MUD{A<RABAH DALAM FRANCHISE SISTEM SYARIAH PADA KANTOR

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 1 PENDAHULUAN. QS. Al-Baqarah ayat 282 berkenaan dengan aktivitas atau kegiatan ekonomi:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

BAB 1 PENDAHULUAN. terbagi menjadi kepulauan-kepulauan. Hal ini menjadikan Indonesia memiliki

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN LETTER OF CREDIT PADA BANK MANDIRI SYARI AH

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMOTONGAN HARGA JUAL BELI BESI TUA DAN GRAM BESI DI PT. FAJAR HARAPAN CILINCING JAKARTA UTARA

s}ahibul ma>l. Yang digunakan untuk simpanan dengan jangka waktu 12 (dua belas)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

BAB I PENDAHULUAN. manusia adalah perubahan. Sekedar contoh, dalam sejarah manusia telah terjadi

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

ISLAM DIN AL-FITRI. INDIKATOR: 1. Mendeskripsikan Islam sebagai agama yang fitri

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Asas-Asas Sistem Muamalat Islam

BAB IV ANALISIS PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM DI BMT BINTORO MADANI DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. ingin tahu, Man is corious animal. Dengan keistimewaan ini, manusia dengan

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PELAKSANAAN TUGAS NADIR LANGGAR WAKAF AL QADIR DESA JEMUR NGAWINAN KECAMATAN WONOCOLO SURABAYA

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB IV ANALISIS WADI< AH MUD{A>RABAH TERHADAP BONUS HAJI GRATIS PADA PT. ANUGERAH NUR NABAWI JOMBANG

ISLAM IS THE BEST CHOICE

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI. A. Analisis terhadap Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim karena Isteri

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

Pada hakikatnya pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank. pemenuhan kebutuhan akan rumah yang disediakan oleh Bank Muamalat

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam. Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KETENTUAN PEMBIAYAAN KREDIT SINDIKASI

MANAJEMEN JATIDIRI ( MJ )

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh laba seoptimal mungkin serta untuk memaksimalkan

BAB I PENDAHULUAN. dunia, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw. Al-dunyā mażra ah al-akhirat

Bacaan Tahlil Lengkap

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

PERAYAAN NATAL BERSAMA

BAB IV ANALISIS TENTANG APLIKASI PERJANJIAN SEWA SAFE DEPOSIT BOX DITINJAU DARI BNI SYARIAH HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. bidang perdagangan dan jasa, yang salah satunya adalah bisnis franchise atau

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA TENTANG PENAMBAHAN UANG SEWA TAMBAK DI DESA GISIK CEMANDI KEC. SEDATI KAB.

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

BAB I PENDAHULUAN. membayangkan mesti di dasarkan pada dua konsep hukum Mudhârabah dan

ISLAM DAN TOLERANSI. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA. Modul ke: Fakultas TEHNIK

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB IV ANALISIS AKAD IJA>RAH TERHADAP PERJANJIAN KERJA ANTARA TKI DENGAN PJTKI DI PT. AMRI MARGATAMA CABANG PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Hukum mengingkari kehidupan akhirat

Iman Kepada KITAB-KITAB

BAB I PENDAHULUAN. syariah dianggap sangat penting khususnya dalam pengembangan sistem ekonomi

Khutbah Pertama. Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah.

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

BAB IV PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

adalah suatu transaksi yang sering terjadi saat masyarakat membutuhkan adalah penjual mencari seorang pembeli melalui jasa makelar.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENERAPAN SYARAT HASIL INVESTASI MINIMUM PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH UNTUK SEKTOR PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Umum (Perum). Perusahaan tersebut milik pemerintah (BUMN), berada

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO

Oleh: M. Taufik. N.T

Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERPANJANGAN SEWA- MENYEWA MOBIL SECARA SEPIHAK DI RETAL SEMUT JALAN STASIUN KOTA SURABAYA

Anak Yatim Status Anak Yatim Berbapak Tiri dan Santunannya

BAB I PENDAHULUAN. pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa pembayaran serta peredaran uang

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

BAB III TRANSAKSI SERTIFIKAT INVESTASI MUD}A<RABAH ANTARBANK

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN, PERBEDAAN, DAN AKIBAT HUKUM ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA DALAM MENGATUR OBJEK JAMINAN GADAI

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN PADA PNPM MP DI DESA IMA AN KECAMATAN DUKUN KABUPATEN GRESIK STUDI ANALISIS KOMPILASI HUKUM

Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

STUDI ANALISIS TERHADAP PASAL 105 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG PEMELIHARAAN ANAK YANG BELUM/SUDAH MUMAYYIZ

ANALISIS PELAKSANAAN PEMBIAYAAN PADA BANK SYARIAH STUDI KASUS PT. BANK MEGA SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya kaum muslimin untuk mendasari segenap aspek kehidupan. ekonominya berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah.

BAB IV PEMANFAATAN GADAI SAWAH PADA MASYARAKAT DESA SANDINGROWO DILIHAT DARI PENDAPAT FATWA MUI DAN KITAB FATH}UL MU I<N

Transkripsi:

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI AKAD MUD{A<RABAH DALAM FRANCHISE SISTEM SYARIAH PADA KANTOR CABANG KEBAB TURKI BABA RAFI SURABAYA A. Aplikasi Akad Franchise Sistem Syariah Secara teknis, mud{a>rabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (sa>hib al-ma>l) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan yang didapatkan dari akad mud{a>rabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak dan biasanya dalam bentuk prosentase (nisbah). Sebaliknya bila usaha yang dilaksanakan oleh muda>rib menderita kerugian, maka kerugian itu ditanggung oleh sa>hib al-ma>l. Sedangkan muda>rib menanggung kerugian atas upaya jerih payah dan juga waktu yang telah dilakukan untuk menjalankan usaha. Aplikasi akad franchise sistem syariah adalah bentuk kerjasama dimana franchisee/investor memberikan kewajibannya sebagai franchisee yaitu investasi kepada franchisor dan franchisorlah yang menjalankan bisnis tersebut. Apabila bisnis franchise sistem syariah mendapatkan keuntungan, maka keuntungan dibagi berdasarkan nisbah yang sesuai dengan outlet. Sebelum perjanjian berlangsung, terlebih dahulu Kebab Turki Baba Rafi melakukan Presentasi bisnis kepada investor dengan tujuan agar franchisee mengerti mengenai perusahaan Kebab Turki Baba Rafi, 71

72 memahami tentang keuntungan dan kerugian bergabung dengan Kebab Turki Baba Rafi. Jika sepakat maka selanjutnya calon franchisee wajib mengisi formulir yang berisikan biodata calon franchisee. Tahap berikutnya adalah pembayaran commitment fee. Biaya commitment fee ini untuk biaya administrasi pengalihan investasi, yang biasanya berkisar Rp 10.000.000,-. Kemudian Kebab Turki Baba Rafi melakukan survey lokasi untuk mendapatkan tempat yang strategis, seperti daerah kampus, perumahan, pusat perbelanjaan, dan lain-lain. Setelah mendapatkan lokasi, pihak Kebab Turki Baba Rafi memberitahu kepada investor apakah setuju outletnya ditempatkan didaerah tersebut. Jika calon franchisee sepakat untuk melakukan perjanjian franchise sistem syariah, maka tahap selanjutnya adalah Penandatanganan MoU (perjanjian). Penandatanganan MoU dilakukan pihak investor, Direktur Utama Kebab Turki Baba Rafi, dan beberapa saksi. Tahap berikutnya adalah pembayaran investasi sebesar 100%. Dari pembayaran kewajiban ini, Kebab Turki Baba Rafi mulai membuat outlet, mempersiapkan pembukaan outlet seperti seragam karyawan, membeli bahan baku, alat-alat masak, dan lain-lain. Setelah bisnis berjalan sebulan, apabila ada keuntungan dari hasil penjualan, maka keuntungan tersebut dibagi berdasarkan nisbah bagi hasil yang sudah disepakati diawal perjanjian. Nisbah bagi hasilnya sebesar 50%. Pembagian keuntungan dalam Kebab Turki Baba Rafi sudah sesuai dengan rukun dan syarat, dimana nisbah keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk

73 prosentase antara kedua belah pihak, misalnya 50:50, 60:40, 70:30. Nisbah keuntungan juga sudah ditetapkan diawal perjanjian, saat penandatanganan MoU, penentuan nisbah diawal perjanjian juga untuk keabsahan mud{a>rabah. Mud{a>rabah adalah suatu transaksi pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, yang dilakukan oleh para pihak berdasarkan kepercayaan. Kepercayaan merupakan unsur terpenting dalam pembiayaan mud{a>rabah, yaitu kepercayaan dari sa>hib al-ma>l kepada muda>rib. Bukti nyata kepercayaan sa>hib al-ma>l kepada muda>rib adalah dengam mempercayakan modal yang diberikan kepada muda>rib untuk kemudian melakukan usaha sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama-sama. Sebaliknya, muda>rib akan menjaga amanat yang diberikan sa>hib al-ma>l dengan mengelola usaha sesuai perjanjian. Sebagaimana yang dijelaskan firman Allah dalam QS Al-Baqarah ayat 283: و إ ن ك ن ت م ع ل ى س ف ر و ل ت د وا ك ات ب ا ف ر ه ان م ق ب وض ة ف إ ن أ م ن ب ع ض ك م ب ع ض ا ف ل ي ؤ د الذ ي اؤ ت ن أ م ان ت ه و ل ي ت ق الل ه ر ب ه و ال ت ك ت م وا الش ه اد ة و م ن ي ك ت م ه ا ف إ ن ه آ ث ق ل ب ه و الل ه م ا ت ع م ل ون ع ل يم Artinya: Jika kalian dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai), sedangkan kalian tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi, jika sebagian kalian mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah kalian (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barang siapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan. (QS Al-Baqarah {[2] : 283). 1 1 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Tafsirnya, 405.

74 B. Realisasi Akad Franchise Sistem Syariah Realisasi akad franchise sistem syariah adalah praktek dari perjanjian mud{a>rabah, memudahkan para investor Kebab Turki Baba Rafi apabila investor ingin membuka usaha meskipun tidak memiliki cukup waktu untuk mengelola usahanya. Dan jika setiap bulannya usaha tersebut mendapatkan keuntungan, maka investor mendapatkan bagi hasil. Jika dalam mengelola outlet tersebut mengalami kerugian, maka pihakpihak berhak atas bagian kerugian masing-masing sebesar 50% dari total kerugian outlet Kebab Turki Baba Rafi. Pembagian kerugian sebesar 50% untuk masing-masing pihak dikompensasikan (diperhitungkan) dengan laba yang diperoleh pada bulan berikutnya. Jadi ketika ada kerugian, maka kedua belah pihak juga merugi, maksud merugi adalah tidak mendapatkan imbalan atas kontribusinya. Pada konsepnya, mud{a>rabah menggunakan prinsip bagi untung rugi yang dianggap merupakan konsekuensi dari adanya ketidakpastian dalam kontrak investasi. 2 Apabila bisnis tersebut mengalami kerugian pada transaksi-transaksi tertentu dan memperoleh keuntungan dalam transaksi yang lain, maka keuntungan tersebut harus pertama-tama dipakai untuk mengompensasikan kerugian yang terjadi, baru sisanya, apabila ada, dibagikan para pihak sesuai dengan perimbangan (rasio) yang sudah disetujui. 3 2 Naf an, Pembiayaan Musyarakah dan Mudharabah (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), 123. 3 Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syariah: Produk-Produk dan Aspek Hukumnya..., 320.

75 Jika terjadi kerugian atas asset dan tidak mendapatkan keuntungan dalam berbisnis, maka muda>rib tidak diharuskan untuk menanggung kerugian berupa modal, karena ia diposisikan sebagai pengganti sa>hib al-ma>l dalam menjalankan bisnis, juga sepanjang tidak disebabkan karena kelalaian. 4 Apabila terjadi kerugian maka sa>hib al-ma>l akan kehilangan modalnya sebesar 100% dan muda>rib menanggung kerugian berupa hilangnya kerjaan, usaha dan waktu yang dicurahkan dalam melaksanakan bisnis tersebut. 5 Kebab Turki Baba Rafi menggunakan sistem payback period dalam pengembalian investasi milik investor. Nilai investasi untuk tipe gerobak sebesar Rp 75.000.000,-, dengan analisis keuangan sebagai berikut : Investasi awal Rp 75.000.000,- Pemasukan Omzet rata-rata perhari Rp 650.000,- Omzet rata-rata perbulan (30 hari) Rp 19.500.000,- Pengeluaran Pemakaian bahan baku 55% Rp 10.725.000,- Biaya usaha 17% Rp 3.315.000,- Total pengeluaran Rp 14.040.000,- Keuntungan bersih Rp 5.460.000,- Pembagian keuntungan 50% : 50% Rp 2.730.000,- 4 Ismail Nawawi Uha, Fiqh Mu amalah: Hukum Ekonomi, Bisnis, dan Sosial, 264. 5 Binti Nur Asiyah, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, 191.

76 Maka cara menghitung payback periodnya: Proceed = Rp 2.730.000,- x 12 (bulan) = Rp 32.760.000,- Payback Period = Rp 75.000.000,- = 2.3 (yang artinya 2 tahun 3 bulan) Rp 32.760.000,- Jadi payback period untuk outlet gerobak selama 2.3 tahun diawal perjanjian. Dan dalam bagi hasil 50% untuk investor adalah murni bagi hasil, tanpa ada pencampuran mengenai cicilan balik modal. Payback period sendiri adalah jangka waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan, melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek yang telah direncanakan. Di dalam perjanjian franchise sistem syariah menggunakan sistem bagi hasil, dengan kesepakatan nisbah 50 : 50 yang sudah ditentukan diawal perjanjian. Namun dalam prakteknya, terdapat sistem payback period yang membuat ketidakjelasan pada bagi hasil bagian investor. Hal ini dikarenakan sistem payback period yang dilakukan Kebab Turki Baba Rafi menggunakan perhitungan bagi hasil kepada investor selama 2.3 tahun diawal perjanjian. jika bagi hasil yang dilakukan kedua belah pihak setiap bulannya dan bagi hasil bagian investor sudah mencapai modal dalam 2.3 tahun diawal perjanjian, maka 50 bagian Kebab Turki Baba Rafi adalah murni bagi hasil, sedangkan bagi hasil milik investor sebesar 50 bukanlah bagi hasil, melainkan pengembalian modal investor.

77 Sistem payback period membuat ketidaksesuaian dalam pembagian bagi hasil, yaitu nisbah sebesar 50 : 50 seharusnya adalah murni bagi hasil, karena sesuai dengan kesepakatan diawal perjanjian, yaitu besaran nisbahnya 50 : 50. Seperti halnya dalam Pasal 238 ayat (3) KHES yang berbunyi Keuntungan yang dihasilkan dalam mud{a>rabah, menjadi milik bersama. Namun didalam perjanjian franchise sistem syariah selama 2.3 tahun diawal perjanjian, Kebab Turki Baba Rafi saja yang menikmati bagi hasil tersebut, sedangkan investor hanya menerima balik modal. Dalam perjanjian mud{a>rabah, hendaknya akad tersebut dirumuskan secara tegas dan jelas seperti besarnya pembagian keuntungan. 6 Perumusan akad yang tegas dan jelas untuk menghindarkan salah tafsir lebih lanjut yang dapat menimbulkan perbedaan pendapat yang tidak perlu diantara sa>hib alma>l dan muda>rib sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Al-Baqarah ayat 282: ي ا أ ي ه ا ال ذ ين آم ن وا إ ذ ا ت د اي ن ت م ب د ي ن إ ل أ ج ل م س م ى ف اك ت ب وه و ل ي ك ت ب ب ي ن ك م ك ات ب ب ال ع د و ال ي أ ب ك ات ب أ ن ي ك ت ب ك م ا ع ل م ه الل ه ف ل ي ك ت ب و ل ي م ل ل ال ذ ي ع ل ي ه ا ل ق و ل ي تق الل ه ر ب ه و ال ي ب خ س م ن ه ش ي ئ ا ف إ ن ك ان ال ذ ي ع ل ي ه ا ل ق س ف يه ا أ و ض ع يف ا أ و ال ي س ت ط يع أ ن ي ل ه و ف ل ي م ل ل و ل ي ه ب ال ع د و اس ت ش ه د وا ش ه يد ي ن م ن ر ج ال ك م ف إ ن ل ي ك ون ا ر ج ل ي ف ر ج ل و ام ر أ ت ان م ن ت ر ض و ن م ن الش ه د اء أ ن ت ض ل إ ح د ا ه ا ف ت ذ ك ر إ ح د ا ه ا األخ ر ى و ال ي أ ب الش ه د اء إ ذ ا م ا د ع وا و ال ت س أ م وا أ ن ت ك ت ب وه ر ا أ و أ ق سط ع ن د الل ه و أ ق و م ل لش ه اد ة و أ د ن أ ال ت ر ت اب وا إ ال أ ن ت ك ون ت ار ة ح اض ر ة ك ب ر ا إ ل أ ج ل ه ذ ل ك م ت د ير ون ه ا ب ي ن ك م ف ل ي س ع ل ي ك م ج ن اح أ ال ت ك ت ب وه ا و أ ش ه د وا إ ذ ا ت ب اي ع ت م و ال ي ض ار ك ات ب و ال ش ه ي د و إ ن ت ف ع ل وا ف إ ن ه ف س وق ب ك م و ات ق وا الل ه و ي ع ل م ك م الل ه و الل ه ب ك ل ش ي ء ع ل يم 6 Sutan Remi Syahdeini, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1999), 37.

78 Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kalian menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kalian menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berutang itu mengimlakan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikit pun dari utangnya. Jika yang berutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakan, maka hendaklah walinya mengimlakan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antara kalian). Jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kalian ridai, supaya jika seorang lupa, maka yang seorang lagi mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kalian jemu menulis utang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan kesaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguan kalian. (Tulislah muamalah kalian itu), kecuali jika muamalah itu perdagangan tunai yang kalian jalankan di antara kalian; maka tak ada dosa bagi kalian, (jika) kalian tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kalian berjual-beli; dan janganlah penulis dan saksi saling menyulitkan. Jika kalian lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada diri kalian. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajar kalian; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua belah pihak yang bermud{a>rabah. Muda>rib mendapatkan imbalan atas kerjanya, sedangkan sa>hib al-ma>l mendapat imbalan atas penyertaan modalnya. Terkait dengan nisbah keuntungan, terdapat persyaratanpersyaratan yang harus dipenuhi, yaitu: a. Harus dibagi untuk kedua pihak. Salah satu pihak tidak diperkenankan mengambil seluruh keuntungan tanpa membagi pada pihak lain. b. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam presentase dari keuntungan yang mungkin dihasilkan nantinya. c. Rasio presentase (nisbah) harus dicapai melalui negosiasi dan dituangkan

79 dalam kontrak. d. Waktu pembagian keuntungan dilakukan setelah muda>rib mengembalikan seluruh (atau sebagian) modal kepada sa>hib al-ma>l. e. Jika jangka waktu akad mud{a>rabah relatif lama, nisbah keuntungan dapat disepakati untuk ditinjau dari waktu ke waktu. f. Jika penentuan keuntungan dihitung berdasarkan keuntungan kotor (gross profit), biaya-biaya yang timbul disepakati oleh kedua belah pihak, karena dapat memperngaruhi nilai keuntungan. Dengan melihat uraian mengenai payback period yang dilakukan Kebab Turki Baba Rafi, jika dianalisis menggunakan konsep mud{a>rabah, akan terlihat beberapa perbedaan diantara keduanya. Adapun letak perbedaan yang dapat dilihat: a. Dalam penetapan besaran nisbah bagi hasil yang diberlakukan Kebab Turki Baba Rafi, sudah ditetapkan diawal perjanjian tanpa adanya tawar menawar dengan investor. Tetapi dalam akad mud{a>rabah terdapat tawar menawar di awal perjanjian. b. Sistem yang diberlakukan Kebab Turki Baba Rafi mengenai perhitungan payback period, pengembalian modal investor dalam bentuk bagi hasil bagian investor selama 2.3 tahun diawal perjanjian. Jika selama 2.3 tahun diawal perjanjian, pembagian bagi hasil untuk investor sudah mencapai investasi milik investor, maka Kebab Turki Baba Rafi menganggap investasi sudah kembali kepada investor. Namun diketentuan mud{a>rabah, waktu pembagian keuntungan dilakukan setelah muda>rib mengembalikan

80 seluruh (atau sebagian) modal kepada sa>hib al-ma>l. Jadi ada perbedaan mengenai uang pengembalian modal dan uang bagi hasil. Dari uraian diatas mengenai sistem payback period dengan persyaratan keuntungan dalam konsep mud{a>rabah, tidak sesuai dengan persyaratan mengenai keuntungan secara syariah. Didalam akad mud{a>rabah, keuntungan merupakan salah satu dari rukun dan syarat mud{a>rabah. Apabila salah satu rukun dan syarat mud{a>rabah tidak terpenuhi, maka akad tersebut adalah batal, sebagaimana yang dijelaskan dalam pasal 237 KHES akad mud{a>rabah yang tidak memenuhi syarat, adalah batal. Perhitungan payback period yang berdasarkan pembagian nisbah selama 2.3 tahun, membuat ketidakjelasan pada pembagian nisbah selama 2.3 tahun diawal perjanjian. Adanya perhitungan payback period tersebut tidak memenuhi syarat mud{a>rabah mengenai keuntungan, maka akad mud{a>rabah yang dilakukan Kebab Turki Baba Rafi dengan investor adalah batal. Selain itu jika pelaksanaan perperjanjian franchise sistem syariah dalam kurun waktu 2.3 tahun diawal perjanjian sudah balik modal investor, maka perjanjian tersebut sudah berakhir. Karena kontribusi berbentuk investasi milik investor sudah dikembalikan, dan hubungan antara investor dengan Kebab Turki Baba Rafi sudah tidak ada hubungan dalam perjanjian mud{a>rabah. Sebagaimana uraian diatas mengenai payback period, juga bertentangan dengan Pasal 251 ayat (3) Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah

81 bahwa muda>rib wajib mengembalikan modal dan keuntungan kepada pemilik modal yang menjadi hak pemilik modal dalam kerjasama mud{a>rabah. Dalam pasal tersebut diartikan bahwa muda>rib berkewajiban mengembalikan pokok dari dana investasi kepada sa>hib al-ma>l ditambah sebagian dari keuntungan 7. Apabila muda>rib tidak mengembalikan ia dianggap cidera janji dan dana itu menjadi jaminannya. Dengan demikian dana mud{a>rabah menjadi utang yang wajib dibayar pengelola. 8 Selain itu mayoritas ulama sepakat, muda>rib harus mengembalikan pokok harta sa>hib al-ma>l, dan ia pun tidak berhak mendapatkan bagian sebelum menyerahkan modal sa>hib al-ma>l. Jika masih terdapat keuntungan, maka akan dibagi sesuai dengan kesepakatan. 9 Dalam perjanjian franchise sistem syariah yang diterapkan Kebab Turki Baba Rafi, akad yang berlangsung bukanlah perjanjian mud{a>rabah. Akad mud{a>rabah sendiri adalah kerjasama antara kedua belah pihak dimana sa>hib al-ma>l berkontribusi atas modal, dan muda>rib berkontribusi atas kerjanya sebagai pengelola modal. Keuntungan yang didapatkan dari akad mud{a>rabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak dan biasanya dalam bentuk prosentase (nisbah). Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua belah pihak yang bermud{a>rabah. Muda>rib mendapatkan imbalan atas kerjanya, sedangkan sa>hib al-ma>l mendapat imbalan atas penyertaan 7 Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syariah: Produk-Produk dan Aspek Hukumnya..., 313. 8 Fatmah, Kontrak Bisnis Syariah, 175. 9 Ismail Nawawi Uha, Fiqh Mu amalah: Hukum Ekonomi, Bisnis, dan Sosial, 266.

82 modalnya. 10 Jadi kerjasama berbentuk akad mud{a>rabah keduanya sama-sama diuntungkan. Seperti bunyi dalam Pasal 243 ayat (1) KHES, bahwa pemilik modal berhak atas keuntungan berdasarkan modalnya yang disepakati dalam akad. Namun dalam perjanjian franchise sistem syariah, yang diuntungkan hanyalah Kebab Turki Baba Rafi. Karena selama 2.3 tahun diawal perjanjian, Kebab Turki Baba Rafi sudah menikmati bagi hasil. Sedangkan kurun waktu 2.3 tahun diawal perjanjian, investor hanya menerima investasi awal, bukan bagi hasil. 10 Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan,206.