Mempersiapkan Generasi Muda yang Kompetitif, Produktif dan Inovatif dalam Menghadapi Tantangan Global di Era MEA 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB 1 PENDAHULUAN. semua negara dalam menghadapi arus globalisai, sebab daya saing. pergeseran era akan daya saing yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi maju atau lebih berkembang dengan sangat pesat, seperti

IRRA MAYASARI F

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

melalui Tridharma, dan; 3) mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan nilai Humaniora.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah. Setiap mahasiswa mempunyai perhatian khusus terhadap mata kuliah

MENILIK KESIAPAN DUNIA KETENAGAKERJAAN INDONESIA MENGHADAPI MEA Oleh: Bagus Prasetyo *

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. pembangunan di berbagai sektor. Pemuda, sebagian besar memiliki kesempatan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Horne (Mulyasana, 2011, h. 5) menyatakan bahwa : peserta didik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

SAMBUTAN REKTOR. Malang, Maret 2015 a.n. Rektor Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, TTD. Prof. Dr. Ir. Arief Prajitno, MS

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia mempunyai kualitas yang tinggi. Sihombing (2001)

BAB I PENDAHULUAN. kerja, dunia kerja yang semula menggunakan tenaga kerja manusia pada akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. penduduk ( 2015). Sementara itu, McClelland dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah investasi untuk masa depan. Kemakmuran Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pegawai atau karyawan perusahaan swasta. Setiap lulusan Perguruan Tinggi sudah tentu

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam Sejahtera bagi kita semua.

PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mathla ul Anwar merupakan salah satu. Madrasah Swasta yang di selenggarakan oleh Perguruan Mathla ul Anwar Kota

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

I. PENDAHULUAN. generasi muda untuk mempunyai jiwa kemanusiaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yaitu satu visi, satu identitas, satu komunitas dibuat sebuah upaya untuk merealisasikan

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, namun juga

BAB I PENDAHULUAN. dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara Indonesia adalah. pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Andika, 2012).

SAMBUTAN MENTERI NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA RI PADA ACARA PERINGATAN HARI SUMPAH PEMUDA KE-83 TAHUN 2011

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADA PELANTIKAN IKATAN PEMUDA PEMUDI ISLAM (IPPI) MANDAU, SEMINAR NARKOBA DAN PERGAULAN BEBAS

BAB I PENDAHULUAN. ini berada dalam genggaman anak bangsa Indonesia sendiri.

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pengangguran di Indonesia cukup mengkhawatirkan, dari tahun

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERAN PERSATUAN MAHASISWA DALAM PEMBANGUNAN INDONESIA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa muda pada umumnya dapat dipandang sebagai salah satu tahap

BAB I PENDAHULUAN. yang kaya akan Sumber Daya Alamnya (SDA). Karena, kecendrungan negaranegara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BUPATI BENGKALIS ASSALAMU ALAIKUM WR. WB, SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEMUA

PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI KORUPSI DENGAN TATANAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dimilikinya. Dengan bekerja, individu dapat melayani kebutuhan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan menimbulkan banyak pengangguran

MENTERI NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh faktor ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mohamad Abdul Rasyid Ridho, 2013

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, pendidikan memiliki keterkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi membuat dunia transparan seolah olah tidak mengenal batas antar Negara.

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Kondisi ini akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

Entrepreneurship and Inovation Management

BAB I PENDAHULUAN. Aditya Anwar Himawan, 2014 Sikap Kewirausahaan Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

Leader Class sebagai Solusi Krisis Kualitas Kepemimpinan. di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

PENGARUH MOTIVASI DAN MENTAL KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK BERWIRAUSAHA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADA PELEPASAN ON JOBTRAINING ATAU MAGANG ANGKATAN III AKADEMI KOMUNITAS NEGERI BENGKALIS TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak jiwa(badan Pusat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Tangan Di Atas Visi dan Misi Tangan Di Atas

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN yang akan diberlakukan mulai tahun ini, tidak hanya membuka arus

BAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008).

THE POWER OF OPTIMism

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kaya sumber daya manusia dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

TANTANGAN PUSTAKAWAN INDONESIA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN. Sri Suharmini Wahyuningsih 1 Abstrak

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PROGRAM KELAS AKSELERASI DI SMA NEGERI 1 KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengangguran dan kemiskinan masih menjadi masalah besar di Indonesia,

FORMULIR RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI ADVERTISING AND MARKETING COMMUNICATIONS FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. dan bertahan hidup tentunya dengan caranya sendiri-sendiri.

manusianya.setiap tahun ribuan mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi tersebut di Indonesia. Hal ini seharusnya dapat memberikan keuntungan besar

BAB I PENDAHULUAN an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. ekonomi yang lebih besar justru tumbang oleh krisis.

Konsepsi Dasar Kewirausahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang berdampak pada kondisi perekonomian di Indonesia. Belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras. membantu peserta didik agar nantinya mampu

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan tenaga kerja di Indonesia akhir-akhir ini semakin kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan kerja terus meningkat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2015

BAB I PENDAHULUAN. ada sekitar 730 ribu sarjana menganggur, yang terdiri dari 409 ribu lulusan S1

RESUME 21 BUTIR PLATFORM KEBIJAKAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (1) PEMANTAPAN EKONOMI MAKRO

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS KULIAH UMUM AKADEMI KOMUNITAS BENGKALIS BENGKALIS, 5 SEPTEMBER 2016

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya menyiapkan manusia

Transkripsi:

Mempersiapkan Generasi Muda yang Kompetitif, Produktif dan Inovatif dalam Menghadapi Tantangan Global di Era MEA 2015 Pada tahun 2003, para pemimpin negara-negara ASEAN sepakat bahwa Masyarakat ASEAN harus terbentuk pada tahun 2020. Lalu pada tahun 2007, para pemimpin ASEAN menegaskan kembali komitmen kuat mereka untuk mewujudkan Masyarakat ASEAN dan mempercepat target waktunya menjadi tahun 2015. Dengan demikian, para pemimpin sepakat untuk mentransformasi ASEAN menjadi suatu kawasan yang ditandai oleh pergerakan bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan arus modal yang lebih bebas. Tujuan dibentuknya "Komunitas Ekonomi ASEAN (MEA) tidak lain adalah untuk meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN serta membentuk kawasan ekonomi antar negara ASEAN yang kuat. Hal tersebut berarti di akhir tahun 2015 bangsa Indonesia sebagai salah satu bagian dari MEA harus sudah bersiap untuk menghadapi tantangan yang lebih besar dan persaingan yang semakin ketat. Begitu pula strategi jitu apa yang akan di terapkan untuk memanfaatkan peluang yang terbuka lebar perlu dipersiapkan sejak dini. Dalam menyambut MEA di akhir tahun 2015 ini, semua komponen bangsa harus saling berbenah dan mempersiapkan diri dengan bekal yang cukup. Salah satu komponen bangsa yang dapat diandalkan untuk menyambut MEA kelak adalah para pemuda. Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 sampai 30 tahun. Memiliki etos kerja dan tingkat kreatifitas serta semangat perubahan yang lebih tinggi dibandingkan masyarakat yang sudah menginjak usia tua pada umumnya. Dengan berbagai potensi keunggulan yang ada dalam diri pemuda, maka diharapkan pemuda dapat berperan aktif dalam perhelatan MEA. Para pemuda diharapkan mampu berpartisipasi dalam porsi yang besar dan mampu menjadi kekuatan pendukung utama bagi bangsa Indonesia. Harapan besar yang dititipkan bangsa ini kepada para pemuda memang cukup besar. Namun sejauh ini masih banyak permasalahan membelit pemuda

Indonesia yang harus segera di temukan solusinya. Rendahnya kesadaran diri tentang tanggung jawab besar akan masa depan bangsa yang diemban mengakibatkan banyak pemuda lalai sehingga terjebak dalam gaya hidup hedonis, pragmatis, serta apatis. Minimnya tingkat pendidikan juga menjadi faktor penyebab rendahnya kualitas pemuda. Data Susenas 2008 menunjukkan, sekitar 1,27% jumlah pemuda belum atau tidak pernah sekolah; 17,34% masih atau sedang bersekolah; dan 81,40% sudah tidak bersekolah. Masalah lain yang cukup krusial adalah tingkat pengangguran kalangan pemuda yang cukup tinggi. Untuk mempersiapkan pemuda sebagai generasi penerus bangsa yang tangguh, terdapat 5 hal yang dapat di lakukan oleh diri masing-masing pemuda. Pertama adalah kesadaran diri sebagai seorang pemuda Indonesia yang memiliki tanggung jawab besar terhadap masa depan bangsanya. Kondisi pemuda saat ini merupakan cerminan masa depan bangsa di masa mendatang. Apabila kondisi kepemudaan sekarang dengan berbagai macam problematika yang ada tidak kunjung di selesaikan, maka tidak menutup kemungkinan masa depan Indonesia di masa yang akan datang akan mengalami kemunduran dibandingkan kondisi saat ini. Sebagaimana sejarah telah mencatat bagaimana perjuangan para founding fathers dan para pahlawan bangsa ini, hingga mampu memerdekakan bangsa ini dari belenggu penjajahan. Mereka mampu menggunakan masa muda secara bijak dengan mengesampingkan fantasi kehidupan kawula muda, berkat hal tersebut terciptalah kemerdekaan penuh bagi bangsa Indonesia lewat perjuangan yang berat dan penuh tantangan. Perjuangan pemuda sekarang merupakan perjuangan bagaimana membawa Indonesia menjadi negri yang makmur, dan mampu berdaulat penuh. Baik secara ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan kesatuan wilayah Indonesia. Lewat kesadaran diri pada masing-masing pemuda, maka akan memantik semangat baru dan mindset yang benar terhadap apa yang seharusnya dilakukan untuk menghadapi tantangan global yang makin sulit. Setelah timbul kesadaran pada diri pemuda, hal kedua yang dilakukan adalah membekali diri dengan pendidikan dan ketrampilan yang dibutuhkan sebagai modal awal menyambut MEA. Pendidikan dalam arti luas yang meliputi pendidikan formal melalui bangku sekolah hingga perguruan tinggi, pendidikan

karakter, dan pengembangan hard skill maupun soft skill harus selalu diasah serta dipersiapkan dengan matang. Pada umumnya pendidikan di Indonesia belum mampu menjawab kebutuhan akan tenaga kerja terampil, hal ini mengakibatkan lulusan bangku sekolah maupun perguruan tinggi harus melewati training terlebih dahulu dari perusahaan pencari tenaga kerja untuk selanjutnya baru siap diterjunkan dalam dunia kerja. Oleh karena itu perlu tumbuhnya sikap proaktif para pemuda untuk membekali diri dengan tambahan pelatihan, maupun kursus dan hal lainnya agar memiliki nilai daya saing yang lebih tinggi. Tiap masingmasing individu minimal memiliki kemampuan dalam suatu bidang tertentu atau memiliki kemampuan lebih dari satu bidang, sehingga para pemuda akan mampu menghadapi MEA. Dengan membekali diri lewat pendidikan yang mencukupi merupakan satu investasi besar yang dapat di ambil hasilnya kelak. Selain itu lewat pendidikan yang telah dicapai, mampu meningkatkan mentalitas seseorang dalam menghadapi ketatnya persaingan yang akan dihadapi serta menaikkan nilai tawar masing-masing individu. Selain hanya sekedar menjadi karyawan atau pegawai dalam suatu perusahaan maupun instansi, ada hal besar lain yang dapat dilakukan para pemuda untuk membawa Indonesia menjadi aktor utama dalam MEA 2015, yaitu lewat berwirausaha. Hal ketiga yang dapat dilakukan oleh pemuda adalah menjadi seorang wirausahawan. Dengan menjadi seorang pengusaha, maka dapat membuka lapangan pekerjaan baru melalui unit usaha yang didirikan. Penyerapan tenaga kerja akan lebih maksimal, hal ini dapat mengurangi angka pengangguran yang ada, sehingga mampu mengerek pertumbuhan ekonomi negara. Sebuah negara di katakan makmur jika memiliki jumlah wirausahawan minimal 2% dari jumlah total penduduknya, hal ini dikemukakan oleh seorang ilmuwan berkebangsaan USA bernama David McClelland. Kenyataannya hingga saat ini jumlah pengusaha di Indonesia hanya 0,24%, artinya jika jumlah penduduk Indonesia saat ini sekitar 240 juta jiwa, maka negeri ini membutuhkan setidaknya 4,2 juta pengusaha baru untuk mencapai nilai minimal 2% jumlah wirausahawan. Angka 4,2 juta bukanlah jumlah yang kecil, oleh sebab itu hal ini menjadi momentum yang tepat bagi para pemuda untuk menuangkan gagasan maupun ide-

ide inovatif lewat pembentukan unit-unit usaha baru maupun pengembangan usaha lama yang sudah berjalan. Banyak potensi-potensi industri kreatif di daerah yang dapat diangkat oleh para pemuda sebagai komoditas potensial yang bernilai jual tinggi. Seorang pengusaha merupakan sosok pahlawan, utamanya bagi para tenaga kerja. Karena dengan berdirinya suatu unit usaha tidak hanya menguntungkan bagi pemilik usaha semata, lebih dari itu ada banyak kebaikan dan manfaat lain yang dirasakan oleh orang-orang yang terkait dengan unit usaha tersebut. Langkah selanjutnya yaitu dengan menjadi pemuda pelopor masyarakat. Pelopor dalam artian merupakan perintis atau pembuka jalan bagi masyarakat terkait langkah yang harus dilakukan untuk menyambut MEA. Terutama bagi kalangan mahasiswa yang notabene merupakan generasi muda dengan tingkat pendidikan tertinggi dalam jenjang pendidikan nasional. Para mahasiswa melalui ide dan gagasan yang merek amiliki harus bersinergi dengan kawula muda lainnya menjadi suatu kesatuan yang kuat untuk memberikan sumbangsih nyata bagi bangsa dan negara. Di mulai dari hal kecil, dari diri sendiri dengan menerapkan prinsip bahwa seorang pemuda harus mampu menjawab tantangan perkembangan zaman dan bermanfaat bagi sesama, maka akan timbul sikap pro-aktif terhadap realita permasalahan yang terjadi di masyarakat. Setelah terbentuk pribadi dengan karakter diri yang kuat, selanjutnya adalah menularkan kebaikan-kebaikan yang terdapat dalam diri kepada orang lain di sekitar kita, baik keluarga, teman, relasi dan lainnya. Hal ini dapat membentuk suatu tatanan masyarakat yang bermental baja dan memiliki semangat juang tinggi dalam menjalani kehidupan. Pada dasarnya pemuda harus mampu menggerakkan masyarakat baik dengan menumbuhkan mentalitas yang kuat maupun dengan langkah lain untuk membangun masyarakat yang memiliki mentalitas kuat serta pribadi unggul dalam menhadapai berbagai macam tantangan zaman, termasuk terhadap pemberlakuan MEA pada akhir tahun 2015. Sikap optimisme yang timbul dalam diri masyarakat pada akhirnya akan mampu menjadi sebuah benteng yang kokoh dalam bertindak, tidak mudah goyah akan tantangan dan hambatan yang menghadang.

Langkah terakhir yang harus dilakukan bagi para pemuda sebagai bekal dalam mempersiapkandiri untuk menyambut MEA adalah dengan memengang prinsip anti nganggur. Prinsip yang sederhana tapi memiliki makna yang mendalam. Berprinsip anti nganggur memiliki arti luas, yang pada intinya merupakan larangan atau pantangan bagi tiap-tiap pemuda maupun masyarakat untuk selalu berkarya dan tidak pernah berhenti hingga pada batasan tertentu. Berkarya merupakan penilaian yang luas akan tindakan seseorang, baik ketika ia sedang bekerja, menuntut ilmu, beribadah, maupun menjalankan perannya sebagai satu bagian takterpisahkan dari bangsa ini. Sedangkan ngaggur sendiri merupakan bentuk kemandekan seseorang dalam berkarya. Permisalan sederhana jika seorang karyawan berhenti bekerja, atau jika seorang guru tidak lagi memberikan pembelajaran bagi para muridnya tanpa alasan yang jelas, maka halhal tersebut dapat dikatakan sebagai bentuk ngaggur. Hal ini harus dihindari karena dampak yang ditimbulkan dari nganggur cukup besar dan dapat merusak tatanan suatu sistem yang sudah berjalan dengan baik. Pemerintah maupun masyarakat pun dapa tmerasakan akibat yang timbul dari bentuk ngaggur yang dilakukan oleh seseorang. Dengan prinsip anti nganggur yang tertanam kuat dalam jiwa, pemuda Indonesia akan menjadi generasi emas penerus bangsa yang mampu memberikan sumbangsih besar bagi negrinya bukan malah menambah berat beban yang di pikul oleh bangsa ini. Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada akhir 2015 bagaikan pisau bermata dua, di satu sisi bagi seseorang yang mampu memanfaatkan peluang dengan penuh optimis dan persiapan yang matang maka dapat menjadi aktor utama, namun di sisi lain apabila kurang mempersiapkan diri dan sikap pesimis yang di miliki, maka MEA hanya akan menjadi momok menakutkan yang selalu ingin dihindari. Begitu pula dengan pemuda dan masyarakat Indonesia yang notabene merupakan raksasa ASEAN harus mampu menjadi actor utama dalam perhelatan MEA, bukannya hanya sekedar pemain figuran apalagi menjadi penonton. Untuk mencapai hal tersebut tentu diperlukan persiapan yang matang dan sempurna. Kerja keras yang dilakukan akan sepadan dengan hasil yang akan diperoleh, hukum alam selalu berlaku. Selain itu diperlukan kerjasama yang baik antar semua komponen bangsa, baik dari masyarakat mau pun pihak pemerintah.