BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. dengan Rancangan Acak Terkontrol (RAT). Pemeliharaan dan pemberian ekstrak cabe jawa dan zinc (Zn) pada tikus

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel.

METODOLOGI PENELITIAN. Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan Rancangan Acak Terkontrol (RAT). bulan November sampai dengan Desember 2012.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode posttest only

III. METODE PENELITIAN. test-only control group design. Menggunakan 20 ekor tikus putih yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan metode

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental murni dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode posttest

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan pada subjek penelitian kemudian mempelajari efek perlakuan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium Biologi dan Fisika FMIPA Universitas

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA. Universitas Lampung untuk pemeliharaan, pemberian perlakuan, dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode acak

III. METODE PENELITIAN. jantung dilaksanakan di Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner (BPPV)

BAB III METODE PENELITIAN. Acak Lengkap (RAL) dan dengan pendekatan Post Test Only Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. Acak Lengkap dengan pendekatan Post Test Only Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. terkontrol dengan pola post test-only control group design. Menggunakan 25

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang menggunakan

III. METODE PENELITIAN. menggunakan metode rancangan acak terkontrol dengan pola post test-only

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok,

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode acak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan metode rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Post Test Only Control Group Design yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang menggunakan

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli Oktober Perlakuan

III. METODE PENELITIAN. denan menggunakan hewan uji berupa tikus putih betina galur Sprague

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan acak lengkap. Penelitian ini menggunakan empat kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. Menggunakan 25 ekor tikus putih galur Sprague dawley jantan berumur 8-12

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.hewan

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. terkontrol dengan pola post test only control group design. Menggunakan 25

METODE PENELITIAN. Lengkap (RAL) dengan 4 (empat) kelompok yang terdiri dari 1 kelompok kontrol

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. untuk Microsoft Windows.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. eksperimental dengan Rancangan Acak Terkontrol. Desain ini melibatkan 5

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode rancangan acak terkontrol dengan pola post test only

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. dan 1 kontrol terhadap ikan nila (O. niloticus). bulan, berukuran 4-7 cm, dan berat gram.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember Februari 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan

III. METODE PENELITIAN. menggunakan post test only controlled group design (Notoatmodjo, 2012).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan. menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan 5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang

METODOLOGI PENELITIAN. Penlitian ini merupakan penelitian penelitian eksperimental dengan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menguji antioksidan dari rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan percobaan post-test only control group design. Pengambilan hewan

Waktu dan Tempat Penelitian Materi Penelitian Metode Penelitian Pembuatan Tikus Diabetes Mellitus Persiapan Hewan Coba

LAMPIRAN 1. Prosedur Kerja

BAB III METODE PENELITIAN. random pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan eksperimental dengan randomized pre post test control

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. only control group. Dilakukan dengan cara membandingkan hasil

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test dan controlled group design pada hewan uji.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen satu faktor dengan pola acak

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2013 di Balai Besar

Lampiran 1 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan

BAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi.

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK DASAR

BAB III METODE PENELITIAN. dengan the post test only control group design karena pengukuran. dilakukan sesudah perlakuan pada hewan coba.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT)

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian. Bahan dan Alat Metode Penelitian Pembuatan Larutan Ekstrak Rumput Kebar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan. metode post test only controlled group design.

III. METODE PENELITIAN. menggunakan metode rancangan acak terkontrol dengan pola post test only

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran Universitas

LAPORAN PRAKTIKUM. : Histoteknik : Selly Oktaria Tanggal Praktikum : 14 September 2012

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris in vivo pada tikus putih wistar (Ratus Norvegicus)jantan dengan. rancangan post test only control group design.

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan

BAB 4 MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Ilmu Gizi, Farmakologi, Histologi dan Patologi

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan desain rancangan acak lengkap (RAL). B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Pembedahan, pengambilan dan pembuatan preparat organ testis tikus putih (Rattus novergicus) jantan di lakukan di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

C. Variabel penelitian 1. Variabel Bebas Campuran ekstrak Lada Hitam (Piper nigrum L) dan seng (Zn) dalam sediaan cair. 2. Variabel terikat Jumlah spermatosit primer dan spermatid tikus putih (Rattus novergicus) jantan. D. Definisi operasional Tabel 3. Definisi Operasional Penelitian Variabel Definisi Hasil Ukur Skala Ukur Ekstrak lada Ekstrak lada hitam (Piper Kelompok perlakuan P1, P2 Numerik hitam (Piper nigrum L) yang diberikan pada dan P3 diberikan ekstrak nigrum L) perlakuan di dapatkan dari lada hitam 1,2 ml/ekor/hari ekstraksi buah lada dengan cara secara oral selama 8 hari maserasi sehingga didapatkan perlakuan. konsentrasi hasil sebesar 28mg/ml untuk kelompok P3 dan konsentrasi hasil 49mg/ml untuk kelompok perlakuan P4. Seng (Zn) Seng yang diberikan untuk Kelompok perlakuan P3 dan Numerik masing-masing adalah berupa ZnSO 4. perlakuan P4 diberikan ZnSO4 sebesar 0,2mg/ekor/hari secara oral selama 8 hari perlakuan. Jumlah Keseluruhan jumlah sel Diamati pada 9 tubulus Numerik spermatosit spermatosit dan spermatid pada seminiferus untuk tiap primer dan salah satu testis. perlakuan.

spermatid E. Alat dan Bahan 1. Alat Penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: kandang tikus yang terbuat dari bak plastik yang ditutupi dengan kawat pada bagian atasnya sebanyak 6 kandang, spuit oral, toples plastik yang mempunyai tutup, botol yang kecil yang mempunyai corong pada ujungnya sebagai tempat minum tikus, kapas, seperangkat alat bedah (dissecting set), bak parafin, kaca arloji, pipet tetes, mikroskop, slide, cover glass. 2. Bahan Penelitian a. Bahan Biologis: tikus putih (Rattus Novergicus) jantan strain wistar dewasa, usia 2-4 bulan dan dalam keadaan sehat. b. Bahan Kimia: ekstrak lada hitam (Piper nigrum L) pada setiap kelompok perlakuan P2, P3 dan P4 sebesar 1ml/ekor/hari, ZnSO 4 dengan dosis 0,2mg/ekor/hari, NaCl 0,9%, alkohol 70%-100%, xylol, zat warna HE (Haematoxilin-Eosin), aquadest, pelet lele (pelet ikan) sebagai pakan tikus, eter, formalin.

F. Rancangan Penelitian Pada penelitian ini, sampel terdiri dari 24 ekor tikus jantan yang dibagi secara acak dalam 4 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor tikus dan diberi nama Kontrol, P1, P2 dan P3. 1. Kelompok Kontrol: diberi aquadest 1,2ml/ekor/hari secara oral selama 8 hari perlakuan. 2. Kelompok P1: diberi ekstrak lada hitam konsentrasi 28mg/ml dengan dosis 1 ml/ekor/hari dan 0,2ml aquades secara oral selama 8 hari perlakuan. 3. Kelompok P2: diberi campuran ekstrak lada hitam konsentrasi 28mg/ml dan ZnSO 4 secara oral dengan dosis 1,2ml/ekor/hari selama 8 hari perlakuan. 4. Kelompok P3: diberi campuran ekstrak lada hitam konsentrasi 49mg/ml dan ZnSO 4 secara oral dengan dosis 1,2ml/ekor/hari selama 8 hari perlakuan.

G. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah tikus putih (Rattus novergicus) jantan strain wi star usia sekitar 2-4 bulan dan sehat yang ditandai dengan gerakan yang aktif dan rambut/bulu pada kulitnya tidak rontok. Tikus diperoleh dari Laboratorium Farmakologi, Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (ITB). Besar sampel pada penelitian ini ditentukan berdasarkan buku panduan penelitian WHO yaitu minimal 5 ekor tikus (5 sampel) dalam setiap kelompok dan dengan menggunakan rumus Frederer tahun 1955 sebagai penghitungannya (t 1)(n 1) 15 (4 1)(n 1) 15 3(n 1) 15 3n 3 15 3n 18 n 6 t = kelompok perlakuan (4 kelompok) n = sampel tiap kelompok

Kriteria inklusi: 1. Sehat 2. Jenis kelamin jantan 3. Usia 2-4 bulan 4. Memiliki berat rata-rata 200 gr H. Prosedur Penelitian 1. Pemeliharaan Hewan Uji Pada penelitian kali ini hewan uji yang digunakan adalah tikus putih (Rattus novergicus) jantan strain wistar dewasa usia 2-4 bulan dengan berat ± 200 gram dan sehat. Hewan uji di tempatkan pada kandang yang terbuat dari baskom/wadah plastik yang alasnya dilapisi dengan sekam padi dan diganti setiap 2 hari sekali untuk menjaga kandang tetap bersih dan mencegah timbulya penyakit akibat perkembangan mikroorganisme yang dapat mengganggu kelangsungan hidup hewan uji. Kandang diletakkan dalam suhu kamar dan menggunakan sinar matahari secara tidak langsung. Suhu dan kelembaban ruangan dibiarkan berada dalam kisaran alamiah. Pada bagian atas kandang ditutupi dengan kawat dan diletakkan botol tempat minum untuk hewan uji. Untuk makanan hewan uji diberikan berupa pelet/pakan ikan. Makanan dan minuman di tempatkan pada wadah terpisah dan diganti setiap 2 hari sekali.

2. Persiapan Hewan Uji Sebelum diberi perlakuan, hewan uji di aklimatisasi selama satu minggu di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Setiap hewan uji diperhatikan kesehatan yang ditandai dengan gerakannya yang aktif, kebersihan kandang dan frekuensi pemberian makan. 3. Pembuatan dan Penentuan Dosis Ekstrak Lada Hitam Buah lada yang telah dikeringkan ditumbuk halus sampai menjadi serbuk. Sebanyak 100 gram serbuk lada hitam di ekstraksi dengan cara maserasi dalam 200 ml air selama 12 jam dalam suhu ruangan. Kemudian disaring untuk mendapatkan hasil ekstraksi dengan konsentrasi yang dibutuhkan. Untuk perlakuan pada kelompok P1 dan P2 dibutuhkan hasil ekstraksi dengan konsentrasi 28mg/ml. Sedangkan untuk perlakuan pada kelompok P3 dibutuhkan hasil ekstraksi dengan konsentrasi 49mg/ml. Konsentrasi larutan ekstrak (dosis pada setiap perlakuan) disesuaikan dengan berat badan rata-rata tikus pada setiap kelompok dan dinyatakan dalam miligram. Penentuan dosis untuk setiap perlakuan didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Mbongue et al tahun 2005. Penelitian ini membandingkan hasil yang diperoleh dengan 2 macam dosis pemberian yaitu antara 122,5mg/KgBB dan 245mg/KgBB selama 8 hari. Hasilnya menunjukkan bahwa pada pemberian ekstrak piperine sebesar 122,5mg/KgBB memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pemberian sebesar 245mg/KgBB. Penentuan dosis untuk masing-masing perlakuan ditetapkan atas rata-rata berat hewan uji yaitu sekitar 200 gram.

Dosis yang dibutuhkan pada kelompok perlakuan P2 dan P3 dalam penelitian ini adalah: 122,5mg/KgBB x 0,2kg(berat tikus) = 24,5mg Dosis yang harus diberikan untuk masing-masing hewan uji adalah: 28 mg 1 ml x 24,5 mg α ml α = 24,5 mg x 1 ml 28 mg α = 0,875ml 0,9ml 1ml Jadi setiap ekor tikus diberikan ekstrak lada hitam sebesar 1ml. Dosis tersebut diberikan 1 kali/hari selama 8 hari perlakuan. Total kebutuhan ekstrak lada hitam selama 8 hari perlakuan untuk 6 ekor tikus adalah 48ml.

Dosis yang dibutuhkan pada kelompok perlakuan P4 dalam penelitian ini adalah: 245mg/KgBB x 0,2kg(berat tikus) = 49mg Dosis yang harus diberikan untuk masing-masing hewan uji adalah: 49 mg 1 ml x 49 mg α ml α = α = 1ml 49 mg x 1 ml 49 mg Jadi setiap ekor tikus diberikan ekstrak lada hitam sebesar 1ml. Dosis tersebut diberikan 1kali/hari selama 8 hari perlakuan Total kebutuhan ekstrak lada hitam selama 8 hari perlakuan untuk 6 ekor tikus adalah 48ml. 4. Penentuan Dosis Zn Penentuan dosis Zn didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Walaa et al tahun 2008 yaitu pemberian seng sulphate (ZnSO 4 ) sebesar 1mg/kgBB/hari secara oral. Pemberian (ZnSO 4 ) untuk masing-masing perlakuan ditetapkan atas rata-rata berat hewan uji yaitu sekitar 200gr. Dengan demikian dosis yang dibutuhkan untuk setiap ekor tikus dalam penelitian ini adalah: 1 mg/kgbb x 0,2kg(berat tikus) = 0,2mg. Total kebutuhan ZnSO 4 selama 8 hari perlakuan untuk 6 ekor tikus adalah 9,6mg. 5. Penentuan dosis campuran ekstrak lada hitam dan ZnSO 4 a. Pengenceran ZnSO 4 dalam aquadest 1000 ZnSO4 1000 = 9,6 4

= 9,6 b. Ekstrak lada hitam + ZnSO 4 yang telah di encerkan Jumlah total larutan dari campuran ekstrak lada hitam dan ZnSO 4 selama 8 hari perlakuan untuk 6 ekor tikus adalah : 48ml ekstrak lada hitam + 9,6ml ZnSO 4 = 57,6ml. Jadi dosis campuran larutan ekstrak lada hitam dan ZnSO 4 untuk setiap ekor tikus pada kelompok perlakuan P3 dan P4 adalah sebanyak : 57,6 48 = 1,2ml. 6. Pemberian Perlakuan Hewan uji terlebih dahulu di kelompokan ke dalam 4 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor tikus dan diberi nama Kontrol, P1, P2 dan P3. Setiap kelompok mendapatkan perlakuan yang berbeda yaitu: 1. Kelompok Kontrol: diberi aquadest 1,2ml/ekor/hari secara oral selama 8 hari perlakuan. 2. Kelompok P1: diberi ekstrak lada hitam konsentrasi 28mg/ml dengan dosis 1ml/ekor/hari dan 0,2ml aquades secara oral selama 8 hari perlakuan. 3. Kelompok P2: diberi campuran ekstrak lada hitam konsentrasi 28mg/ml dan ZnSO 4 secara oral dengan dosis 1,2ml/ekor/hari selama 8 hari perlakuan. 4. Kelompok P3: diberi campuran ekstrak lada hitam konsentrasi 49mg/ml dan ZnSO 4 secara oral dengan dosis 1,2ml/ekor/hari selama 8 hari perlakuan. I. Pembedahan, Pengambilan Testis dan Pembuatan Preparat Histologi

1. Pembedahan Setelah diberi perlakuan selama 8 hari, masing-masing hewan uji dikorbankan dengan cara memasukkannya ke dalam toples plastik, di dalam toples plastik tersebut sebelumnya telah diletakkan kapas sebagai alas dan diberi eter secukupnya kemudian di tutup. Setelah tikus dimasukkan dan sudah mati maka siap dilakukan pembedahan. Pembedahan dimulai dengan memotong sedikit bagian ujung skrotum. 2. Pengambilan Testis Setelah pembedahan selesai, dilakukan pengambilan testis dengan menggunakan gunting dan pinset sebagai penjepit. Kemudian testis yang telah diambil diletakkan pada tabung kecil yang telah di isi dengan formalin secukupnya untuk menjaga agar tidak terjadi kerusakan organ. 3. Pembuatan Preparat Pembuatan preparat histologi dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Metode teknik histopatologi adalah menurut Akoso dkk (1999) adalah sebagai berikut: 1. Fixation a. Memfiksasi spesimen berupa potongan organ testis yang telah terpilih segera dengan larutan pengawet formalin 10 %. b. Mencuci dengan air mengalir. 2. Trimming a. Mengecilkan organ. b. Memasukkan potongan organ testis tersebut ke dalam embedding cassette.

3. Dehidrasi a. Menuntaskan air dengan meletakkan embedding cassette pada kertas tisu. b. Berturut-turut melakukan perendaman organ testis dalam alkohol bertingkat 80% dan 95% masing-masing selama 2 jam. Selanjutnya dilakukan perendaman alkohol 95%, absolut I, II, III selama 1 jam. 4. Clearing Untuk membersihkan sisa alkohol, dilakukan clearing dengan xilol I, II, III masing-masing 1 jam. 5. Impregnasi Impregnasi dengan menggunakan parafin I, II, III masing-masing selama 2 jam. 6. Embedding a. Membersihkan sisa parafin yang ada pada pan dengan memanaskan beberapa saat di atas api dan usap dengan kapas. b. Menyiapkan paraffin cair dengan memasukkan paraffin ke dalam cangkir logam dan memasukkan dalam oven dengan suhu di atas 58ºC. c. Menuangkan paraffin cair dalam pan. d. Memindahkan satu per satu dari embedding cassette ke dasar pan dengan mengatur jarak satu dengan yang lainnya. e. Memasukkan pan dalam air. f. Melepaskan paraffin yang berisi potongan testis dari pan dengan memasukkan ke dalam suhu 4-6 ºC beberapa saat.

g. Memotong paraffin sesuai dengan letak jaringan yang ada dengan menggunakan scapel/pisau hangat. h. Meletakkan pada balok kayu, ratakan pinggirnya dan buat ujungnya sedikit meruncing. i. Memblok paraffin siap potong dengan mikrotom. 7. Cuttting a. Melakukan pemotongan pada ruangan dingin. b. Sebelum memotong, mendinginkan blok terlebih dahulu. c. Melakukan pemotongan kasar, dilanjutkan dengan pemotongan halus dengan ketebalan 4-5 mikron. d. Memilih lembaran potongan yang paling baik, mengapungkan pada air dan menghilangkan kerutannya dengan cara menekan salah satu sisi lembaran jaringan tersebut dengan ujung jarum dan sisi yang lain ditarik menggunakan kuas runcing. e. Memindahkan lembaran jaringan ke dalam water bath selama beberapa detik sampai mengembang sempurna. f. Dengan gerakan menyendok mengambil lembaran jaringan tersebut dengan slide bersih dan menempatkan di tengah atau pada sepertiga atas atau bawah, mencegah jangan sampai ada gelembung udara di bawah jaringan. g. Menempatkan slide yang berisi jaringan pada inkubator (pada suhu 37ºC) selama 24 jam sampa jaringan melekat sempurna.

8. Staining (pewarnaan) dengan Harris Hematoxylin Eosin Setelah jaringan melekat sempurna pada slide yang terbaik selanjutnya secara berurutan memasukkan ke dalam zat kimia di bawah ini dengan waktu sebagai berikut: Untuk pewarnaan, zat kimia yang pertama digunakan xilol I, II, III masingmasing selama 5 menit. Kedua, zat kimia yang digunakan adalah alkohol absolut I, II, III masing-masing selama 5 menit. Zat kimia yang ketiga yaitu aquades selama 1 menit. Selanjutnya potongan organ dimasukkan dalam zat warna Harris Hematoxylin selama 20 menit. Kemudian memasukkan potongan organ testis dalam aquades selama 1 menit dengan sedikit menggoyang-goyang organ. Kemudian celupkan organ dalam asam alkohol 2-3 celupan dan dibersihkan dalam aquades bertingkat masing-masing 1 menit dan 15 menit. Masukkan potongan organ dalam Eosin selama 2 menit dan secara berurutan memasukkan potongan organ dalam alkohol 96% selama 2 menit, Alkohol 96%, alkohol absolut III dan IV masing-masing selama 3 menit. Terakhir, memasukkan dalam xilol IV dan V masing-masing 5 menit. 9. Mounting Setelah pewarnaan selesai, menempatkan slide di atas tisu pada tempat datar, menetesi dengan bahan mounting yaitu kanada balsam dan tutup dengn cover glass, cegah jangan sampai terbentuk gelembung udara.

J. Penghitungan Jumlah Sel Spermatosit Primer dan Spermatid Jumlah spermatosit primer dan spermatid dihitung pada 9 tubulus seminiferus untuk tiap perlakuan dengan mikroskop pada perbesaran 400x Sel spermatosit primer yang dimaksud adalah sel berbentuk bulat, paling besar, inti gelap dengan kromosom terlihat jelas. Diamati dan dihitung dibawah mikroskop. Sedangkan spermatid adalah sel berbentuk bulat, lebih kecil dari spermatosit primer, inti bulat, pucat dan letaknya langsung berhadapan dengan lumen. Diamati dan dihitung dibawah mikroskop. K. Rancangan Percobaan dan Analisis Data Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan desain rancangan acak lengkap (RAL). Menggunakan 24 ekor tikus putih (Rattus novergicus) jantan strain wistar berusia 2-4 bulan yang dipilih secara acak dan terbagi dalam 4 kelompok. Masing-masing kelompok tersebut adalah kelompok kontrol, P1, P2 dan P3 yang pada setiap kelompok terdiri dari 6 ekor tikus. Dari setiap kelompok, data yang terkumpul dianalisis menggunakan program SPSS 16.00 for Windows. Hasil penelitian dianalisis secara statistik dengan uji normalitas dan homogenitas. Jika varian distribusi normal serta homogen, maka dilanjutkan dengan metode one way ANOVA untuk menguji perbedaan rerata pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Hipotesis dianggap bermakna bila p<0,05. Jika pada uji ANOVA menghasilkan nilai p<0,05 maka dilanjutkan dengan menggunakan analisis Pos Hoc LSD (Least Significans Difference).

Persiapan penelitian : 1. Alat dan bahan penelitian 2. Hewan uji Kelompok Kontrol Kelompok P1 Kelompok P2 Kelompok P3 Tikus di aklimatisasi selama satu minggu Diberi aquadest 1,2ml/ekor/hari secara oral selama 8 hari perlakuan. Diberi 1ml ekstrak lada hitam konsentrasi 28 mg/ml dan aquades 0,2ml secara oral selama 8 hari perlakuan. Diberi campuran ekstrak lada hitam konsentrasi 28mg/ml dan ZnSO4 dengan dosis 1,2ml/ekor/hari secara oral selama 8 hari perlakuan. Diberi campuran ekstrak lada hitam konsentrasi 49mg/ml dan ZnSO4 dengan dosis 1,2ml/ekor/hari secara oral selama 8 hari perlakuan. Tikus di narkosi dengan eter Pembedahan Pembuatan preparat histologis Penghitungan jumlah sel spermatosit primer dan spermatid yang dihitung pada 9 tubulus seminiferus untuk tiap perlakuan Interpretasi hasil pengamatan Selesai Gambar 8. Bagan Alir Penelitian