Alfitrah Subuh Pusat Pendidikan Budaya Betawi Page 1

dokumen-dokumen yang mirip
PUSAT BUDAYA BETAWI DI KAWASAN SRENGSENG SAWAH, JAKARTA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN.

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

PUSAT KESENIAN JAWA TENGAH DI SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi

BAB I PENDAHULUAN. kota Jakarta pada akhirnya menuntut tersedianya wadah fisik untuk menampung

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan untuk fasilitas-fasilitas pendukungnya. menginap dalam jangka waktu pendek.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Redesain Pusat Kegiatan Budaya Melayu di Pekanbaru 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MEDAN TRADITIONAL HANDICRAFT CENTER (ARSITEKTUR METAFORA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Perancangan. adalah melalui jalur pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia disamping kebutuhan sandang dan pangan. Dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk kota Yogyakarta berdasarkan BPS Propinsi UKDW

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. MALL BAKERY & CAFE DI SURAKARTA SEBAGAI WADAH PENDIDIKAN,PENJUALAN DAN REKREASI, dapat diartikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Winda Inayah W L2B

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seni atau art berasal dari kata dalam bahasa latin yaitu ars, yang memiliki arti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek

P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Latar Belakang Proyek. Angka pertambahan penduduk yang tinggi dan perkembangan pesat di

BAB I PENDAHULUAN Fenomena

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan atau permintaan pihak pemberi tugas. Tahapan perencanaan yang. kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing.

BAB I PENDAHULUAN DESAIN INTERIOR RESTORAN ALAS DAUN DI HOTEL CROWN, JAKARTA SELATAN/RANI AGUSTINA R

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KOMPLEK GEDUNG KESENIAN SOETEDJA PURWOKERTO

GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SURAKARTA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR POST-MODERN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yaitu proses atau urutan langkah-langkah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERANCANGAN INTERIOR PADA PUSAT KEBUDAYAAN BETAWI DIJAKARTA PROPOSAL PENGAJUAN PROYEK TUGAS AKHIR YULI HELVINA

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan muncul setelah melihat potensi kebudayaan di Madura

FASILITAS KOMUNITAS KOMIK INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

MAKALAH TUGAS AKHIR 2014 Wedding Hall BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 diakses tanggal 25 Juni 2009.

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan. Pengembangan Kawasan Kerajinan Gerabah Kasongan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. seseorang akan mampu menilai banyak hal mengenai budaya seperti gaya hidup,

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2 Jum'at, 3 Mei :48 wib

MUSEUM BATIK DI YOGYAKARTA

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Perancangan. Pusat perbelanjaan modern berkembang sangat pesat akhir-akhir ini.

GALERI ARSITEKTUR JAKARTA

TUGAS AKHIR PUSAT PENDIDIKAN BUDAYA BETAWI ARSITEKTUR BETAWI MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya ini dibuktikan dengan banyaknya pusat perbelanjaan dibangun

BAB I PENDAHULUAN. RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] 1.8. Latar Belakang. ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 11

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

- BAB I - PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Potensi desa Tamanagung kecamatan Muntilan sebagai daerah

Penerapan Tema Cablak pada Rancangan Rumah Budaya Betawi

BAB I PENDAHULUAN. disebut Ratu dari Timur ( Queen of the east ). Kejadian kejadian sejarah termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Maksud perencanaan dan perancangan hotel resort ini adalah :

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia. Hal itu juga terjadi di bidang perdagangan antara lain adalah

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

REDESAIN PUSAT KESENIAN JAKARTA - TAMAN ISMAIL MARZUKI (PKJ - TIM)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PLANETARIUM SEMARANG TA 118 BAB I PENDAHULUAN

I.PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

PEACE International School. -Sekolah Bertaraf Internasional- BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menikmati suatu obyek dan daya tarik wisata secara sukarela, meskipun hal

BAB 1 PENDAHULUAN. terbentuklah Kabupaten Natuna dengan kota Ranai sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Eko Juliana Susanto, 2015

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang besar dengan ragam suku budaya didalamnya. Namun, di era-globalisasi saat ini kebudayaan dan seni lambat laun mulai tersisihkan. Hal ini tidak lepas dari masuknya kebudayaan asing, serta kurangnya perhatian pemerintah akan pentingnya kebudayaan itu sendiri. Salah satunya Jakarta sebagai ibukota negara tumbuh dan berkembang sedemikian pesatnya dengan berbagai pembangunan yang diatur dan akan terus dilaksanakan. Perkembangan pembangunan DKI Jakarta sebagai ibukota negara dan kota metropolitan menyebabkan masyarakat Betawi berpindah ke pinggiran kota Jakarta. Selain itu, perkembangan teknologi yang pesat menyebabkan masuknya kebudayaan asing yang mempengaruhi nilai-nilai seni budaya Betawi serta tata lingkungannya mulai hilang dan tersingkirkan ke pinggiran kota. Padahal Budaya Betawi merupakan embrio seni budaya masyarakat Jakarta yang harus dilestarikan dan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan sejarah, budaya, sosial ekonomi, ilmu pengetahuan, dan kepariwisataan. Persoalan tersebut menjadi sangat menarik untuk dibahas, karena menurut pendapat John Naisbitt dan Patricia Aburdene dalam buku Megatrends 2000 berpendapat bahwa pada abad ke-21 akan terjadi perubahan dalam seni dan gaya hidup global abad dua puluh satu, yang akan ditandai dengan munculnya budaya nasionalisme. Dimana semakin homogen gaya hidup kita, akan semakin memperkokoh ketergantungan kita akan nilai-nilai yang lebih dalam, seperti: agama, bahasa, seni dan sastra. Sementara dunia luar akan tumbuh semakin sama, maka kita akan semakin menghargai tradisi yang bersemi dari dalam diri kita sendiri. 1 Sehingga dapat disimpulkan bahwa arsitektur Betawi seharusnya akan tetap terus dapat bertahan. Namun pada realitanya, perkembangan arsitektur modern memunculkan bangunanbangunan yang kontras dengan lingkungan sekitar yang sudah ada sebelumnya. 1. John Naisbitt dan Patricia Aburdene, Megatrends 2000,1990. Alfitrah Subuh 41207010024 Pusat Pendidikan Budaya Betawi Page 1

I.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk mengaplikasikan bentuk dan tampilan nilai-nilai arsitektur Betawi pada tampilan bangunan. Yaitu merancang sebuah bangunan publik yang bernuansa budaya namun selaras dengan lingkungan sekitar, sebagai pusat pendidikan dan objek wisata kebudayaan serta kesenian yang dapat diakses oleh semua pengunjung (baik orang normal maupun orang dengan keterbatasan fisik). Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah: Merancang bangunan yang berfungsi sebagai Pusat Pendidikan Budaya, dan dapat mewadahi kegiatan-kegiatan di dalamnya dengan baik Merancang sebuah bangunan yang mengadaptasi bentuk dan tampilan arsitektur budaya betawi Merancang bangunan yang selaras dengan lingkungan sekitar Mendapatkan bangunan publik yang aksesibel (nyaman di akses oleh penderita keterbatasan fisik) I.3 Lingkup Permasalahan Permasalahan Umum Dari uraian diatas didapat permasalahan umum yang timbul adalah: Bagaimana menarik minat masyarakat terhadap Pusat Pendidikan Budaya Betawi Bagaimana merancang sebuah Pusat Pendidikan Budaya yang dapat digunakan sebagai wadah pendidikan dan rekreasi kebudayaan. Permasalahan Khusus Sedangkan permasalahan khusus yang timbul, yakni : Bagaimana menyajikan tampilan bangunan Pusat Pendidikan Budaya yang dapat menarik pengunjung Bagaimana merancang Pusat Pendidikan Budaya yang dapat diakses oleh semua pengunjung (baik orang normal maupun orang dengan keterbatasan fisik) Bagaimana mengaplikasikan nilai-nilai arsitektur Budaya Betawi yang selaras dengan lingkungan sekitar dan perkembangan saat ini. Alfitrah Subuh 41207010024 Pusat Pendidikan Budaya Betawi Page 2

I.4 Batasan Lingkup Pembahasan dan Penekanan Batas Pengertian Pusat Pendidikan Budaya Betawi Pusat Pendidikan Budaya Betawi Adalah ruang atau gedung yang terbuka bagi semua orang (maupun orang dengan keterbatasan fisik) guna mewadahi kegiatan didalamnya melalui media pendidikan dan berlokasi di Jakarta dengan mengaplikasian nilai-nilai arsitektur Betawi pada konsepan pasad bangunan. Pendidikan yang dimaksud adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. 2 Sedangkan nilai-nilai arsitektur Betawi yang dimaksud adalah yang mengadopsi budaya luar kebudayaan pada arsitektur Betawi, sifatnya yang terbuka dengan masuknya kebudayaan serta penggunaan ragam hias didalamnya. 3 Penekanan Pusat Pendidikan Budaya Betawi yang Mendidik Semua manusia (baik orang normal maupun orang dengan keterbatasan fisik) memiliki eksistensi yang khas yang tidak dimiliki oleh makhluk lain, hal tersebut adalah eksistensi manusiawi. Eksistensi manusiawi terwujud dalam 4 hal, yakni seni, agama, ilmu, dan filsafat. 4 dari wacana tersebut, maka seni atau budaya adalah milik semua orang, dan perlunya pendidikan untuk menyalurkan itu semua agar lebih baik. Perancangan ini diharapkan dapat menjadi wadah pendidikan bagi semua orang, untuk mempelajari kebudayaan pada umumnya dan budaya betawi pada khususnya. 2. Definisi Pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003. 3. Ismet B. Harun, Rumah Tradisional Betawi, Jakarta, 1991. 4. The Liang Gie, Filsafat Seni, Sebuah Pengantar, Pusat Belajar Ilmu Berguna, Yogyakarta, 2004. Alfitrah Subuh 41207010024 Pusat Pendidikan Budaya Betawi Page 3

I.5 Metode Pengumpulan Data dan Metode Pembahasan Metode Pengumpulan Data Teknik Observasi Langsung Tenik pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan langsung kepada objek yang memiliki kesamaan fungsi dengan yang dirancang. Antara lain meneliti Pusat Kebudayaan Betawi, survey site, mengamati kegiatan pembelajaran seni, perpustakaan, galeri seni, dan mengamati bangunan tradisional Betawi Teknik Wawancara Tenik pengumpulan data dengan cara dengan cara tanya jawab dengan pengelola Pusat Kebudayaan Betawi dan pengelola taman ismail marzuki Teknik Pencatatan Tenik pengumpulan data dengan cara mencatat data-data yang berhubungan dengan objek yang akan dirancang (baik dari buku maupun internet) Pustaka Mengumpulkan data dengan cara membaca buku-buku yang berhubungan disain dan menjadi panduaan utama dari perancangan ini Internet Mengumpulkan data dengan cara mencari literatur yang berhubungan dengan topik dan permasalahan yang ada dan berkaitan pada disain. Metode Pembahasan Metode pembahasan dalam Laporan Skripsi ini, terkait dengan pengumpulan data, sintesa dan analisa yang nantinya akan di jadikan landasan berpikir dan acuan untuk perencanaan bangunan ini. Data yang dibutuhkan antara lain: Data Primer Data yang diperoleh dari sumbernya secara langsung sepert: Pengamatan lapangan, wawancara, dan diskusi Data Sekunder Data yang diperoleh secara tidak langsung,seperti: studi kepustakaan, buku,tulisan, internet serta studi kasus terhadap bangunan yang memiliki fungsi maupun kondisi yang sama atau mendekati. Alfitrah Subuh 41207010024 Pusat Pendidikan Budaya Betawi Page 4

1.6 Kerangka Pemikiran LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negara yang besar dengan ragam suku budaya didalamnya. Namun, di era-globalisasi saat ini kebudayaan dan seni lambat laun mulai tersisihkan. Hal ini tidak lepas dari masuknya kebudayaan asing, serta kurangnya perhatian pemerintah akan pentingnya kebudayaan itu sendiri. Salah satunya Jakarta sebagai ibukota negara tumbuh dan berkembang sedemikian pesatnya dengan berbagai pembangunan yang diatur dan akan terus dilaksanakan. Perkembangan pembangunan DKI Jakarta sebagai ibukota negara dan kota metropolitan menyebabkan masyarakat Betawi berpindah ke pinggiran kota Jakarta. Selain itu, perkembangan teknologi yang pesat menyebabkan masuknya kebudayaan asing yang mempengaruhi nilai-nilai seni budaya Betawi serta tata lingkungannya mulai hilang dan tersingkirkan ke pinggiran kota. Padahal Budaya Betawi merupakan embrio seni budaya masyarakat Jakarta yang harus dilestarikan dan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan sejarah, budaya, sosial ekonomi, ilmu pengetahuan, dan kepariwisataan. PERMASALAHAN UMUM Bagaimana merancang sebuah Pusat Pendidikan Budaya yang dapat digunakan sebagai wadah pendidikan dan rekreasi kebudayaan. PERMASALAHAN KHUSUS Bagaimana menyajikan tampilan bangunan Pusat Pendidikan Budaya yang dapat menarik pengunjung Bagaimana merancang Pusat Pendidikan Budaya yang dapat diakses oleh semua pengunjung (baik orang normal maupun orang dengan keterbatasan fisik) Bagaimana mengaplikasikan nilai-nilai arsitektur Budaya Betawi yang selaras dengan lingkungan sekitar dan perkembangan saat ini. STUDI LITERATUR Mempelajari 1. Kebudayaan betawi 2. Pusat seni Jakarta 3. Arsitektur betawi STUDI KASUS Pusat pendidikan budaya betawi: 1. Perkampungan budaya betawi 2. Taman Ismail Marzuki 3. Sanggar seni dan kebudayaan ANALISIS 1. Analisa aktifitas 2. Analisa site 3. Analisa estetika perancangan 4. Analisa arsitektur tradisional 5. Analisa aplikasi bentuk KONSEP DESAIN DESAIN BANGUNAN Alfitrah Subuh 41207010024 Pusat Pendidikan Budaya Betawi Page 5

I.7 Sistematika Penulisan Sistematika pembahasan landasan konseptual dan rancangan arsitektur ini terdiri dari beberapa bab pembahasan sebagai berikut : BAB I - PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang pemilihan proyek, maksud dan tujuan, lingkup permasalahan, penekanan, lingkup pembahasan, metode pengumpulan data, metode pembahasan, sistematika pembahasan, dan kerangka pemikiran. BAB II - TINJAUAN UMUM PROYEK Bab ini berisikan gambaran umum proyek, tinjauan teoritis proyek, dan studi banding. BAB III - TINJAUAN KHUSUS TEMA Bab ini menjelaskan pengertian tema proyek yang diambil dari tinjauan teoritis. Penerapan teori-teori arsitektur yang relevan terhadap persoalan yang sesuai dengan tema dan contoh penerapannya dalam bangunan. BAB IV - ANALISA PERENCANAAN Bab ini berisikan tentang analisa seluruh data ruang kemudian menjadi acuan dalam Konsep Perancangan. BAB V - KONSEP PERANCANGAN Bab ini berisikan kesimpulan dari analisa-analisa yang menjadi dasar pemikiran dalam perencanaan serta berupa kriteria dan batasan dalam proses skematik desain. Alfitrah Subuh 41207010024 Pusat Pendidikan Budaya Betawi Page 6