KeyWords :Guided Inquiry, student achievement, salt hydrolysis.

dokumen-dokumen yang mirip
Nuriah Habibah*, Erviyenni**, Susilawati*** No.

Widianita*, Elva Yasmi Amran**, dan R. Usman Rery*** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau.

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF LEARNING STARTS WITH A QUESTION (LSQ)

Lita Lufionda Lusca*, Rasmiwetti**, dan Elva Yasmi Amran*** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

Key Words: Question Student Have (QSH), Learning achievement, Solubility and solubility product.

Farita Sukma*, Elva Yasmi Amran **, Rini*** No.

Program studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

Keywords : Learning Strategy FIRE-UP, Learning Achievement, and Hidrolysis of Salt

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF LEARNING START WITH A QUESTION (LSQ)

Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

Susi Lestari*, Rasmiwetti**, R. Usman Rery*** No. Hp :

Melva Suryani*, Susilawati**, R. Usman Rery*** Phone Number:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERMAIN JAWABAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID DI KELAS XI IPA SMA

PEMBERIAN MATERI PRASYARAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDOKS DI KELAS X SMA NEGERI 4 PEKANBARU

Ismawati, Maria Erna, dan Miharty Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau

Department of Chemistry Education Faculty of Teacher Training and Education University of Riau

Fajriyati*, Rasmiwetti**, Roza Linda*** Phone :

Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

Yulita Sari 1, Islamias 2, Armiyus Thaib 3 Program Studi Pendidikan Kimia FKIP, Universitas Riau

Keywords : Active Knowledge Sharing, Learning achievement, Atomic Structure

Dewi Puji Astuti*, Rasmiwetti**, Abdullah*** No Hp :

Miftahul Jannah Karya Ilmiah 8 Desember 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF QUICK ON THE DRAW

APPLIED BUZZ GROUP METHOD FOR STUDENT ACHIEVMENT LEARNING ON THE SUBJECT COLLOID CLASS XI SMA PGRI PEKANBARU

Jalan Gunung Salju Amban Manokwari Papua Barat Abstract. Keywords: Cognitive achievement, Guided inquiry, Learning model

Umi Laeliyah 1, R. Usman Rery 2, Maria Erna 2 No. Hp :

Utari Ramadhani S*, R.Usman Rery**, Johni Azmi*** No. Hp :

Nurrifda*, R. Usman Rery**, Elva Yasmi Amran*** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

Keywords : Cooperative Learning, POE (Predict-Observe-Explain), Learning Achievement.

THE USE OF COOPERATIVE THINK PAIR SHARE (TPS) LEARNING MODEL TO IMPROVE STUDENTS ACHIEVEMENT ON BUFFER SOLUTION AT CLASS XI SAINS SMAN 1 SUNGAI APIT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

Syahrina Irya *, Maria Erna **, Rasmiwetti *** No Hp :

Metoda Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Populasi dan sampel Bentuk Penelitian

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KARTU ARISAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF QUESTION STUDENT HAVE (QSH) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMAN 5 PEKANBARU

Fannia Lestari, Rini, Elva Yasmi Amran Phone :

Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

*

Vezy Relisia, Herdini, dan Rasmiwetti No.

Abdul Rahman*, Herdini**, Roza Linda*** phone:

Khairun Nisa Marwan dan Rita Juliani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Satri Darni *, Rasmiwetti **, dan Sri Haryati ** No.

PEMBERIAN MATERI PRASYARAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA DI KELAS XI SMA NEGERI 1 PEKANBARU

Eplia Maya Ningsih*, Armiyus Thaib**, Rini*** No. Hp :

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

PENGGUNAAN MEDIA PREZI DESKTOP FOREVER UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI DI SMA NEGERI 1 SUNGAI APIT

Rini Astuti*, Maria Erna**, Abdullah*** No.

Fathma Fitriani 1, Jimmi Copriady 2, Lenny Anwar 3

Rizka Nelia Soviana, Rini dan Erviyenni Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

Masithah Irnov 1, Maria Erna 2, Erviyenni 3 No Hp:

Rezki Hidayat*, Maria Erna **, R Usman Rery*** NO Hp:

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE BENAR ATAU SALAH BESERTA ALASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LISTENING TEAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID DI KELAS XI SMAN 10 PEKANBARU

Shinta Riza 1, R Usman Rery 2, Abdullah 3 No.HP: ,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON KELAS X SMA PGRI PEKANBARU

Yuhelmi Wahyu *, Erviyenni, Abdullah. Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

Mita Fresandi*, Roza Linda**, Sri Haryati*** phone:

Sepra Pajar*, Betty Holiwarni**, Sri Haryati*** Phone:

THE USE OF MOTODE PREVIEW QUESTION READ STATE AND TEST

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

Khairiyyah, Elva Yasmi Amran, Susilawati No Hp:

Keyword : Cooperative Learning Make a Match, Student Achievment.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SCRAMBLE DAPAT MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADAPOKOK BAHASAN HIDROKARBON DI KELAS X SMAN 1 UJUNGBATU

No. Hp :

PENERAPAN STRATEGI FORMASI REGU TEMBAK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DI KELAS X SMA NEGERI 5 PEKANBARU

Usman*, Rasmiwetti**, dan Johni Azmi*** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau Abstract

Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

THE APPLICATION OF RECIPROCAL TEACHING TO IMPROVE STUDENT LEARNING ACHIEVEMENT ON THE TOPIC OF HYDROCARBON IN CLASS X SMAN 4 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF COURSE REVIEW HORAY

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

Friska Kristiyanti 1, Rasmiwetti 2, Susilawati Telp :

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe TSOS, Prestasi Belajar ABSTRACT

Asih Dia Ningsih, Islamias, R Usman Rery. Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

Lailly Ramadhani dan Tri Harsono. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan.Jl.Willem Iskandar Pasar V Medan ABSTRAK

Roni Novizal*, Maria Erna**, Johni Azmi** HP:

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA

PEMBERIAN TUGAS MEMBUAT PETA KONSEP (CONCEPT MAP) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID DI KELAS XI IPA MAN 1 BENGKALIS

Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

Surono, Pengaruh model pembelajaran inquiry...

Departement of Chemistry Education Faculty of Teacher s Training and Education University of Riau

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

THE APPLICATION OF LOTTERY CARD MODEL TO IMPROVE STUDENT ACHIEVEMENT ON THE SUBJECT OF REDUCTION AND OXIDATION CLASS X SMAN 5 PEKANBARU

Arif Yasthophi*, Herdini, Abdullah Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

Wahyu Isna Desilia*, Asmadi M. Noer**, Erviyenni *** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau.

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Sari Ayu Sabatini*, Herdini**, Erviyenni*** No.HP:

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Dewi Indriani, Miharty, dan Jimmi Copriady Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

Sri Rahayu Lestari*, Herdini**, Roza Linda*** no. hp: **

Risaftia Andini 1, Johni Azmi 2, Jimmi Copriady 2 No.

THE APPLICATION OF GUIDED DISCOVERY LEARNING MODEL TO IMPROVE STUDENTS LEARNING ACHIEVEMENT IN HYDROCARBON SUBJECT AT CLASS X OF SMA NEGERI 2 KAMPAR

Annisaul Khasanah Wulandari, Elva Yasmi Amran, Jimmi Copriady ,

dipahami siswa dengan baik sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang dibuktikan dengan rendahnya nilai ulangan harian siswa.

Ria Septiana, Ila Rosilawati, Tasviri Efkar, Noor Fadiawati, Nina Kadaritna Pendidikan Kimia, Universitas Lampung

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI DI KELAS XI MIA SMAN 10 PEKANBARU

THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN STUDENT S LEARNING OUTCOMES

Transkripsi:

1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PEKANBARU Relysa Karenta*, Rasmiwetti**, R. Usman Rery *** Email : karensduty@yahoo.com No.Hp 081378826535 Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau Abstrack : This research aimed to know the effectiveness of guided inquiry learning model in improving the student achievement in class XI IPA SMAN 5 Pekanbaru. This research was a quasi experiment with randomized group pretest-posttes design. The sample of this study was XI IPA 5 as experiment class and XI IPA 6 as control class after being tested for normality and homogeneity tests. Normality test was performed using Liliefors test. The results of the Liliefors normality test obtained for all the data (material prerequisites, pretest, and posttest) normal distribution where L maks L tabel. The results of the homogeneity test, of F hitung <F tabel (1.23 <1.72 with α = 0.05, dk(36.36)) which means that the samples have the same variance (homogeneous). Data analysis technique used was t-test, obtained t hitung t table (2.398> 1.67 with dk = n 1 + n 2-2 and α = 0.05) means that the application of guided inquiry learning model gave effect of 8.02% to the improvement of the student achievement. KeyWords :Guided Inquiry, student achievement, salt hydrolysis.

2 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PEKANBARU Relysa Karenta*, Rasmiwetti**, R. Usman Rery *** Email : karensduty@yahoo.com No.Hp 081378826535 Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau Abstrack : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap peningkatan prestasi belajar siswa di kelas XI IPA SMA Negeri 5 Pekanbaru. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan desain randomized group pretest-posttest. Sampel penelitian adalah kelas XI IPA 5 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 6 sebagai kelas kontrol setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji liliefors. Hasil uji normalitas liliefors diperoleh untuk keseluruhan data (materi prasyarat, pretest, dan posttest) berdistribusi normal dimana L maks L tabel. Hasil uji homogenitas, F hitung < F tabel (1,23 <1,72 dengan α = 0,05,dk (36,36) ) yang berarti sampel mempunyai varians yang sama (homogen). Teknik analisa data yang digunakan adalah ujit, diperoleh t hitung t tabel (2,398 > 1,67 dengan dk = n 1 + n 2 2 dan α = 0,05) artinya penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan pengaruh sebesar 8,02 % terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. Kata Kunci : inkuiri terbimbing (guided inquiry), prestasi belajar, hidrolisi garam.

3 PENDAHULUAN Belajar merupakan aktivitas seorang untuk mengetahui, memahami serta mengerti sesuatu yang menyebabkan terjadi perubahan tingkah laku pada diri seseorang. Kegiatan belajar merupakan kegiatan paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan disekolah (Slameto, 2003). Kegiatan belajar dalam pendidikan formal tidak terlepas dari proses kegiatan belajar di sekolah. Agar proses pembelajaran berjalan dengan baik, maka seorang guru selain menguasai materi, dituntut juga menguasai model yang dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit dipahami oleh siswa karena pokok bahasan hidrolisis garam merupakan pelajaran kimia yang membutuhkan pemahaman, penalaran serta kemampuan perhitungan yang baik untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Untuk itu diperlukan usaha agar materi itu dapat bertahan lama diingatan peserta didik. Berdasarkan informasi dari salah seorang guru kimia kelas XI SMA Negeri 5 Pekanbaru pada tahun ajaran 2012/2013 rata-rata nilai ulangan siswa pada pokok bahasan Hidrolisis garam adalah 70 dan belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan sekolah untuk pokok bahasan Hidrolisis Garam adalah yaitu 80. Rendahnya nilai siswa pada pokok bahasan Hidrolisis Garam disebabkan karena siswa kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran karena metode yang digunakan selama ini yaitu metode ceramah yang berpusat pada guru dan latihan serta diskusi hanya beberapa siswa saja yang ikut berdiskusi sehingga cenderung menjadikan suasana belajar menjadi kaku, siswa kurang aktif, pengetahuan siswa hanya terbatas oleh karena waktu yang kurang untuk latihan soal karena guru terlalu lama menerangkan pelajaran, kurangnya aktivitas siswa untuk mengajukan pertanyaan oleh karena kurangnya percaya diri akibat terbiasa dengan menerima dari siswa lain. Sehingga dapat menyebabkan materi pelajaran tidak dapat dipahami siswa secara utuh dan berdampak pada prestasi belajar siswa. Salah satu usaha yang diharapkan untuk mengatasi masalah diatas adalah dengan model pembelajaran yang kegiatan belajar melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri yaitu dengan pembelajaran inkuiri (Trianto, 2009). Namun kelemahan inkuiri adalah kurang diarahkannya siswa karena harus merumuskan sendiri masalah oleh karena itu, agar pembelajaran lebih diarahkan kepada permasalahan yang harus diselesaikan maka dibutuhkan pembelajaran inkuiri yang dibimbing oleh guru dimana masalah dirumuskan oleh guru dan siswa menyelesaikan atas bimbingan yang terarah dari guru. Model inkuiri ini adalah inkuiri terbimbing. Suardana (2007) menyatakan, inkuri terbimbing berorientasi pada aktivitas kelas yang berpusat pada siswa dan memungkinkan siswa belajar memanfaatkan berbagai sumber belajar yang tidak hanya menjadikan guru sebagai sumber belajar Jadi siswa bukan hanya belajar dengan membaca kemudian menghafal materi pelajarannya, tetapi juga mendapatkan kesempatan untuk berlatih mengembangkan keterampilan berpikir dan bersikap ilmiah sehingga memungkinkan terjadinya proses konstruksi pengetahuan dengan baik sehingga siswa akan dapat meningkatkan pemahamannya pada materi yang dipelajari. Keunggulan model inkuiri terbimbing (guided

4 inquiry) memacu keinginan siswa secara aktif akan terlibat dalam proses mentalnya melalui kegiatan pengamatan, pengukuran, dan pengumpulan data untuk menarik suatu kesimpulan. Rangkaian kegiatan pembelajaran pada model ini menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Wina Sanjaya, 2006). Selain itu model ini memberi kesempatan kepada mereka dan guru berpartisipasi sebagai sesama dalam mengecek ide. Inkuiri terbimbing merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola pembelajaran kelas. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan pembelajaran kelompok dimana siswa diberi kesempatan untuk berfikir mandiri dan saling membantu dengan teman yang lain. Pembelajaran inkuiri terbimbing membimbing siswa untuk memiliki tanggung jawab individu dan tanggung jawab dalam kelompok atau pasangannya. Keunggulan model inkuiri terbimbing (guided inquiry) ini diharapkan pembelajaran lebih berpusat pada siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa adalah hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar yang diberikan berdasarkan atas pengukuran tertentu (Dimyati dan Mujiono, 2002). METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen yang dilakukan terhadap dua kelas. Kelas eksperimen diterapakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) dan kelas kontrol diberi pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional. Penelitian telah dilaksanakan di kelas XI IPA SMA Negeri 5 Pekanbaru pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 pada tanggal 21 April 8 Mei 2014. Populasi penelitianya itu keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Pekanbaru pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 6 kelas. Sampel dalam penelitian dipilih dari dua kelas yang memiliki nilai kemampuan hampir sama (homogen), dengan cara melakukan uji homogenitas pada pokok bahasan materi yang berhubungan dengan materi hidrolisis garam yaitu asam basa. Setelah itu, didapatkan kelas XI IPA 5 dan XI IPA 6 sebagai sampel. Penelitian ini menggunakan rancangan Randomized control group pretest-posttest. Sebelum diberi perlakuan, kedua kelas tersebut diberikan pretest kemudian diberi perlakuan dengan menerapkan metode konvensional di kelas control dan model pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) kelas eksperimen. Setelah diberi perlakuan, kedua kelas tersebut diberikan posttest. Pengujian hipotesis menggunakan rumus sebagai berikut : t = S g yangdigunakanadalah: S g 2 =

5 (Sudjana, 2005) dengan kriteria pengujian hipotesis penelitian diterima apabila t hitung > t tabel dimana t tabel didapat dari daftar disribusi t dengan dk = n 1 + n 2 2 dengan taraf nyata α = 0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN Data untuk hasil analisis uji hipotesis dapat dilihat dari table berikut ini : Tabel. Hasil Pengolahan Data Uji Hipotesis Kelompok N X S g t tabel t hitung Eksperimen 35 1540 44 Kontrol 33 1220 36,967 12,081 1,74 2,298 Dari hasil penelitian dan perhitungan data posttest didapat bahwa t hitung t tabel 2,398 > 1,74 maka hipotesis Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Hidrolisis Garam di Kelas XI IPA SMAN 5 Pekanbaru dapat diterima dengan pengaruh sebesar 8,02%. Proses pembelajaran, kedua kelas sampel mendapatkan perlakuan yang berbeda. Kelas kontrol menggunakan metode konvensional, sedangkan kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Selama proses pembelajaran berlangsung di kelas kontrol, tidak terdapat suasana yang membangun keaktifan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. Hal ini disebabkan siswa beranggapan bahwa diskusi yang dilaksanakan merupakan diskusi kelompok biasa. Tidak adanya tanggung jawab siswa terhadap proses diskusi ini yang menjadi salah satu penyebab tidak efektifnya proses pembelajaran yang berlangsung. Tidak adanya tanggung jawab serta tidak fokusnya siswa dalam proses pembelajaran ini lah yang mengakibatkan prestasi belajar siswa kurang maksimal. Kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Pertemuan pertama, pada langkah kerja pengujian hipotesis dilakukan dengan melaksanakan percobaan, dan pertemuan selanjutnya pengujian hipotesis yang dibuat oleh siswa dilakukan dengan cara siswa membaca buku pelajaran yang berhubungan dengan materi pelajaran dengan bimbingan oleh guru. Selanjutnya, siswa membuat kesimpulan sementara pada LKS dan mempresentasikan hasil pengerjaan LKS di depan kelas. Selama proses pembelajaran dapat dilihat bahwa seluruh kegiatan pembelajaran melibatkan siswa atau dengan kata lain menitikberatkan pada keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sesuai dengan pendapat Suardana ( 2007) bahwa inkuiri terbimbing berorientasi pada aktivitas kelas yang berpusat pada siswa sehingga dalam pembelajaran siswa menjadi aktif dalam menggali pengetahuannya sendiri. Menurut Piaget dalamasri Budiningsih (2012) hanya dengan mengaktifkan siswa secara optimal maka proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik.

Peranan guru pada tahapan pembelajaran hanya bertindak sebagai fasilitator, motivator, dan pembimbing. Sementara siswa sendiri yang akan terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Fasilitas yang diberikan guru misalnya, pada pertemuan pertama guru memberikan bimbingan dalam menentukan alat dan bahan percobaan sesuai yang di butuhkan oleh siswa dalam percobaan, serta LKS yang merupakan alat dalam proses inkuiri tersebut. Pada pertemuan kedua dan ketiga proses inkuiri terbimbing dilakukan siswa adalah dengan menemukan jawaban dari pertanyaan yang diberikan pada LKS. Peranan guru pada pertemuan ini hanya sebagai penyedia fasilitas berupa LKS dan bimbingan yang memantau pekerjaan siswa. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran pada materi hidrolisis garam ini merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, karena pokok bahasan hidrolisis garam merupakan pokok bahasan yang lebih banyak proses perhitungan, dan ini membutuhkan pemahaman siswa dalam menyelesaikan soal-soal perhitungan oleh karena itu siswa harus terlibat lebih aktif dan lebih mandiri. Keaktifan siswa dapat dilihat dari aktifnya siswa saat mengerjakan LKS dan menemukan sendiri jawaban dari permasalahan sehingga siswa lebih lama mengingat informasi pengetahuan yang ditemukannya. Hal ini sesuai dengan Zaini (2009) yang berpendapat bahwa seorang siswa akan mudah mengingat pengetahuan yang diperoleh secara mandiri lebih lama, dibandingkan dengan informasi yang dia peroleh dari mendengarkan orang lain Jika siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, maka kesan penerimaan pelajaran akan melekat lebih lama. Sesuai dengan yang diungkapkan Slameto (2003) bahwa bila siswa menjadi partisipan yang aktif dalam proses belajar, maka ia akan memperoleh pengetahuan dengan baik. Jika kegiatan belajar berlangsung aktif, maka akan berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar (Dimyati, 2002). Oemar Hamalik (2013) menyatakan bahwa salah satu cara yang dilakukan guru untuk meningkatkan prestasi belajar bagi siswa adalah dengan mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang aktif dapat mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang memuaskan (Hartono dkk, 2012) Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing pada pokok bahasan hidrolisis garam juga dapat dilihat dari nilai rata-rata evaluasi pada setiap pertemuan. Menurut Roestiyah N.K (1989) mengatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluasluasnya, sedalam-dalamnya, yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa guna mengetahui sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar. Tujuan dari adanya evaluasi adalah untuk mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan murid dalam mencapai tujuan yang diharapkan dan menemukan sebab- sebab kemajuan atau kegagalan (Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain, 2010). 6

7 94 92 90 88 86 84 82 80 78 76 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Gambar 1. Diagram nilai rata-rata evaluasi kelas eksperimen dan kontrol. Eksperimen Kontrol Berdasarkan grafik nilai evaluasi di atas, pada pertemuan pertama nilai rata-rata evaluasi kelas kontrol sedikit lebih tinggi dari pada kelas eksperimen. Hal ini dikarenakan pada kelas eksperimen, model pembelajaran inkuiri terbimbing baru diterapkan dan pada proses pelaksanaanya masih banyak siswa yang kurang paham dan mengerti dalam menerapkan langkah-langkah model pembelajaran inkuiri terbimbing. Dan guru belum terlalu fokus membimbing semua kelompok karena ada beberapa kelompok yang perlu dibimbing agak lebih lama. Pertemuan ke 2 mengalami peningkatan karena siswa sudah mulai mengerti langkah-langkah pembelajaran dan mulai bisa menggunakan waktu kapan mereka bertanya atau dibimbing oleh guru dan kapan mereka dapat melakukannya sendiri dan pada pertemuan ke 3 lebih meningkat lagi oleh karena selama proses belajar di pertemuan ke 2 siswa telah memperoleh pemahaman melalui keaktifan siswa mencari penyelesaian jawaban melalui buku paket pada materi reaksi hidrolisis dan perhitungan ph dibawah bimbingan guru yang kemudian dilanjutkan pada pertemuan ke 3 yang merupakan kelanjutan pertemuan ke 2 sehingga nilai evaluasi siswa meningkat walaupun materi pelajaran yang dipelajari sedikit berbeda pada penyelesaian soal. Sedangkan pada kelas kontrol nilai rata-rata evaluasi semakin menurun pada pertemuan ke 2 dan ke 3 di karenakan siswa tidak mengerti karena materi pelajaran yang semakin sulit. Hal yang menjadi kendala dalam penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing ini,pertama sulitnya bagi siswa untuk menemukan kata kunci atau poin utama untuk membantu siswa dalam menuliskan hipotesis sesuai rumusan masalah, siswa belum terbiasa belajar dengan model inkuiri terbimbing menyelesaikan permasalahan dari rumusan masalah yang diberikan oleh guru. Hal ini terjadi karena siswa sudah terbiasa dengan metode konvensional yang mana siswa terbiasa hanya mendapatkan penjelasan dari guru untuk memahami konsep materi pelajaran. Untuk mengatasi kesulitan itu guru membimbing siswa melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa dan juga melalui sumber belajar yang merupakan bahan atau materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal hal baru bagi si pelajar (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2010) seperti guru meminta siswa membaca ulasan teori pada LKS dan buku

8 paket agar dapat mempermudah siswa menemukan gagasan - gagasan dalam menuliskan hipotesis sesuai rumusan masalah yang diberikan. Kedua, siswa masih belum terbiasa merencanakan alat dan bahan dalam kegiatan praktikum, sehingga guru mengatasinya dengan mengarahkan dan membimbing siswa dalam kegiatan praktikum. Kendala lainnya suasana kelas menjadi ramai terutama saat proses diskusi dan hal ini dapat menganggu proses belajar dan konsentrasi siswa. Untuk mengatasi kesulitan tersebut guru harus lebih ekstra mengendalikan kelas dan kegiatan pembelajaran agar diskusi dapat terarah. SIMPULAN DAN REKOMENDASI Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa Penerapan modelpembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) Dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Hidrolisis Garam di Kelas XI IPA SMA Negeri 5 Pekanbaru. Dan Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) memberikan pengaruh sebesar 8,02 % terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. Rekomendasi Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan maka direkomendasikan penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada pokok bahasan hidrolisis garam. DAFTAR PUSTAKA Asri Budiningsih, C. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakata Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. RinekaCipta. Jakarta Gulo. 2004. Strategi Belajar Mengajar. PT Grasindo. Jakarta. Hartono, dkk. 2012. PAIKEM Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan. Zanafa Publishing. Riau. Oemar Hamalik. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta. Roestiyah,N.K. 1989. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. PT.Rineka Cipta. Jakarta Suardana, I K. 2007. Penilaian Portopolio dalam Pembelajaran Fisika Berbasis Inkuiri Terbimbing di SMP Negeri 2 Singaraja. Jurnal Penelitian dan Pengembangan pendidikan. 1 (2). 122-134. Sudjana. 2005.MetodeStatistik.Tarsito. Bandung.

9 Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana. Jakarta. Zaini, H. (2009). Strategi Pembelajaran Aktif Implementasi Dan Kendala Di Dalam Kelas. Makalah disajikan pada Seminar Dan Lokakarya Nasional Peningkatan Kualitas Pembelajaran Melalui Aktif Learning Menuju Profesionalisme Guru. FKIP Universitas Sebelas Maret : Surakarta