HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMSIA DAN EKLAMSIA DENGAN KEJADIAN IUFD DI RSUD BREBES TAHUN 2013 ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*

HUBUNGAN PREMATURITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD JEND. AHMAD YANI KOTA METRO TAHUN 2016

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Aribul Maftuhah

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ARJAWINANGUN TAHUN 2015

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

Prevalensi Kejadian Asfiksia Neonatorum Ditinjau Dari Faktor Risiko Intrapartum Di PONEK RSUD Jombang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HESTI UTAMI DESA GRANTUNG KECAMATAN BAYAN KABUPATEN PURWOREJO

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DAN PERDARAHAN POSTPARTUM

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN PROSES PERSALINAN DI RUANG BERSALIN BLUD RUMAH SAKIT KABUPATEN KONAWE

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012, Angka kematian ibu adalah 395 per kelahiran hidup.

BAB I PENDAHULUAN. atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk. mendapatkan pelayanan ANC. Pada setiap kunjungan ANC, petugas

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS GALUR 2 KULON PROGO DWI SURYANDARI INTISARI

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : HUBUNGAN RIWAYAT PERSALINAN PADA IBU MULTIPARA DENGAN

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. Proses kehamilan, persalinan, nifas merupakan suatu proses fisiologis

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Maolinda et al.,persalinan Tindakan...

Hubungan Antara Partus Lama Dan Kondisi Air Ketuban Dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir (Stady Kasus Di Rsud Kota Salatiga Tahun 2012)

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) ini adalah mengacu pada deklarasi Millenium

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DENGAN DERAJAT LASERASI JALAN LAHIR PADA IBU PRIMIPARA DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGISIAN PARTOGRAF PADA MAHASISWI TINGKAT II AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai tiga perempat resiko jumlah

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU DI BPM HJ. MAHMUDAH, S.S.T KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan

HUBUNGAN GRAVIDITAS DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RSUD

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Buku Kesesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Rancamanyar Baleendah Kabupaten Bandung

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

Analisa Faktor Ibu Bersalin Dengan Kejadian Seksio Sesarea (Di RSUD Kota Salatiga Tahun 2011) Margareta Rinjani Dosen Tetap Akbid Adila Bandar Lampung

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMATIAN PERINATAL DI KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2014

PENELITIAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL PADA KEJADIAN ABORTUS. Diana Meti*

Lies Indarwati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

Elisa Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan, setiap ibu hamil harus mendapatkan pelayanan antenatal care

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah observasional analitik komparatif kategorik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

Gambaran kejadian Hipertensi Gravidarum Berdasarkan Karakteristik di Bidan Ny. Y Kelurahan Sambongpari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya

KETUBAN PECAH DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2011

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN JUMLAH PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBURUNGAN KOTA TARAKAN

ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE-EKLAMPSIA BERAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG 2013

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

GAMBARAN KANDUNGAN PROTEIN DALAM URIN PADA IBU BERSALIN DENGAN PRE EKLAMPSI DI RSUD

HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

Volume 08 No. 02. November 2015 ISSN :

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN TABANAN

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah

HUBUNGAN ANTARA KETUBAN PECAH DINI DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT MUTIARA BUNDA SALATIGA

periode April-Juni tahun 2013 sebanyak 38 responden dengan teknik Total

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HJ. MARIA OLFAH, SST BANJARMASIN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. jiwa, Afrika Utara jiwa dan Asia Tenggara jiwa. AKI di negaranegara

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGISIAN PARTOGRAF SECARA LENGKAP OLEH BIDAN PRAKTEK MANDIRI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BUAYA PADANG

HUBUNGAN USIA, GRAVIDA, DAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN PREEKLAMSIA DI RSUD WONOSARI TAHUN 2015

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indikator derajat kesehatan masyarakat, tercermin dalam kondisi angka kematian,

Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMSIA DAN EKLAMSIA DENGAN KEJADIAN IUFD DI RSUD BREBES TAHUN 2013 Hj. Siti Mazkiyah 1, Rosmalia Kamil. 2 dan Futuwatul Fauziyah 3 AKBID YPBHK Brebes ABSTRAK Pendahuluan: Angka Kematian Ibu di Indonesia tahun 2007 adalah 228/ 100.000 kelahiran hidup. Preeklamsia/eklamsia merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis adanya hubungan preeklamsia dengan kejadian IUFD dan mengetahui seberapa besar faktor risiko IUFD terhadap preeklamsia/ eklamsia. Penelitian ini juga bermanfaat bagi masyarakat, petugas kesehatan, institusi kesehatan dan pendidikan. Metode: Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan crossectional. Teknik pengambilan sampel secara random sampling, rancangan analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitianmenunjukkan terdapat 12 kasus (16,2%) yang mengalami preeklamsia ringan, 26 kasus (35,1%) yang mengalami preeklamsia berat dan yang mengalami eklamsia 36 kasus (48,6%) dari semua persalinan 461 orang di RSUD Brebes. Terdapat 29 IUFD (39,2%) yang mengalami IUFD dengan indikasi preeklamsia/eklamsia. Terdapat hubungan antara preeklamsia dan eklamsia dengan kejadian IUFD di RSUD Brebes tahun 2013 (x² hitung x² tabel). Berdasarkan kesimpulan terdapat hubungan yang bermakna antara preeklamsia dan eklamsia dengan kejadian IUFD di RSUD Kabupaten Brebes tahun 2013. Dengan demikian, diharapkan bagi masyarakat untuk dapat menambah pengetahuan mengenai preeklamsia dan eklamsia dengan kejadian IUFD, bagi tenaga kesehatan dapat memberikan motivasi untuk memberikan konseling dan melakukan kunjungan ANC untuk mengatasi tanda bahaya kehamilan, khususnya preeklamsia dan eklamsia, bagi RSUD Kabupaten Kabupaten Brebes lebih meningkatkan motivasi kepada tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan secara baik agar tidak terjadi kematian ibu dan bayi. Kata kunci : Pre eklamsia dan eklamsia, IUFD Daftar Pustaka : 10 buku (2001-2012) dan 1 website 2012 A. PENDAHULUAN Kehamilan dan persalinaan normal merupakan kejadian fisiologi yang normal. Kehamilan dan persalinan bukan suatu penyakit yang harus ditakuti oleh seorang wanita. Kehamilan dan kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya selama 9 bulan. Ketika persalinan dimulai, peran ibu adalah untuk melahirkan bayinya. Peran petugas kesehatan adalah memantau persalinan untuk mendeteksi dini adanya komplikasi (Prawiharjo, 2007: 275) Indonesia sampai saat ini merupakan negara dengan Angka Kematian Ibu (AKI) paling tinggi se-asia. 125

Berdasarkan data dari Semarang, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jateng mencatat Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2012 di Provinsi Jateng 675 kasus jumlah itu lebih banyak tujuh kasus dibandingkan 2011 lalu yang tercatat 668 kasus. Untuk menurunkannya, Dinas Kesehatan (Dinkes) menyambut program Expanding Maternal and Neonatal Survival (Emas) yang mulai direalisasikan di kabupaten Tegal dan Banyumas. Program tersebut juga merupakan salah satu bagian dari peningkatan kesehatan, khususnya bagi ibu dan anak. Kepala Dinkes Provinsi Jateng, dr. Anung Sugihantono, M.k menyatakan, Kematian ibu saat melahirkan ini dipengaruhi berbagai faktor, seperti halnya, preeklamsia, pendarahan cukup banyak, serta penyebab lain seperti gagal jantung, TBC, dan radang otak. Melalui program Emas, Angka Kematian Ibu (AKI) akan diantisipasi dengan cara pendekatan semacam jangkar yang selanjutnya diharapkan bisa memengaruhi lingkungan sekitar. Hal ini akan melibatkan rumah sakit milik pemerintah maupun swasta. Hingga 26 Maret lalu 2012, jumlah kematian ibu se-jateng sudah 128 kasus. Pihaknya mencontohkan terdapat 53 kasus AKI di Banyumas. Angka tersebut pada 2013 ini diharapkan bisa menurun menjadi 30 kasus. Di luar Banyumas dan Tegal, ada delapan daerah dengan temuan AKI cukup tinggi. Kedelapan daerah ini adalah Kabupaten Pekalongan, Brebes, Cilacap, Grobogan, Pemalang, Boyolali, Batang, dan Kota Semarang. Tiga dari daerah tersebut akan dipilih untuk bisa memperoleh program Emas dari United States Agency for Internal Development (USAID) atau Badan Bantuan Pembangunan Internasional Amerika. Adapun, angka kematian balita/ bayi tahun 2012 mencapai 6235 dari 604 kelahiran hidup (www.suaramerdeka.com). Menurut Roeshadi Haryono (2006: 3), tiga penyebab utama kematian ibu dalam bidang obstetric adalah pendarahan 45%, infeksi 15%, dan hipertensi dalam kehamilan (preeklamsia) 13%. Preeklamsia/eklamsia merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas maternal di Indonesia. Sampai saat ini, kasus preeklamsia/eklamsia masih merupakan masalah kebidanan yang belum dapat terpecahkan secara tuntas. Di Indonesia preeklamsia/eklamsia masih merupakan salah satu penyebab utama kematian maternal dan kematian perinatal yang tinggi. Oleh karena itu, diagnosis dini preeklamsia yang merupakan tingkat pendahuluan dari eklamsia serta 126

penanganannya, perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI). Berdasarkan data yang diperoleh dari catatan medis, yaitu buku register RSUD Brebes pada Januari sampai Desember 2012, jumlah persalinan yang mengalami preeklamsia sebanyak 99 kasus dari 669, eklamsia 45, dan IUFD 30 kasus. Berdasarkan data tersebut, peneliti tertarik dengan penelitian yang berjudul Hubungan antara preeklamsia dan eklamsia dengan kejadian IUFD di RSUD Brebes Tahun2013. B. BAHAN DAN METODE Adapun rancangan penelitian menggunakan rancangan cross sectional atau lintas bagian. cross sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi, atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach), artinya setiap subjek hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan (Notoatmodjo, 2010: 38). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dinamika korelasi antara preeklamsia dan eklamsia dengan efek IUFD dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2005: 48). Kerangka konsep merupakan kerangka pikir mengenai hubungan variablevariabel yang terlihat dalam penelitian. Dalam bab ini, penulis akan menguraikan beberapa hubungan preeklamsia dan eklamsia dengan kejadian IUFD di RSUD Brebes tahun 2013. Adapun kerangka konsep penelitian dapat digambarkan sebagai berikut. Variable independen Variable dependen Preeklamsia Kejadian IUFD Eklamsia 127

Populasi didefinisikan sebagai kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian (Badriah, 2009: 80). Populasi dari penelitan ini adalah ibu hamil preeklamsia dan eklamsia dengan IUFD maupun pada kehamilan normal di RSUD Brebes tahun 2013. Menurut Badriah (2012: 102) Sampel adalah sebagian dari populasi karena ia merupakan bagian dari populasi tentulah ia memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasinya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling secara sampel random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak artinya bahwa setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Menurut Notoatmodjo (2005: 92), untuk populasi kecil atau lebih kecil dari 10000 dapat menggunakan formula yang lebih sederhana lagi seperti berikut. n = N 1+N (d) 2 N : Besar populasi n : Besar sampel d : Tingkat kepercayaan/ ketepatan yang diinginkan. Menurut Notoatmodjo (2005: 90), penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketepatan yang diinginkan biasanya diambil angka 0.01 atau 0,05. Jadi, dari populasi 461 ibu bersalin diperoleh sampel 74.5 orang. Variabel bebas adalah suatu variabel yang variasinya memengaruhi variabel lain (Badriah, 2012: 94). Pada penelitian ini variabel bebas yang dimaksud adalah kejadian IUFD. Variable terikat adalah variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain (Badriah, 2012: 94). Pada penelitian ini, variabel terikat yang dimaksud adalah preeklamsia dan eklamsia. Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengumpulan data dengan pengamatan dan pencatatan dari register pasien dengan preeklamsia di bagian rekam medik. 128

Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap variabel dan hasil penelitian. Pada umumnya, hasil analisis ini menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel. (Badriah, 2012: 128). Perubahan menjadi persentase dilakukan dengan frekuensi (f) dengan hasil jumlah observasi (N) dan dilakukan 100% dengan menggunakan rumus sebagai berikut. Keterangan: X = Hasil yang dicari F =Frekuensi N = Jumlah responden. X= F N x 100% Menurut Notoatmodjo (2010: 182), analisis univariat pada umumnya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel. Pada penelitia ini yaitu kejadian pre eklamsia dan eklamsia dan kejadian IUFD. Dalam penelitian ini menggunakan analisis bivariat. Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan satu sama lain. Jenis analisis harus disesuaikan dengan sifat, skala data, dan setiap variabel (Badriah, 2012: 149). Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi Square, yaitu uji analisis untuk mengetahui adanya independensi, hubungan, dan keterkaitan antara dua variabel dengan rumus: Keterangan: X² = Hasil uji statistik Oij = Frekuensi pengamatan Eij = Frekuensi harapan. Interpretasi: Ho ditolak Ha diterima x² hitung x² table, berarti ada hubungan antara kejadian preeklamsia dan eklamsia dengan kejadian IUFD di RSUD Brebes tahun 2013. 129

C. HASIL 1. Hasil Analisis Univariat: a. Preeklamsia Ringan Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kejadian Pre Eklamsia Ringan di RSUD Kabupaten Brebes Tahun 2013 No Kejadian PER Frekuensi Persentase 1 Ya 12 16.2 2 Tidak 62 83.8 Total 74 100.0 Persentase yang mengalami preeklamsia ringan (PER) 12 kasus (16,2%), sedangkan yang tidak mengalami preeklamsia ringan (PER) 62 kasus (83,8%). b. Preeklamsia Berat Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kejadian Preeklamsia Berat di RSUD Kabupaten Brebes Tahun 2013 No Kejadian PEB Frekuensi Persentase 1 Ya 26 35.1 2 Tidak 48 64.9 Total 74 100.0 Persentase yang mengalami preeklamsia berat (PEB) 26 kasus, (35,1%), sedangkan yang tidak mengalami preeklamsia berat (PEB) 48 kasus (64,9%). c. Eklamsia Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kejadian Eklamsia di RSUD Kabupaten Brebes Tahun 2013 No Kejadian Eklamsia Frekuensi Persentase 1 Ya 36 48.6 2 Tidak 38 51.4 Total 74 100.0 Persentase yang mengalami eklamsia 36 kasus (48,6%), sedangkan yang tidak mengalami eklamsia 38 kasus (51,4%). 130

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Preeklamsia dan Eklamsia di RSUD Brebes Tahun 2013 No IUFD Frekuensi Persentase 1 Ya 29 39.2 2 Tidak 45 60.8 Total 74 100.0 Berdasarkan Tabel 4 dan Diagram 4 persentasi yang mengalami preeklamsia ringan (PER) 12 kasus (16,2%), yang mengalami preeklamsia berat (PEB) 26 kasus (35,1%), dan yang mengalami eklamsia 36 kasus (48,6%). Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kejadian IUFD di RSUD Kabupaten Brebes Tahun 2013 No Kejadian Preeklamsia dan Eklamsia Frekuensi Persentase 1 PER 12 16.2 2 PEB 26 35.1 3 Eklamsia 36 48.6 Total 74 100.0 Berdasarkan Tabel 5 dan Diagram 5 bayi yang mengalami IUFD 29 (39,2%) yang tidak mengalami IUFD 45 (60,8%) dari 74 kasus yang mengalami preeklamsia ringan, preeklamsia berat, dan eklamsia 36 kasus. 2. Hasil Analisis Univariat Tabel 6. Hubungan antara Preeklamsia dan Eklamsia dengan Kejadian IUFD di RSUD Kabupaten Brebes Tahun 2013 No Kejadian IUFD Kejadian Pre Total Ya Tidak eklamsia F % F % F % 1 PER 0 0.00 12 100.00 12 16.22 2 PEB 8 30.77 18 69.23 26 35.14 3 EKLAMSIA 21 58.33 15 41.67 36 48.65 TOTAL 29 39.19 45 60.81 74 100.0 Berdasarkan dari Tabel 6 terdapat responden yang mengalami preeklamsia ringan 12 orang (100,00%), dan preeklamsia berat 18 orang (69,23%), eklamsia 15 131

orang (41,67%), denganterjadinya IUFD 29 bayi (39,2%), sedangkan yang tidak mengalami IUFD 45 bayi (60,8%). Setelah dilakukan uji statistik dengan uji Chi Square, dengan taraf signifikan 5%(0,05) didapatkan nilai x 2 hitung = 14,043 dan nilai p-value = 0,05, sedangkan nilai x 2 tabel = 5,991. Di mana nilai x 2 hitung (14,043) > x 2 tabel (5,991) dan nilai p- value < 0,05. Dari hasil analisis chi square diketahui bahwa x² hitung 14,043, sehingga Ho ditolak Ha diterima berati ada hubungan yang bermakna antara preeklamsia dan eklamsia dengan kejadian IUFD. D. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan data sekunder 74, adalah sebagai berikut. 1. Gambaran Angka Kejadian Preeklmsia ringan Menurut Sairuddin (2001-2008) menyatakan bahwa preeklamsia ringan memilki gejala seperti tekanan darah sistolik antara 140-160 mmhg dan tekanan darah diastolic 90-110 mmhg, proteinuria minimal (<2g/ L/ 24 jam), dan tidak disertai gangguan fungsi organ. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, ternyata terdapat 12 kasus atau 16.2% yang mengalami preeklamsia ringan dari seluruh jumlah persalinan pada Januari Desember tahun 2012, yaitu terdapat 74 ibu bersalin. 2. Gambaran Angka Kejadian Preeklamsia Berat Menurut Sairuddin (2001: 208) menyatakan bahwa preeklamsia berat gejala seperti tekanan darah sistolik >160 mmhg atau tekanan darah diastolic >110 mmhg, protein urine (>5g/ L/ 24jam) atau positif 3 atau 4 pada pemeriksaan kuantitatif, Oliguria (urine <400 ml/ 24 jam, gangguan pengelihatan. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, ternyata terdapat 26 kasus atau 35.1% yang mengalami preeklamsia berat dari seluruh jumlah persalinan pada Januari Desember tahun 2012, yaitu terdapat 74 ibu bersalin. 3. Gambaran Angka Kejadian IUFD IUFD adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam kandungan baik pada kehamilan yang besar dari 20 minggu atau kurang dari 20 132

minggu. Hasil analisis yang telah dilakukan ternyata terdapat 45 yang mengalami IUFD atau 60.8%. 4. Hubungan Antara Preeklamsia dan Eklamsia dengan Kejadian IUFD Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari RSUD Kabupaten Brebes terdapat sebesar responden yang mengalami preeklamsia dan eklamsia, dengan kejadian IUFD berjumlah 45 mengalami IUFD (60.8%). Berdasarkan hasil analisis chi square diketahui bahwa x² hitung 399, sehingga Ho ditolak Ha diterima yang berarti ada hubungan yang bermakna antara preeklamsia dan eklamsia dengan kejadian IUFD. Hal ini sesuai dengan pendapat Wiknjosastro, Hanifa (2007) mengatakan trauma emosional yang cukup berat terjadi bila waktu antara kematian janin & persalinan dan cukup lama, dapat terjadi infeksi bila ketuban pecah, dapat terjadi koagulasi bila kematian janin berlangsung lebih dari 2 minggu. Saefuddin (2001: 211) menyatakan eklamsia berhubungan dengan organ yang dipengaruhinya, antara lain yaitu: Olig urin (kurang dari 400ml/24 jam atau urin tetap kurang dari 30ml/jam, Nyeri, Penglihatan kabur, Sakit kepala, dan Kejang. E. KETERBATASAN PENELITIAN Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini terdapat keterbatasan, yaitu peneliti tidak melakukan pengambilan data secara langsung di lapangan, tetapi menggunakan data sekunder dengan melihat buku catatan medik dikarenakan waktu yang singkat. Peneliti tidak melakukan penelitian langsung terhadap responden dikarenakan terlalu banyak ibu bersalin dan dikhawatirkan responden tidak mengizinkan. Banyaknya responden yang minim pengetahuan tanda bahaya dalam kehamilan sehingga kurang menggali informasi tentang hubungan antara preeklamsia dan eklamsia dengan kejadian IUFD di RSUD Kabupaten Brebes tahun 2013. F. SIMPULAN DAN SARAN 1. SIMPULAN Setelah dilakukan penelitian mengenai hubungan antara preeklamsia dan eklamsia dengan kejadian IUFD di RSUD Kabupaten tahun 2013 dengan jumlah responden 74 orang dan didapatkan simpulan sebagai berikut. 133

a. Bahwa bumil dengan preeklamsia ringan 12 responden (16.2%), preeklamsia berat 26 responden (35.1%), eklamsia 36 responden (48.6%) dan IUFD 29 responden (39.2%). b. Ada hubungan yang bermakna antara preeklamsia dan eklamsia dengan kejadian IUFD di RSUD Brebes tahun 2013. 2. SARAN Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut. a. Bagi Masyarakat Diharapkan dengan dilakukannya penelitian pada ibu bumil, bersalin, dan nifas dapat menjadi bahan masukan untuk menambah pengetahuan, khususnya ibu bersalin yang belum mengetahui tentang preeklamsia, eklamsia, dan IUFD. b. Bagi tenaga kesehatan Untuk lebih meningkatkan mutu dalam memberikan pelayanan anternatal disertai konseling tentang bahaya risiko kehamilan. c. Bagi RSUD Kabupaten Brebes Dalam rangka akselerasi AKI dan AKB agar disiapkan sarana dan prasarana yang memadai terutama SDM yang kompeten dan siap melayani 24 jam untuk PONEK. d. Bagi Akademi Kebidanan YPBHK Brebes Diharapkan lebih menambah sumber bacaan buku pustaka maupun jurnal agar memudahkan mahasiswi dalam menggali yang relevan dalam melengkapi proses penelitian. G. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, (2010).Prosedur Penelitian Suatu PendekatanPraktik.Jakarta: Rineka Cipta. Badriah. (2009). Metodologi Penelitian Ilmu-ilmu Kesehatan. Bandung: Multazam. Depkes RI.(2009).Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2008. Jakarta: Depkes RI. Dinkes Jateng.(2012). Profil Kesehatan Kabupaten Brebes Tahun 2013. Semarang: Dinkes. Gregory, George A. (2006).Resusitasi Bayi Baru Lahir di dalam Rudolf et al, Buku Ajar Pediatrik Rudolf Volume I. Jakarta: EGC. JNPK-KR. (2006). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Depkes RI. 134

Kemenkes. (2012). Survai Demografi dan Kesehatan IndonesiaTahun 2012. Jakarta: Kemenkes. Kliegman, Robert M. (2000).Janin dan Bayi Neonatusdi dalam IlmuKesehatan Anak Nelson Edisi 15. Jakarta: EGC. Kristiyanasari, Weni dan ZR. Arief. (2009). Neonatus & Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta: Nuha Medika. Leveno, Kenneth J, et al. (2009). Obstetri William. Jakarta: Buku KedokteranEGC. Mansjoer (Editor),etal. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculaplus. Manuaba, Ida Bagus Gde. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. Mochtar, Rustam.(2012).Sinopsis Obstetri.Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Notoatmodjo S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Purnomo, Nigrum. (2010). Hubungan Usia Gestasi dan Apgar Scor Dengan Kematian Neonatal Berat Badan Lahir Rendah di Kabupaten Lampung Tengah. Skripsi. Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Lampung Tengah: Tidak diterbitkan. Saifuddin. (2010). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Sugiyono. (2010). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA. Takiya. (2012). Kematian Neonatal. http://takiya10.blogspot.com/2012/03/kematianneonatal.html (Di akses tanggal 7 maret 2014 pukul 10:10). Wiknjosastro, Hanifa (Ed.).(2005). Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. Wong, L. Donna, dkk. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC. http://kamuskesehatan.com/arti/kematian-neonatal/ (Diakses pada 6 Januari 2014 pukul 9:13). https://www.google.co.id/#q=dinkes+provinsi+jawa+tengah+kematian+bayi (Diakses pada 6 Januari 2014 pukul 9:13). 135