dokumen-dokumen yang mirip
BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi

BAB V METODE PELAKSANAAN. 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebihdahulu, lalu kemudian diisi

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Dalam setiap Proyek Konstruksi, metode pelaksanaan yang dilakukan memiliki

METODE PEKERJAAN BORE PILE

PONDASI TIANG BOR (BOR PILE)

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pembangunan Proyek STS Bintaro Permai ini berdasarkan dari pertimbangan

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.2. Pekerjaan Bore Pile dan Soldear Pile. Laporan Kerja Praktek Pekerjaan Bore Pile dan Soldear Pile ini melibatkan beberapa kegiatan antara lain ada

BAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE. Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No.

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN


BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terdapat di bawah konstruksi dengan tumpuan pondasi.

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB VI TINJAUAN KHUSUS. (Secant Pile dan Soldier Pile)

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

LAPORAN KERJA PRAKTEK METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BORED PILE PROYEK PALM REGENCY (Apartmen dan Mall)

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

PONDASI RAKIT (RAFT FOUNDATION)

PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PENGERJAAN PONDASI PADA PROYEK YANG MENGGUNAKAN UP DOWN CONSTRUCTION DENGAN MENGGUNAKAN METODA KONVENSIONAL


BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya

KERJA PRAKTIK. Dosen Pembimbing. Ika Sari Damayanthi S, ST, MT. Disusun Oleh: Siti Ratna Sari Triaz Saputra

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya.

BAB I KONSEP PENILAIAN


BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya beban diatasnya. Pondasi dibuat menjadi satu kesatuan dasar

PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR PILE CAP, KOLOM, BALOK & PLAT LANTAI PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG RSUD BUDHI ASIH. Yusti prabowo

METODE PELAKSANAAN LIFTING JACK TIANG PANCANG

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGAMATAN PROSES PONDASI BORED PILE dan RTAINING WALL PADA GEDUNG ASPEN ADMIRALTY APARTMENT TOWER C, FATMAWATI, JAKARTA SELATAN

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL. Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu

BAB III METODE PELAKSANAAN

PONDASI. 1. Agar kedudukan bangunan tetap mantab atau stabil 2. Turunnya bangunan pada tiap-tiap tempat sama besar,hingga tidak terjadi pecah-pecah.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini sistem pondasi tiang bor (bored pile) banyak digunakan pada

BAB V METODE PELAKSANAAN. pelaksanaan di lapangan penulis melakukan pengumpulan data berupa : pekerja) dan disertai dengan dokumentasi di lapangan,

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut.

PONDASI. Prinsip pondasi : 1. Harus sampai ke tanah keras. 2. Apabila tidak ada tanah keras harus ada pemadatan tanah/perbaikan tanah.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift.

LAPORAN KERJA PRAKTEK PEKERJAAN PONDASI BORED PILE PADA PROYEK APARTEMEN ROSEVILLE SOHO AND SUITE

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Persyaratan agar Pondasi Sumuran dapat digunakan adalah sebagai berikut:

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN

PENGANTAR PONDASI DALAM

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

METODE PELAKSANAAN A. Pekerjaaan Persiapan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 3.1 Lokasi pembangunan Apartemen Sudirman One Tang-City

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

Dalam menentukan jenis pondasi bangunan ada beberapa hal yang harus diperhatiakan dan dipertimbangkan diantaranya :

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Galian adalah pekerjaan menggali tanah untuk keperluan konstruksi

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN SHEAR WALL. biasanya terdapat pada bangunan tower atau gedung bertingkat.

PELAKSANAAN INSTALASI BOREDPILE PADA PROYEK PEMBANGUNAN FLYOVER GATOT SUBROTO BANJARMASIN

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

METODE PELAKSANAAN BENDUNGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : c. Podium 5 lantai, dengan 1 lantai semi basement

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. lift di cor 2 lantai diatas level plat lantai. Alasan menggunakan metode perlakuan core sebagai kolom adalah :

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB V METODE PELAKSANAAN

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terdapat di bawah konstruksi dengan tumpuan pondasi.

BDE QSHE PADA METODE OPEN CUT BOTTOM UP NO : BDEQSHE/GEDUNG/2015/076

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

struktur dinding diafragma adalah dengan menjaga agar jangan sampai

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. bangunan yang bermutu agar tahap konstruksi dapat berjalan dengan lancar dan

BAB VI SPESIFIKASI TEKNIS PASAL 1 LINGKUP PEKERJAAN

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

LAPORAN KERJA PRAKTEK PROYEK PEMBANGUNAN WISMA KARTIKA JL. KYAI TAPA NO. 101, GROGOL JAKARTA BARAT

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai

LAPORAN KERJA PRAKTIK. PELAKSANAAN KONSTRUKSI PC WALL DAN PILE CAP PADA PROYEK GEDUNG St. CAROLUS TAHAP II, JAKARTA-PUSAT

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut.

Transkripsi:

BAB. V PELAKSANAAN PEKERJAAN V. 1. Uraian Umum Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya suatu proyek. Hal ini membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan yang baik, sehingga dapat diperoleh hasil yang baik, tepat waktu, dan sesuai dengan rencanan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, perlu disiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pekerjaan, rencana kerja, serta tenaga pelaksana, khususnya tenaga ahli profesional yang dapat mengatur pekerjaan dengan baik serta mengambil keputusan mengenai masalah yang muncul dilapangan. Pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan secara profesional dengan mengikuti aturan dan spesifikasi yang ada, serta mnggunakan material dan peralatan yang sudah ditetapkan, akan menghasilkan konstruksi yang baik yang sesuai dengan perencanaan. Metode pelaksanaan harus dipilih sesuai dengan kondisi lapangan, jenis pekerjaan, jadwal pekerjaan, volume pekerjaan, serta biaya pekerjaan. Sebagai langkah awal dalam pelaksanaan, kontraktor harus memiliki dokumen awal pelaksanaan seperti berita acara, gambar-gambar detail, RKS, dan dokumen lainnya. Selanjutnya kontraktor membuat shop drawing sebagai gambar detail pelaksanaan dan as built drawing sebagai laporan akhir gambar akhir pekerjaan yang sesuai dengan pelaksanaan. V - 1

Dalam bab ini, penulis akan menguraikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan selama mengikuti kerja praktek di proyek Southgate Tanjung Barat, yaitu menguraikan pekerjaan pondasi bored pile. Pada pekerjaan pondasi bored pile penulis akan membahas langkah-langkah pekerjaan, metode pekerjaan, peralatan yang dipakai dan material yang digunakan. Subkontraktor yang mengerjakan pekerjaan Bored Pile adalah PT. Indonesia Pondasi Raya (Indopora) dan PT Trocon.Indah Perkasa V. 2. Pengertian Pondasi Pondasi bored pile (Gunawan,1983) adalah pondasi tiang dalam berbentuk tabung yang berfungsi meneruskan beban bangunan kedalam permukaan tanah hingga pada tanah yang keras. Fungsinya sama dengan pondasi dalam lainya seperti pancang, akan tetapi terdapat perbedanya pada cara pengerjaanya. Pengerjaan Bored Pile dimulai dengan pengeboran tanah dahulu sampai kedalaman yang diinginkan,kemudian pemasangan tulangan besi yang dilanjutkan dengan pengecoran beton. Ada beberapa jenis alat dan sistem pengerjaan Bored Pile, akan tetapi pada dasarnya sama, diantara nya Bored Pile crane. Dengan alat ini bisa dilaksanakan pengeboran dengan pilihan diameter 300 ~ 1.200 cm dengan kedalaman hingga 35 meter. Dalam pembangunan proyek gedung, jembatan, menara dan bangunan lainnya, untuk menahan beban bangunan yang berat tersebut tentunya diperlukan pondasi yang kokoh. Apabila kondisi tanah di permukaan tidak mampu menahan bangunan tersebut, maka beban bangunan harus diteruskan V - 2

ke lapisan tanah keras di bawahnya. Untuk itu sering dipakai konstruksi pondasi dalam berupa tiang pancang atau bored pile. Pondasi tiang pancang sering dipakai pada lahan yang masih luas dan kosong, dimana getaran yang ditimbulkan pada saat aktifitas pemancangan berlangsung tidak mengganggu lingkungan sekitarnya. Namun jika bangunan tersebut didirikan di lokasi yang telah padat penduduknya, maka getaran yang ditimbulkan akan menimbulkan masalah karena sangat mengganggu dan dapat merusak bangunan di sekitarnya. Dalam hal ini pemakaian pondasi bored pile merupakan pilihan pondasi yang tepat. V.2.1 Beberapa Alasan Menggunakan Pondasi Bored Pile Ada beberapa alasan mengapa harus menggunakan pondasi bored pile pada konstruksi, yaitu : Pemasangan tidak menimbulkan gangguan suara dan getaran yang dapat membahayakan bangunan sekitarnya. Mengurangi kebutuhan beton dan tulangan dowel pada pelat penutup tiang (pile cap). Kedalaman tiang dapat divariasikan. Tanah dapat diperiksa dan dicocokkan dengan data laboratorium Bored pile dapat dipasang menembus batuan, sedang tiang pancang akan kesulitan bila pemancangan menembus lapisan batuan. V - 3

Diameter tiang memungkinkan dibuat besar, bila perlu ujung bawah tiang dapat dibuat lebih besar guna mempertinggi kapasitas dukungnya. Tidak ada risiko kenaikan muka tanah V.2.2 Beberapa Kelemahan dari Pondasi Bored Pile Ada beberapa alasan mengapa harus menggunakan pondasi bored pile pada konstruksi, yaitu : Pengecoran bored pile dipengaruhi kondisi cuaca. Pengecoran beton agak sulit bila dipengaruhi air tanah karena mutu beton tidak dapat dikontrol dengan baik. Mutu beton hasil pengecoran bila tidak terjamin keseragamannya disepanjang badan bored pile mengurangi kapasitas dukung tiang pondasi bored pile, terutama bila pondasi cukup dalam. Pengeboran dapat mengakibatkan gangguan kepadatan, bila tanah berupa pasir atau tanah yang berkerikil. Untuk terjadinya kelongsoran tanah pada lubang bored pile sangat besar sekali kemungkinannya, jika metode pekerjaannya tidak tepat. V - 4

V. 3. Langkah Pekerjaan Pondasi Bored Pile 1. Survey Pile Point Untuk menentukan titik koordinat pile dengan menggunakan total station yang sudah di setting sebelumnya. Gambar 5.1 Surveying. Gambar 5.2 Surveying V - 5

2. Polymer Slurry Mixing Polymer slurry adalah cairan yang berfungsi sebagai pelican dinding tanah yang digali agar mengurangi atau meminimalisir terjadinya kelongsoran. Pengecekan polymer dilakukan sebanyak 3 kali, diantaranya : 1. Pengecekan saat dalam silo. 2. Pengecekan pada saat pengeboran dikedalaman 7 m. 3. Pengecekan pada saat pengeboran dikedalaman akhir Gambar 5.4 Polymer Inspection Sumber : Dokumentasi Inspektor Struktur V - 6

Gambar 5.4 Polymer Inspection Sumber : Dokumentasi Inspektor Struktur Pengecekan polymer sebagai berikut: 1. Pengecekan Viscosity dilakukan untuk mengetahui nilai kekentalan pada cairan polymer dengan menggunakan stop watch. Gambar 5.6 Concrete Block V - 7

2. Pengecekan Density dilakukan untuk mengetahui berat jenis cairan polymer dengan menggunakan MUD balance nilai density antara 1.01-1.02. Gambar 5.6 Density Test 3. Pengecekan PH dilakukan untuk mengetahui kadar asam nilai PH 7 sampai 10. Gambar 5.7 PH Test V - 8

4. Pengecekan sand content dilakukan untuk mengetahui kandungan pasir dalam cairan polymer dengan menggunakan tabung kaca pengukur volume persen nilai sand content kurang dari 5%. Gambar 5.8 Sand Content Test 5. Start Drill With Drilling Bucket Pengeboran awal dilakukan sampai kedalaman 6 meter dengan menggunakan bucket untuk menggali. Gambar 5.9 Star Drill V - 9

6. Insert Casing Masukan casing yang berukuran panjang 6 meter kedalam lubang pengeboran dengan ukuran diameter yang dinginkan. Gambar 5.10 Insert Cassing 7. Inspection Casing Position Pengecekan yang dilakukan untuk memastikan koordinat posisi casing, level permukaan casing, dan kedalaman rencana pengeboran yang diinginkan. Gambar 5.11 Inspection Cassing Position V - 10

8. Continue Drilling Melanjutkan pengeboran dengan menggunakan bucket untuk menggali sampai kedalaman yang direncanakan. Gambar 5.12 Insert Cassing 9. Depht Inspection Pengecekan yang dilakukan setelah pengeboran mencapai kedalaman yang direncanakan. Gambar 5.13 Depth Inspection V - 11

10 First Cleaning With Cleaning Bucket Pembersihan bagian dasar galian dengan menggunakan cleaning bucket agar supaya tidak ada endapan lumpur. Gambar 5.14 First Cleaning 11. Final Depht Inspection Pengecekan yang dilakukan untuk memastikan kedalaman galian setelah proses cleaning. Gambar 5.15 Final Depth Inspection Sumber Photo : Dokumen Inspektor Struktu V - 12

12. Rebar Fabrication Pembesian bored pile terdiri dari pembesian bagian atas dan pembesian bagian bawah. Buat besi spiral dengan menggunakan mesin bending spiral dan pastikan ukuran diameter spiral serta besi yang digunakan sesuai dengan yang dibutuhkan. Kemudian lalukan perakitan besi bored pile bagian atas dengan besi bagian bawah dengan tipe yang sama. Gambar 5.16 Rebar fabrication 13. Rebar Inspection Pengecekan besi dilakukan sebelum dimasukan kedalam lubang dengan parameter yang telah ditentukan. V - 13

Gambar 5.17 Rebar inspection. 14. Rebar Installation Masukan rebar bagian bawah kedalam lubang bor dan pasang besi menyilang sebagai penahan agar besi tidak jatuh kedalam lubang bor. Kemudian ambil kembali besi bagian atas dari stock area rebar kemudian satukan dengan besi bagian bawah. Gambar 5.18 Rebar Instalation V - 14

15. Welding Joint Rebar Gambar 5.19 Weldinng joint Rebar 16. Installation Bracket For Hanger Las potongan besi sebagai pegangan gantungan yang sudah direncanakan. kemudian masukan kembali besi kedalam lubang Gambar 5.20 Rebar inspection. V - 15

17. Installation Of Tremie Pipe Pipa tremie adalah pipa yang dirangkai dengan menggunakan wire sling sebagai pengikat dengan panjang yang disesuaikan dengan kedalaman galian. Gambar 5.21 Instalation Of Tremie pipe 18. Depth Inspection Before Circulation Pengecekan kedalaman galian yang dilakukan sebelum melakukan sirkulasi untuk mengetahui tinggi endapan pada bagian bawah galian. Gambar 5.22 Depth Insfection V - 16

19. Second Cleaning Circulation Sirkulasi adalah proses pembersihan kedua pada galian yang dilakukan untuk mengurangi endapan pada galian. Gambar 5.23 Cleaning Circulation 20. Final Depth Inspection Pengecekan kedalaman galian terakhir dilakukan setelah melakukan sirkulasi yang bertujuan untuk memastikan kedalaman galian sesuai dengan kedalaman pada saat cleaning bucket. Gambar 5.24 Final Depth Inpection V - 17

21. Insert Stirefoam Masukan butiran stirefoam yang dibungkus kantong plastik agar pada saat penuangan beton pertama tidak terjadi segregasi. Gambar 5.25 Insert sterofom 22. Slump Test Inspection Cek slump dilakukan agar mengetahui tingkat kesulitan pada saat melakukan pengecoran Gambar 5.26 Slump Test Inspection V - 18

23. Pouring Concrete Lakukan penuangan beton secara perlahan sampai polymer yang ada dalam galian mengalir keluar Gambar 5.27 Pouring Concrete 24. Check Level Of Concrete Pengecekan level beton dilakukan untuk mengetahui kondisi lubang galian sesuai atau tidak dengan yang direncanakan. Gambar 5.28 Level Concrete V - 19

25. Continue Concreting Lakukan kembali penuangan beton dan pastikan pompa selalu hidup agar cairan polymer tidak meluap ke permukaan. Gambar 5.29 Continue Concrete 26. Check Level Of Concrete Again Pengecekan level beton dilakukan untuk mengetahui kondisi lubang galian sesuai atau tidak dengan yang direncanakan, jika sesuai berarti lubang bored pile tidak mengalami kelongsoran Gambar 5.30 Level Concrete V - 20

27. Cutting Of Tremie Pipe Pada saat pemotongan tremie pastikan bagian bawah tremie tetap berada minimal 3,5 meter dibawah permukaan beton agar beton tuangan pertama tetap berada diposisi atas. Gambar 5.31 Cutting of trieme pipe. 28. Continue ConcretingAgain Lakukan kembali penuangan beton dan pastikan pompa selalu hidup agar cairan polymer tidak meluap ke permukaan. Gambar 5.32 Continue Concrete V - 21

29. Final Check Level Of Top Concrete Pengecekan level beton yang terakhir dilakukan untuk mengetahui posisi top cor level jika sudah sesuai rencana penuangan beton sudah selesai. Gambar 5.33 Final check Concrete 30. Remove Of Tremie Pipe Pengangkatan tremie dilakukan setelah memastikan level atas beton sudah sesuai dengan rencana. Gambar 5.34 Remove of Tremie pipe V - 22

31. Remove Of Hanger Pastikan pengangkatan gantungan dilakukan setelah kuncian sudah berada diposisi terbuka Gambar 5.35 Remove Hanger 32. Remove Of Casing Lakukan pengangkatan casing secara perlahan agar tidak terjadi kesalahan pada saat pengangkatan casing dalam lubang bored pile. Gambar 5.36 Remove Cassing. V - 23

33. Cleaning Soil And Install Barricade Pastikan area disekitar lubang dirapikan dan dipasang barikade untuk mengurangi potensi bahaya terhadap pekerja V - 24