilmiah serta menambah literatur atau bahan-bahan informasi ilmiah yang dapat digunakan untuk melakukan kajian dan penulisan ilmiah bidang hukum selanjutnya. B. Manfaat Praktis a. Dapat memperluas pandangan dan wawasan berpikir bagi segenap civitas akademisi Universitas Muhammadiyah Surakarta, khususnya mahasiswa Fakultas Hukum yang akan menelaah penulisan hukum ini. b. Untuk menambah literatur dan bahan-bahan informasi ilmiah yang dapat digunakan untuk melakukan kajian dan penelitian lebih lanjut. c. Untuk memberikan jawaban atas rumusan masalah yang sedang diteliti oleh penulis. F. Metode Penelitian. Metode penelitian merupakan faktor yang penting dan menunjang proses penyelesaian suatu permasalahan yang akan dibahas. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian. Penelitian hukum ini mengunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, yaitu penelitian di maksudkan untuk memberikan gambaran yang selengkap-lengkapnya tentang penyidikan tindak pidana

penyalahgunaan senjata api oleh anggota TNI baik secara yuridis/normatif, maupun praktiknya di DENPOM IV/4 Surakarta. 4 2. Pendekatan Penelitian. Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan pendekatan yuridis empiris. Pendekatan yuridis empiris sebagai usaha mendekati masalah yang diteliti baik dalam perspektif peraturan perundang-undangan maupun dengan sifat hukum yang nyata atau sesuai dengan kenyataan yang hidup di dalam masyarakat. 5 Dalam penelitian ini penulis mempelajari aturan-aturan normatif, berkas perkara, dan hasil wawancara dengan penyidik DENPOM IV/4 Surakarta, kemudian mengolah dan menganalisanya dalam pembahasan. 3. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi penelitian di DENPOM IV/4 Surakarta. Pengambilan lokasi ini dengan pertimbangan bahwa sumber data yang dimungkinkan dan memungkinkan untuk dilakukan penelitian. 4. Sumber Data Jenis data yang dipergunakan adalah : a. Sumber Data Primer Sumber data primer penelitian ini adalah Penyidik DENPOM IV/4 Surakarta yang menangani perkara tindak pidana penyalahgunaan senjata api oleh anggota TNI di DENPOM IV/4 Surakarta. 4 5 Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press, Hal. 32 Hilman Hadikusuma, 1995, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum, Bandung: Mandar Maju, Hal. 61

b. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder yaitu data yang dipergunakan sebagai bahan penunjang terhadap data primer yaitu berkas perkara pidana, Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana Militer, Hasil Penelitian, Literatur-literatur yang mendukung data primer. 5. Metode Pengumpulan Data Dalam metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah: a. Wawancara Wawancara adalah mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pihak pihak yang bersangkutan yang menangani proses penyidikan dan pemeriksaan perkara pidana militer. b. Studi kepustakaan Merupakan suatu tehnik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan, membaca, mempelajari, dan mengutip dari literature, dokumen-dokumen, peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dan relevan dengan permasalahan yang diteliti. 6. Metode Analisa Data Analisa data merupakan langkah selanjutnya untuk mengolah hasil penelitian dalam bentuk laporan data yang diadakan suatu penganalisaan. Dalam penelitian kualitatif, validitas data tidak bergantung pada banyak sedikit contoh seperti pada penelitian kuantitatif. Teknik analisa data kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Adapun model analisa data yang

digunakan adalah model analisa data kualitatif dengan cara penjabaran data yang berupa berkas perkara pidana dan hasil wawancara dengan penyidik yang menangani perkara tersebut, data yang diperoleh tadi disusun dalam bentuk penyusunan data kemudian dilakukan reduksi data atau pengolahan data, menghasilkan sajian data dan diambil kesimpulan yang dilakukan dengan proses pengumpulan data. G. Sistematika Penulisan. Untuk memberikan gambaran menyeluruh mengenai sistematika penulisan karya ilmiah yang sesuai dengan aturan yang baru dalam penulisan karya ilmiah, maka penulis menyiapkan suatu sistematika penulisan. Adapun sistematika penulisan terdiri dari 4 (empat) bab yaitu: pendahuluan, tinjauan pustaka, Hasil penelitian dan pembahasan, dan penutup, ditambah dengan lampiran-lampiran dan daftar pustaka, apabila disusun dengan sistematis adalah sebagai berikut: Pendahuluan : di dalamnya menjelaskan tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. Tinjauan pustaka : di dalamnya menjelaskan tentang tinjauan umum tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI), tinjauan umum tentang tindak pidana, tinjauan umum tentang hukum pidana militer,tinjauan umum tentang tindak pidana di kalangan militer dan tinjauan umum tentang senjata api Hasil penelitian dan pembahasan : di dalamnya menjelaskan tentang proses penyidikan tindak pidana penyalahgunaan senjata api oleh anggota TNI

di DENPOM IV/4 Surakarta, hasil analisis kasus tentang proses penyidikan tindak pidana penyalahgunaan senjata api oleh anggota TNI di DENPOM IV/4 Surakarta dan hambatan-hambatan yang di hadapi DENPOM IV/4 Surakarta dalam penyidikan tindak pidana senjata api oleh anggota TNI. Penutup : di dalamnya akan di jelaskan mengenai kesimpulan yang didapat dari keseluruhan proses penelitian, dengan disertai saran yang diajukan terhadap permasalahan yang diteliti.