Kepada Yth: Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi RI Melalui Ketua Mahkamah Konstitusi RI Di Tempat. Dengan hormat

dokumen-dokumen yang mirip
Profil PBHI Wednesday, 07 September :45 - Last Updated Tuesday, 25 February :36

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 33/PUU-XIV/2016 Kewenangan Mengajukan Permintaan Peninjuan Kembali. Anna Boentaran,. selanjutnya disebut Pemohon

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 37/PUU-X/2012 Tentang Peraturan Perundang-Undangan Yang Tepat Bagi Pengaturan Hak-Hak Hakim

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 20/PUU-XIV/2016 Perekaman Pembicaraan Yang Dilakukan Secara Tidak Sah

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 45/PUU-XIV/2016 Kewenangan Menteri Hukum dan HAM dalam Perselisihan Kepengurusan Partai Politik

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 2/PUU-XVI/2018 Pembubaran Ormas

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA : 33/PUU-X/2012

I. PEMOHON Tomson Situmeang, S.H sebagai Pemohon I;

Kuasa Hukum : - Fathul Hadie Utsman, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 20 Oktober 2014;

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 99/PUU-XIV/2016 Korelasi Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tertentu dan Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tidak Tertentu

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 33/PUU-XIV/2016 Kewenangan Mengajukan Permintaan Peninjuan Kembali. Anna Boentaran,. selanjutnya disebut Pemohon

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 24/PUU-XII/2014 Pengumuman Hasil Penghitungan Cepat

PUTUSAN MK DAN PELUANG PENGUJIAN KEMBALI TERHADAP PASAL PENCEMARAN NAMA BAIK. Oleh: Muchamad Ali Safa at

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 66/PUU-X/2012 Tentang Penggunaan Bahan Zat Adiktif

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 24/PUU-XII/2014 Pengumuman Hasil Penghitungan Cepat

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 74/PUU-IX/2011 Tentang Pemberlakuan Sanksi Pidana Pada Pelaku Usaha

OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara terhadap Undang-Undang Dasar 1945.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 27/PUU-XIII/2015 Status Pegawai Honorer dengan Berlakunya Undang-Undang Aparatur Sipil Negara

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 66/PUU-XII/2014 Frasa Membuat Lambang untuk Perseorangan dan Menyerupai Lambang Negara

DEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 122/PUU-XIII/2015 Penggunaan Tanah Hak Ulayat untuk Usaha Perkebunan

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 63/PUU-XII/2014 Organisasi Notaris

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 80/PUU-XII/2014 Ketiadaan Pengembalian Bea Masuk Akibat Adanya Gugatan Perdata

DEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA. Diterima dan diumumkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948 melalui resolusi 217 A (III)

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 105/PUU-XIV/2016 Kewajiban Mematuhi Putusan Mahkamah Konstitusi

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 62/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 53/PUU-XIV/2016 Persyaratan Menjadi Hakim Agung dan Hakim Konstitusi

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Perkara Nomor 3/PUU-V/2007

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 55/PUU-IX/2011 Tentang Peringatan Kesehatan dalam Promosi Rokok

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 31/PUU-XIV/2016 Pengelolaan Pendidikan Tingkat Menengah Oleh Pemerintah Daerah Provinsi

Kuasa Hukum Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc., dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 2 Maret 2015.

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 33/PUU-XI/2013 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 24/PUU-XV/2017 Penyelesaian Perselisihan Kepengurusan Partai Politik

Memutus Rantai Pelanggaran Kebebasan Beragama Oleh Zainal Abidin

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 15/PUU-XIII/2015

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 95/PUU-XIV/2016 Syarat Pendidikan Hukum untuk Profesi Advokat

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 99/PUU-XIII/2015 Tindak Pidana Kejahatan Yang Menggunakan Kekerasan Secara Bersama-Sama Terhadap Barang

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 5/PUU-XIII/2015 Pengecualian Pembina dalam Menerima Gaji, Upah, atau Honorarium Pengurus

I. PEMOHON Indonesian Human Rights Comitee for Social Justice (IHCS) yang diwakilkan oleh Gunawan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 76/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 18/PUU-IX/2011 Tentang Verifikasi Partai

DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 4 / PUU-X / 2012 Tentang Penggunaan Lambang Negara

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 43/PUU-XIV/2016 Kewenangan Jaksa Agung Untuk Mengenyampingkan Perkara Demi Kepentingan Umum

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 9/PUU-XIII/2015 Pengangkatan sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 74/PUU-XIV/2016 Frasa mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya dalam UU ITE

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 5/PUU-XIII/2015 Pengecualian Pembina dalam Menerima Gaji, Upah, atau Honorarium Pengurus

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 38/PUU-VIII/2010 Tentang Pengujian UU No. 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD Hak Recall

No ekonomi. Akhir-akhir ini di Indonesia sering muncul konflik antar ras dan etnis yang diikuti dengan pelecehan, perusakan, pembakaran, perkel

I. PEMOHON Kasmono Hadi, S.H, sebagai Pemohon.

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 54/PUU-X/2012 Tentang Parliamentary Threshold dan Electoral Threshold

Daftar Pustaka. Glosarium

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 28/PUU-XIII/2015 Materi Kesehatan Reproduksi Dalam Sistem Pendidikan Nasional

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 86/PUU-XII/2014 Pengangkatan Tenaga Honorer/Pegawai Tidak Tetap

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN

PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DPR Rl TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 28/PUU-XV/2017 Makar dan Permufakatan Jahat

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 39/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 39/PUU-XII/2014 Hak Memilih

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 85/PUU-XII/2014 Pemilihan Pimpinan DPRD Kabupaten/Kota

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 108/PUU-XIV/2016 Peninjauan Kembali (PK) Lebih Satu Kali

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

PUTUSAN. Nomor 024/PUU-IV/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di mana pers berada. 1. kemasyarakatan yang berfungsi sebagai media kontrol sosial, pembentukan

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 41/PUU-XIII/2015 Pembatasan Pengertian dan Objek Praperadilan

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 15/PUU-X/2012 Tentang Penjatuhan Hukuman Mati

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 8/PUU-XVI/2018 Tindakan Advokat Merintangi Penyidikan, Penuntutan, dan Pemeriksaan di Sidang Pengadilan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 31/PUU-XI/2013 Tentang Pemberhentian Oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 129/PUU-XIII/2015 Sistem Zona Dalam Pemasukan (Impor) Hewan Ternak

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 38/PUU-XI/2013 Tentang Penyelenggaraan Rumah Sakit

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 82/PUU-XI/2013 Pengaturan Organisasi Kemasyarakatan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 126/PUU-XIII/2015 Yurisprudensi Mahkamah Agung Mengenai Bilyet Giro Kosong

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 89/PUU-XII/2014 Pemilihan Pimpinan Badan Kelengkapan Dewan dan Keterwakilan Perempuan

Perihal: Permohonan Pengujian Pasal 31 ayat (4) UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 103/PUU-XIII/2015 Penolakan Pendaftaran Calon Peserta Pemilukada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA : 40/PUU-X/2012

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 18/PUU-XV/2017 Daluwarsa Hak Tagih Utang Atas Beban Negara

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 75/PUU-XV/2017

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian materiil Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UU 8/1999).

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 40/PUU-XIII/2015 Pemberhentian Sementara Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor /PUU-VII/2009 Tentang UU Tindak Pidana Terorisme Tindak pidana terorisme

Hak Beribadah di Indonesia Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 4 Agustus 2015; disetujui: 6 Agustus 2015

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

I. PEMOHON Bastian Lubis, S.E., M.M., selanjutnya disebut Pemohon.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 9/PUU-XIV/2016 Upaya Hukum Kasasi dalam Perkara Tindak Pidana Pemilu

PERNYATAAN UMUM TENTANG HAK-HAK ASASI MANUSIA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 60/PUU-XI/2013 Badan Hukum Koperasi, Modal Penyertaan, Kewenangan Pengawas Koperasi dan Dewan Koperasi Indonesia

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 19/PUU-XIII/2015 Batas Waktu Penyerahan/Pendaftaran Putusan Arbitrase Internasional

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian materiil Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UU 8/1999).

KUASA HUKUM Alvon Kurnia Palma, S.H., dkk, yang tergabung dalam Tim Advokasi Anti Komersialisasi Pendidikan.

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 56/PUU-XIII/2015 Kualifikasi Pemohon dalam Pengujian Undang-Undang dan Alasan yang Layak dalam Pemberian Grasi

Prinsip Dasar Peran Pengacara

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS

KUASA HUKUM Ir. Tonin Tachta Singarimbun, S.H., dkk berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 28 Februari 2013

Transkripsi:

No : 173/Eks/Ketua-PBHI/VII/08 Hal : Tambahan Informasi dalam perkara Nomor 14/PUU-VI/2008 Tentang Pengujian Pasal 310 ayat (1), Pasal 310 ayat (2), Pasal 311 (1), Pasal 316, dan Pasal 207 KUHP terhadap UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Lamp : - Kepada Yth: Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi RI Melalui Ketua Mahkamah Konstitusi RI Di Tempat Dengan hormat Yang Mulia Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi Perkenankan kami, Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Indonesia (PBHI), hendak mengajukan tambahan informasi untuk mendukung permohonan Pengujian Pasal 310 ayat (1), Pasal 310 ayat (2), Pasal 316, dan Pasal 207 KUHP terhadap UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang diajukan oleh Risang Bima Wijaya, SH dan Bersihar Lubis. Oleh karena itu, tambahan informasi ini kami ajukan melalui Tim Kuasa Hukum dari Para Pemohon, Lembaga Bantuan Hukum Pers (LBH Pers), untuk dapat memberikan informasi kepada Yang Mulia Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi terkait dengan kebebasan berekspresi dan kebebasan berpendapat di Indonesia. 1. Bahwa PBHI (Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia Indonesian Legal Aid and Human Rights Association) adalah perkumpulan yang berbasis anggota individual dan bersifat non-profit yang 1

didedikasikan bagi pemajuan dan pembelaan hak-hak manusia (promoting and defending human rights) tanpa membeda-bedakan suku, agama, warna kulit, etnis, jender, status dan kelas sosial, karir dan profesi maupun orientasi politik dan ideologi. PBHI didirikan pada 5 November 1996 di Jakarta melalui Kongres yang diikuti 54 orang anggota pendiri sebagai wadah berhimpun setiap orang yang peduli atas hak-hak manusia dengan mengutamakan keberagaman. 2. Bahwa PBHI sejak didirikannya telah dikenal di masyarakat sebagai organisasi yang memiliki perhatian dan kepedulian yang tinggi dan selalu berusaha melakukan advokasi terhadap setiap pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi di Indonesia. 3. Bahwa kepentingan dari Para Pemohon dalam mengajukan permohonan pengujian ini adalah terkait erat dengan kepentingan dari PBHI untuk mempromosikan Hak Asasi Manusia di Indonesia 4. Bahwa Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia yang disetujui melalui Resolusi Majelis Umum PBB 217 A (III) pada 10 Desember 1948 telah menjadi deklarasi bersejarah yang menunjukkan pengakuan bangsa-bangsa beradab di dunia akan pentingnya jaminan perlindungan Hak Asasi Manusia dan untuk melindungi seluruh umat manusia dari perbuatan-perbuatan bengis yang menimbulkan kengerian dan kemarahan dalam hati umat manusia 5. Bahwa dalam Alinea II Mukadimah Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dinyatakan...dan terbentuknya suatu dunia dimana manusia akan mengecap kenikmatan kebebasan berbicara dan agama dan kebebasan dari ketakutan dan kekurangan telah dinyatakan sebagai aspirasi tertinggi dari rakyat jelata 6. Bahwa dengan diterimanya Indonesia sebagai salah satu anggota PBB berarti Indonesia telah menyatakan kepercayaan dan keniscayaan akan pentingnya Hak Asasi Manusia sebagai mana dinyatakan dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia 7. Bahwa Pasal 19 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dinyatakan bahwa setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat dalam hak ini termasuk kebebasan mempunyai pendapat-pendapat dengan tidak mendapat gangguan, dan unutk mencari, menerima, dan menyampaikan keteranganketerangan dan pendapat-pendapat dengan cara apapun dan dengan tidak memandang batas-batas 2

8. Bahwa meski Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia bukanlah dokumen hukum yang mengikat, namun keberadaannya adalah sebagai pedoman pelaksanaan umum bagi semua bangsa dan negara, tidak terkecuali Indonesia. 9. Bahwa melalui Resolusi Majelis Umum PBB No 2200A (XXI) pada 16 Desember 1966 telah disetujui dan terbuka untuk ditanda-tangani, pengesahan, dan penyertaan suatu dokumen hukum yang lebih mengikat yang dikenal dengan Kovenan Internasional Hak-Hak Sipil dan Politik. 10. Bahwa kebebasan berekspresi dan kebebasan berpendapat dalam Kovenan Internasional Hak-hak Sipil dan Politik diatur dalam Pasal 19 ayat (1) yang menyatakan (1) setiap orang berhak untuk mempunyai pendapat tanpa mengalami gangguan dan Pasal 19 ayat (2) yang menyatakan Setiap orang berhak untuk menyatakan pendapat/mengungkapkan diri; dalam hal ini termasuk kebebasan untuk mencari, menerima, dan memberikan informasi/keterangan dan segala macam gagasan tanpa memperhatikan pembatasan-pembatasan, baik secara lisan maupun tulisan atau tercetak, dalam bentuk seni, atau sarana lain menurut pilihannya sendiri 11. Bahwa dalam Pasal 2 ayat (2) Kovenan Internasional Hak-hak Sipil dan Politik dinyatakan bahwa Apabila belum diatur dalam ketentuan perundangundangan atau kebijakan lainnya yang ada, setiap Negara Pihak dalam Kovenan ini berjanji untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan, sesuai dengan proses konstitusinya dan dengan ketentuan - ketentuan dalam Kovenan ini, untuk menetapkan ketentuan perundang-undangan atau kebijakan lain yang diperlukan untuk memberlakukan hak-hak yang diakui dalam Kovenan ini. 12. Bahwa Indonesia telah meratifikasi Kovenan Internasional Hak-hak Sipil dan Politik melalui UU No 12 Tahun 2005, dengan sendirinya juga membawa akibat bahwa Indonesia berjanji untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan, sesuai dengan proses konstitusinya dan dengan ketentuan - ketentuan dalam Kovenan aquo, untuk menetapkan ketentuan perundangundangan atau kebijakan lain yang diperlukan untuk memberlakukan hakhak yang diakui dalam Kovenan aquo. 13. Bahwa meski Indonesia telah meratifikasi Kovenan Internasional Hak-hak Sipil dan Politik, namun ternyata tidak membawa perubahan yang positif dalam memberikan jaminan perlindungan sebagaimana dimaksud dalam 3

Kovenan aquo termasuk juga memberikan jaminan perlindungan yang memadai terhadap kebebasan berekspresi dan kebebasan berpendapat 14. Bahwa kebebasan berekspresi dan kebebasan berpendapat adalah milik dari seluruh rakyat Indonesia dan bukan hanya kebebasan atau hak yang hanya dapat dinikmati oleh kalangan tertentu saja 15. Bahwa jeratan terhadap aktivitas kebebasan berekspresi dan kebebasan berpendapat tidak hanya terdapat dalam KUHP namun sangat banyak ditemukan dalam berbagai peraturan perundang-undangan di Indonesia. 16. Bahwa UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik khususnya pada Pasal 27 ayat (3) dan Pasal 28 ayat (2) dapat menjerat setiap orang yang terlibat dalam aktivitas kebebasan berekspresi dan kebebasan berpendapat di ranah maya 17. Bahwa pelarangan terhadap kebebasan berekpresi tidak hanya dapat ditemukan dalam level undang-undang namun juga dapat ditemukan dalam kebijakan pemerintah terkait dengan pelarangan buku dan atau karya seni untuk ditampilkan dan/atau diperjualbelikan di depan umum. 18. Bahwa sebagai contoh terkait dengan pelarangan buku, Kejaksaan Agung melalui Jaksa Agung Muda Bidang Intelejen pada 5 Maret 2007 telah melakukan pelarangan peredaran buku teks pelajaran SMP dan SMU setingkat dengan alasan karena tidak mencantumkan kebenaran sejarah tentang pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun pada 1948 dan Peristiwa Pemberontakan PKI pada 1965. 19. Bahwa pelarangan buku juga masih menimpa pada setiap karangan dari salah seorang sastrawan Indonesia, Alm. Pramoedya Ananta Toer. Meski bukunya secara resmi masih dilarang, namun pada prakteknya saat ini buku tersebut dapat beredar secara luas. Namun kebijakan yang belum pernah dicabut ini sewaktu-waktu dapat juga diterapkan kembali 20. Bahwa kebebasan berekspresi dan kebebasan berpendapat adalah salah satu hal dan/atau prinsip penting untuk melakukan kontrol terhadap praktek penyelenggaraan negara yang dilakukan oleh para pejabat dan/atau tokoh masyarakat 4

21. Bahwa tanpa kontrol dari masyarakat, maka pengelolaan dan penyelenggaraan negara hanya akan jatuh pada segelintir elit dan pengaturan-pengaturan yang menjerat aktivitas kebebasan berekpresi dan kebebasan berpendapat adalah ditujukan untuk melindungi kepetingan sekelompok kecil orang yang menikmati atau mengambil keuntungan dari salah urusnya pengelolaan dan penyelenggaraan negara 22. Bahwa Pasal 310 ayat (1), Pasal 310 ayat (2), Pasal 311 ayat (1), Pasal 316, dan Pasal 207 KUHP jelas telah mengingkari dan berlawanan dengan semangat dari UUD 1945, Deklarasi Universal HAM, dan Kovenan Internasional Hak Sipil dan Politik karena dapat menghambat, mengganggu, dan membunuh kebebasan berekspresi dan kebebasan berpendapat di Indonesia yang telah dijamin dalam Pasal 28 E ayat (2), Pasal 28 E ayat (3), Pasal 28 F, dan Pasal 28 I UUD 1945 Berdasarkan pertimbangan dan alasan-alasan diatas, maka kami memohon kepada Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia untuk mengabulkan Permohonan dari Para Pemohon untuk seluruhnya. Apabila Mahkamah Konstitusi berkenan untuk mengabulkan permohonan dari Para Pemohon terkait dengan Pasal 310 ayat (1), Pasal 310 ayat (2), Pasal 311 ayat (1), Pasal 316, dan Pasal 207 KUHP, maka putusan Mahkamah akan membawa angin segar perubahan baru bagi kebebasan berekspresi dan kebebasan berpendapat di Indonesia. Jakarta, 22 Juli 2008. Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Indonesia Badan Pengurus Nasional Syamsuddin Radjab, SH, MH Ketua 5