Tulisan ini hendak menjabarkan kewajiban dari PT. Karyajati Megatama (Tiara Grosir) setelah adanya putusan Mahkamah Agung No. 208/K/TUN/2013..

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. berhadapan dengan keterbatasan ketersediaan lahan pertanahan.

Direktori 1 Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

EKSEKUSI TANAH TERHADAP PUTUSAN SERTA MERTA Muhammad Ilyas,SH,MH Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar

PROBLEMATIKA YURIDIS PERJANJIAN SEWA MENYEWA GEDUNG MILIK PEMERINTAH ANTARA PEMERINTAH KOTA DENPASAR DENGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

PELAKSANAAN PERPANJANGAN HAK GUNA BANGUNAN DALAM PENANAMAN MODAL PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21-22/PUU-V/2007

BAB V PENUTUP. Dari rangkaian diskusi dalam bab-bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan,

Oleh : A.A. Nandhi Larasati Ni Gusti Ayu Dyah Satyawati Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

BATALNYA PENGIKATAN PERJANJIAN JUAL BELI TANAH DAN BANGUNAN KARENA PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH PT. SRIKANDI

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

TESIS. TERBITNYA SERTIPIKAT HAK PENGELOLAAN DI ATAS TANAH BEKAS HAK GUNA BANGUNAN (Analisis Putusan Mahkamah Agung No.

III. METODE PENELITIAN HUKUM

PERMOHONAN PUTUSAN SERTA-MERTA ATAS GUGATAN SEWA MENYEWA

KAJIAN HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MEMUTUS PERKARA SENGKETA TANAH AKIBAT PERBUATAN MELAWAN HUKUM

RINGKASAN SKRIPSI AKIBAT HUKUM DARI PEMBATALAN PERKAWINAN TERHADAP STATUS ANAK

BAB I PENDAHULUAN. beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan menunjukkan

P U T U S A N No. 237 K/TUN/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 122/PUU-VII/2009

UPAYA HUKUM TERHADAP PUTUSAN SELA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP SUATU PERKARA PERDATA (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI DENPASAR)

BAB 4 PEMBAHASAN. Universitas Indonesia. Penundaan eksekusi..., Edward Kennetze, FHUI, 2009

SURAT EDARAN Nomor : 1 Tahun 1990 Tentang Petunjuk Pembuatan Penetapan Eks Pasal 71 ayat (2) Dan Akta Cerai Eks Pasal 84 ayat (4)

STATUS KEPEMILIKAN ATAS SATUAN RUMAH SUSUN

BAB III PELAKSANAAN PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA OLEH PEJABAT TATA USAHA NEGARA

DAFTAR PUSTAKA. A. Sukarno, Muhadar, Maskun, 2013, Filsafat Hukum Teori dan Praktik, Kencana, Jakarta

BAB II VERSTEK DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01 TAHUN Tentang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2002 TENTANG GRASI

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENETAPKAN DAPAT DITERIMANYA CONSERVATOIR BESLAG SEBAGAI PELAKSANAAN EKSEKUSI RIIL ATAS SENGKETA TANAH

PENGATURAN HAK MENGAJUKAN UPAYA HUKUM PENINJAUAN KEMBALI OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM

TINJAUAN HUKUM TENTANG KENDALA-KENDALA EKSEKUSI YANG TELAH INKRACHT (Studi Pada Pengadilan Negeri Palu) TEGUH SURIYANTO / D

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2002 TENTANG GRASI

Lex Administratum, Vol. III/No.3/Mei/2015

Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon banding:

PENYELESAIAN PERKARA GUGATAN PIHAK KETIGA /DERDEN VERZET

SEKITAR EKSEKUSI. (oleh H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu)

PANDUAN WAWANCARA. proses mediasi terhadap perkara perceraian? b. Apa ada kesulitan dalam menerapkan model-model pendekatan agama?

PENUNJUK Undang-undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

PENCABUTAN KETERANGAN TERDAKWA DALAM BAP DI MUKA SIDANG PANGADILAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI DENPASAR)

TANGGUNG JAWAB KURATOR DALAM PENGURUSAN DAN PEMBERESAN HARTA PAILIT DI KABUPATEN BADUNG

Imma Indra Dewi Windajani

KAJIAN NORMATIF PUTUSAN UPAYA PAKSA DALAM PASAL 116 UNDANG-UNDANG NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2008 Tentang PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 77/PUU-XV/2017

BAB III. Upaya Hukum dan Pelaksanaan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara. oleh Pejabat Tata Usaha Negara

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Mahkamah Agung tentang Pedoman Beracar

KARAKTERISTIK GUGATAN WARGA NEGARA ( CITIZEN LAWSUIT

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBATALAN STATUS TERSANGKA DALAM PUTUSAN PRAPERADILAN

PENYELESAIAN SENGKETA KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA

SIFAT KHUSUS PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

BAB VII PERADILAN PAJAK

MANTAN BOS ADHI KARYA KEMBALI DAPAT POTONGAN HUKUMAN.

KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI PADA SENGKETA HASIL PEMILIHAN KEPALA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. aktifitasnya yang berupa tanah. Tanah dapat berfungsi tidak saja sebagai lahan

KEPEMILIKAN HAK PAKAI ATAS TANAH BAGI WARGA NEGARA ASING DI KABUPATEN BADUNG PROVINSI BALI

BAB 1 PENDAHULUAN. Liberty, 1981), hal ), hal. 185.

Makalah Peradilan Tata Usaha Negara BAB I PENDAHULUAN

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 29/PUU-XV/2017 Perintah Penahanan yang Termuat dalam Amar Putusan

PENOLAKAN EKSEKUSI PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL DI PENGADILAN NASIONAL INDONESIA. Oleh: Ida Bagus Gde Ajanta Luwih I Ketut Suardita

EKSEKUSI RIEL PUTUSAN HAKIM TERHADAP BENDA TIDAK BERGERAK

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu harta yang mempunyai sifat permanent dan dapat. dicadangkan untuk kehidupan pada masa datang.

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

3 Lihat UU No. 4 Tahun 1996 (UUHT) Pasal 20 ayat (1) 4 Sudarsono, Kamus Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, 2007, hal. 339

BAHAN KULIAH ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG Match Day 9 ARBITRASE (2)

Penulisan Hukum (Skripsi)

PEMBATALAN PUTUSAN PENGADILAN NIAGA OLEH MAHKAMAH AGUNG DALAM HAL TERJADI KESALAHAN PENERAPAN HUKUM PEMBUKTIAN

KEKUATAN PEMBUKTIAN SEBUAH FOTOKOPI ALAT BUKTI TERTULIS

SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN SENGKETA PENGOSONGAN RUMAH YANG DITEMPATI OLEH ORANG LAIN SECARA MELAWAN HUKUM (STUDI KASUS PENGADILAN NEGERI SURAKARTA)

III. METODE PENELITIAN. permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan. 24

FAKTOR PENYEBAB PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA TIDAK DAPAT DILAKSANAKAN SECARA SEMPURNA (NON EXECUTABLE)

SAHNYA HIBAH DIBAWAH TANGAN BERDASARKAN PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NO.335 PK/Pdt 1987 DI PENGADILAN NEGERI GIANYAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SEKITAR PENYITAAN. (Oleh : H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu)

BAB III METODE PENELITIAN. mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan yang timbul. 1 Berdasarkan

SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 5 TAHUN 1975 TENTANG SITA JAMINAN (CONSERVATOIR BESLAG)

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peranan hukum di dalam pergaulan hidup adalah sebagai sesuatu yang

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENDESAIN SEBAGAI PEMEGANG HAK DESAIN INDUSTRI (STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 301 K/Pdt.

Lex Privatum, Vol.II/No. 3/Ags-Okt/2014

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 Website :

KEPASTIAN HUKUM SERTIFIKAT HAK MILIK ATAS TANAH SEBAGAI BUKTI KEPEMILIKAN BIDANG TANAH

KEKUATAN HUKUM AKTA PERDAMAIAN MELALUI PROSES PENGADILAN DAN DILUAR PENGADILAN

SEMINAR SWP 2017 STRATEGI BERPERKARA DI PENGADILAN PAJAK (TIPS & STUDI KASUS)

SUBROGASI SEBAGAI UPAYA HUKUM TERHADAP PENYELAMATAN BENDA JAMINAN MILIK PIHAK KETIGA DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

EKSISTENSI BERLAKUNYA PENCABUTAN HAK ATAS TANAH SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2012

PELAKSANAAN JUAL BELI TANAH YANG BELUM BERSERTIFIKAT DI DENPASAR

ELIZA FITRIA

PERTENTANGAN SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 7 TAHUN 2014 DENGAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 34/ PUU-XI/ 2013 TERKAIT PENINJAUAN KEMBALI

KEWENANGAN MENGUJI KONSTITUSIONALITAS PERATURAN DAERAH TERHADAP UUD 1945

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan analisis pembahasan, hasil penelitian yang penulis

EKSEKUSI PUTUSAN YANG BERKEKUATAN HUKUM TETAP

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK DI PENGADILAN

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

Oleh : Ni Putu Dian Putri Pertiwi Darmayanti Ni Nyoman Sukerti I Wayan Novy Purwanto. Program Kekhususan Hukum Perdata Fakultas Hukum Udayana

I. PEMOHON Perkumpulan Tukang Gigi (PTGI) Jawa Timur yang dalam hal ini di wakili oleh Mahendra Budianta selaku Ketua dan Arifin selaku Sekretaris

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 69/PHPU.D-XI/2013 Tentang Keberatan Atas Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Kabupaten Lumajang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pengadilan Agama sebagai salah satu badan peradilan di Indonesia

Pengujian Ketentuan Penghapusan Norma Dalam Undang-Undang Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya)

PENGARUH UNDANG-UNDANG KEPAILITAN DAN UNDANG- UNDANG HAK TANGGUNGAN TERHADAP KEDUDUKAN KREDITUR PEMEGANG HAK TANGGUNGAN APABILA DEBITUR PAILIT

NILAI-NILAI POSITIF DAN AKIBAT HUKUM DISSENTING OPINION DALAM PERADILAN PIDANA DI INDONESIA

Transkripsi:

KEWAJIBAN HUKUM PT. KARYAJATI MEGATAMA (TIARA GROSIR) TERHADAP PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG MENGENAI HABISNYA HAK GUNA BANGUNAN (HGB) ATAS ASET MILIK PEMERINTAH KOTA DENPASAR Oleh Ni Wayan Ida Yuliana Pertiwi Nyoman Satyayudha Dananjaya Program Kekhususan Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT One of the Government of Badung assets is submitted to Government of Denpasar on December 31, 1992 the building right to be used by Tiara Grosir with length the building right is 20 years. But the period of building rights Tiara Grosir has ended with non compliance with the application for extension the building rights and with the supreme court decision. In the context the authors formulate what is the obligation of PT. Karyajati Megatama (Tiara Grosir) after the verdict of supreme court number 208/K/TUN/2013. This paper using empirical legal research with the primer data source s form interview and secunder data source s form literature review. Abolishment of building rights can occur because of a period which has ended or revoked for public interest. Same with The Tiara Grosir case is the extension of its building right can t be met by government of Denpasar because The government of Denpasar plan to used the land, with this decision the land is return to the government of Denpasar as the rights holder manager and then obligad to vacate the land by the issuance of Supreme Court Decision No. 2018/K/TUN/2013 Key Word: building right, tiara grosir, the government of denpasar. ABSTRAK Salah satu aset Pemerintah Daerah Badung yang diserahkan kepada Pemerintah Kota Denpasar pada 31 Desember 1992 dimanfaatkan Hak Guna Bangunannya oleh Tiara Grosir dengan lamanya Hak Guna Bangunan yaitu 20 tahun. Namun jangka waktu Hak Guna Bangunan pihak Tiara Grosir telah berakhir dengan tidak dipenuhinya permohonan perpanjangan HGB serta dengan sudah keluarnya putusan MA. Berkaitan dengan hal tersebut penulis merumuskan apakah yang menjadi kewajiban dari PT. Karyajati Megatama (Tiara Grosir) setelah adanya putusan MA No. 208/K/TUN/2013. Dalam penulisan ini menggunakan jenis penelitian hukum empiris dengan sumber data primer berupa wawancara dan sumber data sekunder berupa studi pustaka. Hapusnya Hak Guna Bangunan dapat terjadi antara lain karena jangka waktu yang telah berakhir ataupun dicabut untuk kepentingan umum. Sama halnya dengan kasus Tiara Grosir ini yang pengajuan perpanjangan Hak Guna Bangunannya tidak dapat dipenuhi oleh Pemerintah Kota Denpasar dikarenakan adanya rencana dari pihak Pemerintah Kota Denpasar untuk menggunakan lahan tersebut, dengan keputusan tersebut maka tanah tersebut akan kembali kepada Pemerintah Kota Denpasar selaku pemegang Hak Pengelolaan dan Pihak Tiara Grosir selanjutnya berkewajiban untuk mengosongkan lahan tersebut dengan telah dikeluarkannya Putusan Mahkamah Agung No. 208/K/TUN/2013. Kata Kunci : Hak Guna Bangunan, Tiara Grosir, Pemerintah Kota Denpasar 1

I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pada tanggal 31 Desember 1992 terjadi penyerahan aset Pemerintah Daerah Tingkat II Badung kepada Pemerintah Daerah Kota Madya Tingkat II Denpasar, hal tersebut terjadi dikarenakan pindahnya pusat Pemerintahan Badung dari Denpasar ke Mangupura. Terdapat sekitar 35 aset Kabupaten Badung yang diserahkan kepada Kota Denpasar. Salah satu aset yang diserahkan yakni tanah bekas kuburan Cina di Balun Denpasar Barat dimana dimanfaatkan Hak Guna Bangunan (HGB) dengan pemegang hak adalah PT. Karyajati Megatama (sebagai pengelola pertokoan Tiara Grosir), lamanya HGB adalah 20 tahun (12 Desember 1991 sampai dengan 12 Desember 2011) Nomor sertifikat No. 13 Desa Pemecutan. Pada tanggal 30 Juni 2011 pihak Tiara Grosir mengirim surat kepada Bapak Walikota Kota Denpasar perihal Perpanjangan HGB atas nama PT. Karyajati Megatama. Tanggal 19 Agustus 2011 surat tersebut dibalas oleh Pemerintah Kota Denpasar yang dimana surat tersebut menyatakan bahwa Perpanjangan HGB tersebut tidak dapat dipenuhi. Tidak dapat dipenuhinya perpanjangan Hak Guna Bangunan Tiara Grosir oleh Pemerintah Kota Denpasar, Direktur PT. Karya Megatama (Lisa Megawati) mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara Denpasar. Di tingkatan tersebut pihak Tiara kalah, kemudian membawa kasus tersebut ke PTTUN Surabaya di tingkat lebih tinggi ini Tiara menang.namun kasus itu kemudian bergulir ke tingkat Mahkamah Agung karena Pemerintah Kota Denpasar keberatan atas putusan tersebut. Hingga akhirnya kasus itu dibawa ke Mahkamah Agung, alasan banding yang dilakukan Tiara saat itu adalah untuk mempertahankan tenaga kerja yang ada sedangkan Pemerintah Kota Denpasar beralasan bahwa lahan tersebut akan dibangun gedung pelayanan publik. Putusan MA No. 208K/TUN/2013 tertanggal 13 Mei 2013 telah memenangkan Pemerintah kota Denpasar sebagai pemilik lahan dengan No. HPL 1 Desa Pemecutan Kaja. Atas putusan Mahkamah Agung tersebut pihak Tiara Grosir kembali melakukan upaya hukum yakni mengajukan Peninjauan Kembali (PK) ke Mahkamah Agung (MA) pada tanggal 25 Maret 2014. 1.2 Tujuan Penulisan Tulisan ini hendak menjabarkan kewajiban dari PT. Karyajati Megatama (Tiara Grosir) setelah adanya putusan Mahkamah Agung No. 208/K/TUN/2013.. 2

II. Hasil dan Pembahasan 2.1 Metode Penelitian Tulisan ini merupakan jenis penelitian hukum empiris, dengan sifat penelitian deskriptif, pendekatan viktimologis, sumber data yaitu data primer berupa wawancara dan data sekunder berupa studi pustaka dan analisis data dengan teknik analisis kualitatif, komprehensif dan lengkap. Analisis kualitatif artinya menguraikan data secara bermutu dalam bentuk kalimat yang teratur, runtun, logis, tidak tumpang tindih, dan efektif. Komprehensif artinya analisis data secara mendalam dari berbagai aspek sesuai dengan lingkup penelitian. 1 2.2 Alasan Mendasar Tidak Dapat Dipenuhinya Perpanjangan Hak Guna Bangunan Tiara Grosir oleh Pemerintah Kota Denpasar Perpanjangan Hak Guna Bangunan Tiara Grosir atas aset milik Pemerintah Kota Denpasar tersebut tidak dapat dipenuhi dikarenakan adanya rencana pemanfaatan aset tersebut dimana oleh Pemerintah Kota Denpasar akan dimanfaatkan untuk kepentingan pelayanan publik dengan dasar tersebut maka pihak Tiara Grosir diminta menyerahkan tanah dimaksud sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Disamping itu sesuai PP 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah, pada pasal 27 ayat (1) disebutkan bahwa : Permohonan perpanjangan jangka waktu Hak Guna Bangunan atau pembaharuannya diajukan selambat-lambatnya 2 (dua) tahun sebelum berakhirnya jangka waktu Hak Guna Bangunan tersebut atau perpanjangannya. Berakhirnya Hak Guna Bangunan Tiara Grosir tanggal 12 Desember 2011 Sedangkan surat permohonan perpanjangan Hak Guna Bangunan Tiara Grosir adalah tanggal 30 Juni 2011. Dengan dasar tersebut saja Pemerintah Kota Denpasar sudah berasalan untuk tidak memenuhi perpanjangan HGB Tiara Grosir. 2.3 Kewajiban dari PT. Karyajati Megatama (Tiara Grosir) setelah adanya Putusan MA No. 208/K/TUN/2013 Dengan telah dikeluarkannya Putusan Mahkamah Agung No. 208K/TUN/2013 maka pihak Tiara Grosir berkewajiban untuk mengosongkan lahan tersebut dengan menghentikan segala kegiatan di atas lahan tersebut dan selanjutnya menyerahkan 126-127 1 Adulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. h. 3

kembali lahan tersebut kepada Pemerintah Kota Denpasar selaku pemegang Hak Pengelolaan (HPL). Ketentuan pasal 37 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai Atas Tanah menyatakan bahwa Apabila Hak Guna Bangunan Atas Tanah hapus dan tidak diperpanjang atau tidak diperbaharui, maka bekas pemegang Hak Guna Bangunan wajib membongkar bangunan dan benda-benda yang ada diatasnya dan menyerahkan tanahnya kepada Negara dalam keadaan kosong selambat-lambatnya dalam waktu satu tahun sejak hapusnya Hak Guna Bangunan. Jika pihak Tiara Grosir beralasan memikirkan nasib karyawannya sehingga ingin menunda eksekusi maka hal tersebut sangat tidak masuk akal karena tanggungjawab terhadap karyawan tetap berada pada pihak manajemen Tiara Grosir yang dimana Pemerintah Kota menyarankan untuk menyalurkan karyawan Tiara Grosir pada grup Tiara yang lainnya sehingga tidak terjadi Pemutusan Hubungan Kerja. Jadi pihak Pemerintah Kota Denpasar berkewajiban untuk tetap menjalankan putusan Mahkamah Agung dengan tetap mengeksekusi lahan tersebut. 2.4 Keberlakuan Putusan Mahkamah Agung pada upaya Peninjauan Kembali yang dilakukan pihak Tiara Grosir Upaya hukum peninjauan kembali dimungkinkan terhadap putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap dalam perkara perdata maupun pidana oleh pijak-pihak yang berkepentingan kepada Mahkamah Agung (Pasal 24 ayat 1 UU No. 48 Tahun 2009, Pasal 34 & 66 UU No. 5 Tahun 2004). Mahkamah Agung memeriksa dan memutus peninjauan kembali tersebut pada tingkat pertama dan terakhir atas putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap yang disertai dengan alasan-alasan. 2 Alasan-alasan pengajuan peninjauan kembali terdapat pada pasal 67 UU No. 14 Tahun 1985. Peninjauan kembali menurut Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, S.H., merupakan upaya hukum terhadap putusan tingkat akhir dan putusan yang dijatuhkan di luar hadir tergugat (verstek), dan yang tidak lagi terbuka kemungkinan untuk mengajukan perlawanan. 3 2 Sudikno Mertokusumo, 2010, Hukum Acara Perdata Indonesia, Cahaya Atma Pusaka, Yogyakarta, h. 41. 3 R. Soeroso, Praktik Hukum Acara Perdata, Tata Cara, Proses Persidangan, cet.1, Sinar Grafika, Jakarta, h.92. 4

Jadi Tidak ada alasan untuk Tiara Grosir meminta penundaan proses eksekusi sampai keluarnya putusan peninjauan kembali yang sedang diajukan pihak manajemen Tiara Grosir karena putusan Mahkamah Agung Nomor 208 K/TUN/2013 tanggal 30 Mei 2013 sudah berkekuatan hukum tetap yang artinya tidak berpengaruh apapun terhadap peninjauan kembali yang sedang diajukan sehingga proses eksekusi masih tetap dapat dilaksanakan oleh pihak yang berwenang. III. Kesimpulan Dengan sudah keluarnya putusan Mahkamah Agung Nomor 208 K/TUN/2013 tanggal 30 Mei 2013 yang mengabulkan permohonan kasasi dari pemohon kasasi yaitu Walikota Denpasar. Putusan Mahkamah Agung ini membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya Nomor 95/B/2012/PT.TUN.SBY tanggal 24 September 2012 yang membatalkan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Denpasar Nomor 14/G/2011/PTUN.DPS tanggal 26 April 2012. Dimana dengan keluarnya putusan MA tersebut maka pihak Tiara Grosir wajib mengosongkan lahan dengan menghentikan segala kegiatan diatas lahan tersebut, terkait lahan tersebut akan digunakan untuk pelayanan publik oleh Pemerintah Kota Denpasar. Pemerintah Kota Denpasar sebagai pemegang HPL tetap melakanakan eksekusi walaupun pihak Tiara Grosir sedang mengajukan PK. DAFTAR PUSTAKA Buku Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. Sudikno Mertokusumo, 2010, Hukum Acara Perdata Indonesia, Cahaya Atma Pustaka, Yogyakarta. R. Soeroso, 1994, Praktik Hukum Acara Perdata, Tata Cara, Proses Persidangan, cet. 1, Sinar Grafika,Jakarta. Instrumen Hukum Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai Atas Tanah Putusan Mahkamah Agung Nomor 208 K/TUN/2013 5