LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SELASAR SENI INSTALASI SUNARYO SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PUSAT SENI RUPA YOGYAKARTA

SOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KOMPLEK GALERI SENI LUKIS di DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 2013

[ORAT ORET ARTSPACE] TA 131/53 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULLUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Fenomena

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( LP3A ) SHOPPING MALL DI BUKIT SEMARANG BARU. Diajukan Oleh : Rr. Sarah Ladytama L2B

SELASAR SENI RUPA KONTEMPORER DI SURAKARTA (Penekanan Desain Arsitektur Morphosis)

GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang GALERI SENI RUPA SINGARAJA

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran yang hendak dicapai dengan adanya Wedding Hall ini adalah:

ABSTRAK. Kata Kunci: Artspace, Galeri, Orat Oret, Seni

PEKALONGAN BATIK CENTER

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. TAMAN BUDAYA DI TEGAL (Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular)

Pusat Seni dan Arsitektur Kontemporerm di Bandung

Pusat Seni Rupa Kontemporer untuk Anak-Anak di Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. Redesain Pusat Kegiatan Budaya Melayu di Pekanbaru 1

GEDUNG PAMER DAN LAYANAN PURNA JUAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

HOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

Gedung Pameran Seni Rupa di Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

GALERI ARSITEKTUR JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PASAR SENI DI DJOGDJAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1 diakses tanggal 25 Juni 2009.

RESORT HOTEL DI TAMAN BALEKAMBANG SURAKARTA

PUSAT SENI DAN KERAJINAN KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Semarang Central Library. Shafira Eka Hariananda /

CITY HOTEL BINTANG EMPAT DI SEMARANG

VILLA RESORT DI KAWASAN WISATA BANDUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. LP3A Teater Universitas Diponegoro, Semarang. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGEMBANGAN BUMI PERKEMAHAN PENGGARON KABUPATEN SEMARANG

YAMAHA MUSIK INDONESIA CENTER DI SEMARANG

LP3A Tugas Akhir Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Diponegoro Tembalang

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Seni Rupa di Yogyakarta dengan Analogi Bentuk Page 1

PUSAT KONVENSI DAN EKSHIBISI DI SURABAYA (CONVENTION AND EXHIBITION CENTER DISURABAYA) Dengan penekanan desain Arsitektur Post Modern

SMK Pariwisata Bertaraf International di Semarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Gigih Juangdita

KOMPLEK GEDUNG KESENIAN SOETEDJA PURWOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Seni Fotografi Semarang. Ilham Abi Pradiptha Andreas Feininger, Photographer,

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

CITY HOTEL BINTANG EMPAT DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN TUGAS AKHIR 135. LP3A - Beachwalk Mall di Tanjung Pandan, Belitung

DIGITAL ART GALLERY DI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya ini dibuktikan dengan banyaknya pusat perbelanjaan dibangun

Gambar 1. 1 : Keindahan Panorama Bawah Laut Pulau Biawak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN

PUSAT KESENIAN JAWA TENGAH DI SEMARANG

UNIVERSITAS DIPONEGORO LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

SEMARANG CONVENTION HALL

Redesain Taman Budaya Raden Saleh Semarang 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HOTEL WISATA DI KAWASAN MARITIM KOTA BAU-BAU (DI SEKITAR PANTAI LAKEBA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( LP3A ) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN FARMING DI PATI. Diajukan Oleh : Risdiana Fatimah

BAB I PENDAHULUAN. diakes pada tanggal 24 April 2014

PUSAT RUMAH MODE (FASHION HOUSE CENTER) DI BANDUNG

SEASIDE HOTEL DI JEPARA BAB I PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG I.1.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

MUSEUM BATIK PEKALONGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Galeri Seni Lukis Yogyakarta

HILLSIDE HOTEL DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek Gambar 1.1. Diagram Kebutuhan Maslow

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SARANA REKREASI WISATA ALAM CURUG SEWU KENDAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MUSEUM BATIK DI YOGYAKARTA

APARTEMEN DI BEKASI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN SOBOKARTTI SEBAGAI JAVA HERITAGE CENTER

BAB I PENDAHULUAN. Nur Muladica Gedung Fotografi di kota Semarang

BAB I PENDAHULUAN CITY HOTEL DI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan Umum dengan Konsep Edutainment di Yogyakarta Penekanan Desain Arsitektur Organik. 1.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN

REDESAIN HOTEL Kledung Temanggung BAB I PENDAHULUAN

PASAR FESTIVAL INDUSTRI KERAJINAN DAN KULINER JAWA TENGAH

SEMARANG MUSIC CENTER

REDESAIN PUSAT KESENIAN JAKARTA - TAMAN ISMAIL MARZUKI (PKJ - TIM)

ASRAMA TARUNA DI AKADEMI KEPOLISIAN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN. Akademi Kepolisian atau lebih dikenal dengan singkatan Akpol, adalah

LEMBAR PENGESAHAN LP3A. Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur. Judul : GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI SEMARANG.

BAB I PENDAHULUAN GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SEMARANG LP3A TUGAS AKHIR 138

PERPUSTAKAAN HIBRIDA DI KOTA BOGOR TA 127

CITY HOTEL BINTANG 3 DI PEKALONGAN

Transkripsi:

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SELASAR SENI INSTALASI SUNARYO SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik DIAJUKAN OLEH : MART ACHMAD TRIYANTO L201 93 8398 PERIODE 67 APRIL JULI 1999 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 1999

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aktualitas Pameran seni rupa yang banyak diadakan di galeri galeri seni dan di lobby lobby hotel saat ini masih bersifat komersial, sehingga sulit ditarik benang merahnya terhadap perkembangan dan asresiasi seni rupa di Indonesia. Karya karya seni rupa akan lebih memasyarakat bila dikenalkan pada masyarakat, misalnya melalui pameran. Tetapi belakangan ini pameran tersebut sering mengambil tempat di lobby lobby hotel ataupun di lobby lobby mall, bukan disebuah galeri seni atau di sebuah ruang pamer, seperti pada pameran seni Contempo Art 98 yang diadakan kafe Mirota gedung Aspac Semarang. Hal ini mengakibatkan sisi komersial kegiatan ini lebih dominant disbanding memberi kontribusi pada dunia seni rupa karena biaya penyewaan tempat yang relative tinggi. Sejalan dengan hal ini Sunaryo mewujudkan wadah yang dapat menampung kegiatan yang sekitarnya berguna bagi perkembangan dan aspirasi seni rupa di masyarakat. Snaryo adalah seorang perupa Indonesia yang telah diakui dunia internasional karena karyanya yang inspiratif dengan prinsip prinsip kontemporer serta senantiasa menggali kebudayaan tradional Indonesia. Originalitas Setelah dicanagkannya seni rupa kontemporer Indonesia masuk frum dunia yang juga didukung oleh dana yang begitu besar dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada awal delapan puluhan, membuat Sunaryo sangat konsern akan hal ini, maka Sunaryo mewujudkan sebuah galeri yang tidak bersifat komersial yaitu galeri yang merupakan hasil sinergi antara sang perupa dengan sang arsitek sebagai penerjemah konsep konsep dan filosofi Sunaryokedalam bangunan arsitektur Selasar Seni Sunaryo di Bandung. Selasar Seni Sunaryo di Bandung sebagai sebuah galeri yang menurut Sunaryo merupakan sebuah jembatan yang paling konkret bagi pengabdiannya kepada dunia seni rupa, bangsa Negara dan generasi yang akan

dating. Selasar Seni adalah sebuah tempat menyimpan serta memamerkan karya karya seni rupa Sunaryo yang juga dapat menampung kegiatan kegiatan yang berhubungan dengan apresiasi seni rupa di Indonesia khususnya seni kontemporer. Urgensi Dewasa ini perupa Indonesia sudah punya kedudukan tersendiri, namun demikian dalam dalam perjalanan seni rupa modern pada umumnya tampak seni likes mendominasi arena seni Indonesia. Hal ini dikarenakan pameran seni lukis dan galeri seni lukis lebih banyak dibandingkan dengan cabang seni rupa lain baik seni patung, seni keramik, seni grafis maupun seni instalasi. Melihat kenyataan ketimpangan antara cabang seni lukis dibanding cabang seni rupa lain khususnya seni instalasi serta makna sebuah selasar seni bagi Sunaryo yang menunjukan bahwa Sunaryo masih mempunyai banyak gagasan/pikiran dan keinginannya untuk terus berkarya, maka Selasar Seni Sunaryo di Bandung masih memerlukan perencanaan dan pengmbangan selanjutnya, maka direncanakanlah pembangunan Selasar Seni Sunaryo di Semarang. Table 1. Jumlah Pengunjung Objek Wisata di Semarang Tahun Jumlah Pengunjung 1996 152.448 orang 1997 196.949 orang 1998 211.265 orang Sumber : Dinas Pariwisata Kotamadya Dati II Kegiatan apresisasi seni di Semarang seolah padam karena masyarakatnya senderung berorientasi ke sektor bisnis dan ekonomi. Banyak upaya telah dilakukan, seperti diadakannya pameran seni rupa dengan judul Introspeksi di Graha Santika Semarang yang memamerkan karya perupa Prof. Drs. Suwaji Bastomi, dengan misi menggairahkan apresiasi seni di Semarang yang masih sangat kurang, pameran ini cukup banyak pemintanya dilihat dari sisi pengunjung. Perencanaan Selasar Seni Instalasi Sunaryo Semarang adalah dengan memandang minat pengunjung terhadap objek wisata yang berhubungan dengan seni dan budaya yang cukup tinggi, (lihat table 1). Table diatas menunjukan peningkatan jumlah penunjung di Kotamadya Dati II Semarang dalam tigatahun terakhir. Maka Semarang dapat menjadi objek untuk

digairahkannya kegiatan seni dan budaya oleh adanya Selasar Seni Instalasi Sunaryo Semarang. Selasar Seni ini diharapkan dapat menampung berbagai kegiatan apresiasi seni yang belum ada, bagi perupa yang ada di kota Semarang dan perupa Indonesia pada umumnya. B. TUJUAN DAN SASARAN Pembahasan Landasan Program Perencanaan dan Perncangan Arsitektur (LP3A) ini bertujuan untuk merencanakan Selasar Seni Instalasi Sunaryo Semarang agar sesuai dengan pertimbangan dan persyaratan yang akan diuraikan lebih lanjut. Sedangkan sasaran yang akan dicapai adalah ditemukannya konsep konsep perencanaan dan perancangan arsitektur untuk bangunan Selasar Seni Instalasi Sunaryo Semarang. C. RUANG LINGKUP Pembahasan LP3A dilakukan penekanan pembahasan pada perwujudan Selasar Seni Instalasi Sunaryo Semarang baik secara konseptual maupun secara kontekstual serta dibatasi kepada Selasar Seni Sunaryo sebagai wadah karya seni instalasi dengan menggunakn penekanan desain arsitektur post modern. D. METODE PEMBAHASAN LP3A ini dalam pembahasannya dilakukan dengan metode deskriptif dokumentatif dengan cara mengumpulkan data dengan cara : 1. Data Primer Data primer diperoleh dengan menlakukan wawancara langsung terhadap pihak pihak terkait dan melakukan observasi/pengamatan secara langsung terhadp pihak Selasar Seni Sunaryo di Bandung. 2. Data Sekunder Diperoleh dengan melakukan studi terhadap literatur literatur yang digunakan sebagai acuan perencanaan dan perancangan Selasar Seni Sunaryo Semarang. Data data tersebut diatas telah dibahas secara lengkap dalam prolog LP3A Seminar dengan judul Penerapan Arsitektur Lokal pada Selasar Seni Sunaryo yang

nantinya data data tersebut akan diulas kembali secara global ataupun disisipkan secara langsung pada pembahasan Selasar Seni Instalasi Sunaryo Semarang. E. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Pembahasan ini digunakan sistematika sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Berisi aktualisasi, origanalitas serrta urgensi terhadap Selasar Seni Instalsi Sunaryo Semarang yang dituangkan dalam latar belakang, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, metode pembahasan, dan sistematika pembahasan. Bab II Tinjaun Selasar Seni Melalui Pendekatan Museum dan Galeri Seni Berisi yinjauan mengenai Selasar Seni Sunaryo dari sudut pandang museum dan galeri seni, selain itu berisi pula teori teori, persyaratan serta aspek perencanaan ruang sbuah Selasar Seni. Bab III Sunaryo dalam karya Instalasi Berisi tentang landasan teori seni instalasi, profil Sunaryo sebagai perupa beserta, tinjauan karya seni Sunaryo khususnya karya instalasi dan data data Selasar Seni Sunaryo di Bandung. Bab IV Tinjauan Kotamadya Semarang Berisi mengenai gambaran umum kota Semarang dan potensi pendukung di kota Semarang, serta penggambaran tentang arsitektur local Semarang. Bab V Batasan dan Anggapan Berisi mengenai batasan serta anggapan yang akan digunakan dalam perencanaan dan perancangan Selasar Seni Instalasi Sunaryo Semarang. Bab VI Pendekatan Perencanaan dan Perancangan Berisi pendekatan perencanaan dan perancangan berdasarkan annalisa tentang kajian kajian yang telah dibahas pada bab bab sebelumnya. Bab VII Konsep dan Program Dasar Perancangan Diuraikan mengenai hasil dari analisa program perancangan yang meliputi tujuan perancangan, penekanan desain, program ruang dan perancangan tapak.