SIMBIOSIS MUTUALISME ANTARA PEMERINTAH DAERAH DAN PENGUSAHA BATIK DI KABUPATEN BANTUL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Total Penjualan di Negara Tujuan Ekspor Batik (Liputan 6.com, 2013) Negara

BAB I PENDAHULUAN. Sumartini, Penerapan Hasil Belajar "Mewarna Pada Kain Dan Serat" Dalam Praktikum Pewarnaan Batik

PERANAN UNESCO TERHADAP PENGKLAIMAN BUDAYA TIDAK BERWUJUD DAN PENERAPAN HUKUMNYA DI INDONESIA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Kemanusiaan dari Indonesia yang merupakan budaya lisan dan nonbendawi oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diupayakan langkah-langkah ke arah peningkatan kualitas pendidikan, dari mulai

BAB I PENDAHULUAN. baik dibanding dengan tahun lalu. Kondisi ini tidak lepas dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Selain keberagaman kebudayaan Indonesia, juga dikenal sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tahun Nilai Ekspor Batik Nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Harus diakui saat ini para wisatawan berkunjung ke suatu daerah di

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejarah dapat diartikan sebagai kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimasukkannya ke dalam Daftar Representatif sebagai Budaya Tak-benda

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya transaksi baik berupa barang atupun jasa. Menurut Mankiw (2003: 82),

BISNIS BATIK ONLINE STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Mata Kuliah Lingkungan Bisnis : AKHMAD DAHLAN NIM :

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN GELAR BATIK NUSANTARA 2015 JAKARTA CONVENTION CENTER JUNI 2015

PELESTARIAN BATIK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DI KALANGAN SISWA SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam proses pemulihan perekonomian Indonesia, sektor Usaha Kecil

SAMBUTAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA HARI BATIK NASIONAL PEKALONGAN, 3 OKTOBER 2011

PENDAHULUAN Latar Belakang

Sambutan Presiden RI pd Acara Puncak Sail Komodo 2013, tgl.14 Sept 2013, di NTT Sabtu, 14 September 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PERESMIAN ACARA PESONA BATIK PESISIR UTARA JAWA BARAT. Di Hotel Sari Pan Pasific. Tanggal, 19 Mei 2016.

UKDW BAB I 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PERINGATAN HARI BATIK NASIONAL DI MUSEUM TEKSTIL JAKARTA, 2 OKTOBER 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor : 12 Tahun 2001 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah organisasi, perusahaan maupun lembaga, baiknya yang sifatnya profit

BAB I PENDAHULUAN. pertambangan dan sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

AGENDA AKSI DEKADE KETIGA GERAKAN PUSAKA INDONESIA DASA WARSA Tema "Pusaka untuk Kesejahteraan Rakyat"

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis telah berkembang pesat saat ini baik dalam pasar domestik

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi jalan dan bertahannya perusahaan. Persaingan yang semakin pesat

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2009 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN PENGEMBANGAN SEKOLAH SEHAT

1.6 Manfaat a. Melestarikan batik sebagai warisan kekayaan budaya indonesia. b. Menambah pengetahuan masyarakat tentang batik.

BAB I PENDAHULUAN. Warisan kebudayaan Indonesia yang bermacam macam ini disebabkan

MODEL PERLINDUNGAN HUKUM ATAS KARYA CIPTA MOTIF BATIK JEMBER SEBAGAI KEKAYAAN INTELEKTUAL TRADISIONAL ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Syafrida Eliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia mempunyai potensi yang dapat dibina dan

BATIK SEBAGAI PELUANG USAHA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat

Implementasi Muatan Lokal Membatik di SMA Negeri I Situbondo

BAB I PENDAHULUAN. mancanegara. Pada tanggal 2 Oktober 2009 batik telah diakui oleh UNESCO sebagai

2 Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lem

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I MENJEJAKKAN LANGKAH

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat karena adanya isu-isu negatif tentang lingkungan yang marak dibicarakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut mata pencaharian, tenaga kerja, dan pendapatan masyarakat

BUPATI BOGOR PERATURAN BUPATI BOGOR NOMOR 6 TAHUN TENTANG PAKAIAN DINAS HARIAN BATIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh bangsa Indonesia ini telah ditetapkan United Nations Educational,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Solo sebagai salah satu kota administratif di Jawa Tengah memegang peranan

TUGAS AKHIR 135. Museum Batik Yogyakarta di Kabupaten Bantul

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peran guru dalam meningkatkan kualitas dan kompetensi sumber

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang

EKSPRESI KARYA SENI TRADISIONAL SEBAGAI KEKAYAAN INTELEKTUAL BANGSA. Oleh: Etty S.Suhardo*

BAB I PENDAHULUAN. UNESCO (United Nation Educational, Scientific, and Culture Organization) telah

Penggunaan Teknologi Informasi dalam Menyiasati Peluang Bisnis Batik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN BUPATI MAJENE NOMOR 49 TAHUN 2017 TENTANG

KARYA ILMIAH BATIK SEBAGAI BISNIS USAHA MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

Persepsi Masyarakat Sekitar Terhadap Pemanfaatan dan Kelestarian Candi Borobudur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG SEKOLAH GRATIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DI KABUPATEN GUNUNG MAS

I. Pendahuluan. Dasar Pemikiran:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing dengan negara lain. Namun, dunia pendidikan di Indonesia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPPTKI. Pakaian Dinas. PNS. Pencabutan.

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA

SENTRA BATIK TULIS LASEM Nanda Nurani Putri BAB I PENDAHULUAN

JUMLAH PAUD NON FORMAL DAN TK/PAUD FORMAL KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

KONSEP UMUM KEBUDAYAAN -Data Pokok Kebudayaan-

LITERASI DIGITAL DAN PERTISIPASI PUBLIK PEMUDA DESA. Oleh; Agus Maimun Ketua Karang Taruna Jawa Timur

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN JAMINAN PENDIDIKAN DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA,

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

MEMUTUSKAN: 1. Ketentuan pasal 1 ditambah satu angka setelah angka 22 yaitu angka 23, sehingga pasal 1 berbunyi sebagai berikut: Pasal 1

BAB I INTRODUCING. revitalisasi kawasan yang berlokasi di Blok bekas fungsi bangunan: Gedung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDIDIKAN GRATIS ATAU BEBAS PUNGUTAN DAN PERMASALAHANNYA

Transkripsi:

SIMBIOSIS MUTUALISME ANTARA PEMERINTAH DAERAH DAN PENGUSAHA BATIK DI KABUPATEN BANTUL KARYA ILMIAH Di susun Sebagai Ujian Kuliah Lingkungan Bisnis Oleh Nama : Galih Sarastikha NIM : 10.11.3987 Kelas : S1 TI 2F STMIK AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2011

ABSTRAK Sesuai dengan judulnya, SIMBIOSIS MUTUALISME ANTARA PEMERINTAH DAERAH DAN PENGUSAHA BATIK DI KABUPATEN BANTUL, karya ilmiah ini berisi tentang keterkaitan antara pemerintah dengan perkembangan bisnis batik terutama di Kabupaten Bantul. Sejak adanya aksi Malaysia yang mengklaim beberapa kebudayaan Indonesia sebagai kebudayaan asli milik Malaysia, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah mulai gencar berusaha untuk melestarikan kebudayaan Indonesia, termasuk Pemerintah Kabupaten Bantul. Salah satu objek yang menjadi fokus pelestarian Budaya Indonesia oleh pemerintah adalah kain batik. Hal ini secara tidak langsung telah membangkitkan gairah bisnis para pengusaha batik agar lebih aktif sehingga keuntungan yang diperoleh meningkat.

PEMBAHASAN Selama dua tahun ini, Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata semakin gencar dalam melakukan usaha pelestarian budaya Indonesia. Salah satu hasil dari kerja keras pemerintah adalah pengukuhan Batik Indonesia sebagai Warisan Budaya Dunia (World Heritage) oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization). Sejak adanya pengukuhan tersebut yang dilaksanakan pada tanggal 02 Oktober 2009 di Abu Dhabi (Uni Emirat Arab), animo masyarakat termasuk remaja terhadap batik semakin meningkat. Banyak sambutan positif yang diberikan atas prestasi tersebut. Salah satu apresiasi terhadap pengukuhan ini, pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie telah mencetuskan suatu peraturan yang mewajibkan seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan anak sekolah mengenakan batik pada hari-hari tertentu supaya warisan budaya tak benda yang dihasilkan oleh Indonesia sebagai mana diakui Unesco tetap lestari. Peraturan ini ternyata mendapat tanggapan yang positif dari berbagai elemen masyarakat dan instansi baik negeri maupun swasta. Banyak Pemerintah Daerah yang mulai membuat peraturan resmi tentang kewajiban mengenakan seragam berbahan/ bermotif batik, termasuk di dalamnya Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul. Peraturan tersebut kurang lebih menyatakan bahwa setiap hari Kamis dan Jum at seluruh pegawai di lingkungan Pemerintah Daerah harus mengenakan pakaian batik. Begitu juga para pelajar. Sampai saat ini sudah 90% sekolah (dari Taman Kanak-kanak hingga Sekolah Menengah Atas) baik negeri maupun swasta yang ada di Kabupaten Bantul sudah melaksanakan peraturan ini. Dengan begitu, peraturan wajib mengenakan batik ini secara tidak langsung telah membuka peluang bisnis bagi pengusaha tekstil khususnya kain batik. Bagaimana tidak? Jika satu sekolah saja memiliki 100 siswa, maka akan dibutuhkan 100 kain atau baju batik. Ini baru satu sekolah. Hingga saat ini, sudah

tercatat kurang lebih ada 62 SMA/MA/SMK, 85 SMP/ MTs, 346 SD/Mi, dan 495 TK di Kabupaten Bantul. Jika semua sekolah sudah menerapkan peraturan ini, maka akan ada ribuan batik yang dicari. Situasi ini membuat para pengusaha batik mengalami peningkatan omset terutama pada awal tahun ajaran. Karena pada saat itu, banyak siswa baru yang membutuhkan seragam baru. Selain membuat peraturan wajib mengenakan batik, pemerintah juga menjadikan batik sebagai salah satu mata pelajaran muatan lokal. Ini juga bias menjadi peluang terjalinnya kerja sama antara pengusaha batik dengan instansi pendidikan. Para pengusaha dapat membagi ilmu mereka dengan memberikan pengajaran tentang batik. Jadi, bagi para pengusaha atau calon pengusaha yang menjalani bisnis kain/ pakaian batik dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk mengembangkan bisnisnya. Inilah yang dinamakan simbiosis mutualisme. Pemerintah diuntungkan dengan tetap lestarinya batik dan meningkatnya income per kapita daerah serta pajak dari pengusaha batik. Sedangkan pengusaha batik diuntungkan dengan terbukanya peluang bisnis yang cukup menjanjikan keberlangsungannya dan peluang kerja sama dengan dunia pendidikan dalam mata pelajaran muatan lokal batik.

REFERENSI http://www.bantulkab.go.id/berita/983.html http://diemas-16-08-1995.blogspot.com/ http://eprints.uny.ac.id/2495/ Keputusan Bupati Nomor 5A/ 2010 tentang batik sebagai muatan lokal di sekolah. http://dikdas.bantulkab.go.id/documents/20110112115655-smp_bantul.xls http://www.pendidikan-diy.go.id/file/alamat_sekolah/smk_bantul.xls http://dikdas.bantulkab.go.id/documents/20110112115601-sd_bantul.xls