BAB I PENDAHULUAN. membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi, para pelaku bisnis manufaktur semakin bersaing untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat besar yang menyimpan

Perhitungan Harga Pokok Produksi þÿ P a d a P a b r i k T a h u B u G i t o D e n Metode Process Costing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan industri di Indonesia sangat pesat. Terutama sejak

Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual Produksi Tahu Pas (Putra H.

ABSTRAK. Kata kata kunci: Pengumpulan Biaya Produksi Pesanan, Job Order Costing Method, Penetapan Harga Jual. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan manufaktur dalam melakukan produksi memerlukan pengorbanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

PERHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN ETALASE PADA SUMBER JAYA ALUMMUNIUM. Ramona Nur Rachmatika

dimana pada pesanan A selisihnya sebesar Rp ,00 dan pada pesanan B selisihnya sebesar Rp ,00. Dalam menetapkan harga jual dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan pesatnya perkembangan industri menyebabkan semakin banyaknya perusahaan yang didirikan baik

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang sangat kuat dalam dunia usaha, hal tersebut. menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. industri tersebut membuat para pengusaha melakukan berbagai cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. usaha mereka dapat berlangsung dalam jangka panjang (going concern). Jika

BAB I PENDAHULUAN. mereka dapat terhindar dari kerugian yang timbul akibat adanya persaingan yang. sehingga akan meningkatkan laba perusahaan.

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tingkat kemajuan di berbagai bidang perekonomian dan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan pesat dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Kelancaran dan keberhasilan suatu perusahaan bergantung pada kemampuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini dimana semakin majunya

Bab I. Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perekonomian dunia sedang menuju era globalisasi di mana

BAB I PENDAHULUAN. Harga pokok produksi merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui oleh

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pada dunia industri dewasa ini, perusahaan perusahaan dituntut untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan manajemen untuk dapat bertahan dan berkembang dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan perlu mempunyai strategi-strategi yang dijalankan untuk. untuk jangka waktu yang panjang dan berkesinambungan.

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perekonomian dunia sedang menuju era globalisasi di mana

BAB I PENDAHULUAN. Negara kita sedang memasuki masa pembangunan. Pembangunan ini

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

Akuntansi Biaya. Sistem Biaya & Akumulasi Biaya (Cost System & Cost Accumulation) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari perusahaan manufaktur skala besar sampai kecil. Sekarang ini,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipercaya sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dewasa ini yang ditandai dengan persaingan pelaku

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan domestik harus mempersiapkan secara matang kinerja dan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai tujuan untuk mendapatkan laba maksimum secara terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan umumnya ditentukan oleh kemampuan manajemen

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. bisnis perhotelan ini dapat diawali dengan mengkaji dan memperbaiki sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia yang sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Charles T. Horngren (2006), akuntansi biaya adalah mengukur,

Perhitungan Harga Pokok Produksi þÿ P a d a P a b r i k T a h u B u G i t o D e n Metode Process Costing

BAB I PENDAHULUAN. Penetapan harga pokok produk sangatlah penting bagi manajemen untuk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Sandang Indah, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. industri. Kenapa sektor industri dituntut untuk selalu berkembang? Hal ini

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Masiyah Kholmi dan Yuningsih biaya (cost)

BAB II BAHAN RUJUKAN

yang bersifat variabel maupun tetap. Sedangkan pada metode variabel costing biaya produksi yang diperhitungkan hanyalah yang bersifat variabel saja. D

iii UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

PENERAPAN JOB ORDER COSTING METHOD DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI PANEL LISTRIK PADA CV.

BAB I PENDAHULUAN. maupun teknologi, menyebabkan kebutuhan manusia meningkat dan beragam hal

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki visi, misi dan tujuan yang ingin dicapai,

I. PENDAHULUAN. Setiap organisasi yang berorientasi pada laba (profit oriented organization)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Penelitian sejenis ini pernah dilakukan oleh Hartinah dan Kaslani (2011);

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen. Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses

SISTEM PERHITUNGAN BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA AKUNTANSI BIAYA

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur di Indonesia Tahun

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH LAB. PENGANTAR AKUNTANSI 3 (ED) KODE / SKS : KD / 2 SKS

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan. Dalam mencapai tujuan tersebut perusahaan. produksi yang akan berpengaruh pada harga jual.

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Kata kunci : Harga Pokok Produksi, Absorption Costing, Variable Costing. Universitas Kristen Maranatha

PENETAPAN HARGA POKO PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT PADA PT. PAYA PINANG GROUP TEBING TINGGI. Sri Wangi Sitepu, S.Pd, M.Si

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi global menuntut perusahaan menata manajemennya, mengingat ketatnya persaingan dan segala bentuk perubahan yang tidak dapat diprediksi sebelumnya. Setiap perusahaan, baik skala besar maupun kecil, akan mengalami perubahan-perubahan yang dipengaruhi faktor lingkungan eksternal dan internal. Manajemen merupakan inti tata kelola perusahaan, yang berperan membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses pemilihan diantara berbagai alternatif disebut pengambilan keputusan. Fungsi manajerial tersebut berkaitan dengan perencanaan dan pengendalian. Aktivitas perusahaan dipantau secara kontinu untuk memastikan hasilnya berada dalam batasan yang diinginkan. Hasil aktual aktivitas tersebut dibandingkan dengan rencana dan jika terdapat perbedaan yang signifikan, tindakan perbaikan akan diambil. Sama halnya dalam menghadapi persaingan dan segala perubahan yang terjadi, diperlukan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Pengambilan keputusan tersebut dimaksudkan agar permasalahan yang menghambat laju perusahaan dapat segera terselesaikan sehingga perusahaan dapat berjalan dengan efisien dan efektif dalam rangka mencapai tujuannya. Organisasi yang berorientasi bisnis akan terus menelusuri jumlah biaya dan biaya per unit untuk sejumlah alasan, yaitu pembuatan laporan keuangan, 1

2 penentuan profitabilitas dan pengambilan keputusan. Terkait pengambilan keputusan, biaya akan berhubungan dengan berapa harga yang harus dibebankan kepada konsumen. Pengambilan keputusan, terutama terkait biaya, harus dilakukan dengan hati-hati agar laba yang optimal dalam jangka panjang dapat tercapai. Biaya dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat di masa depan. Pada organisasi yang berorientasi bisnis, manfaat masa depan adalah pendapatan. Agar organisasi tersebut dapat terus berjalan, pendapatan harus selalu melebihi beban. Jadi, biaya dan harga berkaitan dalam pengertian bahwa harga jual harus selalu melebihi biaya agar menghasilkan laba. Banyak perusahaan tidak menerapkan sistem akuntansi biaya dengan baik, terutama terkait penentuan harga pokok produksi, mengingat tidak ada data yang dapat diandalkan manajemen dalam rangka mengambil keputusan mengenai produk. Oleh karena itu, biaya-biaya yang terkait dengan suatu proses produksi harus diidentifikasi, diklasifikasi, dicatat dan dihitung dengan benar sehingga menghasilkan informasi harga pokok produksi yang akurat. Dengan demikian, perusahaan dapat menetapkan harga jual yang kompetitif, yaitu yang dapat mengoptimalkan laba sekaligus memenuhi tuntutan konsumen. CV. Mulyana Karya merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha manufaktur panel listrik. Perusahaan beroperasi dalam industri yang bekerja berdasar pesanan. Metode pengakumulasian biaya produksi yang diterapkan perusahaan dalam rangka menentukan harga pokok produksi adalah job order

3 costing. Hal tersebut diketahui dari cara perusahaan mengakumulasikan unsurunsur biaya produksinya pada masing-masing pesanan. Namun, berdasarkan teori akuntansi biaya, terdapat kesalahan dalam proses job order costing tersebut. Identifikasi dan klasifikasi biaya produksi tidak dilakukan dengan benar. Selain itu, dasar alokasi biaya yang digunakan untuk mengalokasikan overhead pabrik ke pesanan juga tidak tepat (Hongren, Datar & Foster: 2011). Adanya kesalahan dalam proses job order costing yang diterapkan perusahaan, menyebabkan penggunaan cara tersebut tidak mendukung aktivitas manajemen dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan mengenai produk, karena tidak menghasilkan informasi harga pokok produksi yang akurat. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi terkait costing system di perusahaan. Perusahaan bekerja berdasar pesanan, maka penerapan job order costing sebagai metode pengakumulasian biaya produksi merupakan keputusan yang tepat. Namun, adanya kesalahan dalam proses tersebut tidak memungkinkan perusahaan untuk menggunakan full costing sebagai metode pembebanan unsurunsur biaya produksi ke pesanan. Penggunaan metode full costing dimaksudkan agar menghasilkan informasi harga pokok produksi yang lebih akurat. Overhead pabrik, baik yang bersifat tetap maupun variabel, dibebankan atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya yang sesungguhnya. Selain itu, overhead pabrik tetap, seperti halnya dengan overhead pabrik variabel diperlukan untuk memproduksi dan oleh karena itu menurut metode full costing, harus dibebankan sebagai biaya produksi (Mulyadi, 2009). Dengan biaya produksi yang dihitung dengan benar, harga jual dapat ditetapkan

4 dengan memadai, yaitu dalam pengertian bahwa harga jual tersebut dapat menutupi biaya yang dikeluarkan, dapat bersaing dengan harga jual produk sejenis dari perusahaan pesaing dan mengandung laba yang ditetapkan perusahaan. Dari uraian tersebut, penulis tertarik untuk meneliti penentuan harga pokok produksi, dengan judul: Penerapan Job Order Costing Method dengan Pendekatan Full Costing dalam Menentukan Harga Pokok Produksi Panel Listrik pada CV. Mulyana Karya. 1.2 Identifikasi Masalah Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, penentuan harga pokok produksi merupakan hal yang penting. Harga pokok produksi merupakan salah satu informasi yang dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan mengenai produk oleh manajemen. Agar mendapatkan harga pokok produksi yang akurat, sebaiknya perusahaan menerapkan costing system dengan baik. Oleh karena itu, permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagaimana penerapan job order costing yang dilaksanakan CV. Mulyana Karya. b. Bagaimana perhitungan unsur-unsur biaya produksi CV. Mulyana Karya dalam menentukan harga pokok produksi dengan pendekatan full costing.

5 c. Bagaimana penerapan job order costing dengan pendekatan full costing dalam menentukan harga pokok produksi yang dapat dilaksanakan pada CV. Mulyana Karya. d. Bagaimana perbedaan perhitungan harga pokok produksi antara metode full costing dengan metode yang dijalankan CV. Mulyana Karya. 1.3 Batasan Masalah Penelitian ini akan menganalisis bagaimana proses produksi pada CV. Mulyana Karya sekaligus menelaah tahapan costing system yang diterapkan perusahaan. Penulis akan memberikan contoh tahapan costing system yang lebih tepat menurut teori akuntansi biaya kepada perusahaan, yaitu cara menentukan harga pokok produksi menggunakan metode job order costing dengan pendekatan full costing, yang didahului dengan mengidentifikasi dan mengklasifikasi unsurunsur biaya produksi perusahaan. Selanjutnya, perhitungan harga pokok produksi menurut metode full costing tersebut akan dibandingkan dengan metode yang dijalankan perusahaan untuk didapatkan selisih harga pokok produksi pada masing-masing pesanan.

6 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, setiap perusahaan sebaiknya menerapkan costing system dengan baik. Tujuannya, agar informasi yang digunakan manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan mengenai produk merupakan informasi yang memadai. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui bagaimana penerapan job order costing yang dilaksanakan CV. Mulyana Karya. b. Untuk mengetahui bagaimana perhitungan unsur-unsur biaya produksi CV. Mulyana Karya dalam menentukan harga pokok produksi dengan pendekatan full costing. c. Untuk mengetahui bagaimana penerapan job order costing dengan pendekatan full costing dalam menentukan harga pokok produksi yang dapat dilaksanakan pada CV. Mulyana Karya. d. Untuk mengetahui bagaimana perbedaan perhitungan harga pokok produksi antara metode full costing dengan metode yang dijalankan CV. Mulyana Karya.

7 1.4.2 Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak, yaitu: a. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pembanding dengan teori-teori yang telah ada sebelumnya dan sebagai bukti empiris yang dijadikan penguat untuk pengembangan ilmu pengetahuan. b. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tawaran solusi sekaligus masukan positif terkait tahapan penentuan harga pokok produksi dalam perusahaan yang bekerja berdasar pesanan. c. Bagi Peneliti Berikutnya Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pemikiran dan bahan pendukung dalam melakukan penelitian sejenis di masa datang. 1.5 Pendekatan Masalah Manajemen perusahaan manufaktur berkepentingan atas informasi jumlah biaya yang digunakan untuk memproduksi produk (harga pokok produk). Manajemen memerlukan informasi tersebut untuk memenuhi beberapa tujuan, diantaranya merumuskan strategi yang harus diambil, yaitu membuat keputusan

8 tentang harga jual dan pengendalian biaya, serta menyusun laporan keuangan. (Daljono, 2011: 33) Sistem kalkulasi biaya merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menentukan biaya produksi dan harga pokok produksi dalam suatu proses produksi. Sistem tersebut secara tipikal akan menghitung biaya dalam dua tahap dasar, yaitu akumulasi (accumulation) yang dilanjutkan dengan pembebanan (assignment). (Hongren, Datar & Foster, 2011: 31) Dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Biaya, Mursyidi mengatakan ada lima metode yang dapat dipilih perusahaan dalam tahap pengumpulan biaya (cost accumulation). Namun pada dasarnya, ada dua metode yang paling banyak digunakan dalam cost accumulation, yaitu job order costing dan process costing. Job order costing merupakan metode pengumpulan biaya produksi berdasarkan pesanan, sedangkan process costing merupakan metode pengumpulan biaya produksi berdasarkan proses/masa/periodik. Selanjutnya dalam tahap pembebanan (assignment), ada dua metode yang dapat dipilih perusahaan, yaitu full costing dan variable costing. Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produk yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi, baik yang bersifat variabel maupun tetap, sedangkan variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produk yang memperhitungkan unsur-unsur biaya produksi yang bersifat variabel saja. (2010: 28-29) CV. Mulyana Karya merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha manufaktur panel listrik dan beroperasi dalam industri yang bekerja berdasar pesanan. Oleh karena itu, terkait proses produksinya, perusahaan

9 mengeluarkan biaya-biaya manufaktur, yaitu bahan langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik. Biaya-biaya tersebut ditelusuri perusahaan ke pesanan yang diproduksi. Biaya bahan langsung dan tenaga kerja langsung dibebankan berdasar biaya yang telah terjadi, sedangkan overhead pabrik dialokasikan menggunakan dasar alokasi biaya yang dianggap mempunyai hubungan sebab akibat dengan overhead pabrik tersebut. Terkait tahapan costing system tersebut, perhitungan harga pokok produksi yang dijalankan perusahaan, tidak menghasilkan informasi yang memadai karena adanya kesalahan dalam perhitungan biaya-biaya manufaktur yang terserap oleh tiap pesanan yang diproduksi. Selain itu, dasar alokasi biaya yang digunakan untuk mengalokasikan overhead pabrik ke pesanan juga tidak tepat. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi tahapan costing system pada perusahaan. Tahapan awal yang dilakukan adalah mengoreksi beberapa kesalahan dalam proses job order costing yang telah diterapkan perusahaan, yaitu dengan mengidentifikasi seluruh biaya yang terkait dengan proses produksi pesanan dan mengklasifikasikannya sebagai biaya manufaktur, serta memilih dasar alokasi biaya yang tepat untuk mengalokasikan overhead pabrik ke pesanan. Biaya manufaktur tersebut dibebankan ke pesanan dengan sistem biaya sesungguhnya (actual cost system). Selanjutnya untuk menentukan harga pokok produksi, metode yang digunakan adalah full costing, yaitu dengan memperhitungkan semua unsur biaya manufaktur ke pesanan. Tujuan penggunaan metode full costing adalah agar didapatkan perhitungan harga pokok produksi yang lebih

10 akurat dari metode yang dijalankan perusahaan. Pendekatan masalah disusun secara sistematis pada Gambar 1.1 Gambar 1.1 Pendekatan Masalah

11 1.6 Metodologi Penelitian 1.6.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah: a. Metode Deskriptif Kuantitatif Suatu analisis data yang digunakan untuk menerangkan dan merekomendasikan hasil penelitian dengan menggunakan angka-angka. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menghitung harga pokok produksi menggunakan metode yang dijalankan perusahaan dan metode full costing. b. Metode Deskriptif Kualitatif Suatu analisis data yang digunakan untuk menerangkan dan merekomendasikan hasil penelitian dengan menggunakan keteranganketerangan yang tidak berbentuk angka. Analisis kualitatif dilakukan dengan membandingkan perhitungan harga pokok produksi menurut metode yang dijalankan perusahaan dengan metode full costing. 1.6.2 Data Penelitian a. Jenis Data 1) Data Subjek Data mengenai gambaran umum perusahaan, serta kebijakan dan prosedur terkait tahapan costing system pada perusahaan.

12 2) Data Dokumenter Data berupa catatan gaji pekerja langsung pada bagian produksi, serta catatan penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan. b. Sumber Data 1) Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari pemilik perusahaan, yaitu terkait pemakaian biaya produksi tiap pesanan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini.. 2) Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari berbagai sumber yang telah ada. Karena dikumpulkan pihak lain, maka penulis tinggal memanfaatkan data tersebut untuk penelitian. Data sekunder yang digunakan, yaitu buku-buku dan referensi lain sebagai bahan kajian dalam penelitian ini. c. Teknik Pengumpulan Data 1) Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab dengan pihak perusahaan, yaitu pemilik perusahaan dan pekerja langsung pada bagian produksi.

13 2) Observasi Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Penulis melakukan observasi nonpartisipatif, yaitu hanya mengamati proses produksi pesanan, tidak ikut serta dalam kegiatan tesebut. 1.6.3 Alat Analisis Data Data yang berupa biaya bahan baku, upah langsung dan overhead pabrik dianalisis dengan cara: a. Melakukan pengumpulan biaya produksi Dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Biaya, Mursyidi mengatakan bahwa dalam suatu proses produksi terdapat elemen biaya, yaitu bahan baku, upah langsung dan overhead pabrik. Biaya ini perlu dikumpulkan menjadi satu sebagai biaya produksi. Pengumpulan biaya produksi tersebut bergantung pada cara perusahaan berproduksi. (2010: 28) CV. Mulyana Karya memproduksi produk berdasarkan pesanan, maka metode pengumpulan biaya produksinya adalah job order costing. Tahap awal dalam kalkulasi job costing adalah mengidentifikasi biaya langsung pesanan dengan menghitung penggunaan bahan baku dan upah langsung. Tahap selanjutnya adalah menghitung overhead pabrik yang dialokasikan ke pesanan. Tahap tersebut didahului dengan memilih dasar alokasi biaya

14 untuk mengalokasikan overhead pabrik ke pesanan, mengidentifikasi overhead pabrik yang terkait dengan dasar alokasi biaya dan menghitung overhead pabrik per unit dari dasar alokasi biaya. (Hongren, Datar & Foster, 2011: 117-119) b. Melakukan penentuan harga pokok produksi Dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Biaya, Mulyadi mengatakan bahwa penentuan harga pokok produksi merupakan perhitungan unsurunsur biaya produksi terhadap produk yang dihasilkan dari suatu proses produksi sehingga didapatkan jumlah biaya yang melekat pada produk tersebut. (2009: 17) Metode penentuan harga pokok produksi yang ditawarkan dalam penelitian ini adalah full costing. Adapun unsur-unsur biaya produksi yang digunakan dalam perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing adalah sebagai berikut (Mulyadi, 2009: 122): Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Tetap Biaya Overhead Pabrik Variabel Harga Pokok Produk Rp. xx Rp. xx Rp. xx Rp. xx Rp. xx

15 c. Melakukan perbandingan harga pokok produksi Setelah melakukan perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing dan metode yang dijalankan perusahaan, selanjutnya harga pokok produksi tersebut dibandingkan satu sama lain untuk didapatkan selisih harga pokok produksi pada masing-masing pesanan. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di pabrik CV. Mulyana Karya, yang beralamat di Jalan Terusan Buah-Batu No. 228 Bandung. Waktu penelitian dimulai pada bulan November 2012 sampai dengan Januari 2013.