BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mereka kepada pihak-pihak yang membutuhkan. SFAC No 2

BAB V PENUTUP. pertumbuhan perusahaan terhadap auditor switching pada perusahaan manufaktur

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 423/KMK.06/2002 tentang Jasa Akuntan Publik.

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pelayanan akuntansi kepada masyarakat. UU no 5 tahun 2011 tentang

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. No Peneliti Tema Hasil 1 Rasmini & Juliantari (2013) Auditor Switching dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya

BAB I PENDAHULUAN. suatu keharusan bagi sebuah perusahaan, utamanya perusahaan-perusahaan yang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN MELAKUKAN AUDITOR SWITCHING

BAB II LANDASAN TEORITIS. dua perusahaan yang kantor akuntan publiknya berbeda, ketidakpuasan terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara principals dan agents (Einshardt, 1999:58). Pihak principals adalah

BAB I PENDAHULUAN. kinerja sebuah perusahaan. Penyampaian laporan keuangan merupakan suatu

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR SWITCHING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan klien pada perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pergantian Kantor Akuntan Publik (Audit Switching)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Astuti dan Ramantha (2014) melakukan penelitian dengan judul pengaruh

PENGARUH TINGKAT PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, FINANCIAL DISTRESS

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan faktor-faktor mengenai perusahaan dan sebagai dasar

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi dan aktivitas perusahaan yang dilakukan serta kebijakan-kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya eknomi bertambah pula jumlah perusahaan

BAB I. Pendahuluan. Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting dalam. perusahaan, investor, kreditur, pemerintah, dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. (Bapepam). Namun semakin banyaknya Kantor Akuntan Publik ini juga. menimbulkan sebuah pilihan yang dilematis, karena Kantor Akuntan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Auditor Opinion, Auditor Tenure dan. membutuhkan Kajian Teori sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Keagenan Menurut Jensen dan Meckling (1976) teori agensi menjelaskan adanya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan. Stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. kinerja pada sebuah perusahaan. Setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. keharusan bagi sebuah perusahaan, utamanya perusahaan-perusahaan yang sudah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Modal (BAPEPAM). Dengan semakin banyaknya perusahaan go public, pemakainya (Susan dan Trisnawati, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan perusahaan adalah salah satu sarana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Peraturan Pemerintah Indonesia Mengenai Rotasi Wajib Auditor

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak agen, yaitu manajemen sebagai pengelola perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri sehingga diperlukan pihak yang independen, dalam hal ini akuntan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akuntan publik adalah pihak independen yang dianggap mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. auditee. Ada lima jenis pendapat auditor (IAI,2001), yaitu: 1. pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion),

PENDAHULUAN. Dengan dibentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun karena AEC mensyaratkan adanya penghapusan aturan-aturan yang

BAB I PENDAHULUAN. menjembatani benturan kepentingan antara pihak principal (pemegang saham)

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Jensen dan Meckling menyatakan bahwa teori keagenan atau agency theory

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. antara manajemen selaku agen dan pemilik serta entitas lain dalam kontrak (misal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia didasarkan pada kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. mengaudit laporan keuangan yang di butuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan pribadi, sementara pihak ketiga, yaitu pihak eksternal selaku pemakai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manajemen kepada stakeholder terutama terhadap pemilik perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pengelola perusahaan go public sebagai manajemen yang wajib

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai perusahaan yang sudah Go public, perusahaan tentunya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (principal) meminta pihak lainnya (agent) untuk melaksanakan sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban manajemen kepada stakeholder, terutama kepada pemilik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (Agency Theory). Dalam teori keagenan (agency theory), hubungan agensi muncul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan operasional perusahaan, sehingga agen lebih banyak. dalam Aiisiah 2012). Agen diberi wewenang oleh prinsipal untuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor independen (Nabila, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan alasan penggunaan judul

BAB I PENDAHULUAN. yang akan berguna tidak saja bagi dunia bisnis, tetapi juga masyarakat luas

BAB I PENDAHULUAN. usahanya dan tidak jarang perusahaan akan mengalami kebangkrutan jika tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori agensi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara principal dan

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Keuangan (PSAK) No.1 terdiri dari komponen-komponen, (a) Neraca, (b)

PENGARUH PERGANTIAN MANAJEMEN, KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

BAB I PENDAHULUAN. Makin banyaknya jumlah perusahaan yang go public menyebabkan arus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN AUDITOR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori keagenan yang dikembangkan oleh Jensen Mckling, (1976) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya kebutuhan akan jasa akuntan publik disebabkan oleh keinginan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teori harapan, auditing dan auditor switching. Selain itu, disajikan juga konsepkonsep

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pertumbuhan klien, financial distress, audit tenure, dan opini audit, audit terhadap

ABSTRAK. Kata kunci: financial distress, opini audit, pertumbuhan perusahaan, auditor switching.

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang digunakan oleh beberapa pihak untuk mengambil keputusan,

BAB I PENDAHULUAN. tentang keadaan perusahaan. Hassan & Ahmed (2012) menyatakan bahwa laporan

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN DI INDONESIA MELAKUKAN AUDITOR SWITCHING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pergantian kantor akuntan publik dalam dunia usaha dilatarbelakangi oleh banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. agent (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah dilakukan oleh Warnida (2012), Yaitu faktot faktor yang mempengaruhi

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode )

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun Perusahaan yang menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Masing-masing akan

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dana dari pihak eksternal, dipihak lain pihak eksternal ingin

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi, sehingga auditor akan melaporkan apa yang ditemukannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. investor, kreditor dan pemerintah untuk menilai kinerja dan melihat kondisi

Lanny Wijaya Stefanus Ariyanto Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta (021)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. antara manajemen (agent) dengan pemilik (principical). Agen diberi wewenang

Transkripsi:

12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti terdahulu yang memiliki topik yang sama. Penelitian tersebut antara lain : 2.1.1 Endina Sulistriarini dan Sudarno (2012) Endina Sulistriarini dan Sudarno (2012) melakukan penelitian mengenai auditor swiching dengan menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2006-2010, metode yang digunakan adalah purposive sampling dan variabel independen yang diujikan antara lain,ukuran KAP, pergantian manajemen, kesulitan keuangan, kepemilikan publik, dan pergantian komite audit. Setelah dilakukan pengujian dengan analisis regresi logistik, penelitian berhasil menemukan bahwa variabel ukuran KAP dan pergantian manajemen berpengaruh terhadap auditor swicthing, sedangkan variabel kesulitan keuangan, kepemilikan publik, dan pergantian komite audit tidak berpengaruh terhadap auditor swicthing. Persamaan : topik tentang auditor swiching dengan 3 (tiga) variabel independen yang sama terdiri dari ukuran KAP, pergantian manajemen dan kesulitan keuangan serta menggunakan pengujian analisis regresi logistik. Perbedaan : penelitian terdahulu menggunakan 5 (lima) variabel independen dengan sampel perusahaan di BEI tahun 2006-2010, sedangkan penelitian sekarang menggunakan 6 (enam) variabel independen dengan sampel perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2011. 12

13 2.1.2 Lely Nuryanti (2012) Lely Nuryanti (2012) melakukan penelitian mengenai auditor swiching di Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2011, metode yang digunakan adalah purposive sampling dan variabel independen yang diujikan antara lain opini auditor dan Pertumbuhan Perusahaan. Setelah dilakukan pengujian dengan analisis regresi logistik, penelitian berhasil menemukan bahwa opini auditor dan pertumbuhan perusahaan tidak perpengaruh terhadap pergantian Kantor Akuntan Publik. Persamaan : topik tentang auditor swiching dengan 2 (dua) variabel independen yang sama terdiri dari opini auditor dan pertumbuhan perusahaan serta menggunakan pengujian analisis regresi logistik. Perbedaan : penelitian terdahulu menggunakan 2 (dua) variabel independen dengan sampel perusahaan di BEI tahun 2008-2011, sedangkan penelitian sekarang menggunakan 6 (enam) variabel independen dengan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2011. 2.1.3 Nur Wahyuningsih dan I Ketut Suryanawa (2011) Nur Wahyuningsih dan I Ketut Suryanawa (2011) melakukan penelitian mengenai auditor switching di Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2005-2009, metode yang digunakan adalah purposive sampling dan variabel independen yang diujikan antara lain Opini Auditor dan Pergantian Manajemen. Setelah dilakukan pengujian dengan analisis regresi logistik, penelitian berhasil menemukan bahwa opini auditor dan

14 pergantian manjemen tidak berpengaruh terhadap pergantian Kantor Akuntan Publik. Persamaan : topik tentang auditor swiching dengan 2 (dua) variabel independen yang sama terdiri dari opini auditor dan pergantian manajemen serta menggunakan pengujian analisis regresi logistik. Perbedaan : penelitian terdahulu menggunakan 2 (dua) variabel independen dengan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2005-2009, sedangkan penelitian sekarang menggunakan 6 (enam) variabel independen dengan sampel perusahaan mnaufaktur yang terdaftar di Bursa efek Indonesia tahun 2006-2011. 2.1.4 Ni Kadek Sinarwati (2010) Ni Kadek Sinarwati (2010) melakukan penelitian mengenai auditor switching di Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2003-2007, metode yang digunakan adalah purposive sampling dan variabel independen yang diujikan antara lain pergantian manajemen, kesulitan keuangan, opini auditor dan reputasi auditor. Setelah dilakukan pengujian dengan analisis regresi logistik, penelitian berhasil menemukan bahwa pergantian manajemen dan kesulitan keuangan berpengaruh terhadap pergantian KAP, sedangakan opini auditor dan reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Persamaan : topik tentang auditor swiching dengan 4 (empat) variabel independen yang sama terdiri dari opini auditor, ukuran KAP, pergantian manajemen dan kesulitan keuangan serta menggunakan pengujian analisis regresi logistik.

15 Perbedaan : penelitian terdahulu menggunakan 4 (empat) variabel independen dengan sampel perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2003-2007, sedangkan penelitian sekarang menggunakan 6 (enam) variabel independen dengan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2011. 2.1.5 Andri Prastiwi dan Frenawidayuarti Wilsya (2009) Andri Prastiwi dan Frenawidayuarti Wilsya (2009) melakukan penelitian mengenai auditor switching di Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2003-2007, metode yang digunakan adalah purposive sampling dan variabel independen yang diujikan antara lain ukuran KAP, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan dan masalah keuangan. Setelah dilakukan pengujian dengan analisis regresi logistik, penelitian berhasil menemukan bahwa ukuran KAP dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap pergantian KAP, sedangakan ukuran perusahaan dan masalah keuangan tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Persamaan : topik tentang auditor swiching dengan 3 (tiga) variabel independen yang sama terdiri dari ukuran KAP, pertumbuhan perusahaan dan kesulitan keuangan serta menggunakan pengujian analisis regresi logistik. Perbedaan : penelitian terdahulu menggunakan 4 (empat) variabel independen dengan sampel perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2003-2007, sedangkan penelitian sekarang menggunakan 6 (enam) variabel independen dengan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2011.

16 2.1.6 Shulamite Damayanti dan Made Sudarma (2008) Shulamite Damayanti dan Made Sudarma (2008) melakukan penelitian mengenai auditor switching di Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2003-2005, metode yang digunakan adalah purposive sampling dan variabel independen yang diujikan antara lain fee audit, ukuran KAP, pergantian manajemen, opini auditor, kesulitan keuangan, persentase perubahan ROA. Setelah dilakukan pengujian dengan analisis regresi logistik, Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya variabel fee audit dan ukuran KAP yang mempengaruhi perusahaan publik di Indonesia untuk berpindah KAP. Variabel yang paling signifikan adalah variabel ukuran KAP yang merupakan salah satu proksi dari kualitas audit sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas audit merupakan faktor penting yang mempengaruhi perusahaan berpindah KAP. Selain itu, variabel fee audit juga merupakan variabel yang signifikan sebagai faktor kesesuaian harga yang mempengaruhi keputusan perusahaan untuk melakukan perpindahan KAP. Persamaan : topik tentang auditor swiching dengan 5 (lima) variabel independen yang sama terdiri dari ukuran KAP, pergantian manajemen, opini auditor, kesulitan keuangan dan persentase perubahan ROA serta menggunakan pengujian analisis regresi logistik. Perbedaan : penelitian terdahulu menggunakan 5 (lima) variabel independen dengan sampel perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2003-2005, sedangkan penelitian sekarang menggunakan 6 (enam) variabel independen dengan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2011.

17 2.1.7 Stefanie L. Tate (2007) Stefanie L. Tate (2007) telah melakukan penelitian terhadap 1300 organisasi non profit di Amerika mengenai alasan malakukan pegantian KAP pada organisasi non profit dengan variable independen yang terdiri dari struktur operasional, kondisi keuangan, reputasi dan kontrak manajemen, audit fees, dengan variable controlnya adalah ukuran KAP. Hasilnya adalah perubahan struktur operasional perusahaan, reputasi dan konrak manajemen, ukuran KAP, fee audit berpengaruh terhadap pergantian auditor, sedangkan perubahan struktur keuangan tidak berpengaruh terhadap pergantian auditor. Persamaan : topik tentang auditor swiching dengan 2 (dua) variabel independen yang sama terdiri dari ukuran KAP dan kesulitan keuangan serta menggunakan pengujian analisis regresi logistik. Perbedaan : penelitian terdahulu menggunakan 4 (empat) variabel independen dengan sampel 1300 organissai non profit di Amerika, sedangkan penelitian sekarang menggunakan 6 (enam) independen variabel dengan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2011. 2.1.8 Abu Thahir Abdul Nasser, et al (2006) Penelitian Abu Thahir Abdul Nasser et al. (2006) bertujuan untuk menguji aspek hubungan auditor-klien, yaitu masa perikatan audit dan auditor switching, dan faktor yang mempengaruhinya. Sampel yang digunakan adalah perusahaan publik yang terdaftar di KLSE (Kuala Lumpur Stock Exchange) pada periode 1990-2000. Penelitian memberikan bukti tentang hubungan antara auditor switching dan tiga

18 variabel, yaitu ukuran klien, ukuran KAP, dan financial distress. Sedangkan untuk variabel tingkat pertumbuhan klien tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Persamaan : topik tentang auditor swiching dengan 3 (tiga) variabel independen yang sama terdiri dari ukuran KAP, kesulitan keuangan dan pertumbuhan perusahaan serta menggunakan pengujian analisis regresi logistik. Perbedaan : penelitian terdahulu menggunakan 4 (empat) variabel independen dengan sampel perusahaan yang terdaftar KLSE (Kuala Lumpur Stock Exchange) tahun 1990-2000, sedangkan penelitian sekarang menggunakan 6 (enam) variabel independen dengan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2011. 2.1.9 Nelly Kawijaya (2002) Nelly Kawijaya (2002) telah meneliti tentang factor-faktor yang mendorong perpindahan auditor (auditor switching) pada perusahaan-perusahaan di Surabaya dan Sidoarjo. Berdasarkan hasil uji regresi logistik, penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa qualified opinion, merger, management changes, dan ekspansi merupakan faktor yang signifikan dalam memprediksi perpindahan KAP (auditor switching) yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang menjadi obyek penelitian. Persamaan : topik tentang auditor swiching dengan 2 (dua) variabel independen yang sama terdiri dari opini auditor dan pergantian manajemen serta menggunakan pengujian analisis regresi logistik. Perbedaan : penelitian terdahulu menggunakan 4 (empat) variabel independen dengan sampel perusahaan yang berada di daerah Sidoarjo dan Surabaya,

19 sedangkan penelitian sekarang menggunakan 6 (enam) variabel independen dengan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2011.

20 Tabel 2.1 Ringkasan persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang No. Penelitian Terdahulu 1 Endina Sulistriani dan Sudarno Tahun Persamaan Perbedaan 2012 a. Membahas Auditor Switching b. Variabel independen yang sama penelitian terdahulu dan sekarang adalah ukuran KAP, pergantian manajemen, dan kesulitan keuangan a. Penelitian terdahulu menggunakan 5 variabel independen, sekarang 6 variabel independen b. Perbedaan variabel independen Penelitian terdahulu dan sekarang, penelitian terdahulu kepemilikan public, pergantian komite audit, sedangkan penelitian sekarang Opini Auditor, Persentase Perubahan ROA, Pertumbuhan Perusahaan. c. Penelitian terdahulu periodenya 2006-2010, sekarang 2006-2011 d. Penelitian terdahulu menggunakan perusahaan yang terdaftar di BEI, sekarang Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2 Lely Nuryanti 2012 a. Membahas Auditor Switching b. Variabel independen yang sama penelitian terdahulu dan sekarang adalah Opini Auditor dan Pertumbuhan Perusahaan a. Penelitian terdahulu menggunakan 2 variabel, sekarang 6 variabel. b. Penelitian terdahulu periodenya 2008-2011, sekarang 2006-2011 c. Penelitian terdahulu menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di BEI, sekarang Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3 Nur Wahyuningsih dan I Ketut Suryanawa 2011 a. Membahas Auditor Switching b. Variabel independen yang sama penelitian terdahulu dan sekarang adalah Opini Auditor dan pergantian manajemen c. Menggunakan sampel perusahaan yang sama yaitu a. Penelitian terdahulu menggunakan 2 variabel, sekarang 6 variabel. b. Penelitian terdahulu periodenya 2005-2009, sekarang 2006-2011

21 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4 Ni Kadek Sinarwati 5 Andri Prastiwi dan Frenawidayu arti Wilsya 6 Shulamite Damayanti dan Made Sudarma 2010 a. Membahas Auditor Switching b. Variabel independen yang sama penelitian terdahulu dan sekarang adalah opini auditor, ukuran KAP, pergantian manejemen, kesulitan keuangan 2009 a. Membahas Auditor Switching b. Variabel independen yang sama penelitian terdahulu dan sekarang adalah ukuran KAP, pertumbuhan perusahaan, masalah keuangan. 2008 a. Membahas Auditor Switching b. Variabel independen yang sama penelitian terdahulu dan sekarang adalah ukuran KAP, pergantian manajemen, opini auditor, kesulitan keuangan, persentase perubahan ROA. a. Penelitian terdahulu menggunakan 4 variabel, sekarang 6 variabel. b. Penelitian terdahulu periodenya 2003-2007, sekarang 2006-2011 c. Penelitian terdahulu menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di BEI, sekarang Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. a. Penelitian terdahulu menggunakan 4 variabel, sekarang 6 variabel. b. Perbedaan variabel independen Penelitian terdahulu dan sekarang, penelitian terdahulu ukuran perusahaan, sedangkan penelitian sekarang Opini Auditor, pergantian manajemen, Persentase Perubahan ROA,. c. Penelitian terdahulu periodenya 2003-2007, sekarang 2006-2011 d. Penelitian terdahulu menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di BEI, sekarang Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. a. Perbedaan variabel independen Penelitian terdahulu dan sekarang, penelitian terdahulu Fee audit, sedangkan penelitian sekarang pertumbuhan perusahaan b. Penelitian terdahulu periodenya 2003-2005, sekarang 2006-2011 c. Penelitian terdahulu menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di BEI, sekarang Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 7 Stefanie L. 2007 a. Membahas Auditor Switching a. Perbedaan variabel independen Penelitian terdahulu dan sekarang,

22 Tate 8 Abu Thahir Abdul Nasser et al. 9 Nelly Kawijaya b. Variabel independen yang sama penelitian terdahulu dan sekarang adalah ukuran KAP, kesulitan keuangan 2006 a. Membahas Auditor Switching b. Variabel independen yang sama penelitian terdahulu dan sekarang adalah ukuran KAP, kesulitan keuangan, pertumbuhan perusahaan. 2002 a. Membahas Auditor Switching b. Variabel independen yang sama penelitian terdahulu dan sekarang adalah opini auditor dan pergantian manajemen penelitian terdahulu Fee audit, struktur operasional, reputasi, kontrak manajemen. sedangkan penelitian sekarang opini auditor, pergantiana manajemen, pertumbuhan perusahaan, persentase perubahan ROA. b. Penelitian terdahulu menggunakan sampel 1300 organissai non profit di Amerika, sekarang Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. a. Penelitian terdahulu menggunakan 4 variabel, sekarang 6 variabel. b. Perbedaan variabel independen Penelitian terdahulu dan sekarang, penelitian terdahulu ukuran klien, sedangkan penelitian sekarang opini auditor, pergantian manajemen, persentase perubahan ROA. c. Penelitian terdahulu periodenya 1990-2000, sekarang 2006-2011 d. Penelitian terdahulu menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di KLSE (Kuala Lumpur Stock Exchange), sekarang Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. a. Penelitian terdahulu menggunakan 4 variabel, sekarang 6 variabel. b. Perbedaan variabel independen Penelitian terdahulu dan sekarang, penelitian terdahulu merger, ekspansi, sedangkan penelitian sekarang ukuran KAP, kesulitan keuangan, pertumbuhan perusahaan, persentase perubahan ROA. c. Penelitian terdahulu menggunakan sampel perusahaan yang berada di daerah Sidoarjo dan Surabaya, sekarang Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

23 2.2 Landasan Teori Teori-teori yang digunakan untuk memberikan penjelasan mengenai penelitian ini, antara lain : 2.2.1 Keputusan Menteri Keuangan Indonesia adalah salah satu negara yang mewajibkan pergantian kantor akuntan dan partner audit yang diberlakukan secara periodik. Peraturan tentang pergantian ini sudah muncul pada tahun 2002 dalam bentuk Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2 tentang Jasa Akuntan Publik. Peraturan tersebut merupakan perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002, yang mengatur bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh KAP paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Peraturan tersebut kemudian diperbaharui dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik pasal 3 ayat 1 dan 2. Peraturan ini mengatur tentang pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Akuntan publik dan kantor akuntan boleh menerima kembali penugasan setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit kepada klien yang di atas. Peraturan yang dikeluarkan oleh Menteri Keuangan tentang jasa akuntan publik ini juga mencantumkan mengenai sanksi jika terjadi pelanggaran.

24 Peraturan mengenai rotasi wajib auditor yang tercantum pada pasal 3 jika terjadi pelanggaran maka termasuk dalam pelanggaran berat, hal tersebut di terangkan pada pasal 63 yang menyebutkan bahwa pelanggaran berat akan dikenakan sanksi pembekuan izin, sedangkan pada pasal 73 menerangkan bahwa KAP yang sedang dikenakan sanksi pembekuan izin dilarang memberikan jasa kepada klien dan dilarang mengajukan permohonan penutupan KAP. 2.2.2 Auditor Switching Auditor switching merupakan pergantian Kantor Akuntan Publik yang dilakukan oleh perusahaan klien (Evi Dwi Wijayani dan Indira Januarti, 2011). Banyak istilah mengenai pergantian KAP seperti pada penelitian Nur Wahyuningsih dan I Ketut Suryanawa (2011), Evi Dwi Wijayani dan Indira Januarti (2011), Stefanie L. Tate (2007) dan Abu Thahir Abdul Nasser et al (2006) menyebutnya auditor switching, sedangkan penelitian Susan dan Estralita Trisnawati (2011), Andri Prastiwi dan Frenawidayuarti Wilsya (2009) dan Juniarti dan Nelly Kawijaya (2002) menyebutnya auditor switch, disisi lain penelitian Shulamite Damayanti dan Made Sudarma (2008) menyebut istilah pergantian KAP dengan istilah auditor changes. Penelitian ini menyebut pergantian Kantor Akuntan Publik dengan istilah auditor switching, selain karena peneliti terdahulu banyak yang menggunakan istilah tersebut juga karena dalam buku Randal J. Elder, et al (2009 : 61) juga menggunakan istilah auditor switching. Perkembangan profesi akuntan publik semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan jasa audit. Bertambahnya jumlah Kantor Akuntan Publik (KAP) yang beroperasi dapat menimbulkan persaingan antara

25 KAP yang satu dengan lainnya, sehingga memungkinkan perusahaan untuk berpindah dari satu KAP ke KAP lain (Lely Nuryanti, 2012). Pergantian auditor bisa bersifat mandatory (wajib) dan bisa juga bersifat voluntary (sukarela). Pergantian mandatory (wajib) dilakukan karena ada peraturan pemerintah yang mengatur tentang kewajiban rotasi auditor. Jika pergantian secara voluntary (sukarela), maka faktor-faktor penyebab dapat berasal dari sisi klien (misalnya kesulitan keuangan, manajemen yang gagal, perubahan ownership, Initial Public Offering, dan sebagainya) dan dari sisi auditor (misalnya fee audit, kualitas audit, dan sebagainya). Menurut Randal J. Elder, et al (2009 : 61) manajemen melakukan pergantian auditor untuk tujuan mendapatkan kualitas pelayanan audit yang lebih baik (better quality service), memperoleh opini sesuai yang diharapkan (opinion shopping), atau mengurangi biaya (reducing cost). Shulamite Damayanti dan Made Sudarma (2008) mengelompokkan penyebab auditor switching menjadi 2 (dua) faktor, yakni faktor yang berasal dari klien (Client-related Factors), contohnya kesulitan keuangan, manajemen yang gagal, perubahan ownership, Initial Public Offering (IPO) dan faktor auditor (Auditor-related Factors), contohnya fee audit dan kualitas audit. 2.2.3 Opini Auditor Opini audit didefinisikan sebagai pernyataan pendapat yang diberikan oleh auditor dalam menilai kewajaran perjanjian laporan keuangan perusahaan yang diauditnya. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (2011) dijelaskan bahwa

26 tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran mengenai semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Menurut Standar Profesional Akuntan Publik per 31 Maret 2011, ada lima jenis pendapat auditor (Sukrisno Agoes, 2012: 75), yaitu : 1. Pendapat wajar tanpa terkecuali (unqualified opinion), auditor menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas suatu entitas sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS. 2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan(unqualified opinion report with explanatory language). Pendapat ini diberikan jika terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelasan (atau bahasa penjelas lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang dinyatakan oleh auditor. 3. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion). Kondisi tertentu mungkin memerlukan pendapat wajar dengan pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS, kecuali untuk dampak hal yang berkaitan dengan yang dikecualikan.

27 4. Pendapat tidak wajar (adverse opinion). Suatu pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS. 5. Pernyataan tidak tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion). Auditor dapat tidak menyatakan suatu pendapat bilamana ia tidak dapat merumuskan atau tidak merumuskan suatu pendapat tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS. Perbedaan perspektif antara manajemen perusahaan dengan auditor dapat terjadi karena metode akuntansi yang diterapkan pada laporan keuangan perusahaan menurut auditor menyimpang dari standar akuntansi yang berlaku umum dan harus dilakukan pengungkapan. Ketika auditor tidak dapat memberikan opini sebagaimana yang diharapkan perusahaan, maka perusahaan akan berpindah kepada auditor lain atau bahkan KAP lain yang mungkin dapat memberikan opini audit yang sesuai dengan yang diharapkan perusahaan (Lely Nuryanti, 2012). 2.2.4 Pergantian Manajemen Manajemen merupakan kelompok perorangan yang aktif merencanakan, melakukan koordinasi serta mengendalikan jalannya operasi transaksi klien, sedangkan dalam konteks auditing, manajemen menunjuk pada para pejabat perusahaan, pengawas dan supervisor (Nur Wahyuningsih dan I Ketut Suryanawa, 2011). Pergantian manajemen perusahaan terjadi jika perusahaan mengubah jajaran dewan direksinya. Apabila perusahaan mengubah dewan direksi, baik

28 direktur maupun komisaris akan menimbulkan adanya perubahan dalam kebijakan perusahaan (Ni Kadek Sinarwati, 2010). Jadi jika terdapat pergantian manajemen akan secara langsung atau tidak langsung mendorong Pergantian Kantor Akuntan Publik karena manajemen perusahaan yang baru cenderung akan mencari KAP yang selaras dalam pelaporan dan kebijakan akuntansinya. Menurut Nagy (2005) dalam Shulamite Damayanti dan Made Sudarma (2008). pergantian manajemen perusahaan dapat diikuti oleh perubahan kebijakan dalam bidang akuntansi, keuangan, dan pemilihan KAP. Perusahaan akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan dan pelaporan akuntansinya. Manajemen memerlukan auditor yang lebih berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan pertumbuhan perusahaan yang cepat. Jika hal ini tidak terpenuhi, maka kemungkinan besar perusahaan akan mengganti auditornya sesuai dengan penelitian Ni Kadek Sinarwati (2010) yang menemukan bahwa pergantian manajemen memiliki pengaruh yang positif terhadap Pergantian KAP. 2.2.5 Ukuran KAP Ukuran KAP dalam penelitian ini merupakan besar kecilnya KAP yang dibedakan dalam dua kelompok, yaitu KAP yang berafiliasi dengan the big four dan KAP yang tidak berafiliasi dengan the big four. Ukuran KAP biasanya dikaitkan dengan kualitas audit. Endina Sulistiarini dan Sudarno (2012) menyatakan bahwa ukuran KAP berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Demikian, diperkirakan bahwa dibandingkan dengan KAP kecil, KAP besar mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam melakukan audit, sehingga mampu menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi. Shulamite Damayanti dan Made Sudarma (2008) juga

29 menyatakan bahwa perusahaan akan lebih memilih KAP dengan kualitas yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan dan meningkatkan reputasi perusahaan di mata pemakai laporan keuangan. Kantor Akuntan Publik the big four yaitu KAP PricewaterhouseCoopers (PwC), Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte), Ernest & Young (EY) dan Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) (Randal J. Elder et al, 2009: 27). Adapun Kantor Akuntan Publik di Indonesia yang berafiliasi the big four (Direktori Kantor Akuntan Publik 2010), yaitu: a. PricewaterhouseCoopers (PwC) yang berafiliasi dengan Haryanto Sahari & Rekan; Tanudiredja, Wibisana & Rekan; Drs. Hadi Susanto & Rekan. b. Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte) yang berafiliasi dengan Osman Ramli Satrio & Rekan, Hans Tuanakotta Mustofa & Halim. c. Ernest & Young (EY) yang berafiliasi dengan Purwantono, Suherman & Sandjaja. d. Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) yang berafiliasi dengan Siddharta Siddharta & Widjaja. 2.2.6 Persentase Perubahan ROA Salah satu tolak ukur kinerja keuangan suatu perusahaan yang dapat menggambarkan reputasi klien secara menyeluruh adalah profitabilitas (Sartono 2004:113 dalam Susan dan Estarlita Trisnawati). Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, asset, dan modal saham tertentu. Ada tiga rasio profitabilitas yang sering dibicarakan (Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, 2009:83-84), yaitu :

30 1. Profit margin, rasio menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio profit margin dapat dihitung sebagai berikut : pppppppppppp mmmmmmmmmmmm = llllllll bbbbbbbbbbh pppppppppppppppppp 2. Return on total asset (ROA), rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset yang tertentu. ROA juga sering disebut sebagai ROI (return on invesment). Rasio ini bisa dihitung sebagai berikut : RRRRRR = llllllll bbbbbbbbbbh tttttttttt aaaaaaaa 3. Return on equity (ROE), rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. rasio ROE bisa dihitung sebagai berikut : RRRRRR = llllllll bbbbbbbbbbh mmmmmmmmmm sssshaaaa Persentase perubahan ROA (Return on Asset) merupakan salah satu proksi dari reputasi klien/client reputation (Mardiyah, 2002 dalam Shulamite Damayanti dan Made Sudarma, 2008). Selain itu perubahan ROA juga dapat digunakan sebagai indikator kondisi keuangan perusahaan untuk melihat prospek bisnis dari perusahaan tersebut. Semakin tinggi nilai ROA berarti semakin efektif pengelolaan aktiva yang dimiliki perusahaan dan semakin baik pula prospek bisnisnya (Susan dan Estralita Trisnawati, 2011). Perusahaan yang memiliki nilai

31 ROA semakin rendah cenderung mengganti auditornya karena mengalami penurunan kinerja sehingga prospek bisnisnya menurun. Dalam hal ini berarti kondisi keuangan perusahaan menurun yang mengakibatkan manajemen cenderung mencari auditor baru yang bisa menyembunyikan keadaan perusahaan. Penelitian yang dilakukan Kartika (2006) dalam Shulamite Damayanti dan Made Sudarma (2008) menyatakan bahwa persentase perubahan ROA berpengaruh terhadap auditor switching. Variabel persentase perubahan ROA dihitung dengan membagi selisih antara ROA tahun tertentu dan tahun sebelumnya dengan ROA tahun sebelumnya itu kemudian mengalikannya dengan 100 persen (Shulamite Damayanti dan Made Sudarma, 2008). Adapun cara menghitungnya sebagai berikut : RRRRRR = RRRRRR tt RRRRRR tt 1 RRRRRR tt 1 xx 100% 2.2.7 Kesulitan Keuangan Kesulitan keuangan bermula ketika suatu perusahaan tidak mampu memenuhi jadwal pembayaran atau ketika proyeksi arus kas menunjukkan bahwa dalam waktu dekat pembayaran itu tidak akan dapat dipenuhi (Dwi Prastowo, 2011:154).Kesulitan keuangan jangka pendek bersifat sementara dan belum begitu parah. Tetapi kesulitan keuangan semacam ini apabila tidak ditangani bisa berkembang menjadi kesulitan keuangan tidak solvabel. kalau tidak solvabel, perusahaan bisa dilikuidasi atau direorganisasi(mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, 2009:262).

32 Analisis kebangrutan dilakukan untuk memperoleh peringatan awal kebangrutan. Semakin awal tanda-tanda kebangrutan tersebut, semakin baik bagi pihak manajemen karena pihak manajemen bisa melakukan perbaikan, selain itu pihak kreditur dan juga pihak pemegang saham dapat melakukan persiapan untuk mengatasi berbagai kemungkinan yang terjadi (Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, 2009:263). Salah satu cara mengetahui kesulitan keuangan (financial distress) suatu perusahaan adalah dengan rasio solvabilitas. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya (Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim,2009:81). Ada dua rasio yang digunakan untuk mengukur solvabilitas (Dwi Prastowo, 2011:89-90) yaitu : 1. Debt to Equity Ratio (DER) Debt to Equity Ratio (DER) dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak tertagihnya suatu utang. Keseimbangan proporsi antara aktiva yang didanai oleh kreditor dan yang didanai oleh pemilik perusahaan diukur dengan debt to equity ratio, dengan cara menghitung sebagai berikut : DDDDDDDD tttt EEEEEEEEEEEE RRRRRRRRRR (DDDDDD) = tttttttttt HHHHHHHHHHHH tttttttttt eeeeeeeeeeeeee 2. Time Interest Earned Untuk mengukur kemampuan operasi perusahaan dalam memberikan proteksi kepada kreditor jangka panjang, khususnya dalam membayar bunga, digunakan time interest earned, dengan cara perhitungan sebagai berikut :

33 TTTTTTTT IIIIIIIIIIIIIIII EEEEEEEEEEEE = laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) biaya bunga Kondisi perusahaan klien yang terancam bangkrut cenderung meningkatkan evaluasi subjektivitas dan kehati-hatian auditor. Dalam kondisi seperti ini suatu perusahaan akan cenderung melakukan auditor switching. Auditor switching juga bisa disebabkan karena perusahaan sudah tidak lagi memiliki kemampuan untuk membayar biaya audit yang dibebankan oleh KAP yang diakibatkan penurunan kemampuan keuangan perusahaan (Evi Dwi Wijayani dan Indira Januarti, 2010). Selain itu, Mohammad Hudaib dan T.E Cooke (2005) juga menyatakan bahwa perusahaan dengan tekanan finansial cenderung untuk mengganti KAP dibandingkan dengan perusahaan yang lebih sehat. Tanda-tanda perusahaan yang mengalami financial distress dapat dilihat dari laporan keuangannya. Dalam penelitian ini financial distress diproksikan dengan rasio DER (Debt to Equity Ratio) mengacu pada penelitian Ni Kadek Sinarwati (2010); Suparlan dan Wulan Andayani (2010). Adapun cara menghitungnya adalah sebagai berikut : DER dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak tertagihnya suatu hutang (Dwi Prastowo, 2011:89). Rasio DER yang semakin tinggi menunjukkan tingkat hutang yang tinggi dengan ekuitas yang rendah sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur) dan pada kondisi

34 ini perusahaan akan mengalami financial distress (Suparlan dan Wulan Andayani, 2010). 2.2.8 Pertumbuhan Perusahaan Pergantian auditor dapat dihubungkan dengan pertumbuhan (growth) dari perusahaan klien. Seiring dengan pertumbuhan perusahaan maka semakin kompleks kegiatan operasionalnya dan semakin meningkat pula pemisahan antara manajemen dan pemilik, sehingga permintaan akan independensi auditor meningkat untuk mengurangi biaya agensi yang disebabkan pertumbuhan perusahaan tersebut (Watts dan Zimmerman dalam Abu Thahir Abdul Nasser, et al., 2006). Perusahaan akan mengganti auditor lain jika perusahaan menganggap auditor yang lama tidak dapat memenuhi tuntutan mereka, atau mereka akan cenderung mengganti dengan KAP yang lebih besar untuk meningkatkan prestise, sehingga di mata stakeholder citra perusaaan dapat meningkat. Joher, et al., 2000 dalam Juniarti dan Nelly Kawijaya (2002) menyatakan bahwa manajemen memerlukan auditor yang lebih berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan pertumbuhan perusahaan yang cepat. Jika hal ini tidak bisa dipenuhi, kemungkinan besar perusahaan akan mengganti auditor yang ada saat ini. Dalam penelitian ini tingkat pertumbuhan klien diproksikan dengan rasio pertumbuhan penjualan, karena penjualan merupakan kegiatan operasi utama auditee. Rasio ini mengukur seberapa baik perusahaan mempertahankan

35 posisi ekonominya, baik dalam industrinya maupun dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan (Andri Prastiwi dan Frenawidayuarti Wilsya, 2009). 2.2.9 Pengaruh Opini Auditor Terhadap Auditor Switching Perbedaan perspektif antara manajemen perusahaan dengan auditor dapat terjadi karena metode akuntansi yang diterapkan pada laporan keuangan perusahaan menurut auditor menyimpang dari standar akuntansi yang berlaku umum dan harus dilakukan pengungkapan. Ketika auditor tidak dapat memberikan opini sebagaimana yang diharapkan perusahaan, maka perusahaan akan berpindah kepada auditor lain atau bahkan KAP lain yang mungkin dapat memberikan opini audit yang sesuai dengan yang diharapkan perusahaan (Lely Nuryanti, 2012). 2.2.10 Pengaruh Pergantian Manajemen Terhadap Auditor Switching Menurut Nagy (2005) dalam Shulamite Damayanti dan Made Sudarma (2008). pergantian manajemen perusahaan dapat diikuti oleh perubahan kebijakan dalam bidang akuntansi, keuangan, dan pemilihan KAP. Perusahaan akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan dan pelaporan akuntansinya. Manajemen memerlukan auditor yang lebih berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan pertumbuhan perusahaan yang cepat. Jika hal ini tidak terpenuhi, maka kemungkinan besar perusahaan akan mengganti auditornya sesuai dengan penelitian Ni Kadek Sinarwati (2010) yang menemukan bahwa pergantian manajemen memiliki pengaruh yang positif terhadap Pergantian KAP.

36 2.2.11 Pengaruh Ukuran KAP Terhadap Auditor Switching Endina Sulistiarini dan Sudarno (2012) menyatakan bahwa ukuran KAP berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Demikian, diperkirakan bahwa dibandingkan dengan KAP kecil, KAP besar mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam melakukan audit, sehingga mampu menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi. Shulamite Damayanti dan Made Sudarma (2008) juga menyatakan bahwa perusahaan akan lebih memilih KAP dengan kualitas yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan dan meningkatkan reputasi perusahaan di mata pemakai laporan keuangan, sehingga perusahaan yang diaudit oleh KAP yang berafiliasi the big four kemungkinan kecil untuk berpindah KAP. 2.2.12 Pengaruh Persentase Perubahan ROA Terhadap Auditor Switching Persentase perubahan ROA (Return on Asset) merupakan salah satu proksi dari reputasi klien/client reputation (Mardiyah, 2002 dalam Shulamite Damayanti dan Made Sudarma, 2008). Semakin tinggi nilai ROA berarti semakin efektif pengelolaan aktiva yang dimiliki perusahaan dan semakin baik pula prospek bisnisnya (Susan dan Estralita Trisnawati, 2011). Perusahaan yang memiliki nilai ROA semakin rendah cenderung mengganti auditornya karena mengalami penurunan kinerja sehingga prospek bisnisnya menurun. Dalam hal ini berarti kondisi keuangan perusahaan menurun yang mengakibatkan manajemen cenderung mencari auditor baru yang bisa menyembunyikan keadaan perusahaan.

37 2.2.13 Pengaruh Kesulitan Keuangan Terhadap Auditor Switching Kondisi perusahaan klien yang terancam bangkrut cenderung meningkatkan evaluasi subjektivitas dan kehati-hatian auditor. Dalam kondisi seperti ini suatu perusahaan akan cenderung melakukan auditor switching. Auditor switching juga bisa disebabkan karena perusahaan sudah tidak lagi memiliki kemampuan untuk membayar biaya audit yang dibebankan oleh KAP yang diakibatkan penurunan kemampuan keuangan perusahaan (Evi Dwi Wijayani dan Indira Januarti, 2011). Selain itu, Mohammad Hudaib dan T.E Cooke (2005) juga menyatakan bahwa perusahaan dengan tekanan finansial cenderung untuk mengganti KAP dibandingkan dengan perusahaan yang lebih sehat. 2.2.14 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Auditor Switching Perusahaan akan mengganti auditor lain jika perusahaan menganggap auditor yang lama tidak dapat memenuhi tuntutan mereka, atau mereka akan cenderung mengganti dengan KAP yang lebih besar untuk meningkatkan prestise, sehingga di mata stakeholder citra perusaaan dapat meningkat. Joher, et al., 2000 dalam Juniarti dan Nelly Kawijaya (2002) menyatakan bahwa manajemen memerlukan auditor yang lebih berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan pertumbuhan perusahaan yang cepat. Jika hal ini tidak bisa dipenuhi, kemungkinan besar perusahaan akan mengganti auditor yang ada saat ini. 2.3 Kerangka Pemikiran Berdasarkan telaah pustaka serta beberapa penelitian terdahulu, maka peneliti mengindikasikan faktor-faktor dalam melakukan pergantian KAP dilihat dari opini auditor, pergantian manajemen, ukuran KAP, persentase perubahan

38 sroa, kesulitan keuangan dan pertumbuhan perusahaan. Untuk membantu dalam memahami faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap pergantian KAP diperlukan suatu kerangka pemikiran. Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan diatas, disusun hipotesis yang merupakan alur pemikiran dari peneliti., kemudian digambarkan dalam kerangka teoritis yang disusun sebagai berikut: Opini Auditor Pergantian Manajemen Ukuran KAP Persentase Perubahan ROA Auditor Switching Kesulitan Keuangan Pertumbuhan Perusahaan Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 2.4 Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah perumusan jawaban sementara terhadap suatu masalah yang akan diteliti. Kemudian hipotesis harus diuji dan dibuktikan kebenarannya berdasarkan fakta yang diperoleh dari penelitian, maka hipotesis diajukan sebagai alternative untuk diterima atau ditolak. Berdasarkan penelitian

39 terdahulu serta pembahasan dan landasan teori yang ada maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H1 : opini auditor, Pergantian manajemen, ukuran KAP, Persentase perubahan ROA, kesulitan keuangan, dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap keputusan perusahaan di Indonesia untuk melakukan auditor switching?