BAB I PENDAHULUAN. hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning

dokumen-dokumen yang mirip
Alfian Ashshidiqi Poppyariyana A

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14).

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S.

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, pendidikan. sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. proses perubahan untuk membangunmanusia bermutu. Becker (Jasmansyah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan hendaknya di bangun dengan empat pilar, yaitu : learning to know,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. (Kurnia; 2009). Mereka merupakan titipan dan amanat Allah SWT, yang mesti

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu. kemampuan kognitif, afektif, psikomotor, bahasa, sosial emosional dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyadari akan penting nya mencerdaskan rakyat nya, Cita cita mulia itu pun

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. jamak (multiple intelegence) maupun kecerdasan spiritual. yaitu usia 1-6 tahun merupakan masa keemasan (golden age), yang pada

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pengembangan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial-emosional,

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan yang sangat pesat. Di usia ini sangat penting untuk meletakkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut. (Pasal 1 ayat 14 menurut UU No. 20 Tahun 2003)

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini dijadikan sebagai cermin untuk melihat

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden age)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. anak. Usia dini juga sering disebut sebagai masa keemasan (golden age), yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bellanita Maryadi, 2013

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah kunci perubahan karena mendidik adalah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. adanya pendidikan yang memadai untuk putra-putrinya, terlebih pada saat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi dan kecerdasan. spiritual) dan sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama).

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. Program pemerintah untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa dengan

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi

BAB I PENDAHULUAN. sejajar atau menyeluruh agar dapat menghasilkan insan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah usia emas dimana anak memiliki karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. masa peka dalam perkembangan aspek berpikir logis anak. Usia 4-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan terbatas dalam belajar (limitless caoacity to learn ) yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maslah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat.di mana pengalaman-pengalaman yang didapat

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang-undang Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

penting dalam menentukan arah serta mutu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Kemampuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak akan asuh, asih,

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. usia kanak-kanak mulai dari 0-6 tahun adalah masa the golden age atau masa usia. sehingga potensi yang dimilikinya semakin terasah.

I. PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat. Masa ini biasa disebut dengan masa the golden

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. usia dini yang merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. kecepatan perkembangan otak anak selama hidupnya artinya Golden Age. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya (Suyanto, 2003:6).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut UNESCO pendidikan hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together (Anonim, 2007:1). Hakikatnya belajar harus berlangsung sepanjang hayat. Untuk menciptakan generasi yang berkualitas, pendidikan harus dilakukan sejak usia dini dalam hal ini melalui Pendidikan Anak Usia Dini. Sejak neurosains modern para peneliti menemukan bahwa perkembangan otak anak yang paling cepat adalah pada usia 0-6 tahun. Dunia pendidikan mulai terusik untuk memberikan layanan edukasi kepada anak-anak sejak dini. PAUD menjadi sangat penting mengingat potensi kecerdasan dan dasar-dasar perilaku seseorang terbentuk pada rentang usia ini. Sedemikian pentingnya masa ini sehingga usia dini sering disebut the golden age (usia emas). 1

2 Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikanlebih lanjut. Masyarakat didalam perkembangannya telah menunjukkan keperdulian terhadap masalah pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan anak usia dini dengan berbagai jenis layanan sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang ada, baik dalam jalur pendidikan formal maupun non formal. Masa dini merupakan masa untuk meletakkan dasar-dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, sosial emosi, bahasa, motorik, nilai moral agama, konsep diri, disiplin, kemandirian, dan kerjasama. Pengembangan kemampuan tersebut membutuhkan kondisi serta stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak dapat tercapai secara optimal. Corak pendidikan yang diberikan di PAUD menekankan esensi bermain bagi anak-anak, dengan memberikan metode yang sebagian besar menggunakan sistem bermain sambil belajar. Maka kita tidak akan terlepas dari yang namanya belajar dan metode. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu tersebut dengan lingkungannya. Sedangkan metode adalah

3 sebagai suatu cara untuk meraih apa yang ingin dicapai. Disini yang kita bahas adalah pendidikan anak, maka kita harus tahu tentang pembelajaran dan metode pendidikan yang baik untuk anak sesuai dengan fitrah dunia mereka. Metode yang dipakai haruslah melibatkan semua aspek dalam pendidikan, aspek kognitif, afektif dan juga aspek psikomotorik. Sehingga akan tercipta pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Hal tersebut salah satunya dapat kita jumpai dalam outbound, maka dari itu, outbound adalah salah satu metode yang tepat dan dapat digunakan dalam pembelajaran untuk anak usia dini. Outbound adalah suatu program pembelajaran yang dilakukan di alam terbuka dengan mendasarkan pada prinsip experiental learning (belajar pengalaman langsung) yang disajikan dalam bentuk permainan, stimulasi, diskusi, dan petualangan sebagai media penyampaian materi (Muksin, 2009:2). Kegiatan outbound ini, anak-anak secara aktif dapat dilibatkan dalam bentuk seluruh kegiatan, sehingga dengan keterlibatan langsung mereka akan segera memperoleh umpan balik tentang dampak dari kegiatan yang dilakukan. Mereka akan banyak belajar dari kegiatan ini, belajar bekerja sama,memecahkan masalah, berdiskusi, dan mengatur emosi. Berdasarkan pengalaman inilah mereka akan mendapat pengalaman yang sangat berharga sebagai pengembangan diri yang bermanfaat dimasa mendatang. Outbound salah satu manfaatnya adalah anak dapat belajar bekerjasama. Hal ini menggambarkan betapa pentingnya mengembangkan kemampuan kerjasama pada anak.

4 Menurut Saputra (2005:39) kerjasama adalah gejala saling mendekati untuk mengurus kepentingan bersama dan tujuan bersama. Kerjasama merupakan sifat ketergantungan manusia yang memungkinkan dan mengharuskan setiap insan/kelompok sosial untuk selalu berinteraksi dengan orang lain atau kelompok lain. Hubungan kerjasama bermakna bagi diri sendiri maupun bagi orang atau kelompok yang diajak berperan serta. Didalamnya terdapat makna timbal balik, maka timbal balik ini harus diusahakan dan dicapai sehingga harapan-harapan, motivasi, sikap dan lain-lainnya yang ada pada diri atau kelompok dapat diketahui oleh orang atau kelompok lain. Dengan adanya hubungan timbal balik ini akan menghilangkan kecurigaan, prasangka, dan praduga. TK Aisyiyah 20 Pajang secara umum pembelajarannya cukup baik, akan tetapi didalam menumbuhkan sikap kerjasama antara anak masih sedikit kurang. Hal tersebut dapat kita lihat saat anak diajak bermain estafet mengisi air kedalam botol. Anak masih terlihat cukup egois dan terlihat kurang adanya kerjasama diantara anak saat melakukan kegiatan tersebut. Selain itu masa usia 5-6 tahun masih ada dalam tahapan egoisentris. Hal ini dikuatkan dengan kondisi psikologis mereka yang masih labil dan belum matang (Eprilia, 2011:28). Sehingga permainan mengisi botol dalam air tersebut kurang begitu lancar dan berjalan dengan baik. Kenyataan ini dapat diantisipasi dengan stimulus yang berupa latihan-latihan dan kegiatan-kegiatan yang lebih menekankan kearah kerjasama anak, sehingga kemampuan kerjasama anak akan lebih terasah.

5 Sehubungan dengan uraian diatas menunjukkan betapa pentingnya mengembangkan kemampuan kerjasama anak. Dalam hal ini peneliti tertarik untuk melakukan penelitianmengenai kemampuan kerjasama melalui permainan outbound,maka dari itu peneliti mengambil judul Pengaruh Permainan Outbound Terhadap Kemampuan Kerjasama Pada Anak Kelompok B Di TK Aisyiyah 20 Pajang Tahun Pelajaran 2012/2013. B. Rumusan Masalah Apakah permainan outbound berpengaruh terhadap kemampuan kerjasama anak di TK Aisyiyah 20 Pajang Tahun Pelajaran 2012/2013? C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh permainan outbound terhadap kemampuan kerjasama anak di TK Aisyiyah 20 Pajang Tahun Pelajaran 2012/2013. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Secara teoritis penelitian ini akan memberikan masukan dan wawasan untuk mengetahui pegaruh permainan outbound terhadap kemampuan kerjasama anak. Selain itu juga dapat menambah khasanah dibidang ilmu pengetahuan.

6 2. Manfaat praktis a. Bagi guru untuk mengembangkan metode permainan outbound dan dapat meningkatkan kemampuan kerjasama anak melalui permainan outbound. b. Bagi kepala sekolah agar dapat menjadi bahan masukan untuk sekolah didalam meningkatkan kemampuan kerjasama dan juga dapat menyediakan sarana dan prasarana sesuai dengan yang dibutuhkan anak usia dini. c. Bagi orang tua agar orang tua juga ikut mengerti tentang cara memberi stimulus, mengasuh, dan mendidik anak yang baik. d. Bagi peneliti lain agar hasil penelitian ini dapat sebagai bahan pertimbangan penelitian yang lain.