BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Obyek Dalam setiap perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur pasti memiliki bahan baku atau raw material. Karena bisnis manufaktur menekankan pada pengolahan sebuah bahan baku menjadi barang jadi yang siap jual, maka bahan baku adalah sebuah syarat mutlak untuk ada di dalam suatu perusahaan manufaktur. Dalam kenyataannya, bahan baku yang telah dibeli sebelum diolah menjadi barang jadi akan disimpan terlebih dahulu yaitu didalam gudang bahan baku. Dalam hal proses produksi, bahan baku didalam perusahaan memegang peranan yang sangat penting dalam menunjang kelangsungan proses produksi. Walaupun ada faktor-faktor lain yang penting tetapi kualitas bahan baku yang baik akan sangat berpengaruh terhadap kulitas produk jadi yang akan dihasilkan. Oleh karena itu perusahaan harus dapat mengendalikan masalah kualitas bahan baku dengan baik. Bahan baku merupakan benda yang dapat dibuat sesuatu, atau barang yang dibutuhkan untuk membuat sesuatu. Perusahaan selalu menghendaki jumlah bahan (persediaan) yang cukup agar proses produksi tidak terganggu. Dari masalah persediaan inilah muncul resiko kerusakan bahan baku yang sangat besar ketika dalam masa penyimpanan. Untuk itulah penanganan dari petugas ketika bahan baku datang sampai keluar lagi untuk digunakan dalam proses produksi harus sangat diperhatikan baik bentuk, isi, maupun kualitasnya. Persedian bahan
dalam jumlah besar mengandung banyak resiko dan masalah di antaranya resiko hilang dan rusak, biaya pemyimpanan, pemeliharaan dan pengawasan yang tinggi, resiko usang, menurunnya kualitas bahan, dll. Untuk memperlancar pengendalian bahan baku yang ideal, suatu perusahaan dapat melakukan seperti membuat daftar jenis-jenis bahan baku yang dibutuhkan, persyaratannya, jumlahnya lalu membuat jadwal, kapan bahan baku itu dibutuhkan oleh perusahaan, melaksanakan pembelian bahan baku sesuai jadwal dan program perusahaan, melaksanakan penyimpanan bahan baku di dalam gudang milik perusahaan, menempatkan tenaga pelaksana dan pengawas yang bertanggung jawab terhadap terlaksananya proses pengendalian ini yang sesuai dengan standar yang berlaku. Kualitas bahan baku sangatlah penting untuk menentukan apakah proses produksi menghasilkan produk yang berkualitas tinggi ataupun mengakibatkan gagal produksi. Di dalam PT Phapros sendiri yang bergerak dibidang farmasi pembuatan obat, kualitas bahan baku memegang peranan yang sangat penting karena kandungan bahan yang bisa berubah hanya karena cara penyimpanan yang salah. Menurut dasar CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) keadaan yang steril sangat diutamakan, terjadinya efek kontaminasi bahan baku ketika dalam penyimpanan sangat mungkin terjadi maka penanganan dan cara penyimpanan di dalam gudang harus hati-hati dan sesuai standar yang diberlakukan. Berawal dari bahan baku inilah hasil produk jadi yang berupa obat harus benar-benar aman dan berkhasiat bagi kesehatan tubuh manusia. Untuk menjamin kualitas produk jadi maka pengendalian kualitas harus dilakukan mulai dari awal yaitu bahan baku
sebagai dasar sebelum proses produksi yang dikhususkan pada gudang bahan baku. Berdasarkan dari uraian diatas dan beberapa pertimbangan, maka penulis memilih Pengendalian Kualitas Bahan Baku pada PT Phapros Tbk Semarang sebagai judul Laporan Kuliah Kerja Praktek ini. 1.2 Tujuan Kerja Praktek Tujuan penyusunan Laporan Kerja Praktek ini, penulis bagi menjadi dua yaitu: 1.2.1 Tujuan Umum Memperoleh gambaran hasil pengelolaan pengendalian kualitas bahan baku yang dilakukan pada PT Phapros Tbk Semarang di bagian Gudang Bahan Baku guna meminimalkan kerusakan dalam penyimpanan. 1.2.2 Tujuan Khusus a. Memperoleh gambaran tindakan petugas terhadap Bahan Baku yang baru masuk hingga proses penyimpanan selesai yang dilakukan PT Phapros Tbk pada bagian Gudang Bahan Baku. b. Memperoleh gambaran penggunaan sistem mapping yang dilakukan PT Phapros Tbk pada bagian Gudang Bahan Baku yang dapat mengurangi kerusakan Bahan Baku. c. Memperoleh gambaran hasil evaluasi tindakan petugas terhadap Bahan Baku dan penggunaan sistem mapping yang dilakukan PT Phapros Tbk khususnya di bagian Gudang Bahan Baku.
1.3 Manfaat Kerja Praktek Hasil laporan kerja praktek ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dalam bidang manajemen pergudangan yaitu sebagai panduan dalam pengendalian kualitas bahan baku yang diterapkan di bagian gudang bahan baku dengan menggunakan sistem mapping dalam penyimpanannya. Juga diharapkan menjadi informasi bagi tenaga industri lain terutama dalam pengelolaan dan penanganan bahan baku yang baru masuk ke dalam area gudang.
3.1 Sumber Data BAB III METODE PENULISAN LAPORAN KERJA PRAKTEK Dalam penulisan laporan kerja praktek ini penulis menggunakan data primer dan data sekunder, yaitu sebagai berikut : 1. Data Primer Definisi data primer menurut Sugiyono (2013:24 ), Sumber primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data primer ini yaitu berupa wawancara yang akan diajukan kepada petugas bagian gudang dengan secara langsung melakukan pengamatan terhadap jalannya bidang pekerjaan yang dilakukan. 2. Data Sekunder Definisi data sekunder menurut Sugiyono (2013:26 ), Sumber sekunder merupakan sumber data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta dokumen perusahaan. Data sekunder dalam hal ini yaitu : a. Dokumen perusahaan yang berupa struktur organisasi, sejarah perusahaan, visi dan misi yang terdapat pada PT Phapros Tbk. b. Arsip-arsip operasional gudang dan arsip-arsip tentang pengendalian kualitas bahan baku pada PT Phapros Tbk.
c. Studi kepustakaan yaitu dengan mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan pengendalian kualitas bahan baku. 3.2 Metode Pengumpulan Data Dalam penyusunan Laporan Kuliah Kerja Praktek ini menggunakan beberapa metode. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah : 1. Wawancara (Interview) Yaitu pengumpulan data dengan bertanya secara langsung kepada pihak yang dapat memberikan informasi. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara langsung dengan kepala bagian gudang bahan baku, karyawan/petugas gudang bahan baku dan Quality Control khusus bahan baku untuk mengetahui bagaimana pengendalian kualitas bahan baku berlangsung. 2. Observasi Merupakan pengumpulan data dengan cara melakukan pencatatan secara cermat, sistematik dan peninjauan secara langsung dengan mengamati sistem atau cara kerja petugas yang ada. Observasi ini dilakukan dengan cara mengamati kegiatan pengendalian kualitas bahan baku dari awal sampai akhir. 3. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah dokumen-dokumen yang ada dipelajari untuk memperoleh data untuk penulisan ini. Dokumen tersebut meliputi laporan dan berbagai artikel dari majalah, koran atau jurnal yang berkaitan dengan
obyek, misalnya dokumen perusahaan. Dokumen-dokumen perusahaan yang berupa arsip khususnya dibagian gudang, laporan hasil pengecekan QC dan lain-lain. 4. Studi Pustaka Pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku pustaka, serta tulisan ilmiah dan sumber-sumber lain yang sekiranya dapat dipergunakan dalam penulisan ini. Jenis pengumpulan data yang digunakan adalah jenis kualitatif dengan sifat deskriptif. Adapun pengertian dari jenis pembahasan deskriptif adalah teknik pengumpulan data yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat kejadian dilakukan. Lebih lanjut Arikunto (2007:56) menjelaskan bahwa teknik deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan. Jenis pengumpulan data deskriptif merupakan suatu teknik yang menerangkan, menggambarkan, menuturkan dan menjelaskan serangkain peristiwa atau fenomena yang terjadi dilapangan. Teknik ini berusaha untuk menggambarkan faktor-faktor itu pada tahap mengemukakan gejala-gejala secara lengkap di dalam aspek yang diselidiki kemudian dikembangkan dengan memberikan penafsiran terhadap faktor-faktor yang ditemukan. Alasan penggunaan metode kualitatif karena dalam pengumpulan data ini menggunakan karyawan sebagai instrument utama untuk mengumpulkan data.
Dalam hal ini penulis sendiri yang terlibat ke lapangan untuk memperoleh data. Metode kualitatif juga dapat menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara penulis dengan informan sehingga penulis dapat memperoleh data yang akurat dan dapat mengungkapkan terhadap obyek yang sedang diamati secara mendalam. Penulis melakukan pembahasan tentang pengendalian kualitas bahan baku yang dilakukan oleh PT Phapros Tbk. Penanganan bahan baku dan penggunaan sistem mapping dalam penyimpanan guna mempertahankan kualitas dan meminimalkan kerusakan bahan baku yang dibandingkan dengan implementasi kenyataan yang terjadi dilapangan. Dari pengamatan dan pembahasan yang dilakukan di akhiri dengan menyimpulkan hasil dari teori-teori yang ada terhadap pelaksanaan yang dilakukan dilapangan.