I. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses

I. PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Geografi, yang diujikan dalam ujian nasional merupakan pelajaran

III.METODE PENELITIAN. Suharsimi Arikunto dkk (2009:) menjelaskan penelitian tindakan kelas

I. PENDAHULUAN. manusia, karena melalui pendidikan manusia dapat berproses ke arah yang lebih

I. PENDAHULUAN. akan hal tersebut. Seperti halnya pada mata pelajaran Geografi yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

I. PENDAHULUAN. perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka

II. TINJAUAN PUSTAKA. perbedaan Gain yang signifikan antara keterampilan proses sains awal. dengan keterampilan proses sains setelah pembelajaran.

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku, hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah pendidikan yang menjadi perhatian saat ini adalah sebagian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. dan psikomotor dimana terdapat grafik peningkatan dalam masing-masing

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. memungkinkan bagi kita untuk mengetahui tentang budaya yang berbeda

I. PENDAHULUAN. Menurut Hasbullah (2009:2). Kegiatan pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

I. PENDAHULUAN. Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci disajikan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. belajar (pengajaran) maupun penilaian pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pada saat belajar di sekolah, guru jarang memberi penjelasan kepada siswa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas memerlukan sumber daya guru yang mampu dan siap

I. PENDAHULUAN. beralasan apabila pendidikan harus mendapatkan perhatian yang cukup serius, lebihlebih. bagi kalangan pendidik maupun calon pendidik.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran geografi yang dilakukan di SMA Negeri 3 Bandar Lampung

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Terpadu di SMP terdiri dari studi

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

I. PENDAHULUAN. kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan oleh orangorang

I. PENDAHULUAN. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1

I. PENDAHULUAN. dalam mempersiapkan generasi muda, termasuk peserta didik dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. membangun sebuah peradaban suatu bangsa. Menurut Kamus Besar Bahasa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

I. PENDAHULUAN. Beberapa prinsip pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas proses

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan menghambat pembangunan negara yang bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

BAB I PENDAHULUAN. Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memuat 9

BAB I. pembelajaran yang berlangsung sehingga siswa cenderung pasif. Sikap siswa yang

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia SMA Budaya Bandar

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran merupakan suatu sistem. Hal ini berarti bahwa pengajaran

Penerapan Model Penemuan Terbimbing Berbasis LKPD Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Peserta Didik Kelas XII 1 Madrasah Aliyah Muhammadiyah Limbung

I. PENDAHULUAN. antara lain dengan mengadakan perubahan serta perbaikan kurikulum guna

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Untuk itu guru harus menata kegiatan. sesuai dengan situasi dilingkungan siswa itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar. Peran serta pendidikan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan sumber daya manusia yang baik sangatlah penting dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses

I. PENDAHULUAN. pada kenyataan bahwa pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa, melalui

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. derajat suatu bangsa dapat ditingkatkan menjadi bangsa yang besar dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia. Manusia yang berkualitas memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

Bismar Yogaswara Universitas Negeri Malang

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia kelas X 1 SMA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. guru menempati titik sentral pendidikan. Peranan guru yang sangat penting adalah

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran fisika di SMP Muhammadiyah 1 Kalianda guru sudah mencoba

I. PENDAHULUAN. Pembahasan dalam bab ini difokuskan pada beberapa subbab yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah suatu proses interaksi yang kompleks dan mengandung

I. PENDAHULUAN. duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi. Pada pusat bahasa departemen pendidikan nasional bahwa: pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dihadapkan terhadap hal baik ekonomi, sosial, budaya maupun politik.

I. PENDAHULUAN. Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Budaya

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung di dalam kelas dan di dalamnya terjadi pola interaksi antara guru dengan

III. METODE PENELITIAN. sebuah kelas secara bersama (Suharsimi Arikunto, 2009:3). Penelitian ini

I. PENDAHULUAN. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses interaksi antara guru dan siswa yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Pada

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting, yaitu untuk menjamin kelangsungan kehidupan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan, pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri (Hamalik, 2001:82). Di dalam pembelajaran tradisional asas aktivitas juga dilaksanakan namun aktivitas tersebut bersifat semu (aktivitas semu). Pembelajaran modern tidak menolak seluruhnya pendapat tersebut namun lebih menitik beratkan pada asas aktivitas sejati. Siswa belajar sambil bekerja, dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat. Metode resitasi adalah salah satu metode pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian dipresentasikan di depan kelas (Djamarah, 2002:96). Sedangkan salah satu bentuk pembelajaran geografi di luar kelas yaitu dengan penyelesaian tugas di lapangan, yang dilaksanakan bukan semata-mata hanya teori saja, tetapi lebih luas yang memanfaatkan alam terbuka dan lingkungan sekitar.

2 Proses pembelajaran, khususnya di Indonesia selalu mengalami suatu penyempurnaan yang pada akhirnya menghasilkan suatu produk atau hasil pembelajaran yang berkualitas. Berbagai usaha telah dilakukan oleh pengelola pembelajaran untuk memperoleh kualitas atau kuantitas pembelajaran dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa atau peserta didik. Langkah ini merupakan langkah awal untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Berkaitan dengan metode pembelajaran dan alasan di atas, peneliti ingin mengetahui penggunaan dari metode resitasi secara realistis, yaitu dengan penugasan di lapangan terhadap aktivitas dan prestasi belajar yang diperoleh siswa. Penggunaan metode resitasi merupakan salah satu upaya untuk menanamkan konsep yang lebih dalam pada suatu materi pembelajaran. Pemberian resitasi memerlukan perencanaan yang matang dengan memperhatikan maksud dan tujuan, prinsip-prinsip suatu upaya pengefektifan dan pertanggungjawaban dari pelaksanaan tugas. Dengan menggunakan metode resitasi diharapkan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam bidang studi geografi dapat optimal. Kualitas pembelajaran harus ditingkatkan untuk meningkatkan hasil pembelajarannya, dan harus ditemukan strategi atau pendekatan pembelajaran yang efektif di kelas, yang lebih memberdayakan potensi siswa. Metodologi pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses pembelajaran berjalan dengan baik dalam arti tujuan pembelajaran tercapai. Agar

3 tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode pembelajaran, serta dipraktekkan pada saat mengajar. Banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya nilai geografi siswa kelas XI IPS di SMA Muhammadiyah Martapura, salah satunya masih banyak guru yang menggunakan metode pembelajaran yang kurang meningkatkan partisipasi aktif siswa sehingga membuat pembelajaran menjadi monoton dan membosankan bagi siswa. Akibatnya, prestasi belajar siswa kurang begitu memuaskan bahkan masih ada yang dibawah kriteria ketuntasan belajar. Berdasarkan hasil observasi awal penelitian yang dilakukan oleh Peneliti pada Bulan Januari 2011 bahwa metode pembelajaran yang umum digunakan di SMA Muhammadiyah Martapura yaitu pembelajaran konvensional dengan metode ceramah dan tanya jawab. Metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan (ceramah) kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif, mengandung unsur paksaan kepada siswa, guru sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar siswa, kegiatan pembelajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata), dan menjadi membosankan bila terlalu lama. Menurut informasi dari guru geografi di SMA Muhammadiyah Martapura, prestasi belajar siswa masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil ketuntasan belajar geografi siswa, melalui data berikut ini:

4 Tabel 1. Hasil Tes Uji Blok Mata Pelajaran Geografi Siswa Kelas XI IPS Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2010/2011 No Ketuntasan Frekuensi Persentase (%) 1 65 (tuntas) 14 34% 2 < 65 (tidak tuntas) 27 66% Jumlah 41 100% Sumber : Dokumentasi Guru Mata pelajaran Geografi Kelas XI IPS Di SMA Muhammadiyah Tahun Pelajaran 2010/2011 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil nilai ujian blok mata pelajaran geografi siswa kelas XI IPS di SMA Muhammadiyah masih kurang dari kriteria ideal ketuntasan berdasarkan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran) yang diberlakukan di SMA Muhammadiyah Martapura yaitu 100% siswa atau lebih memperoleh nilai 65 atau lebih sesuai dengan KKM yang ditentukan di SMA Muhammadiyah Martapura. Hal ini disebabkan siswa kurang menyadari pentingnya memahami dan menguasai materi yang telah disampaikan, dan juga dalam pembelajaran di SMA Muhammadiyah Martapura guru hanya menyampaikan materi pelajaran dan siswa mendengarkan, mencatat, dan mengerjakan tugas serta latihan soal, dimana tugas dan latihan soal tersebut jarang diresitasi (dipresentasikan/dipertanggungjawabkan). Guru dalam mengajarkan geografi perlu memiliki strategi pembelajaran yang tepat. Selain itu agar pelajaran geografi dapat diserap baik oleh siswa, maka seorang guru perlu menerapkan salah satu model atau metode pembelajaran yang dipandang tepat untuk mengatasi masalah yang ada dalam pembelajaran di sekolah, dan juga seorang guru dapat membuat program pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran yang tepat sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil pembelajaran.

5 Selain masalah yang telah diuraikan di atas, proses pembelajaran geografi yang selama ini dilakukan oleh guru di SMA Muhammadiyah Martapura yaitu dengan cara mengkombinasikan metode ceramah dengan demonstrasi, tetapi aktivitas siswa selama proses pembelajaran terbatas pada mencatat, mendengarkan penjelasan guru, dan mengerjakan LKS tanpa di resitasi. Untuk aktivitas berdiskusi, mengeluarkan pendapat, melakukan penyelidikan jarang mereka lakukan. Akibatnya aktivitas belajar geografi siswa menjadi rendah, dan berpengaruh terhadap nilai geografi rata-rata siswa kelas siswa kelas XI IPS di SMA Muhammadiyah Martapura terkategori rendah. Mata Pelajaran Geografi diajarkan di SMA Muhammadiyah Martapura dengan maksud agar siswa mampu berpikir logis, kritis, bersikap mandiri, dan berwawasan luas. Namun pada kenyataannya siswa menganggap geografi sebagai pelajaran yang sulit dipahami dan membosankan. Oleh sebab itulah siswa kurang memperhatikan penjelasan guru di kelas dan enggan mengerjakan PR yang ditugaskan guru. Hal-hal yang secara mendasar melatarbelakangi penelitian ini diantaranya guru dalam pembelajaran kepada siswa masih menggunakan metode ekspositori yaitu guru hanya menyampaikan materi dan siswa mendengarkan, mencatat, dan mengerjakan tugas dan latihan soal-soal tanpa diresitasi kembali. Padahal dalam pembelajaran aktif siswa dipandang sebagai subjek bukan sebagai objek. Di samping itu siswa ikut berpartisipasi, ikut mencoba dan melakukan atau mempraktekkan sendiri apa yang dipelajari. Dan dari hasil wawancara dengan guru mitra, untuk menanggulangi permasalahan tersebut diperlukan metode

6 pembelajaran yang tepat dan menarik, yang melibatkan siswa untuk menemukan sendiri konsep yang sedang diajarkan. Metode yang tepat dalam pembelajaran adalah salah satu faktor agar aktivitas dan prestasi belajar geografi dapat tercapai oleh siswa. Dalam kesempatan ini peneliti menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Resitasi. Metode resitasi merupakan salah satu metode pembelajaran yang memperhatikan kesiapan siswa yaitu melalui pemberian tugas. Selain itu siswa juga dapat lebih aktif dalam pembelajaran yaitu melalui diskusi atau tanya jawab sebagai wujud pertanggungjawaban tugas yang telah dikerjakan sebelumnya. Dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dimana siswa dibuat dalam kelompok-kelompok kecil di dalam belajar dan bekerja untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan tugas atau dalam mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama. Di dalam pembelajaran kooperatif, setiap siswa merupakan bagian dari tim. Mereka harus sadar bahwa masalah yang mereka hadapi adalah masalah kelompok. Maka berhasil atau tidaknya merupakan tanggung jawab bersama seluruh anggota kelompok, sehingga pada akhirnya hasil yang dicapai pada setiap pekerjaan siswa merupakan akibat langsung pada keberhasilan kelompoknya. Hal inilah yang menjadi alasan bahwa Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Resitasi alternatif yang dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS di SMA Muhammadiyah Martapura.

7 Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE RESITASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS DI SMA MUHAMMADIYAH MARTAPURA OKU TIMUR SUMATERA SELATAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Pemahaman materi mata pelajaran geografi siswa kelas XI IPS di SMA Muhammadiyah Martapura masih kurang. 2. Kurangnya perhatian guru terhadap pemberian tugas dan latihan soal yang jarang diresitasi kepada siswa kelas XI IPS di SMA Muhammadiyah Martapura 3. Aktivitas belajar geografi siswa kelas XI IPS di SMA Muhammadiyah Martapura masih rendah. 4. Prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS di SMA Muhammadiyah Martapura masih rendah.

8 C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Resitasi Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS di SMA Muhammadiyah Martapura. D. Rumusan Masalah 1. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan metode resitasi dalam pembelajaran geografi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas XI IPS di SMA Muhammadiyah Martapura? 2. Apakah dengan meningkatnya aktivitas belajar melalui model pembelajaran kooperatif dengan metode metode resitasi dalam pembelajaran geografi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI IPS di SMA Muhammadiyah Martapura? E. Tindakan-Tindakan Penelitian Adapun tindakan-tindakan penelitian yang harus diikuti dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan metode resitasi adalah sebagai berikut: 1. Fase Pemberian Tugas Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

9 a) Tujuan yang akan dicapai Tujuan yang akan dicapai dalam pemberian tugas dan resitasi pada bidang studi geografi yaitu untuk memacu siswa agar selalu siap belajar tetapi jangan sampai terjadi kebiasaan siswa baru akan melakukan belajar jika metode ini akan diterapkan dalam pembelajaran pada pertemuan berikutnya. b) Jenis tugas yang jelas dan tepat Jenis tugas yang diberikan khususnya pada bidang studi geografi harus jelas dan tepat, sehingga siswa mampu menyelesaikan tugas-tugas tersebut setelah guru memberikan materi pelajaran. c) Tugas yang diberikan harus sesuai dengan kemampuan siswa d) Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa seperti buku paket dari guru atau lembar kerja siswa (LKS). e) Diharapkan siswa menyediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas khususnya mata pelajaran geografi. 2. Fase Pelaksanaan Tugas Langkah ini meliputi hal-hal sebagai berikut: a) Diberi bimbingan berupa penjelasan materi pada pokok bahasan tertentu dalam bidang studi geografi atau diberi pengawasan dalam pelaksanaan tugas oleh guru. b) Sebelum melaksanakan tugas seharusnya siswa diberikan dorongan sehingga siswa mau bekerja. c) Diusahakan dikerjakan oleh siswa sendiri tidak menyuruh orang lain.

10 d) Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang telah dikerjakan dengan baik dan sistematik. 3. Fase Mempertanggungjawabkan Tugas Hal-hal yang harus dikerjakan dalam fase ini adalah sebagai berikut: a) Laporan siswa baik lisan maupun tulisan dari apa yang telah dikerjakan pada soal-soal geografi yang diberikan oleh guru. b) Ada tanya jawab atau diskusi kelas tentang soal-soal yang diberikan sehingga guru mengetahui apakah siswa mengerjakan tugas tersebut sendiri atau menyuruh orang lain. c) Penilaian hasil pekerjaan siswa dengan tes maupun non tes atau cara lainnya. F. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk menganalisis: 1. Peningkatan aktivitas belajar siswa kelas XI IPS di SMA Muhammadiyah Martapura dalam mata pelajaran geografi melalui implementasi model pembelajaran kooperatif dengan metode resitasi. 2. Peningkatan prestasi belajar siswa kelas XI IPS di SMA Muhammadiyah Martapura dalam mata pelajaran geografi melalui model pembelajaran kooperatif dengan metode resitasi.

11 G. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat bagi peneliti Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Dan mengembangkan pengetahuan penulis dari materi yang didapat dibangku kuliah dengan mengaplikasikannya melalui penelitian tindakan kelas. 2. Manfaat bagi siswa Dapat meningkatkan dan membangkitkan minat serta keaktifan belajar siswa terhadap mata pelajaran geografi dengan cara merangsang kebutuhan berprestasi yang ada dalam diri siswa melalui penggunaan metode resitasi. 3. Manfaat bagi guru a. Dapat memberikan informasi kepada kalangan pendidik metode mana yang lebih baik diterapkan dalam proses pembelajaran geografi. b. Dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan hasil pembelajaran khususnya di SMA Muhammadiyah Martapura. 4. Manfaat bagi sekolah Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi sekolah terutama SMA Muhammadiyah Martapura, dengan adanya informasi yang diperoleh sehingga dapat dijadikan sebagai bahan kajian bersama agar dapat meningkatkan kualitas sekolah.

12 H. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Ruang lingkup subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah Martapura Kabupaten OKU Timur Sumatera Selatan. 2. Ruang lingkup objek penelitian adalah aktivitas dan prestasi belajar geografi siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan metode resitasi. 3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah di SMA Muhammadiyah Martapura Kabupaten OKU Timur Sumatera Selatan. 4. Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun pelajaran 2010/2011. 5. Ruang lingkup ilmu dalam penelitian adalah strategi pembelajaran geografi.