BAB I PENDAHULUAN. untuk itu. Perkawinan merupakan faktor untuk membina kerja sama antara laki-laki dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam tatanan sosial sebuah masyarakat yang besar terdiri atas kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. Qur an, Jakarta:1992, hlm Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Syari'ah Jurusan Ahwalus Sakhsiyyah

BAB I PENDAHULUAN. Ikatan pernikahan merupakan ikatan suci yang berdasarkan nilai-nilai

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PERANAN BP4 DALAM PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH MAWADDAH WA RAHMAH PADA CALON PENGANTIN DI KUA KECAMATAN KRATON YOGYAKARTA TAHUN 2014/2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB IV PERENCANAAN TUGAS DALAM PELAKSANAAN KURSUS CALON PENGANTIN (SUSCATIN)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB IV ANALISIS. A. Implementasi Peraturan tentang kursus calon pengantin

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, perkawinan merupakan kehidupan yang berpijak pada rasa

BAB I PENDAHULUAN. suci atau jalinan ikatan yang hakiki antara pasangan suami istri. Hanya melalui

BAB I PENDAHULUAN. Aunur Rohim Faqih, Bimbingan Konseling dalam Islam, UII Pres, Yogyakarta, 2001, hlm. 70 2

BAB IV ANALISIS PERAN MEDIASI PERKARA SYIQAQ DI BP4 KOTA SEMARANG PASCA MUNAS KE XIV TAHUN 2009

BAB IV ANALISIS. Indonesia. A. Analisis Terhadap Aturan Suscatin di Malaysia dan. Meskipun Indonesia dan Malaysia mempunyai banyak kesamaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari siklus kehidupan manusia adalah terbentuknya pasangan baru (new couple), di

BAB V PENUTUP. 1. Sebab-sebab terjadinya kasus perceraian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah Swt. menciptakan manusia di bumi ini dengan dua jenis yang

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki hak dan kewajiban didalam

Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. NINlNG SEKTIANINGSIH IMPLMENTASI PENIL\HAN DINI MENURUT UNDANG-UNDANGNO 1 TAHUN 1974

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. dan perempuan. Kedua jenis ini masing-masing dikaruniai rasa mencintai

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan. 1. melaksanakan tugasnya tersebut, KUA melaksanakan fungsi:

BAB I PENDAHULUAN. hati. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al-Qur an 1

BAB I PENDAHULUAN. dicapai, sebagaimana tersebut dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun. keturunan sehingga kelestarian hidup manusia akan terjaga.

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki

BAB I PENDAHULUAN. keduanya untuk bersama. Pernikahan merupakan perbuatan yang dinilai ibadah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah SWT telah menghiasi alam semesta ini dengan rasa cinta dan kasih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Penulis melampirkan agar dapat dijadikan perbandingan dan juga sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data tentang Konseling Pranikah bagi Calon Pengantin di. Kantor Kementerian Agama Kota Surabaya di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan makluk sosial (zoonpoliticoon), sehingga tidak bisa hidup

PERAN BADAN PENASEHAT PEMBINAAN DAN PELESTARIAN PERKAWINAN (BP4) KEMENTERIAN AGAMA KAB. SEMARANG DALAM MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH

BAB I PENDAHULUAN. pasal 1 disebutkan : Perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah

PROGRAM PELATIHAN PRA PERNIKAHAN BAGI PASANGAN USIA DEWASA AWAL

BAB IV ANALISA TENTANG TINJAUN HUKUM ISLAM TERHADAP KAWIN DI BAWAH UMUR. A. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kawin di Bawah Umur

BAB V PENUTUP. pra nikah khusus calon pengantin di BP4 kota pekalongan dan dampak. mengambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria dengan wanita, yang dengan persetujuan diantara keduanya, dan. berlandaskan pada ketentuan dan petunjuk Allah SWT.

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sempurna. Pernikahan adalah suatu cara yang dipilih Allah SWT

BAB III. KURSUS CALON PENGANTIN A. Gambaran Umum Kantor Urusan Agama. 1. Profil Surabaya Barat KUA Kecamatan Benowo

BAB I. Pendahuluan. melaksanakan tugas dan kewajibannya masing-masing dalam membangun keluarga

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri. 1 Pernikahan adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia pada dasarnya mempunyai kodrat, yaitu memiliki hasrat untuk

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. insan antara laki-laki dengan perempuan untuk membentuk keluarga yang

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006,

b. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri; dan

BAB IV ANALISIS TERHADAP EFEKTIVITAS DESA BINAAN KELUARGA SAKINAH (DBKS) DALAM MEMINIMALISIR ANGKA PERCERAIAN DI KELURAHAN BANDARHARJO

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dipilih manusia dengan tujuan agar dapat merasakan ketentraman dan

BAB I PENDAHULUAN. dan diabadikan dalam Islam untuk selama-lamanya. Pernikahan secara terminologi adalah sebagaimana yang dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi khalifah Allah di bumi, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur an surat

BAB I PENDAHULUAN. melindungi hak-hak perempuan dalam perkawinan. 1 Disamping itu pencatatan. bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan orang lain untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya alam yang dimiliki, tetapi juga kaya akan kebudayaan. Dengan latar

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemaknaan Keharmonisan Pernikahan Pemuda Dewasa Dini. berbunyi sebagaimana berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada kodratnya adalah sebagai makhluk sosial (zoon politicon)

BAB IV. ANALISIS DASAR DAN PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM DALAM PENETAPAN PENGADILAN AGAMA BLITAR NO. 0187/Pdt.P/2014/PA.BL

PERKAWINAN KELUARGA SAKINAH

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah berdirinya Badan Penasehat Pembinaan dan Pelestarian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini, generasi muda khususnya remaja, telah diberikan berbagai disiplin ilmu sebagai persiapan

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua

bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.2

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. 2

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aji Samba Pranata Citra, 2013

PELATIHAN KONSELING PERKAWINAN BERBASIS KOMUNITAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang datang dari dirinya maupun dari luar. Pada masa anak-anak proses

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan di dalamnya tercipta rasa sakinah, mawaddah dan rahmah

BAB I PENDAHULUAN. mengarungi suka duka hidup di dunia bersama sama. Setelah akad nikah

PORTAL PELATIHAN PRA-NIKAH (PORPLAN) UNTUK MENGURANGI TINGKAT PERCERAIAN PADA PERNIKAHAN DINI

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dinyatakan pada Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

KAJIAN YURIDIS PENETAPAN PENGADILAN AGAMA MUNGKID NOMOR PERKARA 0019/Pdt.P/2012/PA. Mkd TENTANG ITSBAT NIKAH DALAM MENENTUKAN SAHNYA STATUS PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN. Sudah jadi kodrat alam bahwa manusia sejak dilahirkan ke dunia selalu

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi

BAB III PERAN MEDIASI PERKARA SYIQAQ DI BADAN PENASIHATAN PEMBINAAN DAN PELESTARIAN PERKAWINAN (BP4) KOTA SEMARANG PASCA MUNAS KE XIV TAHUN 2009

BAB III GAMBARAN UMUM BP4 KUA KEC. MRANGGEN DAN PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING PRA NIKAH BAGI CATIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kodrat manusia sejak dilahirkan ke dunia selalu mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. itu, harus lah berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, sebagai azas pertama

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat mereka yakin melangsungkan pernikahan dini. Tentunya bukan

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan kehidupan manusia dalam rangka menuju hidup sejahtera.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berlainan jenis antara laki-laki dan perempuan serta menjadikan hidup

Islami. Pernikahan Dalam Islam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pernikahan/ perkawinan adalah ( ikatan lahir batin antara seorang

PUTUSAN Nomor 0223/Pdt.G/2015/PA.Pkc. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dalam proses perkembangannya untuk meneruskan jenisnya membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan pada dasarnya suatu peristiwa yang menyenangkan. 1 Perkawinan atau

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. calon pengantin meliputi pelaksanaan peran BP4 dan pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. maka biaya ekonomi semakin tinggi yang tidak diikuti lapangan kerja yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan sunnah Rasulullah Saw kepada umatnya. Beliau menganjurkan agar segera menikah apabila telah sampai pada masanya dan ada kemampuan untuk itu. Perkawinan merupakan faktor untuk membina kerja sama antara laki-laki dan perempuan. Dengan perkawinan akan mewujudkan sikap saling menghargai, tolongmenolong dan melindungi antar keduanya, sehingga keduanya saling melengkapi. Pernikahan dalam pandangan Islam, merupakan sebuah ikatan lahir batin yang kuat antara dua insan manusia laki-laki dan perempuan. Yaitu ikatan yang sangat kuat antara calon suami dan istri. Sebagaimana dalam firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 21 sebagai berikut:

Artinya: Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami-isteri. dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat. (An-Nisa : 21) 1 Dengan ikatan perkawinan inilah diharapkan terwujud sebuah tujuan perkawinan yakni terciptanya kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah warahmah. Sebagaimana dalam firman Allah dalam surat Ar-Rum ayat 21: Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-nya ialah Dia menciptakan untukmu isteriisteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (Ar-Ruum: 21) 2 Setiap insan yang akan melaksanakan pernikahan, pasti menginginkan terciptanya suatu keluarga yang bahagia dan sejahtera lahir maupun batin, serta memperoleh keselamatan hidup di dunia dan akhirat. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka suami istri yang memegang peranan penting dalam mewujudkan keluarga yang ideal perlu meningkatkan pengertian dan pengetahuan tentang bagaimana membina kehidupan keluarga yang sesuai dengan tuntunan agama dan norma-norma yang berlaku di masyarakat dan undang-undang. 1 Kementerian Agama, Al-Qur an dan Terjemahannya, (Semarang: CV. Asy Syifa, 1998), h. 64. 2 Kementerian Agama, Al-Qur an, h. 324

Dengan demikian diharapkan setiap anggota keluarga mampu menciptakan stabilitas kehidupan rumah tangga yang penuh ketentraman dan kedamaian. Stabilitas kehidupan rumah tangga inilah yang merupakan modal dasar bagi berbagai upaya pembinaan keluarga bahagia dan sejahtera. 3 Setiap calon pasangan yang akan melangsungkan pernikahan, belum tentu memahami apa yang akan menjadi kebutuhan mereka dalam membina sebuah rumah tangga, walaupun keduanya sudah lama saling kenal. Berkaitan dengan itu, maka perlu kiranya setiap calon pasangan suami istri diberikan masukan-masukan dan nasehat pernikahan sebagai bekal hidup guna menghadapi berbagai macam problematika rumah tangga. Karena perjalanan kehidupan rumah tangga tidak selamanya berjalan mulus tanpa adanya sebuah rintangan. Karena bisa saja masalah dalam rumah tangga terjadi karena kesalahan awal pembentukan rumah tangga, baik itu pada masa-masa sebelum dan menjelang pernikahan, bisa juga muncul saat menjalani kehidupan rumah tangga itu sendiri. Untuk meminimalisir hal tersebut, salah satu upaya Kementerian Agama dalam memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada pasangan calon pengantin adalah dengan diwajibkannya bagi setiap pasangan calon pengantin mengikuti kursus calon pengantin (suscatin). Yang dimaksud dengan kursus calon pengantin adalah berupa pemberian bekal pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam waktu singkat kepada calon pengantin tentang kehidupan rumah tangga atau keluarga 4. Tujuan diberlakukannya peraturan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman serta pengetahuan tentang kehidupan rumah tangga atau 3 BP4 DIY, Membina Keluarga Bahagia Sejahtera, (Yogyakarta: BP4, 2000), h. 1. 4 Direktur jendral Bimbingan Masyarakat Islam Kementrian Agama tentang Kursus Calon Pengantin nomor: DJ.II/491 Tahun 2009.

keluarga dalam mewujudkan tujuan dari sebuah keluarga itu sendiri, yaitu keluarga sakinah, mawaddah dan warahmah. Program ini dilaksanakan untuk memberikan bekal kepada calon pengantin tentang pengetahuan berkeluarga dan reproduksi sehat agar calon pengantin memiliki kesiapan pengetahuan, fisik dan mental dalam memasuki jenjang perkawinan untuk membentuk keluara sakinah, sehingga angka perceraian dan perselisihan dapat ditekan. Kursus Calon Pengantin disini telah diatur berdasarkan aturan dari Kementrian Agama melalui Peraturan Direktur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat Islam tentang Kursus Calon Pengantin Nomor DJ.II/491 Tahun 2009 tanggal 10 Desember 2009. Pihak penyelenggara yang berwenang terhadap pelaksanaan Kursus Calon Pengantin ini adalah Badan Penasehatan, Pembinaan, dan Pelestarian Perkawinan (BP.4) atau lembaga lain yang telah mendapat akreditasi dari Kementrian Agama, sehingga dapat melaksanakan proses kursus calon pengantin. Untuk materi kursus calon pengantin diberikan sekurang-kurangnya 24 jam pelajaran yang disampaikan oleh narasumber yang terdiri dari konsultan perkawinan dan keluarga sesuai keahlian yang dimiliki dengan metode ceramah, dialog, simulasi dan studi kasus. Materi tersebut meliputi tata-cara dan prosedur perkawinan, pengetahuan agama, peraturan perundang-undangan di bidang perkawinan dan keluarga, hak dan kewajiban suami istri, kesehatan reproduksi, manajemen keluarga dan psikologi perkawinan dan keluarga. Untuk sarana penyelenggaraan kursus calon pengantin seperti buku petunjuk, modul, sertifikat tanda lulus peserta dan sarana prasarana lainnya disediakan oleh Kementrian Agama. Sertifikat tanda lulus bukti kelulusan mengikuti Kursus Calon Pengantin merupakan

persyaratan pendaftaran perkawinan. Sehingga dalam proses perkawinan, calon pengantin dianggap sudah memiliki bekal. Di KUA kecamatan Kandat Kabupaten Kediri, dalam hal ini telah memberikan sarana bagi para calon pengantin untuk mengikuti program kursus calon pengantin. Dalam pelaksanaannya, para calon pengantin diberikan bekal serta materi-materi seperti tentang wawasan berumah tangga, tentang pentingnya persiapan mental yang matang untuk menjadi sepasang suami istri serta kesiapan untuk menjadi orang tua dari anak-anaknya kelak. Selain itu, mereka juga diberikan pemahaman dan nasehat bahwa pernikahan adalah ibadah yang mengandung makna perjanjian yang suci dan juga amanah bagi kedua pasangan suami istri, dan selanjutnya akan diberikan legalitas tentang terjadinya sebuah perkawinan. Bekal wawasan, kesiapan hati, jiwa menerima amanah, dan legalitas formal yang dimiliki pasangan suami istri menjadi modal yang sangat penting untuk membangun keluarga bahagia. 5 Dalam pelaksanaannya, KUA Kecamatan Kandat Kabupaten Kediri melaksanakan kursus calon pengantin dalam kurun waktu hanya sampai satu dua jam saja. Itupun dilakukan bukan dalam waktu khusus dan simulasi pelaksanaan sesuai dengan ketentuan, bahkan pelaksanaannya hanya disisipkan sepintas pada waktu pemeriksaan berkas nikah saja. Padahal para peserta membutuhkan pemahaman lebih tentang pentingnya bekal menghadapi masalah dalam kehidupan rumah tangganya kelak, mengingat angka perceraian di daerah Kabupaten Kediri relatif tinggi. Menurut data dari Pengadilan Agama Kabupaten Kediri tahun 2012, perceraian di Kabupaten Kediri meningkat jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Untuk tahun 5 Imron Rosyadi, wawancara, (Kediri, 07 April 2013).

2012 kemarin, perkara yang masuk ke Pengadilan Agama mencapai 4245 kasus, naik dari sebelumnya 3817 kasus di tahun 2011. Dan di tahun 2013 ini sampai pada bulan juni saja perkara perceraian yang masuk sudah mencapai angka 2673 perkara. Dalam sebulan rata-rata kasus perceraian yang masuk ke Pengadilan Agama berkisar 425 hingga 450 perkara. Padahal di tahun sebelumnya hanya berkisar 350-375 perkara per bulan. Bahkan di bulan Desember akhir tahun 2012 kemarin, Pengadilan Agama Kabupaten Kediri mencatat sebanyak hampir 700 perkara cerai yang masih menjadi tanggungan untuk diselesaikan. Masyarakat Kecamatan Kandat Kabupaten Kediri merupakan komunitas masyarakat yang tidak terlepas dari kebutuhan untuk melangsungkan perkawinan. Pemilihan lokasi tersebut dikarenakan, pemahaman masyarakat terhadap tujuan perkawinan cukup lemah. Hal tersebut tampak dengan banyaknya pasangan suami istri yang tidak memahami hak dan kewajiban masing-masing, karena minimnya pengetahuan tentang perkawinan itu sendiri dan tujuannya. Karena mereka menganggap bahwa perkawinan yang mereka lakukan cukup hanya dengan perasaan saling suka diantara kedua belah pihak. Tanpa harus mengetahui makna dan tujuan dari perkawinan tersebut, yakni terciptanya kehidupan rumah tangga yang sakinah. Untuk meminimalisir perceraian, KUA Kecamatan Kandat terus melakukan sosialisasi tentang pentingnya pengertian perkawinan, persiapan perkawinan, menjaga keharmonisan rumah tangga dan hak dan kewajiban suami-istri melalui proses kursus calon pengantin.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merasa perlu melakukan penelitian yaitu dengan judul EFEKTIFITAS PELAKSANAAN KURSUS CALON PENGANTIN (Studi di KUA Kecamatan Kandat Kaupaten Kediri). B. RUMUSAN MASALAH berikut: Dari latar belakang yang ada di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai 1. Bagaimana pelaksanaan kursus calon pengantin di KUA Kecamatan Kandat Kabupaten Kediri? 2. Bagaimana efektifitas pelaksanaan kursus calon pengantin di KUA Kecamatan Kandat Kabupaten Kediri? C. TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui pelaksanaan kursus calon pengantin di KUA Kecamatan Kandat Kabupaten Kediri. 2. Untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan kursus calon pengantin di KUA Kecamatan Kandat Kabupaten Kediri D. MANFAAT PENELITIAN Adapun manfaat dari hasil penelitian ini, penulis membagi menjadi dua, yaitu secara teoritis dan secara praktis. Pembagian ini diharapkan mempunyai manfaat dalam aplikasinya yaitu di dunia pendidikan maupun dalam masyarakat.

Secara teoritis : 1. Sebagai bahan untuk menambah sumbangan pemikiran, memperdalam dan memperluas khasanah keilmuan khususnya Hukum Perdata Islam, terkait dengan pelaksanaan kursus calon pengantin. 2. Sebagai bahan rujukan serta referensi bagi instansi atau pihak terkait untuk penelitianpenelitian selanjutnya, khususnya berhubungan dengan efektitas pelaksanaan kursus calon pengantin. Secara praktis : 1. Diharapkan hasil penelitian dapat memberikan masukan bagi KUA Kandat Kabupaten Kediri terkait dengan proses pelaksanaan kursus calon pengantin sehingga menjadi lebih efektif. 2. Sebagai sarana pengetahuan masyarakat agar diharapkan mampu memahami dan dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kursus calon pengantin untuk menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah. E. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika pembahasan dalam penelitian ini terdiri dari V bab yang terdiri dari beberapa pokok bahasan dan sub-sub pokok bahasan yang berkaitan dengan permasalahan yang peneliti ambil. Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan, bab ini merupakan kerangka dasar penulisan skripsi yang memuat beberapa bagian yaitu: latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan.

BAB II : Penelitian terdahulu, selanjutnya dalam bab ini yaitu memaparkan beberapa kajian teori yaitu yang pertama, tentang konsep dasar keluarga sakinah. Kedua, tentang konsep efektifitas, yang dibagi menjadi beberapa sub, yaitu: 1) aspek tugas dan fungsi. 2) aspek rencana atau program. 3) aspek ketentuan dan aturan, 4) aspek tujuan dan kondisi ideal. Ketiga, tentang kurus calon pengantin (suscatin) yang juga dibagi menjadi beberapa sub yaitu: 1) pengertian kursus calon pengantin. 2) dasar hukum pelaksanaan kursus calon pengantin. 3) penyelenggara kursus calon pengantin. 4) tujuan kursus calon pengantin. BAB III : Dalam sebuah penelitian, metode penelitian sangatlah penting. Metode penelitian adalah salah satu dari inti skripsi. Kesalahan dalam mengambil metode penelitian akan berpengaruh pada hasil yang didapatkan, sehingga peneliti harus mengulang penelitiannya dari awal. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan oleh peneliti, maka peneliti benar-benar memperhatikan secara objektif terkait dengan judul yang diangkat oleh peneliti, sehingga tidak melenceng dari yang diharapkan. Dalam bab ini diantaranya menjelaskan tentang jenis penelitian, pendekatan penelitian, lokasi penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV : Pada bab ini dijelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan, yaitu dengan cara menggambarkan lokasi, kondisi geografis, struktur organisasi faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan kursus calon pengantin. Dalam bab ini juga akan menjawab masalah yang terdapat pada rumusan masalah yang meliputi pelaksanaaan dan efektifitas proses kursus calon pengantin di KUA Kecamatan Kandat Kabupaten Kediri. BAB V : Bab ini merupakan penutup, yaitu berisi tentang kesimpulan dan saran.