Analisis Perbedaan Perhitungan Arah Kiblat pada Bidang Spheroid dan Ellipsoid dengan Menggunakan Data Koordinat GPS

dokumen-dokumen yang mirip
Tugas Akhir. Andhika Prastyadi N Teknik Geomatika FTSP ITS

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBLE

Studi Perbandingan GPS CORS Metode RTK NTRIP dan Total Station dalam Pengukuran Volume Cut and Fill

ANALISIS KETELITIAN AZIMUT PENGAMATAN MATAHARI DAN GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) (Studi Kasus: Kampus ITS Sukolilo, Surabaya)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) A-202

Kajian Penentuan Arah Kiblat Secara Geodetis

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

Analisa Perbandingan Volume Cut and Fill menggunakan Total Station dan GPS CORS (Continouosly Operating Reference Station) Metode RTK NTRIP

By. Y. Morsa Said RAMBE

ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN GPS DENGAN METODE DIFERENSIAL STATIK DALAM MODA JARING DAN RADIAL

OPTIMASI JARING PADA PENGUKURAN ORDE-3 MENGGUNAKAN PERATAAN PARAMETER

Materi : Bab IV. PROYEKSI PETA Pengajar : Ira Mutiara A, ST

BAB I PENDAHULUAN I-1

STUDI PERBANDINGAN GPS CORS METODE RTK NTRIP DENGAN TOTAL STATION

Datum Geodetik & Sistem Koordinat Maju terus

Aplikasi Survei GPS dengan Metode Statik Singkat dalam Penentuan Koordinat Titik-Titik Kerangka Dasar Pemetaan Skala Besar

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN SAADOEDDIN DJAMBEK TENTANG ARAH KIBLAT. A. Penentuan Arah Kiblat Pemikiran Saadoeddin Djambek

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB ARAH KIBLAT DR. ING KHAFID DALAM PROGRAM MAWĀQIT 2001

Perbandingan Akurasi Prediksi Pasang Surut Antara Metode Admiralty dan Metode Least Square

Aplikasi Survei GPS dengan Metode Statik Singkat dalam Penentuan Koordinat Titik-titik Kerangka Dasar Pemetaan Skala Besar

Analisis Ketelitian Penetuan Posisi Horizontal Menggunakan Antena GPS Geodetik Ashtech ASH111661

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengaruh Penambahan Jumlah Titik Ikat Terhadap Peningkatan Ketelitian Posisi Titik pada Survei GPS

Mengapa proyeksi di Indonesia menggunakan WGS 84?

Perbandingan Hasil Pengolahan Data GPS Menggunakan Hitung Perataan Secara Simultan dan Secara Bertahap

ANALISA PETA LINGKUNGAN PANTAI INDONESIA (LPI) DITINJAU DARI ASPEK KARTOGRAFIS BERDASARKAN PADA SNI

Studi Perbandingan Total Station dan Terrestrial Laser Scanner dalam Penentuan Volume Obyek Beraturan dan Tidak Beraturan

Analisa Pergeseran Titik Pengamatan GPS pada Gunung Merapi Periode Januari-Juli 2015

BAB IV APLIKASI DAN UJI AKURASI DATA GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) DAN AZIMUTH MATAHARI PADA SMARTPHONE BERBASIS ANDROID UNTUK HISAB ARAH KIBLAT

DAFTAR PUSTAKA. Djunarsjah, E Aspek Teknik Hukum Laut. Diktat Kuliah. Penerbit ITB. Bandung.

Studi Anomali Gayaberat Free Air di Kota Surabaya

REKONSTRUKSI/RESTORASI REKONSTRUKSI/RESTORASI. Minggu 9: TAHAPAN ANALISIS CITRA. 1. Rekonstruksi (Destripe) SLC (Scan Line Corrector) off

Pembuatan Alur Pelayaran dalam Rencana Pelabuhan Marina Pantai Boom, Banyuwangi

BAB IV ANALISIS. Ditorsi radial jarak radial (r)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN:

BAB IV ANALISIS HISAB RASHDUL KIBLAT DUA KALI DALAM SEHARI KH. AHMAD GHOZALI DALAM KITAB JAMI AL-ADILLAH ILA MA RIFATI SIMT AL-QIBLAH

Perbandingan Penentuan Volume Suatu Obyek Menggunakan Metode Close Range Photogrammetry Dengan Kamera Non Metrik Terkalibrasi Dan Pemetaan Teristris

BENTUK BUMI DAN BIDANG REFERENSI

Analisa Ketelitian Geometric Citra Pleiades Sebagai Penunjang Peta Dasar RDTR (Studi Kasus: Wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur)

0 o 0 0 BT. Dari hasil perhitungan diperoleh azimuth Mushola Miftahul Huda terhadap

PENGGUNAAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR SKALA 1:5.000 KECAMATAN NGADIROJO, KABUPATEN PACITAN

Proyeksi Peta. Tujuan

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2016

Modul 13. Proyeksi Peta MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL POLIBAN. Modul Pengertian Proyeksi Peta

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

PENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA Oleh : Winardi & Abdullah S.

BAB IV ANALISIS. 4.1 Analisis Terhadap Penentuan Datum, Titik Dasar dan Garis Pangkal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT SLAMET HAMBALI. A. Analisis Konsep Pemikiran Slamet Hambali tentang Metode

Gambar 1. prinsip proyeksi dari bidang lengkung muka bumi ke bidang datar kertas

Pengaruh Perubahan UU 32/2004 Menjadi UU 23/2014 Terhadap Luas Wilayah Bagi Hasil Kelautan Terminal Teluk Lamong antara

Transformasi Datum dan Koordinat

Analisa Kelayakan Penggunaan Citra Satelit WorldView-2 untuk Updating Peta Skala 1:1.000 (Studi Kasus :Surabaya Pusat)

MODUL 2 REGISTER DAN DIGITASI PETA

BAB IV PENGOLAHAN DATA

Abstrak PENDAHULUAN.

MODUL 3 REGISTER DAN DIGITASI PETA

PENENTUAN LOKASI DENGAN NATURAL AREA CODING SYSTEM (NAC)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

Rancang Bangun Aplikasi Pencarian Tempat Indekos Pada Perangkat Mobile Android

Pengujian Ketelitian Hasil Pengamatan Pasang Surut dengan Sensor Ultrasonik (Studi Kasus: Desa Ujung Alang, Kampung Laut, Cilacap)

ORIENTASI PADA PRA PLOTTING PETA BERSISTEM KOORDINAT LOKAL TERHADAP SISTEM KOORDINAT FIX (TETAP)

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Sistem Informasi Geografis Potensi Produktivitas Pertambakan Di Kota Surabaya

Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1B untuk Pembuatan Peta Desa (Studi Kasus: Kelurahan Wonorejo, Surabaya)

Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Monitoring Perubahan Ruang Terbuka Hijau (Studi Kasus : Wilayah Barat Kabupaten Pasuruan)

METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN TEODOLIT

PENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA

Penentuan Batas Pengelolaan Wilayah Laut Antara Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Bali Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014

Konsep Geodesi untuk Data Spasial. by: Ahmad Syauqi Ahsan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan dan manfaat penelitian. Berikut ini uraian dari masing-masing sub bab. I.1. Latar Belakang

Distribusi Air Bersih Pada Sistem Perpipaan Di Suatu Kawasan Perumahan

ANALISA PENENTUAN POSISI HORISONTAL DI LAUT DENGAN MAPSOUNDER DAN AQUAMAP

Pembuatan Program Perataan Jaring GPS ABSTRACT

Analisa Perubahan Garis Pantai Akibat Kenaikan Muka Air Laut di Kawasan Pesisir Kabupaten Tuban

PENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

ANALISIS PENGARUH TOTAL ELECTRON CONTENT (TEC) DI LAPISAN IONOSFER PADA DATA PENGAMATAN GNSS RT-PPP

BAB Analisis Perbandingan Hasil LGO 8.1 & Bernese 5.0

Analisa Kesesuaian Kartografi Peta Desa Skala 1:5000 Berdasarkan Peraturan Kepala BIG Nomor 3 Tahun 2016 (Studi Kasus: Desa Beran Kabupaten Ngawi)

DAFTAR PUSTAKA. 1. Abidin, Hasanuddin Z.(2001). Geodesi satelit. Jakarta : Pradnya Paramita.

Pasang Surut Surabaya Selama Terjadi El-Nino

PROYEKSI PETA DAN SKALA PETA

BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DALAM KITAB. A. Analisis Penentuan Arah Kiblat dengan Bayang- bayang Matahari dalam

OLIMPIADE SAINS TERAPAN NASIONAL SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TINGKAT PROPINSI JAWA TENGAH 2010 BIDANG MATEMATIKA TEKNOLOGI

sensing, GIS (Geographic Information System) dan olahraga rekreasi

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 15 TAHUN 2013 /2001 TENTANG SISTEM REFERENSI GEOSPASIAL INDONESIA 2013

BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN LINGKARAN JAM TANGAN ANALOG. A. Prinsip Penentuan Arah Kiblat dengan Menggunakan Lingkaran Jam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 VERIFIKASI POSISI PIPA BAWAH LAUT PASCA PEMASANGAN

ANALISA PERBANDINGAN KETELITIAN PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL ORDE-4 MENGGUNAKAN GPS GEODETIK METODE RAPID STATIC DENGAN TOTAL STATION

Analisa Penetapan Harga Jual Unit Rumah di Perumahan Griya Agung Permata, Lamongan

MEMBACA DAN MENGGUNAKAN PETA RUPABUMI INDONESIA (RBI)

Orthometrik dengan GPS Heighting Kawasan Bandara Silvester Sari Sai

BAB IV ANALISIS FORMULA PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAT 2013

Kuswondo ( )

POSISI ARAH KIBLAT DENGAN KOORDINAT BUJUR DAN LINTANG DALAM APLIKASI SEGITIGA BOLA LANGIT DI WILAYAH JABODETABEK. M.

Studi Demand Kereta Api Komuter Lawang-Kepanjen

Kata Kunci : GPS, CORS, NTRIP, RTK, Provider

PEMETAAN LOKASI OBJEK PAJAK UNTUK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SENSOR FUSION PADA PERANGKAT BERGERAK DENGAN SISTEM OPERASI ANDROID

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (Juni, 2013) ISSN: 2301-9271 1 Analisis Perbedaan Perhitungan pada Bidang Spheroid dan Ellipsoid dengan Menggunakan Data Koordinat GPS Andhika Prastyadi Nugroho dan Khomsin Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: khomsin@geodesy.its.ac.id Abstrak Kiblat merupakan salah satu hal yang penting bagi umat muslim di seluruh dunia, khususnya di dalam pelakasanaan ibadah salat. Perhitungan arah kiblat di suatu tempat dapat dilakukan dengan memanfaatkan koordinat lintang dan bujur geografis yang didapatkan dari hasil pengukuran GPS (Global Positioning System). Dewasa ini, perhitungan arah kiblat masih menggunakan rumusan segitiga bola sebagai dasar perhitungannya. Namun, bentuk bumi tidaklah bulat sempurna seperti bola (spheroid) melainkan berbentuk ellips yang diputar pada sumbu pendeknya (ellipsoid). Oleh karena itu, seharusnya dilakukan perhitungan yang sesuai dengan bentuk bumi tersebut, yakni dengan menggunakan prinsip persoalan pokok geodesi. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengambilan sampel koordinat titik di lapangan dengan menggunakan GPS tipe geodetik dan GPS tipe navigasi. Perhitungan arah kiblat dilakukan dengan menggunakan rumus segitiga bola dan Soal Pokok Geodesi II (SPG II) untuk kemudian dianalisis perbedaannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan antara arah kiblat dengan menggunakan rumus segitiga bola dan SPG II berkisar antara 1 8,7949-1 21,5281. Sedangkan perbedaan antara arah kiblat dengan menggunakan rumus segitiga bola (yang koordinat sampelnya tidak ditransformasikan ke bidang bola) dan SPG II berkisar antara 7 17,3049-7 18,9383. Sementara itu, hasil perhitungan arah kiblat dengan menggunakan koordinat dari GPS tipe Geodetik dan GPS tipe Navigasi tidak memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Kata Kunci Ellipsoid, GPS, Kiblat, Segitiga bola, Spheroid, SPG K I. PENDAHULUAN IBLAT adalah arah atau jarak terdekat sepanjang lingkaran besar yang melewati kota Mekah (Kakbah) dengan tempat kota yang bersangkutan [1]. Ketika umat Islam di belahan dunia manapun menjalankan salat, seluruh anggota tubuh dihadapkan ke arah Kakbah. Perbedaan jarak antara daerah-daerah di dunia dengan Mekah menjadikan penentuan arah kiblat sering kali melenceng. Presisi arah kiblat kerap menjadi persoalan serius. Belum lama ini, masyarakat muslim Indonesia digegerkan dengan fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) perihal perubahan arah kiblat dalam salat. Hal ini kemudian diperparah dengan ditemukannya sejumlah masjid Indonesia yang tidak menghadap Kakbah. Sebagaimana diketahui, MUI mengeluarkan fatwa Nomor 3 Tahun 2010, yang menyatakan bahwa arah kiblat Indonesia berada di arah barat [2]. Dalam fatwa ini, masyarakat muslim sudah maklum karena memang di sanalah umat Islam menghadap saat salat selama ini. Namun, apabila ditinjau secara geografis, dalam hitungan arah mata angin arah barat bernilai 270 o dari arah utara, maka kiblat mengarah ke salah satu wilayah di Afrika, bukan yang seharusnya yakni ke semenanjung Arabia. Pada perkembangan selanjutnya, MUI telah mengganti fatwa tersebut dengan fatwa Nomor 5 Tahun 2010, yakni mengganti arah kiblat dari arah barat menjadi barat laut (315 o ) [3]. Namun, menurut peneliti Geodesi ITB, arah tersebut masih belum tepat karena arah tesebut justru menuju ke daerah Afganistan. Dari sudut pandang ilmu geodesi, arah kiblat di suatu tempat akan dapat dihitung secara matematis dengan menggunakan koordinat (lintang dan bujur) dari tempat tersebut serta koordinat dari Masjidilharam, atau lebih tepatnya Kakbah di Mekah. Dalam aplikasinya, dapat digunakan beberapa software, seperti Qiblalocator, Mawaqit, dan lain-lain. Namun, hampir semua aplikasi perhitungan arah kiblat yang ada saat ini masih menggunakan prinsip perhitungan pada bidang bola. Seperti diketahui, bentuk bumi tidaklah bulat sempurna, melainkan tidak beraturan. Dalam perhitungan geodesi, dapat digunakan pendekatan perhitungan dengan menggunakan bidang referensi spheroid dan ellipsoid. Pada bidang referensi spheroid, bumi dianggap sebagai suatu bidang bola yang meliki panjang jari-jari yang sama, sehingga jarak dari pusat bumi ke seluruh permukaannya bernilai sama. Sedangkan pada bidang referensi ellipsoid, bumi dianggap sebagai suatu bidang elips yang diputar pada sumbu pendeknya. Pada bidang ini, jarak dari pusat bumi ke permukaan bumi tidaklah sama di semua tempat. Oleh karena itu, perhitungan arah kiblat pada kedua bidang sangat dimungkinkan akan menghasilkan nilai yang berbeda pula. Di dalam peneletian ini dilakukan perhitungan arah kiblat

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (Juni, 2013) ISSN: 2301-9271 2 pada bidang spheroid dan ellipsoid dengan menggunakan rumus segitiga bola dan rumus Vincenty untuk mengetahui pebedaan hasil arah kiblat pada kedua bidang tersebut. A. Lokasi Penelitian II. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan melakukan studi kasus di Kota Surabaya yang terletak di wilayah Pulau Jawa bagian Timur dengan posisi geografis pada 07 09-07 21 Lintang Selatan (LS) dan 112 36-112 54 Bujur Timur (BT). B. Metodologi Penelitian (semi minor axis) yang sama panjang. Selain itu, dilakukan pula uji coba perhitungan arah kiblat pada bidang ellipsoid dengan menggunakan rumus segitiga bola. Pada penelitian ini ditetapkan asumsi bahwa perhitungan arah kiblat yang benar ialah arah kiblat pada bidang ellipsoid dengan menggunakan rumus Vincenty SPG II, sesuai [4]. Oleh karena itu, dapat diketahui selisih sudut diantara ketiga arah kiblat tersebut. Selain itu, untuk mengetahui jarak antara penyimpangan arah kiblat dengan Kakbah, dilakukan perhitungan dengan menggunakan kombinasi rumus Vincenty SPG I dan SPG II dengan memasukkan nilai arah kiblat yang ingin diuji. Nilai sudut arah kiblat pada bidang spheroid dan pada bidang ellipsoid (yang dihitung dengan menggunakan rumus segitiga bola) dimasukkan ke dalam rumus Vincenty SPG I untuk mendapatkan nilai koordinat penyimpangan arah kiblat tersebut. Selanjutnya, dari koordinat tersebut dihitung jaraknya terhadap posisi Kakbah dengan menggunakan rumus Vincenty SPG II. Selain itu, dilakukan uji statistik untuk mengetahui kelayakan GPS tipe Navigasi sebagai sumber data koordinat dalam perhitungan arah kiblat. Pada data selisih arah kiblat dari GPS tipe Geodetik dan Navigasi dilakukan uji normalitas dilakukan uji-t (one tail) dengan tingkat kepercayaan 95%. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 1. Diagram Alir Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 5 buah titik sampel yang terletak di Surabaya bagian Utara, Barat, Tengah, Selatan, dan Timur. Pada masing-masing titik sampel, dilakukan pengukuran GPS dengan menggunakan GPS tipe Geodetik dan Navigasi. Pengukuran GPS dengan menggunakan GPS tipe Geodetik dilakukan dengan metode static radial selama 1 jam per titik dan diikatkan dengan stasiun CORS - ITS (Continuously Operating Reference Stations - ITS). Sedangkan untuk pengukuran dengan menggunakan GPS tipe Navigasi dilakukan dengan melakukan marking point per titik dengan interval jeda waktu 15 menit. Perhitungan arah kiblat ini menggunakan data koordinat pusat Kakbah 21 25 21,17 LU dan 39 49 34,56 BT. Perhitungan arah kiblat pada bidang spheroid dilakukan dengan menggunakan rumus segitiga bola dan pada bidang ellipsoid dilakukan dengan menggunakan rumus Vincenty SPG II. Untuk perhitungan pada bidang spheroid, data koordinat GPS yang diperoleh ditransformasikan terlebih dahulu dengan nilai parameter a (semi mayor axis) dan b A. Hasil Pengukuran Lapangan Dari pengukuran lapangan dengan menggunakan GPS, didapatkan koordinat dari titik-titik sampel. Koordinat titik sampel dari GPS tipe Geodetik didapatkan dari pengolahan data dengan mengikatkan koordinat sampel tersebut dengan stasiun CORS-ITS (7 16' 47.95116 LS, 112 47 '40.65956 BT). Sedangkan koordinat titik sampel dari GPS tipe Navigasi didapatkan secara langsung dari alat GPS yang digunakan. Tabel 1. Koordinat Titik Sampel dari GPS Tipe Geodetik Lintang (LS) Bujur (BT) 1 SBY Utara 7 13 8.18011 112 43 45.30355 2 SBY Barat 7 14 1.9836 112 36 55.55567 3 SBY Tengah 7 16 8.79459 112 44 28.76483 4 SBY Selatan 7 20 8.55521 112 42 56.08356 5 SBY Timur 7 16 29.57402 112 48 47.43319 Tabel 2. Koordinat Titik Sampel dari GPS Tipe Navigasi Lintang (LS) Bujur (BT) 1 7 13 8.2 112 43 45.3 2 SBY Utara 7 13 8.2 112 43 45.3 3 7 13 8.2 112 43 45.3 4 7 13 8.3 112 43 45.2 5 7 14 1.9 112 36 55.6 6 SBY Barat 7 14 2 112 36 55.6 7 7 14 2 112 36 55.6 8 7 14 2 112 36 55.6 9 7 16 8.8 112 44 29 10 SBY Tengah 7 16 8.8 112 44 28.9 11 7 16 8.9 112 44 28.9 12 7 16 8.9 112 44 28.7

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (Juni, 2013) ISSN: 2301-9271 3 Lintang (LS) Bujur (BT) 13 7 20 8.7 112 42 56 14 SBY Selatan 7 20 8.6 112 42 56 15 7 20 8.7 112 42 56 16 7 20 8.6 112 42 56 17 7 16 29.7 112 48 47.4 18 SBY Timur 7 16 29.7 112 48 47.4 19 7 16 29.6 112 48 47.4 20 7 16 29.6 112 48 47.4 B. Hasil Perhitungan Perhitungan arah kiblat pada bidang ellipsoid merupakan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan data koordinat dari datum ellipsoid WGS 84, yakni koordinat yang didapatkan dari pengukuran GPS. Data dari GPS diolah dengan menggunakan rumus Vincenty SPG II. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Perhitungan pada Bidang Ellipsoid 1 SBY Utara 293.910015470920 293 54 36.0557 2 SBY Barat 293.937968897719 293 56 16.6880 3 SBY Tengah 293.917795849510 293 55 4.06510 4 SBY Selatan 293.937232714142 293 56 14.0378 5 SBY Timur 293.903318500419 293 54 11.9466 Perhitungan arah kiblat pada bidang spheroid merupakan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan data koordinat dari pengukuran GPS yang sudah ditransformasikan ke sistem koordinat bola. Transformasi ini dilakukan dengan cara mentransformasikan data dari sitem koordinat ellipsoid ke sistem koordinat kartesian 3 dimensi. Selanjutnya, koordinat tersebut ditransformasikan ke sistem koordinat bola. Hasil transformasi koordinat tersebut kemudian dihitung dengan menggunakan rumus segitiga bola. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Perhitungan pada Bidang Spheroid Derajat ( ) ' " 1 SBY Utara 293.890905789018 293 53 27.2608 2 SBY Barat 293.915322207232 293 54 55.1599 3 SBY Tengah 293.898849237565 293 53 55.8573 4 SBY Selatan 293.914860042334 293 54 53.4962 5 SBY Timur 293.884349365376 293 53 3.6577 Selain itu, dilakukan juga uji coba dengan melakukan perhitungan arah kiblat pada bidang ellipsoid dengan menggunakan rumus segitiga bola. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui nilai arah kiblat jika melakukan perhitungan arah kiblat dengan menggunakan rumus segitiga bola dengan menggunakan data koordinat dari GPS secara langsung tanpa melalui proses transformasi koordinat. Hasil dari perhitungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil Perhitungan pada Bidang Ellipsoid dengan Menggunakan Rumus Segitiga Bola 1 SBY Utara 294.031489057059 294 1 53.3606 2 SBY Barat 294.059675265825 294 3 34.8310 3 SBY Tengah 294.039436609097 294 2 21.9718 4 SBY Selatan 294.059160025050 294 3 32.9761 5 SBY Timur 294.024868772721 294 1 29.5276 C. Hasil Selisih Selisih arah kiblat merupakan selisih nilai arah kiblat pada bidang spheroid dan ellipsoid (dengan menggunakan rumus segitga bola) terhadap nilai arah kiblat pada bidang ellipsoid. Nilai selisih arah kiblat tersebut dapat dilihat pada Tabel 6 dan 7. Tabel 6. Selisih pada Bidang Spheroid terhadap pada bidang Ellipsoid Desimal ( ) Azimut ' " 1 SBY Utara 0.01910968190196630 0 1 8.7949 2 SBY Barat 0.02264669048696530 0 1 21.5281 3 SBY Tengah 0.01894661194501170 0 1 8.2078 4 SBY Selatan 0.02237267180800020 0 1 20.5416 5 SBY Timur 0.01896913504299390 0 1 8.2889 Tabel 7. Selisih pada Bidang Ellipsoid (dengan rumus Segitiga Bola) terhadap pada bidang Ellipsoid Azimut 1 SBY Utara 0.12147358613901800 0 7 17.3049 2 SBY Barat 0.12170636810600400 0 7 18.1429 3 SBY Tengah 0.12164075958696700 0 7 17.9067 4 SBY Selatan 0.12192731090800600 0 7 18.9383 5 SBY Timur 0.12155027230198800 0 7 17.581 D. Jarak Penyimpangan Terhadap Posisi Kakbah Akibat dari adanya selisih antara hasil perhitungan arah kiblat pada bidang spheroid dan ellipsoid (yang menggunakan rumus segitiga bola) terhadap arah kiblat yang seharusnya (perhitungan arah kiblat pada bidang ellipsoid), menyebabkan terjadinya penyimpangan pula terhadap perpanjangan arah kibalt tersebut terhadap posisi Kakbah. Untuk mengetahui besar jarak penyimpangan tersebut, dilakukan perhitungan dengan cara : nilai sudut arah kiblat pada bidang spheroid dan pada bidang ellipsoid (yang dihitung dengan menggunakan rumus segitiga bola) dimasukkan ke dalam rumus Vincenty SPG I untuk mendapatkan nilai koordinat penyimpangan arah kiblat tersebut. Selanjutnya, dari koordinat tersebut dihitung jaraknya terhadap posisi Kakbah dengan menggunakan rumus Vincenty SPG II.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (Juni, 2013) ISSN: 2301-9271 4 Tabel 10. Selisih dengan Menggunakan Data Koordinat dari GPS Tipe Navigasi dan Geodetik GPS Navigasi GPS Geodetik Selisih " 1 293 54 36.0606 293 54 36.0557 0.0049 2 SBY Utara 3 293 54 36.0606 293 54 36.0557 0.0049 293 54 36.0606 293 54 36.0557 0.0049 4 293 54 36.1031 293 54 36.0557 0.0475 5 293 56 16.6608 293 56 16.688 0.0272 6 293 56 16.6818 293 56 16.688 0.0063 SBY Barat 7 293 56 16.6818 293 56 16.688 0.0063 8 293 56 16.6818 293 56 16.688 0.0063 9 293 55 4.0148 293 55 4.0651 0.0502 10 293 55 4.0367 293 55 4.0651 0.0284 SBY Tengah 11 293 55 4.0574 293 55 4.0651 0.0077 12 293 55 4.1011 293 55 4.0651 0.0360 13 293 56 14.0861 293 56 14.0378 0.0483 14 SBY Selatan 293 56 14.0654 293 56 14.0378 0.0276 15 293 56 14.0861 293 56 14.0378 0.0483 16 293 56 14.0654 293 56 14.0378 0.0276 17 293 54 11.9798 293 54 11.9466 0.0332 18 293 54 11.9798 293 54 11.9466 0.0332 SBY Timur 19 293 54 11.9592 293 54 11.9466 0.0126 20 293 54 11.9592 293 54 11.9466 0.0126 Gambar 2. Ilustrasi Selisih Sudut Arah kiblat dan Jarak Penyimpangan Terhadap Posisi Kakbah Dari perhitungan tersebut didapatkan bahwa setiap perbedaan/selisih arah kiblat sebesar 1 akan mengakibatkan pergeseran/penyimpangan dari perpanjangan sudut tersebut terhadap posisi Kakbah sebesar 30.054 meter, sebagaimana dapat dilihat pula pada Tabel 8 dan 9. Tabel 8. Jarak Hasil Penyimpangan pada Bidang Spheroid Terhadap Posisi Kakbah Selisih Jarak Penyimpangan Penyimpangan ' " (m) per 1" (m) 1 SBY Utara 0 1 8.7949 2067.4592 30.053 2 SBY Barat 0 1 21.5281 2449.1690 30.041 3 SBY Tengah 0 1 8.2078 2050.0708 30.056 4 SBY Selatan 0 1 20.5416 2420.8110 30.057 5 SBY Timur 0 1 8.2889 2053.0586 30.064 Rata-rata 30.054 Tabel 9. Jarak Hasil Penyimpangan pada Bidang Ellipsoid (yang dihitung dengan rumus Segitiga Bola) Terhadap Posisi Kakbah Selisih Penyimpangan Jarak Penyimpangan ' " (m) per 1" (m) 1 SBY Utara 0 7 17.3049 13142.133 30.053 2 SBY Barat 0 7 18.1429 13162.180 30.041 3 SBY Tengah 0 7 17.9067 13161.849 30.056 4 SBY Selatan 0 7 18.9383 13193.030 30.057 5 SBY Timur 0 7 17.581 13155.588 30.064 Rata-rata 30.054 E. Uji Kelayakan Data Koordinat GPS Navigasi Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan data koordinat dari GPS tipe Navigasi apabila digunakan sebagai input data pada perhitungan arah kiblat. Selisih antara hasil arah kiblat dengan menggunakan data koordinat GPS tipe Navigasi dan Geodetik dibandingkan untuk kemudian diuji secara statistik dengan menggunakan uji-t (one tail). Uji-t dilakukan dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95% dengan hipotesis bahwa apabila selisih arah kiblat kurang dari 0,000046213728 o, maka tidak terdapat perbedaan signifikan di antara kedua arah kiblat tersebut, begitu juga sebaliknya. Nilai selisih 0,000046213728 o didapat dengan mengasumsikan bahwa penyimpangan jarak tehadap Kakbah maksimal sebesar 5 meter, yang apabila dihitung berdasarkan rata-rata akibat penyimpangan sudut sebesar 1 = 30.054 meter, akan menghasilkan nilai sebesar 0,000046213728 o. Ho : µ 0 0,000046213728 o Ha : µ 0 > 0,000046213728 o Gambar 3. Kurva Uji-t one tail Dari hasil perhitungan didapatkan nilai standar deviasi sebesar 0.000004663224378 o dan t hitung (t hitung ) sebesar - 38.007. Karena nilai t pada tabel (t 0.05;19 ) = 2.093, maka hasil (t hitung ) < (t 0.05;19 ), sehingga hipotesa Ho dapat diterima dan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara hasil arah kiblat dari koordinat GPS tipe Navigasi dan Geodetik (karena selisih arah kiblat kurang dari 0.000046213728 o ). Oleh karena itu, penggunaan koordinat dari GPS tipe Navigasi masih layak digunakan untuk perhitungan arah kiblat.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (Juni, 2013) ISSN: 2301-9271 5 0.0600 DAFTAR PUSTAKA Sudut (") 0.0500 0.0400 0.0300 0.0200 0.0100 0.0000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 [1] A. Budiwati, Sistem Hisab Dr. Ing. Khafid dalam Program Mawaqit, Semarang : Institut Agama Islam Negeri Walisongo (2010) [2] Majelis Ulama Indonesia, Fatwa MUI Nomor 3 Tahun 2010, Jakarta (2010) [3] Majelis Ulama Indonesia, Fatwa MUI Nomor 5 Tahun 2010, Jakarta (2010) [4] T. Vincenty., Direct and Inverse Solutions of Geodesic on The Ellipsoid with Application of Nested Equations, Survey Review XXII.176 (1975) [5] P. R. Wolf, and C. D. Ghilani, Adjustment Computation : Statistics and Least Squares in Surveying and GIS, New York : Willey Interscience Publication (1997). Titik Gambar 4. Grafik Selisih Sudut Antara Hasil Menggunakan Data GPS tipe Navigasi dengan Geodetik IV. KESIMPULAN/RINGKASAN Arah kiblat pada bidang bola memiliki perbedaan sebesar 1 8,7949-1 21,5281 terhadap arah kiblat pada bidang ellipsoid. Sedangkan, arah kiblat pada bidang ellipsoid dengan menggunakan rumus segitiga bola memiliki perbedaan sebesar 7 17,581-7 18,9383 terhadap arah kiblat pada bidang ellipsoid. Setiap selisih arah kiblat sebesar 1 mengakibatkan jarak penyimpangan arah kiblat tersebut sebesar 30.054 m terhadap posisi Kakbah Berdasarkan uji statistik, selisih antara arah kiblat dengan menggunakan data koordinat GPS tipe navigasi dan geodetik memiliki selisih kurang dari 0,000046213728 o dan memiliki jarak penyimpangan arah kiblat terhadap Kakbah kurang dari 5 m. Oleh karena itu, penggunaan data koordinat dari GPS tipe Navigasi masih layak digunakan untuk perhitungan arah kiblat. LAMPIRAN