BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ketimpun. Adapun luas masing-masing kelurahan adalah sebagai berikut: Kelurahan Petak Ketimpun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penyusunan skripsi ini dilakukan selama tujuh bulan terdiri dari. seminar proposal, perbaikan proposal.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas wilayah 1060 Ha. Dahulu desa ini bernama desa Prambanan, dan kemudian

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Republik Indonesia tanggal 11 Mei 1959, mengesahkan Undang-Undang

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

BAB IV PEMAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III. Setting Penelitian

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah

BAB IV GAMBARAN UMUM PENGADILAN AGAMA KOTA PALANGKARAYA. A. Sejarah Berdirinya Pengadilan Agama Kota Palangka Raya

BAB III SETTING PENELITIAN. Timur. Ibu kotanya adalah Sidoarjo. Kabupaten Sidoarjo adalah Kabupaten

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian yang penulis lakukan adalah di Desa Kampung Panjang.

TABEL JUMLAH PENDUDUK, DAN PERSENTASE PENDUDUK MENURUT AGAMA PROVINSI RIAU TAHUN 2011

BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dari hasil penelitian ini diperoleh gambaran umum penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Banjarmasin merupakan pusat kota yang terletak di sebelah selatan,

BAB III TINJAUAN UMUM. 3.1 Sejarah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat

BAB III GAMBARAN UMUM DESA MULYA AGUNG. Desa Mulya Agung secara geografis terletak di Kecamatan Lalan

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara

BAB III PELAKSANAAN PEMBAGIAN WARISAN AHLI WARIS ANAK YANG DIASUH OLEH IBU TIRI DI KELURAHAN PEGIRIAN KECAMATAN SEMAMPIR KOTA SURABAYA

BAB IV GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Kecamatan Batang Cenaku. Kecamatan Batang Cenaku memiliki luas daerah sebesar 634,43 Km

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Kecamatan Kandangan yang meliputi: 1) Letak Geografis dan Luas Wilayah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. merupakan suatu desa yang harmonis dan termasuk desa yang lingkungannya masih

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam data pemilih pada pemilihan Peratin Pekon Rawas Kecamatan Pesisir

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Indonesia dengan sasaran pembukaan lapangan kerja.

BAB II PROFIL DESA KASIKAN. Propinsi. Desa Kasikan merupakan desa paling ujung sebelum Desa Talang

BAB IV PENYAJIAN DATA. yang lebih baik dan akurat, serta sarat akan pengetahuan dan fakta-fakta yang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Geografis dan Demografis Desa Rimbo Panjang

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. dua Desa yaitu: Desa Ketapang, Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang

BAB II GAMBARAN UMUM DESA BANTAN AIR KECAMATAN BANTAN. Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis yang mempunyai jumlah penduduk

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI

BAB II LOKASI UMUM PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM. musyawarah dengan tujuan ingin membentuk desa baru dan mengajukan

BAB IV GAMBARAN UMUM KECAMATAN SEMARANG BARAT. 4.1 Situasi Umum Kecamatan Semarang Barat. Manyaran, Cabean, Tawang Mas, Tawang Sari, Tambak Harjo,

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji

BAB I PENDAHULUAN. program yang ada di lokasi KKN tersebut. Yogyakarta. Kelurahan Seloharjo, dibatasi oleh:

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. Mongondow Utara. Secara geografis kecamatan Bintauna berada pada 125 0

IV. GAMBARAN UMUM KELURAHAN LANGKAPURA. Pada abad ke 18 jauh sebelum Indonesia merdeka tepatnya sekitar tahun 1823

BAB III PELAKSANAAN TRADISI MIYANG DI DESA WERU KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN. Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Adapun jarak Desa Weru

BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

Analisis Deskriptif Pendidikan RA dan Madrasah Tahun Pelajaran

IV. GAMBARAN UMUM. Sejarah Pekon Banyu Urip selama ini belum pernah dibukukan secara pasti,

BAB II GAMBARAN KELURAHAN TERKUL KECAMATAN RUPAT KABUPATEN BENGKALIS

MATRIKS RENCANA STRATEGIS KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI BENGKULU TAHUN

BAB II GAMBARAN UMUM KENAGARIAN PANGKALAN KOTO BARU. Kota. Menurut data statistik di kantor kepala Kenagarian Pangkalan Koto

IV. GAMBARAN UMUM. Magelang secara Geografis terletak pada posisi Lintang

1) Mendefinisikan Konsep kegiatan pengajian rutin Majelis Dzikir

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dikenal karena keberadaan Desa Gobah berada diantara Sungai Kampar dan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan sejarahnya Desa Karta Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha mereka

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

STATISTIK DAERAH KECAMATAN PEGANDON 2016

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II PROFIL WILAYAH. acuan untuk menentukan program kerja yang akan dilaksanakan selama KKN

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA CIPETE KEC. PINANG KOTA TANGERANG BANTEN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. didominasi oleh tanah gambut dan tanah liat. dengan luas wilayah Km, dan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR. orang jawa yang masuk dalam Wilayah Wali Tebing Tinggi. Setelah itu

BAB II. GAMBARAN UMUM KECAMATAN SABAK AUH KABUPATEN SIAK SRI INDRAPURA A. Letak Geografis, Demografis, Visi dan Misi Kecamatan Sabak Auh

BAB II PROFIL WILAYAH. Deskripsi wilayah disusun berdasarkan hasil survei lapangan dan. pendapat, maupun diskusi dengan tokoh masyarakat di Kampung

BAB II GAMBARAN UMUM. berstatus Pegawai Negeri Sipil. Kelurahan ialah unit pemerintahan terkecil

BAB III PELAKSANAAN WAKAF PRODUKTIF KEBUN APEL DI DESA ANDONOSARI KECAMATAN TUTUR KABUPATEN PASURUAN

IV. GAMBARAN UMUM. namun berkat ketekunan dan kemauan keras dari penduduk yang datang dari Jawa ke

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Muara Jalai Kecamatan Kampar Utara

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Kecamatan : Bogor Timur Data Urusan : Pendidikan Tahun : 2021 Triwulan : 1

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK. Kabupaten Lebak yang letaknya berada di kecamatan Cileles provinsi Banten Luas

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ibukota Provinsi Riau (Pekanbaru) adalah 34 KM. Daerah ini merupakan daerah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. atau 9,965 Ha, dengan pusat pemerintaahan berada di desa Kampar.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ini terletak di sebelah Desa Panaragan, berjarak ±15 km dari ibu kota kecamatan,

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian

BAB III TRADISI NGALOSE DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT DESA KEPUH TELUK KECAMATAN TAMBAK BAWEAN KABUPATEN GRESIK


BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT KECAMATAN KENJERAN. sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bulak, di sebelah Barat

BAB II TINJAUAN UMUM KELURAHAN SOREK SATU KECAMATAN PANGKALAN KURAS

Geografi. Astronomi. Batas Wilayah. Cuaca

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Lampung Tengah adalah 3,802 ha² yang terdiri dari pemukiman

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kampar Kabupaten Kampar. Desa Koto Tuo Barat adalah salah satu desa dari 13

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG KUBU. Letaknya dipinggir jalan raya Pekanbaru Bangkinang. Terletak sesudah desa Air

IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 114,47 km 2 beribukota di

`BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Transkripsi:

72 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kecamatan Jekan Raya 1. Letak Geografis Kecamatan Jekan Raya mempunyai luas wilayah 35.262 km2 yang terbagi dalam 4 (empat) wilayah kelurahan, yaitu: Kelurahan Palangka, Kelurahan Bukit Tunggal, Kelurahan Menteng, dan Kelurahan Petuk Ketimpun. Adapun luas masing-masing kelurahan adalah sebagai berikut: Kelurahan Palangka Kelurahan Bukit Tunggal Kelurahan Menteng Kelurahan Petak Ketimpun : 2.475 km2 : 23.712 km2 : 3.100 km2 : 5.975 km Batas-batas wilayah Kecamatan Jekan Raya meliputi sebagai berikut: - Sebelah Utara :Berbatasan dengan Bukit Rawi/Kabupaten Gunung Mas - Sebelah Timur : Berbatasan dengan Tumbang Rungan Kecamatan Pahandut - Sebelah Selatan:Berbatasan dengan Kabupaten Kotawaringin Timur - Sebelah Barat :Berbatasan dengan Kereng Bangkirai Kecamatan Sebangau. Seperti daerah-daerah di Kalimantan Tengah (Kalteng), suhu berkisar antara 30 o 34 o C, dengan iklim tropis, hutan kecil dan berawa-rawa, keadaan udara termasuk lembab dan tanah dari daratan dan rawa. Adapun luas wilayah Kecamatan Jekan Raya dapat dilihat pada tabel berikut: 72

73 Tabel 4.1 Luas Wilayah Kecamatan Jekan Raya No. Kelurahan Luas (km2) Jumlah penduduk Kepadatan penduduk Tiap km 2 1. Menteng 31,00 37.390 1.206,13 2. Palangka 24,75 41.209 1.665,01 3. Bukit Tunggal 237,12 33.820 142,63 4. Petuk Katimpun 59,75 2.140 35,82 JUMLAH 352,620 114.559 324,88 Sumber: Kecamatan Jekan Raya 2012 Berdasarkan data tabel di atas kelurahan Menteng, dengan jumlah penduduk, 37.390 jiwa dengan kepadatan penduduk 1.206,13 km 2, kelurahan Palangka dengan jumlah penduduk 41.209 jiwa dengan kepadatan penduduk 1.665,01 km 2, kelurahan Bukit Tunggal dengan jumlah penduduk 33.820 jiwa dengan kepadatan penduduk 142,63 km 2, kelurahan Petuk Katimpun dengan jumlah penduduk 2.140 jiwa dengan kepadatan penduduk 35,82 km 2. Adapun luas Kelurahan dan Presentase terhadap luas Kecamatan dapat di lihat pada tabel berikut: Tabel 4.2 Luas Kelurahan dan Persentase Terhadap Luas Kecamatan No. Kelurahan Luas ( ha ) % Terhadap luas kecamatan 1. Menteng 3.100 8,79 2. Palangka 2.475 7,02 3. Bukit Tunggal 23.712 67,25 4. Petuk Katimpun 5.975 16,94 Kecamatan 35.262 100,00 Sumber: Kecamatan Jekan Raya 2012

74 Berdasarkan luas (ha) kelurahan Menteng mempunyai 3.100 ha, yakni 8,79 % dari luas kecamatan, luas (ha) kelurahan Palangka 2.475 ha 7,02 % dari luas kecamatan, luas (ha) kelurahan Bukit Tunggal 23.712 ha 67,25% dari luas kecamatan, luas (ha) kelurahan Menteng 5.975 ha 16,94 % dari luas kecamatan yang berjumlah 35.262 ha. 2. Keadaan Monologis a. Kelurahan dan Data Penduduk Penduduk merupakan salah satu modal dasar pembangunan yang selalu harus ditingkatkan kualitasnya secara terprogram guna menunjang pembangunan. Kepadatan penduduk Kecamatan Jekan Raya 324,88 jiwa / km2. Jumlah kepadatan ini bervariasi diantara 4 kelurahan yang ada dimulai kelurahan Petuk Katimpun yang mempunyai kepadatan terjarang penduduknya, yaitu 35,82 jiwa / km2. adapun kelurahan yang terpadat adalah kelurahan Palangka dengan jumlah kepadatan penduduk 1.665,01 jiwa / km2. Berdasarkan data laporan Kecamatan Jekan Raya, jumlah penduduk Kecamatan Jekan Raya tercatat 114.559 jiwa yang tersebar di masing-masing kelurahan. Urutan Kelurahan dengan penduduk terbanyak adalah sebagai berikut: Kelurahan Palangka : 41.209 jiwa (35,97 %) Kelurahan Menteng : 37.390 Jiwa (32,64 %) Kelurahan Bukit Tunggal : 33.820 Jiwa (29,52 %) Kelurahan Petak Ketimpun : 2.140 Jiwa (1,87 %)

75 b. Rumah Ibadah dan Pemeluk Agama Kecamatan Jekan Raya dengan jumlah penduduk 114.559 jiwa memiliki tempat ibadah sebanyak 241 buah sebagai berikut: 1) Rumah Ibadah Tabel 4.3 Jumlah Tempat Ibadah Tempat Ibadah Jumlah Masjid 62 Musholla 109 Gereja 70 Pura 1 Kuil/Klenteng 1 Total 243 Buah Sumber: KUA Jekan Raya 2012 Dilihat dari tabel di atas sarana tempat ibadah di kecamatan Jekan Raya, terbilang banyak, dilihat dari masing-masing tempat ibadah, masjid 62 Buah, Langgar/Musholla 109 Buah, Gereja 70 Buah, Pura 1 buah, dan Kuil/Kelenteng 1 buah. 2) Pemeluk Agama (jumlah penduduk berdasarkan agama) Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Menurut Agama No. Pemeluk Agama Jumlah 1 Islam 66.975 2 Kristen 38.902 3 Katolik 2.770 4 Hindu 1.739 5 Budha 132 Total 110.518 jiwa Sumber: KUA Jekan Raya 2012 Dilihat dari tabel di atas jumlah pemeluk agama di kecamatan Jekan Raya, didominasi oleh agama Islam, Jumlah Pemeluk agama dengan

76 masing-masing Islam 66.975 Jiwa, Kristen 38.902 Jiwa, Katholik 2.770 Jiwa, Hindu 1.739 Jiwa, Budha 132 Jiwa. c. Sarana Pendidikan Untuk turut serta mensukseskan program pemerintah dibidang pendidikan, Kecamatan Jekan Raya berusaha agar mutu pendidikan paling tidak setarap dengan Kecamatan lainnya, maka salah satu faktor penunjang adanya sarana pendidikan yang memadai yang tersebar di 4 (empat) kelurahan. 1) Sarana Pendidikan Umum: Tabel 4.5 Jumlah Sarana Pendidikan Umum Sarana Pendidikan Jumlah Umum (Sekolah) TK 46 SD 36 SLB 1 SLTP 14 SLTA 7 Perguruan Tinggi 13 Total 117 Buah Sumber: KUA Jekan Raya 2012 Dilihat dari tabel di atas sarana Pendidikan Umum di Kecamatan Jekan Raya, terbilang banyak, telihat dari jumlah masing-masing sekolah terdiri dari TK (Taman Kanak-kanak) 46 buah, SD (Sekolah Dasar) 36 buah, SLB (Sekolah Luar Biasa) 1 buah, SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama) 14 buah, SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama) 7 buah, dan Perguruan Tinggi (termaksud UNPAR, STAIN, STMIK,STIE, dan lain-lain) 13 buah.

77 2) Sarana Pendidikan Agama Islam Tabel 4.6 Jumlah Sarana Pendidikan Agama Islam Sarana Jumlah Pendidikan Agama (Sekolah) MIN - MIS 3 MTSN 1 MTS 2 MAN 1 MA 1 PONPES 7 Total 15 Buah Sumber: KUA Jekan Raya 2012 Dilihat dari tabel di atas sarana Pendidikan Umum di Kecamatan Jekan Raya, dapat terlihat dari jumlah masing-masing sekolah terdiri dari MIN (Madrasah Ibtida iyah Negeri) tidak ada, MIS (Madrasah Ibtida iyah Swasta) 3 buah, MTSN (Madrasah Tsanawiyah Negeri) 1 buah, MTS (Madrasah Tsanawiyah Swasta) 2 buah, MAN (Madrasah Aliyah Negeri) 1 buah, MA (Madrasah Aliyah Swasta) 1 buah dan Ponpes (Pondok Pesantren) 7 buah. d. Majelis Taklim di Kecamatan Jekan Raya Berdasarkan data majelis taklim di Kecamatan Jekan Raya tahun 2009. 1 diperoleh 28 majelis taklim, peneliti mengambil lima majelis taklim yang terdiri dari, majelis taklim Darussalam, majelis taklim Sabilal muhtadin, majelis taklim al muhajrin, majelis taklim Ittihad, majelis taklim nurul Iman. 1 Sumber: KUA Kecamatan Jekan Raya 2009.

78 No. Kelurahan Nama Masjid/ Majelis Taklim Pengurus Ketua Sekretaris Bendahara Berdiri Tahun Sumber Dana Jmlh Anggota 1 Menteng Darussalam Dr.H.Khairil Anwar, M.Ag 2 Palangka Sabilal KH.M. Muhtadin Muchsin 3 Petuk Katimpun 4 Bukit Tunggal Nurul Iman Edy Mistarsyah Achmad Supriadi, M.Si Nurani Amiril Mukminin Saiful Lutfi, S.Pd.I Nurul Yaqin 2001 Swadaya masyarakat 2006 Swadaya masyarakat Rusman 2001 Swadaya masyarakat Al Muhajirin H. Marjuni Idrus M.Husein 2002 Swadaya masyarakat Ittihad Achmad Ahmad Rujihan 2007 Swadaya Suwandi Mustafa Sahibul masyarakat Aqla, S.Kom I Sumber: Survei Penelitian 2014 100 110 50 60 40 B. Hasil Persepsi Jamaah Majelis Taklim di Kecamatan Jekan Raya terhadap Partisipasi Politik Ulama dalam Pilkada Di bawah ini akan disajikan hasil Persepsi masyarakat dalam bentuk tabel, mengenai Partisipasi politik ulama dalam Pilkada (Kampanye, Jubir salah satu kandidat, sosialisasi Pilkada (secara non formal), memberikan Fatwa, merekomendasikan untuk memilih pasangan kandidat Pilkada, memberi dukungan spiritual). Pada bagian ini penulis akan menyajikan data dalam bentuk tabel mengenai tingkat intensitas kepemimpinan informal ulama yang berkenaan dengan informasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Palangka Raya di kecamatan Jekan Raya Tahun 2013. Berkenaan dengan politik ulama, terlebih bagi Jamaah Majelis Taklim di kecamatan Jekan Raya. Berdasarkan empat indikator, yakni:

79 a. Memberikan Fatwa (berupa anjuran, nasehat, keputusan/ ketetapan, tausiyah, ceramah-ceramah, dan rekomendasi) b. Memberikan doa, restu dan nasehat kepada semua pihak. c. Sosialisasi Pilkada (secara non formal) (mendukung salah satu calon kandidat, mengarahkan jangan golput, mengarahkan untuk mencoblos). d. Menjadi komunikator masyarakat ( juru bicara kampanye/tim sukses) Dengan kriteria indikator tersebut yang digunakan untuk mengukur persepsi (reaksi/tanggapan) jamaah majelis taklim, terhadap ulama yang berpolitik di kecamatan Jekan Raya, yang dijelaskan pada tabel-tabel dibawah ini. Tabel 4.7 Intensitas Pemilih: Tokoh yang paling didengar Pendapatnya dalam Masalah (Sosial, Agama, Politik) yang dihadapi Masyarakat di Kecamatan Jekan Raya 1 Tokoh Agama (ulama) 92 96.87 2 Lurah 1 1.03 3 Tokoh partai 2 2.10 4 Tokoh adat 0 0.00 5 Tentara 0 0.00 (Soal angket dari no. 1) Dari tabel 4.7 di atas diperoleh hasil data sebanyak 92 responden atau 96,87 % menyatakan tanggapannya memilih tokoh agama (ulama) yakni, sebagai tokoh yang paling didengar pendapatnya dalam masalah (sosial, agama dan politik) yang dihadapi masyarakat. Hal ini karena jamaah majelis taklim memandang ulama sebagai tokoh yang dihormati, tokoh yang terpandang mengetahui berbagai aspek permasalahan di masyarakat, selain itu ulama

80 dipandang masyarakat, mempunyai ilmu yang banyak. Tidak hanya dari segi agama tetapi dari segi ilmu-ilmu yang lain. Diurutan kedua setelah ulama, tokoh yang didengar pendapatnya oleh masyarakat ialah tokoh partai, dari hasil penelitian terdapat 2,4 % pemilih menyatakan bahwa tokoh partai termasuk orang yang penting. Hal ini disebabkan karena tokoh partai juga temasuk orang-orang yang terpandang dan berpendidikan, ada dari kalangan pejabat dan ada juga yang duduk di jabatan kepemerintahan, selain itu tokoh-tokoh partai dekat dengan masyarakat. Diurutan ketiga tokoh yang didengar pendapatnya ialah lurah. 1,03 %, pemilih menyatakan lurah sebagai tokoh yang didengar pendapatnya dalam masalah sosial, agama dan politik di masyarakat. Selanjutmya, diurutan keempat dan kelima tokoh adat dan tentara dengan 0.0 %, dikarenakan tokoh tersebut belum memikat hati jamaah majelis taklim. Tabel 4.8 Pernyataan Bahwa Ulama Seorang Panutan politik 1 Sangat Setuju 0 0.00 2 Setuju 52 54.74 3 Tidak Setuju 43 45.26 (Soal angket 4 Sangat Tidak Setuju 0 0.00 dari No.2) Dari tabel 4.8 di atas, yang diambil dari 5 majelis taklim di kecamatan Jekan Raya, dari hasil penelitian 54.74 % atau 52 orang memilih setuju bahwa ulama panutan politik. Hal ini dikarenakan jamaah majelis taklim masih menganggap bahwa ulama juga sebagai tokoh politik.

81 Selanjutnya 45.26 % jamaah majelis taklim tidak setuju pernyataan bahwa ulama seorang panutan politik, jamaah menganggap ulama bukan sebagai tokoh panutan politik. Berdasarkan data (item No.2) yang diperoleh dari 95 responden, tentang pernyataan bahwa ulama seorang panutan politik yaitu: 321/380 x 100% = 86,31% tergolong skor interpretasinya sangat kuat. Tabel 4.9 Ulama terlibat Pilkada Walikota tahun 2013 Kota Palangka Raya (Kriteria Indikator ulama: Memberi doa, restu dan nasehat kepada semua pihak) 1 Sangat Setuju 3 3.16 2 Setuju 49 51.57 3 Tidak Setuju 41 43.17 (Soal angket 4 Sangat Tidak Setuju 2 2.10 dari No.3) Dari tabel 4.9 diperoleh data 3,16 % jamaah sangat setuju, dan 51,57 % setuju, ulama terlibat dalam Pilkada Walikota tahun 2013 kota Palangka Raya, adapun kriteria yang dimaksud terlibat disini ialah (seperti mendukung, berpartisipasi, memberikan restu, memberi nasihat kepada calon pemimpin) hal ini masyarakat dukung. Selanjutnya, 43,17 % jamaah tidak setuju dan 2.10 % sangat tidak setuju bila ulama terlibat Pilkada, karena jamaah berpendapat ulama lebih baik mengurus umat, daripada terjun ke politik, hal ini seperti yang dikemukakan oleh masyarakat. Masyarakat menilai lebih baiknya ulama itu tidak terlibat dalam pilkada secara langsung.

82 Pada keseluruhan hasil, Jamaah majelis taklim di Kecamatan Jekan Raya, umumnya menyetujui saja ulama ikut Pilkada, dengan niat bagus, demi kepentingan umat, agar kelak ketika salah satu calon walikota yang terpilih yang didukung oleh ulama itu dapat mengembang amanah ketika terpilih menjadi pemimpin. Berdasarkan data (item No.3) yang diperoleh dari 95 responden, tentang ulama yang terlibat pilkada walikota tahun 2013 kota palangka Raya yaitu: 243/380 x 100% = 63,94% tergolong skor interpretasinya kuat. Adapun untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini: Grafik Gambar 4.1 Ulama terlibat Pilkada Walikota tahun 2013 Kota Palangka Raya 60 40 Indikator: Memberi doa, restu dan nasehat kepada semua pihak 20 51,57 0 3,16 Sangat Setuju Setuju 43,17 2,1 Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sumber: Hasil analisis

83 Tabel 4.10 Ulama yang menjadi Tim Sukses (Pemenangan) Pilkada Walikota tahun 2013 Kota Palangka Raya (Pengembangan kriteria indikator: ulama menjadi komunikator masyarakat/ jubir kampanye) 1 Sangat Setuju 5 5.26 2 Setuju 45 47.37 3 Tidak Setuju 34 35.80 (Soal angket 4 Sangat Tidak Setuju 11 11.57 dari No.4) Dari tabel 4.10 diperoleh data 5,26 % jamaah sangat setuju, dan 47,37 % setuju, terhadap ulama yang menjadi tim sukses (pemenangan), pilkada salah satu walikota tahun 2013 kota Palangka Raya, hal ini dinyatakan oleh masyarakat. Jamaah setuju terhadap ulama yang menjadi tim sukses pemenangan salah satu calon walikota Palangka Raya, kebanyakan para anggota jamaah beralasan, supaya salah satu calon yang dipilih oleh ulama itu juga dipilih umat, dan supaya kota Palangka Raya tetap di pimpin oleh Walikota yang beragama Islam, Seperti halnya Walikota kita H. Muhammad Riban Satia, M.Si. Separuh jamaah juga tidak setuju 35.80 % dan sangat tidak setuju 11.57 %, dengan alasan Jamaah mengharapkan ulama jangan ikut berpolitik, agar fokus kepada umat, karena ulama ini milik umat (Islam) bukan milik masyarakat, tetap pada ranahnya yaitu membimbing umat. Berdasarkan data (item No.4) yang diperoleh dari 95 responden, tentang ulama yang menjadi tim sukses (pemenangan) pilkada walikota tahun

84 2013 kota Palangka Raya yaitu: 234/380 x 100% = 61,57% tergolong skor interpretasinya kuat. Tabel 4.11 Ulama yang menjadi Jubir Kampanye Pilkada Walikota tahun 2013 Kota Palangka Raya (Kriteria indikator: ulama menjadi komunikator masyarakat/ jubir kampanye) 1 Sangat Setuju 2 2.10 2 Setuju 15 15.80 3 Tidak Setuju 70 73.68 (Soal angket 4 Sangat Tidak Setuju 8 8.42 dari No.5) Dari tabel 4.11 jamaah majelis taklim sangat setuju 2.10 % dan setuju 15.80 %, jamaah membolehkan saja ulama menjadi jubir, beralasan untuk mewakili calon pasangan Pilkada di masing-masing majelis taklim, menyampaikan visi misi calonnya. Akan tetapi mayoritas jamaah berpandangan negatif terlihat dari 73.68 % tidak setuju, dan sangat tidak setuju 8.42 %, hal ini seperti yang diungkapkan oleh hampir separuh jamaah. Sebaiknya, ulama jangan menjadi jubir/kampanye, karena akan merusak ke-ulamaannya sehingga (marwahnya turun) baik di sisi Allah dan manusia, sebab ulama lebih baik tidak turun langsung untuk berpolitik, tetapi baiknya menasihati para pemimpinnya, ditakutkan dipertanyakan keulamaan ulama tersebut. Berdasarkan data (item No.5) yang diperoleh dari 95 responden, tentang ulama yang menjadi jubir kampanye pilkada walikota tahun 2013 kota Palangka Raya yaitu: 201/380 x 100% = 52,89% tergolong skor

85 interpretasinya kuat. Adapun untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini: Grafik Gambar 4.2 Ulama yang menjadi Jubir kampanye Pilkada Walikota tahun 2013 Kota Palangka Raya Kriteria indikator: ulama menjadi komunikator masyarakat/ jubir kampanye 80 60 40 20 0 2,1 Sangat Setuju 15,8 Setuju 73,68 8,42 Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sumber: Hasil analisis Tabel 4.12 Ulama yang merekomendasikan mencoblos pasangan tertentu (Pengembangan Kriteria indikator: Ulama yang Memberi fatwa/tausiah) 1 Sangat Setuju 9 9.47 2 Setuju 42 44.21 3 Tidak Setuju 39 41.05 (Soal angket 4 Sangat Tidak Setuju 5 5.27 dari No.6) Berdasarkan tabel 4.12 jamaah majelis taklim sangat setuju 9.47 % dan setuju 44.21 %, hasil penelitian jamaah memandang positif bahwa jika ada ulama yang merekomendasikan mencoblos pasangan tertentu, tentunya jamaah mendukung, hal ini dilihat lagi dari calon pemimpin yang hendak dipilih, jamaah juga menyetujui dengan mengikuti apa yang dianjurkan oleh ulama tersebut, sebab pilihan yang dianjurkan ulama diikuti juga oleh para jamaah,

86 hal ini dengan pandangan ulama mengenai pemimpin yang sesuai dengan al Quran dan al Hadits, seperti halnya di Pengajian Majelis Dzikir Sabilal Muhtadin. Selain itu hampir mendekati separo jamaah tidak setuju 41.05 %, dan sangat tidak setuju 5.27 %, menandakan bahwa sebagian jamaah juga masih tidak setuju terhadap ulama yang mengajurkan mencoblos pasangan tertentu, kebanyakan dengan alasan, masing-masing hak pribadi (personal), tidak boleh. Berdasarkan data (item No.6) yang diperoleh dari 95 responden, tentang ulama yang merekomendasikan mencoblos pasangan tertentu yaitu:240/380 x 100% = 63,15% tergolong skor interpretasinya kuat. Tabel 4.13 Ulama yang merekomendasikan mencoblos pasangan tertentu yang tidak disukai (Pengembangan Kriteria indikator: Ulama yang Memberi fatwa/tausiah) 1 Sangat Setuju 3 3.16 2 Setuju 11 11.58 3 Tidak Setuju 52 54.74 (Soal angket 4 Sangat Tidak Setuju 29 30.52 dari No.7) Berdasarkan tabel 4.13 jamaah majelis taklim sangat setuju 3.16 % dan setuju 11.58 %, hasil penelitian jamaah memandang negatif, bahwa dari sebagian jamaah di lapangan berpendapat, memilih calon yang tidak kita inginkan, bersifat bertentangan dengan hati nurani, akan tetapi ulama berpendapat bahwa calon ini yang baik.

87 Pendapat di atas di dukung dengan persepsi jamaah yang tidak setuju 54.74 % dan 30.52 % sangat tidak setuju, terhadap ulama yang menganjurkan pasangan yang tidak kita sukai. Berdasarkan data (item No.7) yang diperoleh dari 95 responden, tentang ulama yang merekomendasikan mencoblos pasangan tertentu yang tidak disukai, yaitu: 178/380 x 100% = 46,84% tergolong skor interpretasinya lemah. Tabel 4.14 Ulama yang memberi fatwa memilih kandidat pasangan Pilkada tertentu (Kriteria indikator: Ulama yang Memberi fatwa/tausiah) 1 Sangat Setuju 12 12.64 2 Setuju 27 28.42 3 Tidak Setuju 40 42.10 (Soal angket 4 Sangat Tidak Setuju 16 16.84 dari No.8) Berdasarkan tabel 4.14 jamaah majelis taklim sangat setuju 12.64 % dan setuju 28.42 %, kurang dari separo jamaah bertanggapan setuju, ulama boleh memberikan fatwa. Selanjutnya sebesar 42.10 % dan 16.84 % jamaah dengan tanggapan yang negatif, kebanyakan dari lapangan jamaah yang tidak setuju dikarenakan, mungkin ada motivasi lain, ulama memilih untuk memberi fatwa, terutama di majelis taklim, selain ulama mempunyai integritas. Jamaah memandang bahwa ulama yang menfatwakan (merekomendasikan) untuk calon tertentu terkesan ulama yang mempunyai motivasi lain, seperti untuk kepentingan agama, sosial, dan ekonomi.

88 Hal ini yang menbuat ulama lebih baik tidak berfatwa, ada saja ulama yang memfatwakan untuk memilih salah satu kandidat, dan hal ini kembali lagi tergantung niat, individu masing-masing pemilih. Jamaah mengharapkan agar ulama bersikap netral dalam berpolitik. Berdasarkan data (item No.8) yang diperoleh dari 95 responden, tentang ulama yang memberi fatwa memilih kandidat pasangan pilkada tertentu, yaitu: 201/380 x 100% = 52,89% tergolong skor interpretasinya kuat. Adapun untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini: Grafik Gambar 4.3 Ulama yang memberi fatwa memilih kandidat pasangan Pilkada tertentu Kota Palangka Raya 50 40 30 20 10 0 Kriteria indikator: Ulama yang Memberi fatwa/tausiah 12,64 Sangat Setuju 28,42 Setuju 42,1 Tidak Setuju 16,84 Sangat Tidak Setuju Sumber: Hasil analisis

89 Tabel 4.15 Ulama yang mensosialisasikan Pilkada Walikota tahun 2013 Kota Palangka Raya (Kriteria indikator: Sosialisasi Pilkada) 1 Sangat Setuju 9 9.47 2 Setuju 46 48.42 3 Tidak Setuju 36 37.90 (Soal angket 4 Sangat Tidak Setuju 4 4.21 dari No.9) Berdasarkan tabel 4.15 jamaah majelis taklim sangat setuju 9.47 % dan setuju 48.42 %, setuju terhadap ulama yang mensosialisasikan Pilkada, dalam hal ini peneliti mengkategorikan maksud sosialisasi (ikut berpartisipasi, mendukung calon pilkada, menganjurkan jangan golput, memilih pemimpin yang beriman), dalam kaitannya dengan hal ini jamah memandang positif. Selain itu jamaah juga membolehkan ulama bersosialisasi politik, dengan mengerti situasi, serta cerdas dalam hal-hal yang lain terutama yang bersangkutan dengan politik; dalam hal ini jamaah juga sangat menganjurkan untuk memilih salah satu kandidat walikota, dengan ikut berpartisipasi, dan jangan golput pada Pilkada tahun 2013 lalu. Dengan kriteria demikian membolehkan ulama berpolitik untuk mensosialisasikan Pilkada, agar benar-benar yang terjun ke politik itu, orang yang sesuai dengan kredibilitasnya. Selanjutnya jamaah juga beranggapan 37.90 % tidak setuju, dan sangat tidak setuju 4.21 %, walaupun hampir separuh dari jamaah tidak setuju, berkenaan dengan ulama yang mensosialisasikan Pilkada.

90 Berdasarkan data (item No.9) yang diperoleh dari 95 responden, tentang ulama yang mensosialisasikan pilkada walikota tahun 2013 kota Palangka Raya, yaitu: 250/380 x 100% = 65,78% tergolong skor interpretasinya kuat. Grafik Gambar 4.4 Ulama yang mensosialisasikan Pilkada Walikota tahun 2013 Kota Palangka Raya Kriteria indikator: Sosialisasi Pilkada 50 40 30 20 10 0 9,47 Sangat Setuju 48,42 Setuju 37,9 Tidak Setuju 4,21 Sangat Tidak Setuju Sumber: Hasil analisis Tabel 4.16 Ulama yang merekomendasikan mencoblos pasangan Muslim-muslim (Pengembangan Kriteria indikator: Ulama yang Memberi fatwa/tausiah) 1 Sangat Setuju 14 14.74 2 Setuju 81 85.26 3 Tidak Setuju 0 0.00 (Soal angket 4 Sangat Tidak Setuju 0 0.00 dari No.10) Berdasarkan table 4.16 jamaah majelis taklim sangat setuju 14.74 % dan setuju 85.26 %, menandakan bahwa jamaah majelis taklim persatuan dan

91 kesatuannya dalam memilih pemimpin Islam tergolong kuat, karena jamaah dekat dengan ulama, tentunya taat kepada ulama. Jadi, walaupun demikian dilihat kembali kepada calon pemimpin yang akan dipilih, baik segi kualitas maupun integritasnya, bukan hanya karena faktor agama saja, akan tetapi juga karena memang mampu mengembang amanah menjadi pemimpin. Berdasarkan data (item No.10) yang diperoleh dari 95 responden, tentang ulama yang merekomendasikan mencoblos pasangan muslimmuslim, yaitu: 299/380 x 100% = 78,68% tergolong skor interpretasinya sangat kuat. Tabel 4.17 Ulama yang merekomendasikan mencoblos pasangan Muslim-nonmuslim (Pengembangan Kriteria indikator:ulama yang Memberi fatwa/tausiah) 1 Sangat Setuju 0 0.00 2 Setuju 17 17.89 3 Tidak Setuju 62 65.27 (Soal angket 4 Sangat Tidak Setuju 16 16.84 dari No.11) Berdasarkan tabel 4.17 jamaah majelis taklim sangat setuju 0.00 % dan setuju 17.89 %, jamaah majelis taklim, memandang negatif tentang ulama yang merekomendasi pasangan muslim-nonmuslim. Hal ini dibuktikan dengan 65.27 % dan 16.84 %, jamaah tidak setuju terhadap ulama yang merekomendasikan mencoblos pasangan muslimnonmuslim, walaupun misalnya pemimpinnya Walikotanya Islam, tetap tidak setuju.

92 Berdasarkan data (item No.11) yang diperoleh dari 95 responden, tentang ulama yang merekomendasikan mencoblos pasangan muslimnonmuslim, yaitu: 191/380 x 100% = 50,26% tergolong skor interpretasinya kuat. Tabel 4.18 Ulama yang merekomendasikan mencoblos pasangan Nonmuslim-muslim (Pengembangan Kriteria indikator: Ulama yang Memberi fatwa/tausiah) 1 Sangat Setuju 0 0.00 2 Setuju 0 0.00 3 Tidak Setuju 73 76,85 (Soal angket 4 Sangat Tidak Setuju 22 23,15 dari No.12) Berdasarkan tabel 4.18 diatas, menjawab sangat setuju 0.00 % dan setuju 0.00 %, ulama jamaah majelis taklim memandang negatif, ini terbukti dari 76,85 % tidak setuju, dan 23,15 % sangat tidak setuju, ulama merekomendasikan pasangan nonmuslim-muslim, walaupun, wakilnya Islam, ternyata jamaah majelis taklim, tidak setuju pemimpin wilayah di Kota Palangkaraya (Walikotanya) beragama nonmuslim. Hal ini dengan berbagai alasan, seperti tidak sepantasnya seorang ulama merekomendasikan pasangan nonmuslim, serta berkaitan dengan citra ulama, tidak mencerminkan sosok ulama. Berdasarkan hal tersebut, jamaah sangat memandang negatif, terkait ulama yang merekomendasikan pasangan nonmuslim-muslim, akan tetapi dilihat lagi apa motivasi ulama menyuruh memilih pemimpin baik yang muslim, mapun non-muslim.

93 Berdasarkan data (item No.12) yang diperoleh dari 95 responden, tentang ulama yang merekomendasikan mencoblos pasangan nonmuslimmuslim, yaitu: 168/380 x 100% = 44,21% tergolong skor interpretasinya lemah.