BAB I PENDAHULUAN. Saat ini di seluruh dunia jumlah lanjut usia (lansia) diperkirakan mencapai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia populasi lanjut usia juga mengalami peningkatan (Tanaya, 1997).

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, salah satu indikatornya adalah adalah

HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN STATUS KESEHATAN PADA LANSIA DI KELURAHAN BIYONGA KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO WAHYU MUARIF FAOZI

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup ini mengakibatkan jumlah penduduk lanjut usia meningkat pesat

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Menurut Golostein (2008), bahwa 5% dari populasi penduduk

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA LANJUT USIA TENTANG DIET HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk lansia pada umumnya banyak mengalami penurunan akibat

BAB 1 : PENDAHULUAN. daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung

BAB I PENDAHULUAN. wajar akan dialami semua orang yang dikaruniai umur panjang dan semua orang akan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy); semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. No.13 tahun 1998 pasal 1 ayat 2 tentang kesejahteraan lanjut usia dinyatakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah, terlalu banyak lemak, tinggi kolesterol, terlalu banyak gula, terlalu

BAB I PENDAHULUAN. psikologis dan sosial. Hal tersebut menimbulkan keterbatasan-keterbatasan yang

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak ditemukan di Indonesia maupun di dunia. Penderita hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

pernah didiagnosis menderita PJK (angina pektoris dan/atau infark miokard)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. penduduk, dan sekaligus menambah jumlah penduduk usia lanjut. Indonesia

WIJI LESTARI J

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

BAB I PENDAHULUAN. mulus sehingga tidak menimbulkan ketidakmampuan atau dapat terjadi sangat nyata

BAB 1 PENDAHULUAN. secara terus-menerus, dan berkesinambungan. Proses penuan ini akan. sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia ini memiliki beberapa dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 1,2 milyar. Pada tahun 2000 diperkirakan jumlah lanjut usia

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai hal yang menyusahkan, bahkan membahayakan jiwa. Namun di era

BAB I PENDAHULUAN. lansia yaitu kelompok usia tahun yang disebut masa virilitas, 55-64

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan kelainan pada sistem kardiovaskular yang masih

BAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1)

BAB I PENDAHULUAN. badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

tahun 2005 adalah orang, diprediksi pada tahun 2020 menjadi orang dan

PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI WANITA USIA TAHUN DI PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan jumlah lanjut usia akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menua pada seseorang bukanlah suatu penyakit, akan tetapi merupakan proses

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. kualitas makanan sehari-hari. Namun, akhir-akhir ini muncul berbagai. garam yang mampu memicu penyakit hipertensi.

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini, masalah kegemukan ( overweigth dan obesitas) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi tahun. Dalam hal ini secara demografi struktur umur

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas dapat di definisikan sebagai kelebihan berat badan, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan transisi epidemiologi. Secara garis besar transisi epidemiologi

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung. Keluarga mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB I PENDAHULUAN. tahun Data WHO juga memperkirakan 75% populasi lansia di dunia pada. tahun 2025 berada di negara berkembang.

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. kanan/left ventricle hypertrophy (untuk otot jantung). Dengan target organ di otak

BAB I PENDAHULUAN. makronutrien maupun mikronutrien yang dibutuhkan tubuh dan bila tidak

kehidupan yaitu anak, dewasa, dan tua. Seseorang yang melewati fase dewasa usia 60 tahun ke atas dalam kehidupannya dikatakan sebagai lanjut usia.

BAB I PENDAHULUAN. penduduk lanjut usia (Departemen Kesehatan [Depkes], 2008). Jumlah lansia

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat 125 juta orang dengan usia 80 tahun bahkan lebih. (World Health

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pasal 1 UU RI No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan. Lanjut Usia dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

SATUAN ACARA PENYULUHAN POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA. Sub Pokok Bahasan : Pola Hidup Sehat dengan Gizi Seimbang Pada Lansia

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB I PENDAHULUAN. perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk orang-orang yang sibuk dan suka berperilaku konsumtif. Makanan

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lansia yang telah berusia >60 tahun, mengalami perubahan tingkat kemandirian (Maryam, 2008). Secara umum saat proses menua terjadi, akan menimbulkan banyak perubahan pada tubuh lansia baik itu perubahan fisik, perubahan mental ataupun perubahan fisiologis, psikososial, sosiologis, dan peningkatan spiritual. Saat ini di seluruh dunia jumlah lanjut usia (lansia) diperkirakan mencapai 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun, dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 miliyar. Begitu juga di Indonesia lanjut usia mengalami peningkatan secara cepat setiap tahunnya, sehingga Indonesia telah memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured). Peningkatan pertumbuhan penduduk lansia ini mulai dirasakan sejak tahun 2000 yaitu jumlah lansia 14,439.567 juta orang dengan peningkatan 7,18% dengan usia harapan hidup 64,5 tahun, pada tahun 2006 jumlah lansia 19 juta orang dengan peningkatan sekitar 8,90% dengan usia harapan hidup 66,2 tahun. Pada tahun 2010 meningkat menjadi 23.9 jiwa (9,77 persen) dengan usia harapan hidup 67,4 tahun. Pada tahun 2020 di prediksikan jumlah lansia sebesar 28,8 juta orang dengan peningkatan sekitar 11,34% (Padila, 2013). Menurut Azizah (2011) peningkatan jumlah penduduk lanjut usia akan membawa dampak terhadap berbagai aspek kehidupan baik bagi individu, lansia itu sendiri, keluarga, masyarakat maupun pemerintah. Selain itu peningkatan 1

2 jumlah penduduk lansia juga membawa dampak kepada pembiyayaan negara. Peningkatan penduduk lansia akan menimbulkan beban bagi lansia yang tidak produktif dan juga didalam jumlah tunjangan sosial yang harus di tanggung oleh negara. Sementara di sisi penerimaan, penurunan output akibat penurunan presentase penduduk usia produktif akan mengakibatkan penurunan penerimaan. Akibatnya dapat diduga deficit anggaran pemerintah akan semakin membengkak. (Martono,2011). Jumlah dan pertumbuhan ini tidak terlepas dari adanya usia harapan hidup yang terus meningkat. Usia harapan hidup meningkat terjadi karena keberhasilan pembangunan yaitu kemajuan di bidang kesehatan, pendidikan, pengetahuan, dan tingkat pendapatan yang semakin meningkat (Basri,2008). Selain itu juga dengan meningkatnya populasi lansia menyebabkan peninggkatan munculnya berbagai masalah kesehatan penduduk seperti masalah biologis, psikologis, dan sosial. Masalah-masalah biologis ditandai dengan kemunduran fisik dan munculnya penyakit kronis yang sering terjadi pada lansia (Maryam, dkk, 2008) berbagai masalah fisik tidak hanya berdampak pada fisik lansia saja melainkan juga berdampak pada psikologis lansia hingga muncul beberapa masalah psikologis seperti kecemasan, depresi, imsomnia, paranoid, dan demensia (Maryam,dkk 2008). Selain itu menurut Azizah (2011) penyakit yang sering dijumpai pada lansia adalah 1) Ganguan sirkulasi darah seperti hipertensi, 2) Gangaguan metabolisme hormonal seperti diabetes mellitus dan gangguan pada sendi osteoattritis, dan gout atritis.

3 Menurut Ida Anggraini (2013) berbagai masalah kesehatan yang di alami biasanya sangat di pengaruhi oleh gaya hidup yang individu jalani. Agar tetap sehat sampai tua, sejak muda seseorang perlu membiasakan gaya hidup sehat. Gaya hidup sehat adalah suatu cara atau metode bertindak atau berpenampilan yang di atur oleh standar kesehatan tertentu. Gaya hidup yang sehat bagi lansia adalah pemenuhan kebutuhan nutrisi yang baik, melakukan aktivitas fisik/olahraga, istirahat dan tidur yang cukup, tidak merokok, tidak mengkomsumsi alkohol ( Wallace, 2008), dan minum air putih yang cukup (Susanti 2007). gaya hidup sehat dapat bersifat mengubah (to change) dari bad ke good healthy life style, memelihara atau mempertahankan (to maintain) good healthy life style, atau meningkatkan (to promote) good healthy life style.namun demikian, selain gaya hidup sehat ada juga gaya hidup yang tidak baik. Menurut syumanda (2009) gaya hidup yang tidak baik dapat menimbulkan berbagai penyakit. Pada era globalisasi dapat di cirikan yaitu dengan pesatnya perdagangan, industri pengolahan pangan, jasa dan informasi akan mengubah gaya hidup dan pola konsumsi makan pada masyarakat. Perubahan gaya hidup seperti ini dengan mengkomsumsi makan cepat saji, pola makan yang tidak baik, kebiasaan merokok kurangnya aktivitas fisik, yang serba praktis merupakan salah satu pemicu untuk timbulnya penyakit berbahaya seperti DM, Hipertensi, penyakit jantung, stroke ( Bustan 2007). Menurut Penelitian Anggraini (2008), yang dilaksanakan di Puskesmas Pekayon Jaya Kota Bekasi menunjukkan bahwa status kesehatan rendah pada lansia binaan puskesmas Pekayon Jaya sebesar 66,9%. Hasil analisis bivariat

4 menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara pola makan dengan status kesehatan (nilai p=0,914) dan kebiasaan merokok dengan status kesehatan (nilai p=0,975), serta ada hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan status kesehatan (nilai p=0,004) dan kebiasaan istirahat dengan status kesehatan (nilai p=0,000). Berdasarkan hasil penelitian diatas maka disarankan untuk meningkatkan pengetahuan lansia mengenai gaya hidup dan dampak terhadap status kesehatan melalui promosi kesehatan di wilayah binaan Puskesmas Pekayon Jaya Kota Bekasi. Oleh karena itu, menurut Poniyah (2011) untuk menghasilkan penduduk lanjut usia yang sehat tidaklah muda dan memerlukan kerja sama para pihak, antara lain: lansia itu sendiri, keluarga, masyarakat, pemerintah, organisasi dan pemerhati kesejahteraan serta profesi dibidang kesehatan yang lebih penting adalah peran aktif dari lansia sendiri dan keluarga dalam melaksanakan gaya hidup sehat. Seiring dengan semakin meningkatnya populasi lansia, pemerintah telah merumuskan berbagai bentuk pelayanan kesehatan pada lanjut usia diantaranya adalah pelayanan kesehatan lanjut usia dimasyarakat seperti puskesmas, pelayanan kesehatan lansia di masyarakat berbasis rumah sakit, dan layanan kesehatan lansia berbasis rumah sakit. Berdasarkan data yang ada di Provinsi Gorontalo jumlah penduduk lansia pada tahun tahun 2013 mencapai 42,254 jiwa yang berumur 60 tahun ke atas. di kabupaten Gorontalo mencapai 20,591 jiwa dan di Kelurahan Biyonga mencapai 178 jiwa.

5 Bedasarkan survey pendahuluan yang di lakukan di puskesmas global Limboto di dapatkan data jumlah lansia yang ada di kelurahan Biyonga sebanyak 178 jiwa dimana merupakan kelurahan dengan jumlah lansia terbanyak diwilayah kerja Puskesmas Global Limboto. Dari survei ini di dapatkan bahwa banyak lansia yang sakit, pada akhir bulan Oktober tahun 2013 tercatat jumlah lanjut usia (lansia) yang sakit berjumlah 33 jiwa, diantaranya ada10 lansia yang menderita penyakit diabetes mellitus, 15 lansia hepertensi,dan 8 lansia rematik dengan umur rata-rata 60 tahun Dari data yang di dapatkan, sampai saat ini Kelurahan Biyonga belum ada penyuluhan mengenai bagaimana menjaga kesehatan ataupun sosialisasi pengaruh gaya hidup bagi kesehatan terutama pada lansia. Dari data yang didapatkan melalui wawancara pada 6 lansia laki-laki dan 4 lansia perempuan di kelurahan Biyonga bahwa ada lansia yang pendidikannya rendah seperti hanya lulusan Sekolah Dasar (SD) serta adapun yang tidak pernah mengecam pendidikan. Oleh karena itu tingkat pendidikan di kelurahan ini sangatlah rendah sehingga mempengaruhi pengetahuan mengenai bagaimana pola makan yang baik, makanan yang dapat di konsumsi setiap hari, efek kebiasaan merokok dan betapa pentingnya melakukan aktivitas setiap hari. Masyarakat khususnya lansia yang ada di Kelurahan Biyonga mempunyai kebiasaan yang tidak baik dalam hal mempersiapkan makanan, mengkomsumsi makanan, seperti selalu makan makanan yang siap saji, seperti mie instan, ikan kaleng dan beberapa produk lainnya, dan perilaku merokok pada lansia

6 perempuan serta melakukan akivitas fisik yang berlebihan dan tidak memperhatikan aktivitas istirahat. Berdasarkan permasalahan yang telah di jelaskan maka peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan yang berjudul Hubungan Gaya Hidup Dengan Status Kesehatan Lansia di Kelurahan Biyonga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo 1.2 Identifikasi Masalah 1. Survei di dapatkan banyak lansia yang sakit, pada akhir bulan oktober tercatat lansia yang sakit sebanyak 18,5% dengan jumlah 33 lansia. tercatat jumlah lanjut usia (lansia) yang sakit berjumlah 33 jiwa, diantaranya ada10 lansia yang menderita penyakit diabetes mellitus, 15 lansia hepertensi,dan 8 lansia rematik 2. Data yang didapatkan dengan mewawancarai 10 lansia di kelurahan biyonga banyak lansia yang sering mengkomsumsi makanan yang tidak baik di antaranya sering mkan mie instans, ikan kaleng dan daging. 3. Didapatkan juga data sekitar 10 orang lansia yang ada di Kelurahan Biyonga berperilaku merokok 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka rumusan masalah nya adalah apakah ada hubungan gaya hidup dengan status kesehatan lansia di kelurahan Biyonga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo

7 1.4 Tujuan penelitian Tujuan umum : mengetahui hubungan gaya hidup dengan status kesehatan pada pasien lansia di kelurahan biyonga Tujuan khusus : 1. Teridentifikasi karateristik responden Usia, Agama, Pekerjaan, Pendidikan, dan keadaan lansia. 2. Teridentifikasi gaya hidup yang sering di lakukan lanjut usia (lansia) di Kelurahan Biyonga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. 3. Teridentifikasi status kesehatan lansia yang sehat dan sakit di Kelurahan Biyonga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. 4. Teranalisis hubungan gaya hidup dengan status kesehatan pada lansia di Kelurahan Biyonga Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Untuk menambah pengetahuan mengenai hubungan gaya hidup dengan status kesehatan pada lansia. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Sebagai salah satu prasyarat kelulusan dalam menyelesaikan program sarjana keperawatan, menambah keterampilan bagi peneliti dalam melakukan penelitian serta dapat menambah pengetahuan mengenai gaya hidup yang baik.

8 b. Bagi Peneliti Selanjutnya Dapat dijadikan sumber informasi bagi peneliti selanjutnya tentang hubungan gaya hidup dengan status kesehatan lansia, dan sebagai data awal untuk penelitian lebih lanjut. c. Bagi lansia Memberikan informasi dan pengetahuan mengenai gaya hidup yang baik dalam meningkatkan status kesehatan lansia. d. Bagi Keluarga Memberikan informasi dan pengetahuan serta dapat mempraktekkan dalam membantu seorang lansia dalam lingkungan keluarga dalam hal mempersiapkan makananan yang baik dan kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik dilakukan oleh lansia. e. Bagi Pemerintah Setempat Dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan pertugas kesehatan tentang hubungan gaya hidup dengan status kesehatan lansia.