BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (classroom

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode dan rancangan penelitian tindakan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Australia, dalam penelitian tindakan kelas oleh Prof. Dr. H. Muhammad Askari, M.Pd

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau lazimnya dikenal dengan classroom

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research. Dalam penelitian tindakan kelas terdapat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu suatu action

BAB III METODE PENELITIAN. masing siklus terdiri dari empat kegiatan yakni perencanaan, tindakan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 9 Metro Barat. Penelitian dilaksanakan di kelas IVA semester ganjil Tahun. pelaksanaan sampai dengan tahap penyimpulan.

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas

Refleksi. Siklus I. Pelaksanaan. Refleksi. Siklus II

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Action Research). Menurut Wardhani (2007: 1.4), penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berusaha merefleksikan secara kritis dan kolaboratif pendekatan pembelajaran

BAB III METODE PENELTIAN. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Wetan Kabupaten Karawang. SDN Cilamaya I merupakan sekolah tempat penulis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran yang dilakukan dikelas. PTK berfokus pada kelas atau pada. Sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas,

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas berkolaborasi dengan guru kelas.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 19 Bandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah satu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. terkendali untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digambarkan sebagai berikut : Perencanaan I

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), dari namanya sudah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk menentukan kebijakan sebagai upaya perbaikan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN 2

BAB III METODE PENELITIAN. Va SD Negeri 06 Metro Barat semester II tahun pelajaran 2009/2010. Jumlah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. classroom action research Wardhani, dkk.( 2007: 1.3). Dalam setiap siklus

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

beberapa kali, sehingga tercapai tujuan yang diinginkan pada pembelajaran

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( classroom. bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

BAB III METODE PENELITIAN. kinerja sehingga hasil belajar siswa meningkat (dalam Wardhani. 2009:1.3)..

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan kepada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan penelitian ini adalah PTK (Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjaya (2009: 26) mengemukakan penelitian tindakan kelas merupakan proses

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih

METODE PENELITIAN. Daryanto ( 2012: 1). Bagi mahasiswa terutama mereka yang mengambil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan di kelas yang dikenal dengan Classroom Action Research. pengamatan, dan refleksi (Aunurrahman, dkk., 2009: 3-7).

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (1) analisis masalah dan tujuan penelitian yang menuntut sejumlah informasi dan tindak

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardhani, 2006: 1.4). Prosedur penelitian berupa siklus (cycle). Siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali tetapi beberapa kali hingga tercapai tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas. Langkah-langkah yang dilakukan setiap siklusnya terdiri dari perencanaan (plan), tindakan (act), pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Model penelitian yang digunakan penulis adalah mengadopsi model Spiral milik Kemmis dan McTaggart (1990: 11), dan telah dimodifikasi oleh penulis agar mudah dimengerti dan lebih jelas dalam pelaksanaannya. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dimulai dengan siklus pertama dari empat kegiatan, kegiatan pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya apa bila ditujukan untuk mengulangi kesuksesan atau menguatkan hasil. Lebih jelasnya model ini dapat digambarkan dalam bentuk gambar sebagai berikut:

Siklus I Identifikasi Awal 1) Masalah dalam pembelajaran, 2) Menganalisis masalah, 3) Merumuskan masalah. Perencanaan Tindakan I 1) Skenario pembelajaran 2) Menyiapkan sarana dan prasarana pembelajaran 3) Menyusun RPP 4) Menyiapkan instrumen pengumpulan data Refleksi I Melakukan perbaikan dalam pembelajaran Observasi I Mengamati dan menginterprestasi Pelaksanaan Tindakan I Melakukan pelaksanaan tindakan penelitian Perencanaan Tindakan II 1) Skenario pembelajaran 2) Menyiapkan sarana dan prasarana pembelajaran 3) Menyusun RPP 4) Menyiapkan instrumen pengumpulan data Siklus II Refleksi II Melakukan perbaikan dalam pembelajaran Pelaksanaan Tindakan II Melakukan pelaksanaan tindakan penelitian Observasi II Mengamati dan menginterprestasi Perencanaan Tindakan III 1) Skenario pembelajaran 2) Menyiapkan sarana dan prasarana pembelajaran 3) Menyusun RPP 4) Menyiapkan instrumen pengumpulan data Siklus III Pelaksanaan Tindakan III Melakukan pelaksanaan tindakan penelitian Refleksi III Melakukan perbaikan dalam pembelajaran Observasi III Mengamati dan menginterprestasi Berhasil Gambar 3.1 Rancangan Penelitian Adaptasi dari Kemmis dan McTagart (1990:11)

3.2 Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SD N 4 Metro Utara secara kolaboratif antara peneliti dengan guru. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IVb SD N 4 Metro Utara Tahun Pelajaran 2009/2010. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan ± 6 bulan. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Pada tahap ini, penulis mengumpulkan seluruh data yang diperoleh berdasarkan instrumen penelitian, kemudian data tersebut diberikan kodekode tertentu berdasarkan jenis dan sumbernya. Selanjutnya penulis melakukan interprestasi terhadap keseluruhan data sesuai dengan tujuan penelitian. 3.4 Alat Pengumpulan Data 3.4.1 Lembar panduan observasi, instrumen ini dirancang penulis berkolaborasi dengan guru kelas. Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kinerja guru dan aktivitas siswa selama penelitian tindakan kelas. 3.4.2 Kuisioner, pedoman ini digunakan untuk menjaring data mengenai pendapat siswa mengenai penggunaan model role playing pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

3.4.3 Tes hasil belajar, pedoman ini digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan hasil belajar siswa khususnya mengenai penguasaan terhadap materi yang diajarkan dengan menggunakan model role playing. 3.4.4 Dokumentasi, pedoman ini digunakan untuk mengumpulkan bukti-bukti dan keterangan-keterangan seperti foto pelaksanaan pembelajaran dan surat izin penelitian. 3.5 Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif akan digunakan untuk menganalisis data yang menunjukan dinamika proses dengan memberikan pemaknaan secara kontekstual dan mendalam sesuai dengan permasalahan penelitian, yaitu data tentang kinerja guru, aktivitas belajar siswa, pendapat siswa tentang penggunaan model role playing. Data aktivitas siswa dilakukan perhitungan dengan rumus : Persentase aktivitas : Jumlah skor yang diperoleh Jumlah maksimal skor x 100% Keterangan: Jumlah skor Skor maksimal : Jumlah skor yang diperoleh : Jumlah aspek yang dinilai x Nilai kriteria tertinggi

Tabel 3.1 Klasifikasi Aktivitas Siswa No Rentang Skor Tingkat Ativitas Belajar siswa 1. >75,6 Aktif 2. 59,4 75,5 Cukup aktif 3. <59,4 Kurang aktif Sumber: Memes (Suherman. 2008: 31) Sedangkan analisis kuantitatif merupakan hasil belajar peserta didik x 100 % dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan guru. Untuk hasil belajar dapat dilihat nilai perbandingan yang diberikan setelah tindakan selesai pada siklus akhir dengan rumus : Ketuntasan Kelas : Jumlah siswa yang tuntas x 100 % Jumlah seluruh siswa Keterangan: Nilai Rata-rata nilai Jumlah siswa tuntas Jumlah siswa tidak tuntas : Jumlah jawaban benar : Jumlah nilai : Jumlah siswa : Nilai yang diperoleh KKM : Nilai yang diperolah siswa < KKM Sumber : (Adopsi dari Panduan EKTA PJJ SI PGSD) 3.6 Urutan Penelitian Tindakan Kelas Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus dan masing-masing siklus memiliki empat tahapan kegiatan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

3.6.1 Siklus 1 1. Tahap Perencanaan a. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran di kelas. b. Penyusunan skenario pembelajaran yaitu penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi pembelajarannya adalah Pengaruh globalisasi. Merancang kegiatan belajar mengajar menggunakan model role playing, meliputi beberapa tahap antara lain : (1) memotivasi kelompok, (2) memilih pemeran, (3) mempersiapkan pengamat, (4) mempersiapkan tahapan pemeranan, (5) pemeranan, (6) diskusi dan evaluasi, (7) pengalaman pemeran, (8) diskusi dan evaluasi ulang, (9) membagi pengalaman atau generalisasi. c. Menyusun lembar observasi yang akan digunakan untuk mengamati proses pembelajaran. d. Menyusun soal tes yang akan digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan hasil belajar siswa khususnya mengenai penguasaan terhadap materi yang diajarkan. 2. Tahap Pelaksanaan a. Pelaksanaan siklus I dimulai pada hari kamis tanggal 22 April 2010 pukul 07.15-08.25 WIB.

b. Tugas guru adalah menyampaikan sekilas materi (apersepsi), menyampaikan tujuan pembelajaran, dan menjelaskan materi Pendidikan Kewarganegaraan dengan pokok bahasan Pengaruh Globalisasi. c. Setelah guru selesai menjelaskan, guru menerapkan model role playing yang mencakup sembilan tahapan yaitu : (1) memotivasi siswa melalui isu dan permasalahan yang berhubungan dengan pokok bahasan yang akan disajikan. Masalah yang dipilih adalah masalah yang hangat dan aktual, langsung menyangkut kehidupan peserta didik, menarik dan merangsang rasa ingin tahu siswa. Kemudian masalah tersebut harus diidentifikasi dan dijelaskan secara lebih rinci sehingga menimbulkan minat untuk memecahkan masalah dengan mendiskusikannya dengan siswa lainnya, (2) guru memilih pemeran dalam pembelajaran dan mendeskripsikan berbagai watak atau karakter yang akan diperankan olah siswa. Siswa diberi kesempatan secara sukarela untuk memilih pemeran, tetapi guru juga dapat memilih peranan berdasarkan kriteria tertentu, (3) guru menyiapkan pengamat. Sebaiknya pengamat dipersiapkan secara matang dan terlibat dalam cerita yang akan dimainkan agar semua siswa turut mengalami dan menghayati peran yang dimainkan dan guru sebaiknya memberikan tugas-tugas yang seharusnya dikerjakan pengamat, (4) guru mempersiapkan tahapan peranan. Pada tahap ini para pemeran menyusun garis-garis besar adegan yang akan

dimainkan. Dalam hal ini, tidak perlu ada dialog khusus karena para peserta didik dituntut untuk bertindak dan berbicara secara spontan, (5) tahap pemeranan. Pada tahap ini peserta didik mulai beraksi secara spontan, sesuai dengan peran masing-masing, (6) diskusi dan evaluasi. Diskusi akan mudah dimulai jika pemeran dan pengamat telah terlibat dalam bermain peran. Diskusi dimulai dengan tafsiran mengenai baik tidaknya peran yang dimainkan selanjutnya mengarah pada analisis terhadap peran yang ditampilkan, apakah cukup tepat untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Di sini diskusi dapat diarahkan pada pengajuan alternatif-alternatif pemeranan yang akan di tampilkan kembali. Dalam kaitan ini, guru harus mengarahkan diskusi yang dilakukan para peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, (7) pengulangan pemeran. Kegiatan ini bisa terjadi secara berulangulang. Pemeranan ulang dapat dilakukan berdasarkan hasil evaluasi dan diskusi mengenai alternatif-alternatif pemeranan. Mungkin ada perubahan peran watak yang dituntut, demi halnya dengan para pelakunya. Perubahan ini memungkinkan adanya perkembangan baru dalam upaya pemecahan masalah. Setiap perubahan peran akan mempengaruhi peran-peran lainnya, (8) diskusi dan evaluasi ulang. Guru membimbing diskusi dan mengevaluasi pelaksanaan bermain peran. (9) membagi pengalaman dan pengambilan kesimpulan. Tahap ini tidak harus menghasilkan generalisasi secara langsung

karena tujuan utama bermain peran ialah membantu siswa untuk memperoleh pengalaman-pengalaman berharga dalam hidupnya melalui kegiatan interaksional dengan teman-temannya. d. Guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah diberikan, kemudian menindak lanjuti dengan memberikan tes formatif kepada siswa. e. Guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan dan memberikan penguatan serta motivasi kepada siswa. 3. Tahap Observasi a. Menganalisis keadaan siswa untuk mempertimbangkan kesulitankesulitan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran. b. Melakukan pengamatan terhadap penggunaan model role playing pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas IVb. c. Mencatat pada lembar observasi setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi pada saat penggunaan model role playing dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. d. Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang kelemahan atau kekurangan yang terdapat pada proses pembelajaran. 4. Tahap Refleksi a. Menganalisis keberhasilan dan kekurangan proses pembelajaran dengan model role playing.

b. Melakukan refleksi terhadap kesesuaian model role playing yang digunakan dalam proses pembelajaran. c. Melakukan refleksi terhadap tes hasil belajar siswa. 3.6.2 Siklus II Pada akhir siklus I telah dilakukan refleksi oleh guru dan penulis untuk mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan guru sebagai acuan dalam pelaksanaan siklus II ini meliputi: 1. Tahap Perencanaan a. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I. b. Merancang perbaikan untuk proses pembelajaran pada siklus II berdasarkan refleksi dari siklus I. c. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran di kelas. d. Penyusunan skenario pembelajaran yaitu penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi pembelajarannya adalah Budaya Indonesia dalam misi kebudayaan Internasional. e. Merancang kegiatan belajar mengajar menggunakan model role playing, meliputi beberapa tahap antara lain : (1) memotivasi kelompok, (2) memilih pemeran, (3) mempersiapkan pengamat, (4) mempersiapkan tahapan peranan, (5) pemeranan, (6) diskusi dan

evaluasi, (7) pengalaman pemeran, (8) diskusi dan evaluasi ulang, (9) membagi pengalaman atau generalisasi. f. Menyusun lembar observasi yang akan digunakan untuk mengamati proses pembelajaran. g. Menyusun soal tes yang akan digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan hasil belajar siswa khususnya mengenai penguasaan terhadap materi yang diajarkan. 2. Tahap Pelaksanaan a. Pelaksanaan siklus II dimulai pada hari kamis tanggal 29 April 2010 pukul 07.15-08.25 WIB. b. Tugas guru adalah menyampaikan sekilas materi (apersepsi), menyampaikan tujuan pembelajaran, dan menjelaskan materi Pendidikan Kewarganegaraan dengan pokok bahasan Budaya Indonesia dalam Misi Kebudayaan Internasional. c. Setelah guru selesai menjelaskan, guru menerapkan model role playing yang mencakup sembilan tahapan yaitu : (1) memotivasi siswa melalui isu dan permasalahan yang berhubungan dengan pokok bahasan yang akan disajikan. Masalah yang dipilih adalah masalah yang hangat dan aktual, langsung menyangkut kehidupan peserta didik, menarik dan merangsang rasa ingin tahu siswa. Kemudian masalah tersebut harus diidentifikasi dan dijelaskan secara lebih rinci sehingga menimbulkan minat untuk memecahkan masalah dengan mendiskusikannya dengan

siswa lainnya, (2) guru memilih pemeran dalam pembelajaran dan mendeskripsikan berbagai watak atau karakter yang akan diperankan olah siswa. Siswa diberi kesempatan secara sukarela untuk memilih pemeran, tetapi guru juga dapat memilih peranan berdasarkan kriteria tertentu, (3) guru menyiapkan pengamat. Sebaiknya pengamat dipersiapkan secara matang dan terlibat dalam cerita yang akan dimainkan agar semua siswa turut mengalami dan menghayati peran yang dimainkan dan guru sebaiknya memberikan tugas-tugas yang seharusnya dikerjakan pengamat, (4) guru mempersiapkan tahapan peranan. Pada tahap ini para pemeran menyusun garis-garis besar adegan yang akan dimainkan. Dalam hal ini, tidak perlu ada dialog khusus karena para peserta didik dituntut untuk bertindak dan berbicara secara spontan, (5) tahap pemeranan. Pada tahap ini peserta didik mulai beraksi secara spontan, sesuai dengan peran masing-masing, (6) diskusi dan evaluasi. Diskusi akan mudah dimulai jika pemeran dan pengamat telah terlibat dalam bermain peran. Diskusi dimulai dengan tafsiran mengenai baik tidaknya peran yang dimainkan selanjutnya mengarah pada analisis terhadap peran yang ditampilkan, apakah cukup tepat untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Di sini diskusi dapat diarahkan pada pengajuan alternatif-alternatif pemeranan yang akan di tampilkan kembali. Dalam kaitan ini, guru harus mengarahkan diskusi yang dilakukan para peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, (7) pengulangan pemeran. Kegiatan ini bisa

terjadi secara berulang-ulang. Pemeranan ulang dapat dilakukan berdasarkan hasil evaluasi dan diskusi mengenai alternatif-alternatif pemeranan. Mungkin ada perubahan peran watak yang dituntut, demi halnya dengan para pelakunya. Perubahan ini memungkinkan adanya perkembangan baru dalam upaya pemecahan masalah. Setiap perubahan peran akan mempengaruhi peran-peran lainnya, (8) diskusi dan evaluasi ulang. Guru membimbing diskusi dan mengevaluasi pelaksanaan bermain peran. (9) membagi pengalaman dan pengambilan kesimpulan. Tahap ini tidak harus menghasilkan generalisasi secara langsung karena tujuan utama bermain peran ialah membantu siswa untuk memperoleh pengalaman-pengalaman berharga dalam hidupnya melalui kegiatan interaksional dengan teman-temannya. d. Guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah diberikan, kemudian menindak lanjuti dengan memberikan tes formatif kepada siswa. e. Guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan dan memberikan penguatan serta motivasi kepada siswa. 3. Tahap Observasi a. Menganalisis keadaan siswa untuk mempertimbangkan kesulitankesulitan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran. b. Melakukan pengamatan terhadap penggunaan model role playing pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas IVb.

c. Mencatat pada lembar observasi setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi pada saat penggunaan model role playing dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. d. Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang kelemahan atau kekurangan yang terdapat pada proses pembelajaran. 4. Tahap Refleksi a. Menganalisis keberhasilan dan kekurangan proses pembelajaran dengan model role playing. b. Melakukan refleksi terhadap kesesuaian model role playing yang digunakan dalam proses pembelajaran. c. Melakukan refleksi terhadap tes hasil belajar siswa. 3.6.3 Siklus III Pada akhir siklus II telah dilakukan refleksi oleh guru dan penulis untuk mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan guru sebagai acuan dalam pelaksanaan siklus III. Adapun pelaksanaan pada siklus III ini meliputi: 1. Tahap Perencanaan a. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus II.

b. Merancang perbaikan untuk proses pembelajaran pada siklus III berdasarkan refleksi dari siklus II. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran di kelas. c. Penyusunan skenario pembelajaran yaitu penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi pembelajarannya adalah Menyikapi Pengaruh Globalisasi. d. Merancang kegiatan belajar mengajar menggunakan model role playing, meliputi beberapa tahap antara lain : (1) memotivasi kelompok, (2) memilih pemeran, (3) mempersiapkan pengamat, (4) mempersiapkan tahapan peranan, (5) pemeranan, (6) diskusi dan evaluasi, (7) pengalaman pemeran, (8) diskusi dan evaluasi ulang, (9) membagi pengalaman atau generalisasi. e. Menyusun lembar observasi yang akan digunakan untuk mengamati proses pembelajaran. f. Menyusun soal tes yang akan digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan hasil belajar siswa khususnya mengenai penguasaan terhadap materi yang diajarkan. 2. Tahap Pelaksanaan a. Pelaksanaan siklus III dimulai pada hari kamis tanggal 6 Mei 2010 pukul 07.15-08.25 WIB. b. Tugas guru adalah menyampaikan sekilas materi (apersepsi), menyampaikan tujuan pembelajaran, dan menjelaskan materi

Pendidikan Kewarganegaraan dengan pokok bahasan Menyikapi Pengaruh Globalisasi. c. Setelah guru selesai menjelaskan, guru menerapkan model role playing yang mencakup sembilan tahapan yaitu : (1) memotivasi siswa melalui isu dan permasalahan yang berhubungan dengan pokok bahasan yang akan disajikan. Masalah yang dipilih adalah masalah yang hangat dan aktual, langsung menyangkut kehidupan peserta didik, menarik dan merangsang rasa ingin tahu siswa. Kemudian masalah tersebut harus diidentifikasi dan dijelaskan secara lebih rinci sehingga menimbulkan minat untuk memecahkan masalah dengan mendiskusikannya dengan siswa lainnya, (2) guru memilih pemeran dalam pembelajaran dan mendeskripsikan berbagai watak atau karakter yang akan diperankan olah siswa. Siswa diberi kesempatan secara sukarela untuk memilih pemeran, tetapi guru juga dapat memilih peranan berdasarkan kriteria tertentu, (3) guru menyiapkan pengamat. Sebaiknya pengamat dipersiapkan secara matang dan terlibat dalam cerita yang akan dimainkan agar semua siswa turut mengalami dan menghayati peran yang dimainkan dan guru sebaiknya memberikan tugas-tugas yang seharusnya dikerjakan pengamat, (4) guru mempersiapkan tahapan peranan. Pada tahap ini para pemeran menyusun garis-garis besar adegan yang akan dimainkan. Dalam hal ini, tidak perlu ada dialog khusus karena para peserta didik dituntut untuk bertindak dan berbicara secara spontan, (5) tahap pemeranan. Pada tahap ini peserta didik mulai

beraksi secara spontan, sesuai dengan peran masing-masing, (6) diskusi dan evaluasi. Diskusi akan mudah dimulai jika pemeran dan pengamat telah terlibat dalam bermain peran. Diskusi dimulai dengan tafsiran mengenai baik tidaknya peran yang dimainkan selanjutnya mengarah pada analisis terhadap peran yang ditampilkan, apakah cukup tepat untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Di sini diskusi dapat diarahkan pada pengajuan alternatif-alternatif pemeranan yang akan di tampilkan kembali. Dalam kaitan ini, guru harus mengarahkan diskusi yang dilakukan para peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, (7) pengulangan pemeran. Kegiatan ini bisa terjadi secara berulang-ulang. Pemeranan ulang dapat dilakukan berdasarkan hasil evaluasi dan diskusi mengenai alternatif-alternatif pemeranan. Mungkin ada perubahan peran watak yang dituntut, demi halnya dengan para pelakunya. Perubahan ini memungkinkan adanya perkembangan baru dalam upaya pemecahan masalah. Setiap perubahan peran akan mempengaruhi peran-peran lainnya, (8) diskusi dan evaluasi ulang. Guru membimbing diskusi dan mengevaluasi pelaksanaan bermain peran. (9) membagi pengalaman dan pengambilan kesimpulan. Tahap ini tidak harus menghasilkan generalisasi secara langsung karena tujuan utama bermain peran ialah membantu siswa untuk memperoleh pengalaman-pengalaman berharga dalam hidupnya melalui kegiatan interaksional dengan teman-temannya.

d. Guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah diberikan, kemudian menindak lanjuti dengan memberikan tes formatif kepada siswa. e. Guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan dan memberikan penguatan serta motivasi kepada siswa. 3. Tahap Observasi a. Menganalisis keadaan siswa untuk mempertimbangkan kesulitankesulitan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran. b. Melakukan pengamatan terhadap penggunaan model role playing pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas IVb. c. Mencatat pada lembar observasi setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi pada saat penggunaan model role playing dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. d. Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang kelemahan atau kekurangan yang terdapat pada proses pembelajaran. 4. Tahap Refleksi a. Merefleksikan proses pembelajaran dengan menggunakan model role playing. b. Merefleksikan hasil belajar siswa dengan penggunaan model role playing. c. Mengumpulkan dan menyusun data hasil pelaksanaan siklus I, II, III.

Dari tahap kegiatan pada siklus I, II, dan III hasil yang diharapkan yaitu: 1. Perubahan sifat pembelajaran dari teacher centered menjadi student centered. 2. Guru memiliki kemampuan dalam merancang dan memilih model pembelajaran yang akan digunakan dalam setiap pembelajaran. 3. Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.