BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan untuk mewujudkan diri menjadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eka Fanovita Mulyani, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Nurdia Artu. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang kita pakai sehari-hari dan juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan salah satu kemampuan terpenting manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelulusan siswa. tentunya sangat penting untuk dikuasai. Saat ini,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ida Rahmawati, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA PADA TEKS ARGUMENTASI MENGGUNAKAN TEKNIK SQ3R PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 JEPON

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis

PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sektor yang sangat menentukan kualitas suatu bangsa. Kegagalan pendidikan berimplikasi pada gagalnya suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Susilowati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kamaludin Gumilar, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Riama N Sihombing, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. komunikasi, baik komunikasi secara lisan, maupun komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

2015 PENERAPAN METODE PQ4R (PREVIEW QUESTION READ REFLECT RECITE REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA MEMINDAI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Metode Shatred Reading Dalam Pembelajaran Membaca Teks Cerita Anak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pesan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat di pisahkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA TEKS ARGUMENTASI DENGAN TEKNIK SQ3R PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GATAK SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta

Sekar Nurgupita 1, Riana Irawati, 2 Prana Dwija Iswara, 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 1. 2

I. PENDAHULUAN. yaitu aspek membaca, menulis, menyimak dan berbicara. Keempat kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN. dan cipta serta pikir baik secara etis, estetis, dan logis.

I. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum sekolah keterampilan berbahasa biasanya mencakup empat segi,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT DALAM MENEMUKAN GAGASAN UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang, kita mengenal

PENERAPAN METODE SQ3R DAN PERMAINAN STABILO KALIMAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DALAM MENYIMPULKAN ISI CERITA ANAK

KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SQ3R MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. antar warga akan berlangsung dengan baik.

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN. MELALUI METODE SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) PADA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kebudayaan suatu daerah. Pasal 22 Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. lain. Untuk menjalin hubungan tersebut diperlukan suatu alat komunikasi. Alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, terutama keterampilan kebahasaan yang dimiliki.

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. lama, yaitu pembelajaran berpusat pada guru, sementara siswa yang harus siap

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk berkomunikasi antar manusia. Bahasa sebagai alat. mempunyai kemampuan berbahasa yang baik.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN METODE SQ3R PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 2 GATAK, SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. dan benar, baik secara lisan maupun tulis. Menurut Santoso (2008:17)

I. PENDAHULUAN. analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. lebih terfokus. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi menekankan pada kecakapan-kecakapan yang berguna untuk

Kata kunci: hasil belajar, penggunaan huruf, Think Pair Share

Transkrip Video Modul 2.2. Kursus Membaca Cepat Online

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 2

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual. Karena sangat penting penggunaan dan fungsinya

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ketrampilan reseptif dan ketrampilan produktif. Ketrampilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT MENGGUNAKAN METODE SQ3R DI KELAS V SDN 07 PONTIANAK UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Inti dari pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

SEKOLAH DASAR (SD) / MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. informasi, pengetahuan, dan pengalaman yang dapat diperoleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) ruang lingkup penelitian, dan (5)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi sosial yang bersifat konvensional dan arbitreir.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Zaman milenium identik dengan zaman teknologi dan informasi. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah dasar (SD) ditujukan untuk memberikan pengetahuan dan latihan pada siswa agar mereka mampu berkomunikasi baik lisan maupun tulisan dan mampu mengapresiasi sastra sederhana. Artinya, siswa merupakan subjek pembelajaran bahasa Indonesia di SD. Oleh karena itu, keberhasilan atau ketidakberhasilan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia SD dapat diukur berdasarkan peningkatan kemampuan siswa. Hadirnya standar kompetensi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan yang mereka miliki sesuai dengan minat dan kemampuannya agar dikemudian hari mereka dapat mengapresiasi hasil karya sastra Indonesia. Sejalan dengan ini, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SD dituntut mampu mengembangkan potensi siswa sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya. Untuk mencapai tingkat kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, diperlukan keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis. Sebagaimana dikemukakan oleh Resmini dan Juanda (2007: 2) Kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat aspek kemampuan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Dari empat keterampilan berbahasa tersebut di atas, salah satu bagiannya adalah keterampilan membaca. Keterampilan membaca memiliki sifat reseptif sama dengan menyimak namun berbeda dengan berbicara dan menulis yang bersifat produktif. (Resmini, Hartati, dan Cahyani, 2009: 190). Keterampilan membaca ditujukan untuk memahami pesan yang disampaikan atau dikomunikasikan melalui bahasa tertulis.

2 Saat ini arus penyebaran informasi makin deras, mulai dari media cetak seperti koran, majalah, tabloid, buku, sampai media elektronik seperti, televisi, ebook, website, blog, dan sejenisnya. Penyebaran informasi yang demikian luasnya harus disikapi secara arif dan bijak, sehingga dapat dipilih informasi mana saja yang dibutuhkan saat ini agar tidak jadi masyarakat yang terpinggirkan. Oleh karena itu, diperlukan kemampuan dan keterampilan dalam membaca informasi yang dibutuhkan. Hal tersebut secara langsung mendorong masyarakat baik dari kalangan intelektual maupun masyarakat biasa untuk selalu meningkatkan kemampuan membaca dalam rangka menghadapi banyak dan beragamnya informasi dewasa ini. Definisi membaca menurut Resmini dan Juanda (2007: 73) adalah, Membaca berasal dari kata dasar baca yang artinya memahami arti tulisan. Membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan terpadu yang mencakup beberapa kegiatan, seperti mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkannya dengan bunyi dan maknanya serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan. Hodgson (Tarigan, 1979: 7) mengatakan bahwa: Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui kata-kata dalam bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut pembaca agar dapat memahami kelompok kata yang tertulis merupakan suatu kesatuan dan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan makna kata-kata itu dapat diketahui secara tepat. Apabila hal ini dapat terpenuhi maka pesan yang tersurat dan yang tersirat dapat dipahami, sehingga proses membaca sudah terlaksana dengan baik. Pembelajaran membaca di sekolah dasar dibagi menjadi dua tahap pengalaman belajar. Kelas rendah (satu, dua dan tiga) membaca permulaan, dan kelas tinggi (empat, lima dan enam) membaca lanjut. Membaca di kelas tinggi adalah membaca lanjut atau membaca pemahaman. Menurut Resmini dan Juanda (2007: 79), Tujuan membaca di kelas tinggi ini diarahkan kepada bagaimana siswa dapat memahami, menafsirkan, menghayati, dan merespons bacaan, dapat memanfaatkan strategi pemahaman bacaan yang tepat. Mengacu pada Permendiknas No 23 Tahun 2006 bahwa Standar Kompetensi Lulusan Mata

3 Pelajaran (SKL-MP) Bahasa Indonesia SD/MI adalah Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana berupa pentunjuk, teks panjang, dan berbagai karya sastra untuk anak berbentuk puisi, dongeng, pantun, percakapan, cerita, dan drama. Di dalam KTSP 2006 pada aspek membaca di kelas V, terdapat standar kompetensi yang harus dikuasai peserta didik yaitu memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca cepat 75 kata/menit, dan membaca puisi. Dengan standar kompetensi tersebut maka kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa diantaranya adalah menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan kecepatan 75 kata/menit. Mencermati tuntutan kurikulum di atas, seharusnya siswa kelas V harus dapat melakukan teknik membaca cepat dalam memahami dan menemukan gagasan utama suatu teks dengan kecepatan membaca yang telah ditentukan. Tetapi pada kenyataannya, seringkali guru mengabaikan langkah-langkah membaca cepat yang tepat dalam membimbing siswa untuk memahami dan menemukan gagasan utama suatu teks, akhirnya tujuan pembelajaran yang mengharuskan siswa dapat membaca teks dengan kecepatan 75 kata/menit dan menuliskan gagasan utama suatu teks yang dibaca tidak dapat tercapai dengan maksimal. Berdasarkan hasil pengamatan awal pada proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan keterampilan membaca dalam menemukan gagasan utama suatu teks yang dilaksanakan tanggal 9 Januari 2013, diperoleh informasi awal dari tes hasil belajar, catatan lapangan, bahwa tingkat pemahaman siswa kelas V SDN untuk menemukan gagasan utama pada suatu teks yang dibaca dengan kecepatan 75 kata/menit masih rendah. Dari data yang diperoleh, siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 6 orang atau 32% dari 19 orang siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 13 orang atau 68% dari 19 orang siswa. Dengan demikian perlu adanya usaha peningkatan dalam penerapan membaca cepat agar kecepatan efektif membaca siswa dapat mencapai 75 kata/menit.

4 Pada saat pelaksanaan pembelajaran membaca cepat di lapangan, ditemukan beberapa hal yang menjadi penghambat pembelajaran membaca siswa, di antaranya adalah siswa kurang memahami dalam menentukan kalimat utama atau gagasan utama pada sebuah paragraf, pada saat membaca masih ada siswa yang menggerak-gerakan kepala, bibir, menjadikan jari sebagai petunjuk membaca, dan siswa kurang konsentrasi. Adapun penyebab timbulnya permasalahan tersebut adalah pada saat guru menerangkan teknik membaca cepat, ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru. Ada beberapa siswa yang bermain dengan siswa lainnya. Sebagian besar siswa belum mengetahui bagaimana penerapan teknik membaca cepat yang benar, sementara yang mereka ketahui adalah membaca secepat mungkin tanpa memperhatikan pemahamannya. Selain aktivitas siswa tersebut di atas yang menjadi permasalahan, adapun aktivitas guru yang menjadi masalah adalah guru kurang memberikan penjelasan yang runtut bagaimana menemukan kalimat utama pada suatu paragraf, dalam pelaksanaan membaca cepat guru kurang tepat dalam penerapan teknik dan metodenya. Berdasarkan permasalahan yang terjadi di kelas V SDN Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang, maka sebagai alternatif pemecahan masalahnya adalah mengadakan penelitian tindakan kelas dengan penerapan teknik speed reading dalam metode SQ4R. Metode SQ4R adalah sebuah metode yang dikembangkan untuk meningkatkan keterampilan membaca. Dengan metode ini, diharapkan pembaca dapat memahami isi bacaan dengan benar, dapat mengingat materi yang ada dalam bacaan lebih lama dan dapat mengambil gagasan/ide pokok dari bacaan tersebut dengan tepat. SQ4R adalah metode membaca yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami sebuah bacaan. (Daryono, 2012). Alasan penggunaan metode SQ4R dikombinasikan dengan teknik speed reading adalah bahwa penerapan teknik speed reading saja ternyata tidak serta merta dapat membantu peserta didik dalam memahami bahan bacaan. Selain perlu pembiasaan latihan membaca cepat, diperlukan juga sebuah metode yang tepat untuk menunjang proses pembelajaran membaca cepat siswa, yaitu dengan

5 menggunakan metode SQ4R. Di dalam metode SQ4R terdapat langkah-langkah pembelajaran yang harus dilalui, dimana langkah-langkah pembelajaran tersebut harus dilalui sesuai dengan urutannya agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Menurut Bullock (2010) mengatakan, SQ4R is the acronym for a six step study strategy or process that can help you remember, retrieve, and learn material. SQ4R merupakan enam langkah pembelajaran yang dapat membantu dalam mempelajari bahan bacaan. Langkah-langkah pembelajaran yang ada dalam SQ4R memungkinkan peserta didik untuk memperkirakan, menggali, dan menemukan informasi dari bahan bacaan dengan tepat. B. Perumusan dan Pemecahan Masalah 1. Perumusan Masalah Berdasarkan permasalahan di atas, dapat diuraikan kembali permasalahan khusus yang akan diteliti adalah sebagai berikut: a. Bagaimana perencanaan penerapan teknik speed reading dalam metode SQ4R untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dalam menentukan gagasan utama suatu teks pada siswa kelas V SDN Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang? b. Bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran dengan penerapan teknik speed reading dalam metode SQ4R untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dalam menentukan gagasan utama suatu teks pada siswa kelas V SDN Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang? c. Bagaimana peningkatan kemampuan membaca pemahaman dalam menentukan gagasan utama suatu teks melalui penerapan teknik speed reading dalam metode SQ4R pada siswa kelas V SDN Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang? 2. Pemecahan Masalah Dalam pembelajaran membaca di kelas V, sesuai dengan tuntutan KTSP bahwa siswa harus mampu menetukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan kecepatan 75 kata/menit. Oleh karena itu, diperlukan langkah

6 yang optimal dalam menerapkan teknik dan metode membaca yang tepat agar tuntutan kurikulum tersebut tercapai yaitu dengan menerapkan teknik speed reading dalam metode SQ4R. Teknik dasar membaca cepat atau speed reading menurut Noer (2010: 7) adalah Mengenali kata dengan cepat, membaca kelompok kata, melatih irama pergerakan mata. Teknik speed reading sangat bermanfaat bagi pembaca untuk meningkatkan kemampuannya dalam memahami isi bacaan dengan lebih cepat. Bagi peserta didik, speed reading menjadi sebuah kebutuhan untuk mendukung keberhasilan dalam belajar. Maka untuk lebih meningkatkan kemampuan speed reading dalam memahami suatu bacaan perlu dukungan cara lain dalam penerapannya. Adapun salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan membaca dalam memahami suatu teks adalah dengan menerapkan teknik speed reading dalam metode SQ4R. Seperti dikemukakan oleh Bullock (2010), SQ4R is the acronym for a six step study strategy or process that can help you remember, retrieve, and learn material. Menurut Daryono (2012), SQ4R adalah metode membaca yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami sebuah bacaan. Metode belajar SQ4R memberi kemungkinan kepada peserta didik untuk belajar secara sistematis, efektif, dan efisien dalam menghadapi berbagai bahan bacaan karena terdiri dari tahapan-tahapan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat memahami isi bacaan dengan tepat. Metode SQ4R bersifat praktis dan dapat diaplikasikan dalam berbagai pendekatan belajar. Kegiatan membaca dengan menggunakan metode SQ4R mencakup enam langkah sebagai berikut: 1) Survey (penelaahan pendahuluan), 2) Question (bertanya), 3) Read (baca), 4) Rite ( Rite maksudnya adalah write artinya menulis), 5) Recite (mengutarakan kembali), 6) Review (mengulang kembali).

7 Adapun langkah-langkah pembelajaran speed reading dalam metode SQ4R dapat dilakukan seperti berikut: 1) Guru menyampaikan dan memberikan penjelasan membaca dengan teknik speed reading dalam metode SQ4R. 2) Guru membagikan bahan bacaan dan lembar jawaban. 3) Siswa melakukan survey terhadap bahan bacaan, misal dengan memperhatikan judul bacaan. Contoh bacaan/teks dengan judul Mengatasi Masalah 4) Siswa membuat daftar pertanyaan (question) berkenaan dengan bacaan. Misal: Siapa yang mendapat masalah?, Masalah apa yang harus diatasi?, Kenapa masalah tersebut harus diatasi?, dan sebagainya. 5) Siswa membaca (read) teks/bacaan. Membaca disini adalah untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang dibuat pada tahap question. Sekaligus sebagai tahap pencarian/penemuan ide pokok. Siswa memulai membaca dengan waktu yang telah ditentukan. 6) Guru mengamati cara membaca siswa. 7) Setelah mencapai waktu yang ditentukan, siswa memberi tanda akhir membaca dan menghitung jumlah kata yang dibaca. Menghitung kecepatan membaca dengan cara jumlah kata yang dibaca dibagi waktu dikali 60. 8) Bahan bacaan dibalik, sehingga siswa tidak dapat melihat isi bacaan. 9) Siswa menjawab pertanyaan sesuai dengan bacaan/teks yang dibaca. Pertanyaan ditampilkan oleh guru pada slide di depan kelas. 10) Sambil mengawasi siswa, guru berkeliling menarik bahan bacaan. 11) Guru menghitung KEM dengan cara kpm dikali pemahaman (skor perolehan siswa dibagi skor ideal) 12) Siswa menulis atau mencatat dalam catatan kecil/selembar kertas (tahap write) jawaban-jawaban atau informasi penting dari bagian paragraf dengan tulisan sendiri, yang nantinya akan membantu dalam proses mengingat dan memahami isi bacaan.

8 13) Siswa menceritakan kembali (recite) dengan bahasa sendiri. Tahap ini sebagai bentuk pemahaman yang didapat berdasarkan tahap membaca (read) terhadap daftar pertanyaan (question) yang dibuat. 14) Siswa meninjau kembali (review) bacaan/teks yang telah dibaca. Hal tersebut dimaksudkan agar siswa lebih memahami bacaan/teks yang telah dibacanya. Meninjau kembali bukan berarti membaca ulang seluruh teks akan tetapi melihat bagian-bagian tertentu yang dianggap penting untuk sekadar menyegarkan kembali ingatan. C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini secara umum bertujuan untuk mengetahui gambaran praktik penerapan teknik speed reading dalam metode SQ4R untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dalam menentukan gagasan utama suatu teks pada siswa kelas V SDN Bojongjati Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang. Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengetahui perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dalam menentukan gagasan utama suatu teks melalui penerapan teknik speed reading dalam metode SQ4R pada siswa kelas V SDN. 2. Mengetahui pelaksanaan proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dalam menentukan gagasan utama suatu teks melalui penerapan teknik speed reading dalam metode SQ4R pada siswa kelas V SDN. 3. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dalam menentukan gagasan utama suatu teks melalui penerapan teknik speed reading dalam metode SQ4R pada siswa kelas V SDN.

9 D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pihak-pihak yang berkecimpung dalam bidang pendidikan, baik manfaat secara akademis dan praktis. 1. Manfaat Akademis a. Bagi pengembangan kurikulum di sekolah dasar, sebagai bahan masukan pada pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi membaca cepat. b. Bagi satuan sekolah dasar, meningkatkan prestasi sekolah sekaligus meningkatkan prestise sekolah. c. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan wawasan tentang pembelajaran membaca untuk menemukan gagasan utama suatu teks dengan penerapan teknik speed reading dalam metode SQ4R. 2. Manfaat praktis a. Bagi guru Bahasa Indonesia sekolah dasar 1) Mengembangkan kemampuan guru dalam menerapkan teknik membaca cepat dalam meningkatkan kemampuan siswa menemukan gagasan utama suatu teks. 2) Memudahkan guru dalam mengajar membaca cepat. b. Bagi Siswa 1) Memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang bermakna dengan pembelajaran membaca cepat dengan teknik speed reading dalam metode SQ4R untuk meningkatkan kemampuan siswa menemukan gagasan utama suatu teks. 2) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 3) Dapat membuat siswa lebih semangat dalam belajar. E. Batasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap pokok masalah yang diteliti, berikut akan dijelaskan beberapa istilah yang perlu diketahui kejelasannya.

10 1. Metode adalah upaya mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. (Sanjaya, 2006: 124). 2. Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. (Sanjaya, 2006: 125). 3. Speed Reading atau membaca cepat adalah proses membaca bacaan untuk memahami isi bacaan dengan cepat. (Ahmad, 2010: 42). 4. SQ4R is the acronym for a six step study strategy or process that can help you remember, retrieve, and learn material. (Bullock, 2010). Enam langkah strategi pembelajaran yang dimaksud adalah Survey (penelaahan pendahuluan), Question (bertanya), Read (membaca), Rite ( Rite maksudnya adalah write artinya menulis) Recite (mengutarakan kembali), dan Review (mengulang kembali). SQ4R adalah metode membaca yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami sebuah bacaan. Daryono (2012). 5. Membaca pemahaman atau reading for understanding adalah salah satu bentuk dari kegiatan membaca dengan tujuan utamanya untuk memahami isi pesan yang terdapat dalam bacaan. Membaca pemahaman lebih menekankan pada penguasaan isi bacaan, bukan pada indah, cepat atau lambatnya membaca. (Resmini dan Juanda, 2007: 80) 6. Gagasan utama suatu teks adalah gagasan yang menjadi dasar pengembangan suatu teks bacaan.