BAB I PENDAHULUAN. Dalam memasarkan produk, perusahaan dituntut untuk memikirkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bunga akan lebih mudah diterapkan secara integral (Heri, 2004: 3). Kehadiran Baitul Maal wat Tamwil (BMT) ditengah-tengah koperasi

BAB I PENDAHULUAN. tambahan (sekunder). Oleh sebab itulah, kegiatan ekonomi dapat dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap strategi produk, strategi harga, strategi penyaluran/

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

BAB I PENDAHULUAN 2002), 8. Persada, 2009), Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Alvabet,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang mayoritas penduduknya adalah muslim.

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. pula kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan pendanaan untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB I PENDAHULUAN. muamalah Islam dalam suatu transaksi atau dalam suatu bisnis. 2

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya agar lebih maju. pembiayaan berbasis Pembiayaan Islami.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis Lembaga Keuangan untuk menjalankan bisnis mereka secara

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : 1

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu bait almaal

BAB I PENDAHULUAN. Pres, cet-ke 1, 2004, h Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil (BMT), UII Pres Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak terlepas dari peran lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN. Menurut J. Stanton merupakan suatu sistem dari keseluruhan dari kegiatan-kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. hlm.15. Press, 2008,hlm. 61

BAB I PENDAHULUAN. khususnya Baitul Maal wa Tamwil (BMT) selalu berupaya untuk. sehingga tercipta pemerataan ekonomi untuk semua kalangan.

BAB I PENDAHULUAN. Nur Rianto Al Arif, LembagaKeuanganSyariah, CV PustakaSetia, Bandung,2012, hlm. 198.

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT BAHTERA PEKALONGAN. 1. Latar Belakang KJKS BMT Bahtera Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktivitas ekonomi, dan ekonomi yang dikenal dalam Islam adalah

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia. Masyarakat mulai mengenal dengan apa yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. namun perkembangannya mulai marak pada dekade 90-an. Ekonomi syariah

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KARAKTERISTIK PEMASARAN SYARIAH (STUDI KASUS PELANGGAN BUNKER RABBANI BANDUNG RAYA)

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. dan Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/IV/KUKM/IX/2004. tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan memenuhi kebutuhan hidup adalah kewajiban bagi seluruh umat

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang dan memaksimalkan kesejahteraan manusia (fala>h{). Fala>h{

STRATEGI PENETAPAN MARGIN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT AT- TAQWA MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT. LELI SUWITA Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, begitupula kompetisi perekonomian sangat terasa disemua sektor

BAB I PENDAHULUAN. bank-bank konvensional yang membuka sistem baru dengan membuka bank. berpengaruh dalam kegiatan ekonomi di Indonesia.

BAB IV ANALISIS PENERAPAN SYARIAH MARKETING DALAM MENINGKATKAN PANGSA PASAR DI PT. ASURANSI TAKAFUL UMUM KANTOR PERWAKILAN PURWOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah

BAB I PENDAHULUAN Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII. Press, 2005, h. 1.

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktifitas lembaga keuangan secara halal. kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syari ah 1. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan industri di Indonesia pada era

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. mamutar dana masyarakat sehingga perekonomian terus berkembang. Dana. jenis-jenis lembaga keuangan bukan bank yaitu koperasi.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sesama dalam persaingannya didunia ekonomi. Hal tersebut sudah

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik jumlah maupun waktunya. 1. berkaitan dengan industri. Dalam aktivitas bisnis berusaha menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. memajukan suatu negara sangatlah besar, hampir semua sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. usahanya berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian (akad) antara

dilakukan, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan nonbank yang berbentuk koperasi berbasis syariah. BMT

BAB III DESKRIPSI KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. dua istilah, yaitu baitul maal dan baitul tamwil. Secara harfiah baitul maal

BAB I PENDAHULUAN. Bekasi Gramata Publising, 2014.hml 9. 1 Rahma Hidayat, Efesiensi Perbankan Syariah: Teori dan Prakteik,

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Salah satu lembaga moneter ini adalah Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dipenuhi tanpa bantuan lembaga keuangan. 2 Dari persoalan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1992 tentang Perkoperasian, PP RI No. 9 Tahun 1995 tentang

BAB III LANDASAN TEORI. didefenisikannya sebagai orang-orang yang mempunyai keinginan untuk

BAB I PENDAHULUAN. syari ah yang paling sederhana yang saat ini banyak muncul di Indonesia bahkan hingga

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini setiap Usaha Mikro, Kecil dan menengah (UMKM) serta

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif karena memandang bahwa realitas, atau fenomena dapat

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. bank syariah dengan bank syariah yang lain. 96 Maka dari itu bank harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK PENGHIMPUNAN DANA KJKS BINAMA DALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF. 1. SIRELA (Simpanan Sukarela Lancar)

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat. yang diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terlihat dari tindakan bank bank konvensional untuk membuka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Marketing adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian suatu Negara. Posisi lembaga keuangan sangat

TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan telah berperan besar dalam pengembangan dan. pertumbuhan masyarakat modern.baik kegiatan usaha yang berskala besar

BAB I PENDAHULUAN. sebagai berikut : Produk Pendanaan ( Funding Product), Produk Pembiayaan

BAB 1 PENDAHULUAN. ketat. Fenomena ini disebabkan oleh semakin banyaknya lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadikan manusia dengan berbagai naluri, di antaranya naluri hidup

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) yang pesat, dapat

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah merupakan bisnis yang menjanjikan dan semoga bukan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. disetujuinya UU No. 10 Tahun Undang-Undang tersebut mengatur

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.

BAB I PENDAHULUAN. 2014, h Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. pedoman dalam melakukan praktek akuntansi dimana uraian materi di. yang dalam penyusunannya melibatkan sekumpulan orang dengan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pembinaan dan pendanaan yang berdasarkan sistem syari ah. Peran

BAB IV STRATEGI PEMASARAN PROPERTI PADA PT. TIANG KENCANA GRAHA. A. Latar Belakanng dan Faktor-Faktor Konsumen dalam Memilih Rumah

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam memasarkan produk, perusahaan dituntut untuk memikirkan kembali sasaran, strategi dan taktik. 1 Sebab untuk mencapai tujuan dalam sebuah perusahaan marketing harus menjual produk pada konsumen sehingga konsumen dapat mengenal perusahaan melalui produk yang akan ditawarkan. 2 Adanya proses penawaran tidak terlepas dari keuntungan, banyak yang nekad menggunakan cara-cara batil yang lepas dari nilai tauhid yang haq mengakibatkan mereka jauh dari Allah, tidak mendapatkan berkah dan akhirnya mengantarkan mereka pada kehancuran. 3 Dalam kondisi semacam itu menyadarkan kita bahwa kejujuran, etika dan moral dalam suatu bisnis menjadi suatu keharusan. Pada lingkungan bisnis yang tidak jarang mengabaikan etika, merupakan resource yang semakin langka bagi perusahaan. tidak hanya langka, ia merupakan resource yang bisa di leverage menjadi komponen daya penting suatu perusahaan, Dari sinilah, kemudian muncul paradigma baru dalam pemasaran, yang 1 Prof S.H Rewoldt, Prof. J.d Scolt, Proft. M.R. Warshaw Pemasaran,Jakarta, Rineka Cipta,2005, hlm 1 Strategi Promosi 2 Kasmir, Kewirausahaan, Jakarta, PT.Raja Grafindo Persada, 2006, h 173. 3 Ali Hasan, Manajemen Bisnis Syari ah: Yogjakarta: Pustaka Pelajar,2009,hlm 1. 1

2 dilandasi kebutuhan yang paling pokok, yang paling dasar, yaitu kejujuran, moral dan etika dalam marketing, Inilah marketing syariah. 4 Marketing syariah adalah sebuah bisnis strategis yang mangarahkan proses, penciptaan, penawaran dan perubahan nilai dari suatu inisiator kepada stakeholdernya yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan prinsip-prinsip dalam Islam. Jadi dengan proses marketing, seluruh proses tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. dan selama proses bisnis ini dapat dijamin atau tidak penyimpang dalam prinsip syariah. 5 marketing sendiri adalah suatu proses manajerial dimana individu dan kelompok mendapat apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan orang lain. 6 Pada dasarnya konsep pemasaran yang meliputi karakteristik marketing syariah yang menjadi panduan pemasar meliputi; Teistis (rabbaniyah). Seorang syariah marketing harus membentengi diri dengan nilai-nilai spiritual karena marketing akrab dengan penipuan, sumpah palsu, suap, dan korupsi. Etis (akhlaqiyyah), adalah seorang marketer sangat mengedepankan masalah akhlak (moral, etika) dalam seluruh aspek kehidupannya. Prinsip bersuci dalam Islam tidak hanya dalam ibadah, tetapi dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, dalam berbisnis, berumah 4 Hermawan kartajaya, Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, Bandung: PT Mizan Pustaka,2006,hlm6. 5 Ibid, hlm 26. 6 Philip Kholter, Manajemen Pemasaran Persfektif Asia,Yogjakarta: ANDI pearson Education Asia,1996 hlm.7

3 tangga, bergaul, bekerja, belajar dan lain-lain. Realistis (al-waqi iyyah). Syariah marketing bukanlah konsep yang ekslusif, fanatis, anti-modernitas dan kaku. Syariah marketing merupakan konsep pemasaran yang fleksibel, sebagaimana keluasaan dan keluwesan syariah Islamiyyah. Humanistis (alinsaniyah), syariat Islam adalah insaniyah berarti diciptakan untuk manusia sesuai dengan kepasitasnya tanpa menghiraukan ras, warna kulit, kebangsaan, dan status. Hal ini dapat dikatakan prinsip ukhuwwah insaniyah (persaudaraan antar manusia) 7. Sebuah lembaga yang menjalankan prinsip syariah adalah perusahaan yang tidak berhubungan dengan bisnis judi, riba dan produk-produk haram. Namun, walaupun bisnis perusahaan tersebut tidak berhubungan dengan kegiatan bisnis yang diharamkan, terkadang taktik yang dipakai dalam memasarkan produk-produk mereka masih berhubungan dengan cara-cara yang tidak etis. Padahal pendekatan gharar, zhulm (tidak adil) dilarang dalam syariat Islam 8. Oleh karena itu diperlukan lembaga-lembaga perbankan yang Islami sehingga umat Islam dapat menyalurkan investasi sesuai syariat Allah. KJKS BINAMA merupakan salah satu lembaga keuangan yang dalam praktiknya menerapkan prinsip-prinsip syariah. KJKS BINAMA terletak di Ruko ANDA Kav.5 Jl Tlogosari Raya 1 Semarang. 9 7 Hermawan kartajaya, Muhamad Syakir Sula, op.cit, hlm 28. 8 Http://www.opensubscrive.com/message/ekonomi syariah@yahoogroups.com/4348869.html. dikutip pada tanggal 29 oktober 2012 9 Data diperoleh dari KJKS BINAMA,2012

4 Tabel 1.1 Produk-produk di KJKS BINAMA NO. Nama-Nama Produk Jenis-jenis Produk 1 Simpanan SIRELA SISUKA TARBIYAH SIAP HAJI TASAQUR 2 Deposito MUDHARABAH 3 Pembiayaan MUDHARABAH MURABAHAH AL-IJARAH Sumber: data diperoleh dari KJKS BINAMA 2012 Produk simpanan di KJKS BINAMA (seperti yang terlihat pada tabel diatas) diantaranya simpanan dan deposito menggunakan akad mudharabah, yang sesuai dengan prinsip syariah, penyimpan akan menerima bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati dalam akad. sedangkan untuk tabungan tarbiyah menggunakan wadiah yadhamanah hal ini bertujuan untuk menarik anggota, tapi dalam tabungan tarbiyah ini tidak ada bagi hasil melaikan berupa bonus. Sedangkan produk pembiayaan di KJKS BINAMA diantaranya mudharabah, murabahah dan al-ijarah. Mudharabah menggunakan prinsip bagi hasil (KJKS dan anggota menyepakati suatu nisbah atau presentase bagi hasil atas usaha yang dijalankan). Sedangkan dalam pembiayaan yang digunakan untuk memulai atau mengembangkan suatu usaha untuk pembiayaan murabahah menggunakan prinsip jual beli (KJKS dan anggota menyepakati nilai nominal keuntungan atas suatu

5 transaksi pembiayaan). Sedangkan al-ijarah menggunakan prinsip sewa menyewa (KJKS dan anggota menyepakati suatu akad dengan pemindah kepemilikan suatu barang) disarankan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan yang bersifat konsumtif. 10 Perkembagan KJKS BINAMA secara umum dari tahun ketahun mengalami peningkatan jumlah anggota. Bukti-bukti peningkatan anggota selama empat tahun terakhir dilihat pada tabel 1.2 Tabel 1.2 Perkembagan Jumlah Anggota Selama Empat Tahun. Tahun Jumlah anggota Simpanan Pembiayaan Deposito 2009 13.475 1.654 264 2010 14.544 1.957 330 2011 16.329 2.310 515 2012,September 17.837 2.610 620 Sumber: wawancara bagian Marketing, 2012 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari tahun 2009 sampai tahun 2010 jumlah anggota simpanan yang awalnya berjumlah 13.475 anggota menjadi 14.544 anggota ini menandakan bahwa mengalami peningkatan sebesar 1.069 anggota, untuk jumlah anggota pembiayaan yang berjumlah 1.654 anggota menjadi 1.957 anggota juga mengalami peningkatan sebesar 303 anggota dan untuk jumlah anggota deposito yang 10 Wawancara dengan ibu Ida Panca Sriani (Marketing) KJKS BINAMA Semarang pada tanggal 30 0kber 2012.

6 berjumlah 264 anggota menjadi 330 anggota, mengalami peningkatan sebesar 66 anggota. Sedangkan dari tahun 2011 sampai tahun 2012 September jumlah anggota simpanan mengalami peningkatan dari 16.329 anggota menjadi 17.837 anggota ini menandakan bahwa peningkatan terjadi sebesar 1.508 anggota, untuk jumlah anggota pembiayaan yang berjumlah 2.310 anggota menjadi 2.610 anggota juga mengalami peningkatan sebesar 300 anggota. Dan untuk jumlah anggota deposito yang berjumlah 515 anggota menjadi 620 anggota juga mengalami peningkatan sebesar 105 anggota. Jadi secara garis besar yang terjadi di KJKS BINAMA dalam hal perkembangan jumlah anggota mengalami peningkatan. adannya minat anggota dapat dilihat dari segi kualitas pelayanaanya yang baik, terciptannya hubungan harmonis antara anggota dengan KJKS BINAMA, kualitas produk yang dirasakan cocok dan dapat diterima baik oleh anggota. permasalahan dalam peneliti ini, apakah dengan meningkatnya jumlah anggota di KJKS BINAMA di karenakan adanya minat anggota. Dan apakah minat anggota dapat dipengaruhi oleh marketing syariah serta implementasinya yang diantaranya selalu mengedepankan prinsip syariah, akhlak mulia, bersifat profesional, dan ukhuwah Islamiyah. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul IMPLEMENTASI PEMASARAN ISLAMI (MARKETING SYARIAH) SERTA PENGARUHNYA TERHADAP MINAT ANGGOTA PADA KJKS BINAMA SEMARANG Motivasi diadakan penelitian disini adalah karena selama

7 ini banyak marketing memasarkan produk-produknya ke anggota dan calon anggotanya. Para marketer tidak menjelaskan secara detail tentang produknya. dengan prinsip marketing syariah diharapkan para marketer dapat menjelaskan secara detail tentang produknya dan berkata jujur kepada orang lain (anggota). 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana implementasi marketing syariah di KJKS (BINAMA) Semarang? 2. Apakah ada pengaruh marketing syariah terhadap minat anggota di KJKS (BINAMA) Semarang? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Melihat betapa pentingnya Lembaga Keuangan Syariah yang berperan penting terhadap masyarakat dalam membantu kebutuhan usaha masyarakat, serta prospek dalam penerapan ekonomi islam. Maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui implementasi marketing syariah di KJKS (BINAMA) Semarang. 2. Untuk mengetahui pengaruh marketing Syariah terhadap minat anggota di KJKS BINAMA Semarang.

8 1.3.2. Manfaat Penelitian Berbekal pada keyakinan, bahwa sesuatu yang dilakukan pasti ada hikmahnya, penulis yakin bahwa diharapkan penelitian ini akan memberikan manfaat. 1. Bagi KJKS (BINAMA) 1) Untuk mengetahui pengaruh marketing syariah terhadap minat anggota yang nantinya dapat dijadikan acuan dalam manajemen lembaga keuangan syariah dalam upaya meningkatkan produktifitas. 2) Dapat memberikan sumbangan bermanfaat bagi manajemen serta pihak yang berkepentingan sebagai bahan acuan pembanding dalam usaha untuk penyempurnaan dan meningkatkan marketing syariah kepada anggota atau calon anggota dimasa yang akan datang.. 2. Bagi masyarakat (khususnya anggota) akan membawa semangat baru untuk lebih memperhatikan pentingnya nilai keislaman dalam bermuamalah. 3. Bagi peneliti. akan menambah khazanah pengetahuan dan pengembangan pola pikir penulis dalam memahami dunia pemasaran khususnya marketing syari ah. 4. Bagi akademis. dapat menambah khazanah pengetahuan dan literatur guna pengembagan ekonomi Islam. Yang salah satunya tentang implementasi marketing syariah.

9 1.4. Batasan Penelitian Agar pembahasan penelitian ini tidak terlalu menyimpang dan terfokus pada masalah-masalah pokok. Maka penulis membatasi secara jelas sebagai berikut: 1. Objek penelitian adalah anggota KJKS (BINAMA) Semarang. 2. Penelitian ini akan membahas tentang implementasi marketing syariah serta pengaruhnya terhadap minat anggota di KJKS (BINAMA) Semarang. 1.5. Penegasan Istilah. Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan agar tidak terjadi pemahaman yang salah dalam penafsiran judul skripsi ini, maka penulis akan menjelaskan istilah demi istilah yang terkandung dalam judul tersebut: 1. Implementasi adalah: pelaksanaan atau penerapan 11. 2. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang 12. 3. Marketing syariah adalah sebuah bisnis startegis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan perubahan value dari suatu inisiator 11 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia, jakarta: Balai Pustaka Edisi ke-3 2005- hlm 427. 12 Ibid hlm 849.

10 kepada stakeholder-nya yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam islam. 13 4. Minat adalah kesukaan (kecenderungan hati) kepada sesuatu, perhatian dan keinginan 14. 5. Baitul maal wat tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah baitul maal dan baitul tamwil. Baitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non profit, seperti zakat, infaq dan shodaqoh. Sedangkan baitul tamwil sebagai usaha pengumpulan dana komersial. 15 1.6. Sistematika Penelitian Untuk memahami masalah yang dibahas dalam penulis mendiskripsikan sesuai dari urutan bab I sampai bab V secara global sebagai berikut: Bab 1 : Berisi tentang pendahuluan untuk mengantarkan skripsi secara keseluruhan yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, penegasan istilah dan sistematika penelitian. Bab II : Berisi tentang landasan teori yaitu pengertian marketing (pemasaran), konsep pemasaran, pengertian marketing syariah, minat, hlm 26. 13 Hermawan kartajaya, Marketing Syariah, Bandung: PT Mizan Pustaka, 2006, edisi 1 14 Wjs.poerdamarta, kamus umum bahasa indonesia, jakarta: Balai pustaka.2006, hlm. 15 Ibid hal 39

11 implementasi, Koperasi jasa keuangan syariah (KJKS), penelitian terdahulu, kerangka pemikiran teoritik, dan hipotesis penelitian. Bab III : Berisi tentang gambaran metode penelitian, yaitu desain penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, variabel penelitian dan pengukuran, dan teknik analisis data. Bab IV : Berisi tentang analisis data dari hasil pembahasan yaitu tentang gambaran umum KJKS BINAMA Semarang meliputi sejarah singkat, visi misi, struktur organisasi, sistem dan produk-produk, deskripsi data penelitian, analisis deskreptif kualitatif, uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, analisis data yang meliputi Uji Parameter t Test (Pengaruh marketing syariah terhadap minat anggota KJKS BINAMA Semarang), serta pembahasan hasil penelitian. Bab V : Penutup, merupakan penutup yang berisi kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan dan saran-saran yang dapat dijadikan masukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan.