PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER TANPA SIRIP

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER BERSIRIP

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI BEJANA PENGUAP DENGAN PIPA API MENGGUNAKAN VARIASI DEBIT GELEMBUNG UDARA PADA TUNGKU PEMBAKARAN SEKAM PADI DENGAN AIR HEATER

NASKAH PUBLIKASI INOVASI TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN VARIASI KETINGGIAN CEROBONG

STUDI GASIFIKASI BATU BARA LIGNITE DENGAN VARIASI KECEPATAN UDARA UNTUK KEPERLUAN KARBONASI

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup dimasa mendatang. Jumlah penduduk yang. sangat tinggi membuat kebutuhan bahan bakar fosil semakin

INOVASI TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATERS PIPA PARALLEL

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER DAN TANPA AIR HEATER UNTUK BEJANA PENGUAP PIPA API

BAB I PENDAHULUAN. alternatif penghasil energi yang bisa didaur ulang secara terus menerus

UNJUK KERJA TUNGKU GASIFIKASI DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI MELALUI PENGATURAN KECEPATAN UDARA PEMBAKARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir dibawah ini;

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk yang terus bertambah di Indonesia. menyebabkan konsumsi bahan bakar yang tidak terbarukan seperti

INOVASI TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN VARIASI KETINGGIAN CEROBONG

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik

BAB I PENDAHULUAN. Ketika konsumsi domestik bahan bakar minyak terus meningkat. sehingga membawa Indonesia sebagai net oil importet, dimana kita

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Permasalahannya adalah, dengan tingkat konsumsi. masyarakat yang tinggi, bahan bakar tersebut lambat laun akan

Pengembangan Desain dan Konstruksi Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sampah Organik Sekam Padi

BAB I PENDAHULUAN. adanya energi, manusia dapat menjalankan aktivitasnya dengan lancar. Saat

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER DAN TANPA AIR HEATER UNTUK BEJANA PENGUAP PIPA API

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Hampir setiap manusia memerlukan bahan. Sekarang ini masih banyak digunakan bakan bakar fosil atau bahan

Pengembangan Desain dan Pengoperasian Alat Produksi Gas Metana Dari pembakaran Sampah Organik

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaa sampah dan penyediaan sumber daya alam adalah dua. membuat peningkatan konsumsi bahan bakar fosil dan membuat volume

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS AREN, SEKAM PADI, DAN BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI BEJANA PENGUAP DENGAN PIPA API MENGGUNAKAN VARIASI DEBIT GELEMBUNG UDARA PADA TUNGKU PEMBAKARAN SEKAM PADI DENGAN AIR HEATER

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber energi alternatif dapat menjadi solusi ketergantungan

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya melimpah dan dapat diolah sebagai bahan bakar padat atau

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini, bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan gas alam merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alat yang digunakan untuk meningkatkan efisiensi. dalam proses pembakaran limbah biomassa adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus akan mengakibatkan menipisnya ketersediaan bahan. konsumsi energi 7 % per tahun. Konsumsi energi Indonesia tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sampah menjadi masalah bagi sebagian besar masyarakat. indonesia, di daerah perdesaan banyak sekali sampah organik kebun

PENGARUH LUBANG SALURAN PEMBAKARAN PADA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR PEMBAKARAN PADA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali Indonesia. Selain terbentuk dari jutaan tahun yang lalu dan. penting bagi kelangsungan hidup manusia, seiring dalam

Studi Eksperimen Konversi Biomassa menjadi SynGas Pada Reaktor Bubbling Fluidized Bed Gasifier

BAB I PENDAHULUAN. dan kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer bahan pangan, pakan

BAB I PENDAHULUAN. Sampah selalu identik dengan barang sisa atau hasil buangan. tak berharga. Seperti sampah organik yang banyak di pedesaan, meski

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi yang keberadaanya dialam terbatas dan akan habis. dalam kurun waktu tertentu, yaitu minyak bumi, gas alam, dan

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN TURBIN KAPLAN DENGAN VARIABEL PERUBAHAN KETINGGIAN 4M,3M,2M DAN PERUBAHAN DEBIT NASKAH PUBLIKASI

PERBANDINGAN UNJUK KERJA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI DIAMETER BURNER

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan energi merupakan salah satu sumber kehidupan

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI TIPE DOWNDRAFT KONTINU

BAB IV METODE PENELITIAN. Laboratorium Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Udayana kampus

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Ketika ketergantungan manusia terhadap bahan bakar tak terbarukan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar konvensional.

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI BIOBRIKET CAMPURAN ARANG KAYU DAN SEKAM PADI TERHADAP LAJU PEMBAKARAN, TEMPERATUR PEMBAKARAN DAN LAJU PENGURANGAN MASA

III. METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMANASAN AWAL UDARA TERHADAP PERFORMA CROSSDRAFT GASIFIER DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI

BAB I PENDAHULUAN. produksi gabah pada tahun 2013 mencapai 70,87 juta ton dengan. dengan 2013, produksi padi rata-rata meningkat sekitar 3,5% setiap

III. METODE PENELITIAN. Desember 2011 di bengkel Mekanisasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian

PEMBUATAN BOILER BERBAHAN BAKAR SERBUK BATU BARA MENGGUNAKAN PROSES PEMBAKARAN CYCLO. M Denny Surindra 1*

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa minyak bumi merupakan salah satu. sumber energi utama di muka bumi salah. Konsumsi masyarakat akan

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN TURBIN KAPLAN PADA KETINGGIAN (H) 4 MSUDUT SUDU JALAN 45º DENGAN VARIABEL PERUBAHANDEBIT (Q) DAN SUDUT SUDU PENGARAH

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan suatu penyebab pencemaran lingkungan dan. polusi udara. Penanganan yang kurang tepat dapat memicu terjadinya hal

BAB I PENDAHULUAN. Energi alternatif yang dapat diperbarui salah satunya adalah. pengolahan sampah organik. Di Indonesia sering sekali kita jumpai

I. PENDAHULUAN. mengimpor minyak dari Timur Tengah (Antara News, 2011). Hal ini. mengakibatkan krisis energi yang sangat hebat.

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Maret 2013 di

Bab 3 Perancangan dan Pembuatan Reaktor Gasifikasi

OPTIMASI UNJUK KERJA FLUIDIZED BED GASIFIER DENGAN MEVARIASI TEMPERATURE UDARA AWAL

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN TURBIN KAPLAN PADA KETINGGIAN (H) 4 M SUDUT SUDU PENGARAH 30 DENGAN VARIABEL PERUBAHAN DEBIT (Q) DAN SUDUT SUDU JALAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, definisi biomassa adalah jumlah

Oleh : Dimas Setiawan ( ) Pembimbing : Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkat, Peningkatan kebutuhan energi yang tidak diimbangi. pengurangan sumber energy yang tersedia di dunia.

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI PROSES PENGGILINGAN KEDELAI DENGAN PENGGERAK MESIN DIESEL DAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI TAHU

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Secara umum ketergantungan manusia akan kebutuhan bahan bakar

Karakteristik Pembakaran Briket Arang Tongkol Jagung

ANALISIS PENGARUH PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN MEMBANDINGKAN PEMBAKARAN BRIKET MASING-MASING BIOMASS

PENGARUH DISTRIBUTOR UDARA PADA TUNGKU GASIFIKASI UPDRAFT

UJI KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET BIO-COAL CAMPURAN BATUBARA DENGAN SERBUK GERGAJI DENGAN KOMPOSISI 100%, 70%, 50%, 30%

BAB I PENDAHULUAN. batubara dan lainnya menjadikan harga energi terus maningkat. Negara Indonesia mempunyai potensi yang luar biasa mengenai

PENGARUH UKURAN BAHAN BAKAR TERHADAP HASIL GAS REAKTOR BUBBLING FLUIDIZED BED GASIFIER

TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI BAHAN BAKAR PADA TUNGKU GASIFIKASI TERHADAP TEMPERATUR PEMBAKARAN

PENGARUH DISTRIBUSI UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI TIPE DOWNDRAFT CONTINUE

PENGARUH PENAMBAHAN SALURAN UDARA PEMANAS DENGAN PIPA LURUS PADA TUNGKU BATUBARA TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN

BAB I PENDAHULUAN. Produksi Konsumsi Ekspor Impor Gambar 1.1 Grafik konsumsi dan produksi minyak di Indonesia (Kementrian ESDM, 2011) 1

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP PERFORMA CROSSDRAFT GASIFIER DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI

PENGARUH KOMPOSISI BATUBARA TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN DAUN CENGKEH SISA DESTILASI MINYAK ATSIRI

BAB I PENDAHULUAN. disegala aspek kehidupan manusia. Untuk itu pengaplikasian ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Pembahasan pada sisi gasifikasi (pada kompor) dan energi kalor input dari gasifikasi biomassa tersebut.

ANALISIS KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET ARANG KAYU DAN DAUN CENGKEH SISA DESTILASI MINYAK ATSIRI DENGAN VARIASI KOMPOSISI

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN BATUBARA DAN SABUT KELAPA

OLEH : SHOLEHUL HADI ( ) DOSEN PEMBIMBING : Ir. SUDJUD DARSOPUSPITO, MT.

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

ANALISA TERMODINAMIKA LAJU PERPINDAHAN PANAS DAN PENGERINGAN PADA MESIN PENGERING BERBAHAN BAKAR GAS DENGAN VARIABEL TEMPERATUR LINGKUNGAN

PENGUJIAN THERMAL ALAT PENGERING PADI DENGAN KONSEP NATURAL CONVECTION

Transkripsi:

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER TANPA SIRIP Disusun oleh : SUMARWAN NIM : D200 080 060 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP Sumarwan, Sartono Putro, Amin Sulistyanto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhamadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol Pos I Pebelan, Kartasura Email : Marwanwitir@rocketmail.com ABSTRAKSI Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan air heater tanpa sirip pada tungku pembakaran terhadap temperatur tungku pembakaran, temperatur gas cerobong, waktu pendidihan air dan mengetahui nilai efisiensi tungku pembakaran dengan bahan bakar sekam padi. Metode penelitian yang digunakan berupa pengujian pengaruh penambahan air heater tanpa sirip sebagai laluan udara dalam proses pembakaran dengan variasi kecepatan udara 9,5, 10,5, 11,5 terhadap temperatur tungku pembakaran, temperatur gas cerobong, termperatur gas air heater, lama waktu pendidihan air, serta mengetahui nilai efisiensi thermal tungku berbahan bakar sekam padi. Hasil penelitian menunjukan bahwa variasi kecepatan udara pada air heater sangat berpengaruh pada temperatur tungku pembakaran, temperatur gas cerobong, waktu pendidihan air dan efisiensi tungku. Dimana temperatur tungku tertinggi didapat pada kecepatan udara 9,5 dengan temperatur 636 C, temperatur gas cerobong tertinggi 427 C pada kecepatan udara 11,5, waktu pendidihan air tercepat pada kecepatan udara 9,5 dengan waktu 100 menit dan nilai efisiensi tungku pembakaran terbaik adalah 64,65% pada percobaan tungku pembakaran dengan penembahan air heater tanpa sirip dengan kecepatan udara 9,5. Kata Kunci: tungku pembakaran, air heater, variasi kecepatan udara

PENDAHULUAN Latar Belakang Masyarakat Indonesia terutama masyarakat pedesaan banyak sekali ditemukan industri-industri kecil seperti industri tahu, tempe, kerupuk dan masih banayak lagi industri-industri kecil yang lainya. Dimana industri tersebut masih banyak menggunakan tungku sederhana dalam proses memasaknya, tungku yang dibuat tanpa ada teori atau metode tertentu hanya melihat tungku-tungku yang sebelumnya pernah dibuat oleh orang-orang terdahulu. Pembakaran yang dihasilkan kurang stabil dan api kurang terpusat pada bejana air sehingga proses memasak kurang maksimal. Agar tungku lebih efisien sehingga panas yang dihasilkan terpusat pada bejana dan api yang dihasilkan lebih besar dan stabil maka dengan mendesain ulang tungku dan menambahkan udara panas yang dihasilkan dari air heater, dan dengan mengatur kecepatan udara pada air heater sehingga udara yang masuk pada ruang bakar sesuai dengan kebutuhan proses pembakaran sekam padi, dengan mencoba beberapa kecepatan udara sehingga didapatkan kecepatan udara dengan nilai efisiensi tungku yang paling baik. Dari penelitian ini berharap mendapat desain tunggu berair heater dengan kecepatan udara yang sesuai sehingga didapat desain tungku yang lebih efisien dan dapat menekan biaya produksi dengan proses memasak yang lebih cepat dan hemat bahan bakar. Penggunaan tungku sederhana dengan bahan bakar terbarukan seperti kayu, serbuk gergaji, sekam padi dan masih banyak lagi energi terbarukan yang belum dimanfaatkan sebagai energi alternatif. Dimana penggunaan energi alternatif sudah merupakan suatu keharusan karena cadangan minyak bumi di Indonesia semakin menipis. Jika kondisi ini tidak segera teratasi, Indonesia akan mengalami krisis energi berkepanjangan, akibatnya sangat fatal akan terjadi kebangkrutan ekonomi nasional.

Sebagai negara agraris, Indonesia sebenarnya memiliki potensi biomassa khususnya sekam padi yang cukup besar. Berdasarkan data tahun 2008-2010, Indonesia setiap tahun panen padi rata-rata sebesar 57,288 juta ton (BPS, 2010). Jika setiap satu kilogram padi dihasilkan 280 gram sekam, untuk total produksi 60,25 juta ton (2010) dihasilkan 12 juta ton sekam padi. Sehingga dengan didapat desain tungku pembakaran berbahan bakar sekam padi yang lebih efisien dan dapat menekan biaya produksi dengan proses memasak yang lebih cepat dan hemat bahan bakar. Tujuan Penelitian Mengetahui kinerja penambahan air heater tanpa sirip pada tungku pembakaran dengan 3 variasi kecepatan udara terhadap: 1. Temperatur Tungku Pembakaran 2. Temperatur Gas Cerobong 3. Waktu Pendidihan Air 4. Efisiensi Thermal Tungku Tinjauan Pustaka Irvan (2007), Pemanfaatan sekam atau kulit terluar dari gabah padi belum begitu optimal, petani hanya memanfaatkannya untuk campuran dan pembakaran batu bata dan genteng. Padahal hasil limbah pertanian ini dapat dijadikan energi alternatif yang murah dan ramah lingkungan. Dengan merancang suatu alat reaktor gasifikasi sekam dalam bentuk yang praktis dan murah, sehingga mudah terjangkau bagi masyarakat luas. Dari perancangan diperoleh sebuah rangkaian sistem mekanisme dengan pemakaian motor listrik ¼ HP ; 1410 rpm direduksikan oleh sistem puli sabuk yang diteruskan pada reduser sepasang roda gigi kerucut melalui poros sehingga didapat putaran kipas penyapu sebesar 10 rpm. Sedangkan didapat efisiensi pemisahan siklon sebesar 99,7 persen dan daya gas pada burner sebesar 40 kw. Musthofa, Luthfi dkk (2010) melakukan penelitian tungku di lengkapi blower dengan bahan bakar biomassa sampah kering dan sekam padi. Blower di variasikan kecepatanya dengan cara mengatur tegangan

yaitu dengan tegangan 12 volt, 9 volt, 7,5 volt dan tanpa blower. Hasil dari penelitian menunjukkan efisiensi thermal tungku tertinggi menggunakan blower tegangan 7,5 volt. Prastiyo, Dwi 2012 melakukan penelitian tungku gasifikasi bahan bakar sekam padi dilengkapi blower dengan variasi kecepatan udara 2,82, 2,31 dan 1,90. Hasil dari penelitian menunjukkan kecepatan udara optimum terjadi pada kecepatan udara 2,31 dengan temperatur tungku 281,68 o C, nyala efektif selama 45 menit, dan lama pendidihan 21 menit. Wiyana,R.A (2012) melakukan penelitian tungku pembakaran berair heater pipa parallel dengan variasi kecepatan udara dari kecepatan 13, 15 dan 17 terhadap efisiensi tungku pembakaran. Dengan hasil penelitian diketahui pada kecepatan udara 13 menghasilkan uap air sebesar 2,1 kg dan efisiensi tungku pembakaran sebesar 75,81 %, kecepatan udara 15 menghasilkan uap air 2,5 kg dan efisiensi tungku pembakaran sebesar 73,37 %, dan kecepatan udara 17 menghasilkan uap air sebesar 3,1 kg dan efisiensi tungku pembakaran sebesar 68,76%.

METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan diagram alir pada gambar di bawah ini: Mulai Mendesain Dan Membuat Alat Pengujian Pengujian 1 Pengambilan data pada Tungku berair Heater udara 9,5 Pengujian 2 Pengambilan data pada Tungku berair Heater udara 10,5 Pengujian 3 Pengambilan data pada Tungku berair Heater udara 11,5 Analisis Data Dan Kesimpulan Selesai Gamabar 3.1. Diagram Alir Penelitian Keterangan: a. Mulai merencanakan tugas akhir tentang tungku pembakaran.

b. Proses mendesain tungku pembakaran dan air heater dengan bantuan softwere solidworks 2010. c. Pengujian alat yaitu proses dimana saat pengambilan data pada tungku pembakaran mulai dari penyalaan awal, pembakaran mulai stabil, hingga air pada bejana mendidih dan 60 menit setelah air mendidih, yang meliputi brerbagai proses pengambilan data tiap 5 menit pada temperatur ruang bakar, temperatur air, temperatur gas cerobong, temperature air heater, lama waktu sampai air mendidih, jumlah uap air dan jumlah bahan bakar yang dipakai, dengan 3 percobaan tungku dengan air heater tanpa sirip dengan variasi 3 kecepatan uadara yaitu 9.5, 10,5 dan 11,5. d. Analisis data dan kesimpulan yaitu proses dimana melakukan perhitungan dari hasil percobaan untuk mengetahui nilai kalor yang terpakai pada tungku dengan bahan bakar sekam padi, perbandingan waktu pendidihan air, perbandingan kebutuhan bahan bakar dan mencari efisiensi tungku. Dan yang terakhir menarik kesimpulan dari hasil analisis data dari pengujian yang telah dilakukan. e. Selesai.

Temperatur tungku HASIL DAN PEMBAHASAN 700 Temperatur ( C) 650 600 550 500 450 400 350 300 20 40 60 80 100 120 140 160 170 180 Kecepata n udara 9,5 Kecepata n udara 10,5 Kecepata n udara 11,5 tanpa Air heater Waktu (menit) Gambar 4.1. Hubungan temperatur tungku terhadap waktu pembakaran Dari gambar 4.1 dapat disimpulkan bahwa hubungan temperatur tungku terhadap waktu menunjukkan peningkatan temperatur tungku yang stabil, hal ini dipengaruhi oleh udara yang masuk dalam ruang bakar sesuai dengan kebutuhan proses pembakaran dan kecepatan udara yang konstan. Dari hasil pengujian diketahui bahwa temperatur tertinggi pada kecepatan udara 9,5 adalah 636 o C, temperatur tertinggi pada kecepatan udara 10,5 adalah 633 o C temperatur tertinggi pada kecepatan udara 11,5 adalah 579 o C dan temperatur tertinggi pada percobaan tanpa air heater adalah 582 o C. Jadi temperatur tertinggi pada pengujian ini adalah pada keceptan 9,5.

Temperatur gas cerobong Temperatur ( C) 475 450 425 400 375 350 325 300 275 250 225 200 20 40 60 80 100 120 140 160 170 180 Waktu (menit) udara 9,5 udara 10,5 udara 11,5 tanpa Air heater Gambar 4.2. Hubungan temperatur gas cerobong terhadap waktu pembakaran Dari gambar 4.2 dapat disimpulkan bahwa hubungan temperatur gas cerobong terhadap waktu pembakaran diketahui bahwa temperatur gas cerobong mengalami ketidak stabilan, hal ini menunjukkan proses pembakaran dipengaruhi oleh jumlah udara (udara primer dan sekunder). Bila kekurangan udara menyebabkan bahan bakar tidak terbakar sempurna yang akan membentuk karbon monoksida (CO) pada gas buang. Bila udara kelebihan akan menyebabkan panas yang dihasilkan dan efisiensi pembakaran berkurang. Dari hasil pengujian diketahui bahwa temperatur tertinggi pada kecepatan udara 9,5 adalah 382 o C, temperatur tertinggi pada kecepatan udara 10,5 adalah 388 o C temperatur tertinggi pada kecepatan udara 11,5 adalah 427 o C dan temperatur tertinggi pada percobaan tanpa air heater adalah 441 o C. Jadi temperatur gas cerobong tertinggi pada pengujian ini adalah pada percobaan tanpa air heater.

Temperatur gas air heater 330 Temperatur ( C) 310 290 270 250 230 210 190 170 150 20 40 60 80 100 120 140 160 170 Waktu (menit) udara 9,5 udara 10,5 udara 11,5 Gambar 4.3. Hubungan temperatur gas air heater terhadap waktu pembakaran Dari gambar 4.3 dapat disimpulkan bahwa hubungan temperatur gas air heater terhadap waktu pembakaran menunjukkan peningkatan temperatur setiap menitnya, akan tetapi kenaikan temperatur udara juga dipengaruhi oleh kecepatan udara dimana semakin besar kecepatan udara dari blower maka kalor yang diserap oleh udara dalam air heater akan semakin kecil. Dari hasil pengujian diketahui bahwa temperatur tertinggi pada kecepatan udara 9,5 adalah 309 o C, temperatur tertinggi pada kecepatan udara 10,5 adalah 252 o C dan temperatur tertinggi pada kecepatan udara 11,5 adalah 243 o C. Jadi temperatur gas air heater tertinggi pada keceptan 9,5.

Waktu pendidihan air Temperatur ( C) 100 95 90 85 80 75 70 65 60 55 50 45 40 35 30 100 110 110 120 20 40 60 80 100 110 120 140 160 170 Waktu (menit) udara 9,5 udara 10,5 udara 11,5 tanpa Air heater Gambar 4.4. Hubungan temperatur air terhadap waktu pembakaran Dari gambar 4.4 dapat disimpulkan bahwa hubungan temperatur air terhadap waktu pembakaran menunjukkan adanya perbedaan waktu untuk mendidihkan air pada masing-masing percobaan. Pada percobaan dengan kecepatan udara 9,5 air mendidih pada menit 100 dengan temperatur 98 o C, pada kecepatan udara 10,5 dan 11,5 air mendidih dengan waktu yang sama yaitu pada menit 110 dengan temperatur yang sama yaitu 98 o C dan pada percobaan tanpa air heater air mendidih pada menit 120 dengan temperatur 98 o C. Dari hasil pengujian diketahui bahwa air heater dengan kecepatan udara 9,5 adalah yang terbaik dibandingkan dengan percobaan yang lainnya terhadap waktu pendidihan air. Hal ini disebabkan oleh kecepatan udara yang sesuai dengan kebutuhan udara saat proses pembakaran dan temperatur air heater yang dihembuskan lebih tinggi sehingga mempengaruhi temperatur ruang bakar tungku semakin tinggi sehingga waktu pendidihan air semakin cepat.

KESIMPULAN Dari hasil pengujian dan analisa data pengujian tungku pembakaran dengan penambahan air heater dengan 3 variasi kecepatan udara, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengaruh kecepatan udara air heater terhadap tungku pembakaran, dimana kecepatan udara semakin tinggi temperatur tungku semakin rendah. 2. Pengaruh kecepatan udara air heater terhadap temperatur gas cerobong, dimana semakin tinggi kecepatan udara semakin tinggi juga temperatur gas cerobong. 3. Pengaruh kecepatan udara air heater terhadap waktu pendidihan air, dimana semakin tinggi kecepatan udara semakin lama waktu pendidihan air. 4. Efisiensi thermal tungku tertinggi diketahui pada tungku pembakaran menggunakan air heater pada kecepatan udara 9,5. SARAN Setelah melakukan penelitian tentang tungku pembakaran berair heater, penulis dapat memberikan saran apabila dilakukan penambahan variasi pada tungku pembakaran : 1. Sebaiknya sebelum melakukan pengujian tentang tunggu diharap peneliti melihat langsung pada industri-industri kecil yang masih menggunakan tungku sebagai proses produksinya untuk mengetahui masalah-masalah yang ada. 2. Saat melakukan pengujian sebaiknya dilakuakan dalam ruangan untuk menjaga kesetabilan temperatur lingkungan dan terhindar dari air hujan saat musim hujan. 3. Pada air heater disarankan untuk kecepatan udara disuaikan dengan kebutuhan udara pada proses pembakaran agar terjadi pembakaran sempurna dengan memperbanyak variasi kecepatan udara.

DAFTAR PUSTAKA Holman, J. P.1997. Perpindahan Kalor. Edisi keenam. Jakarta: Erlangga. Luthfi, Musthofa. 2010. Perancangan Tungku Bio Massa Bahan Bakar Sampah Kering Dan Sekam Padi. Tugas akhir S1. Bandung: Teknik Mesin ITB. Diakses tanggal 21 januari 2013 jam 22.00 wib. Nurtian, Irvan. 2007. Perancangan Reakator Gasifikasi Sekam Padi Sistem Kontinyu. Tugas akhir S1. Bandung: Teknik Mesin ITB. Diakses tanggal 21 januari 2013 jam 22.40 wib. Prastiyo, Dwi. 2012. Pengaruh Udara Pada Tungku Grasifikasi Sekam Padi Terhadap Temperatur Pembakaran. tugas akhir S1. Surakarta: Fakultas Teknik Universitas Muhamadiyah Surakarta. Setiawan, D. Irzaman, Demijati, Siswadi. 2010. Kajian Hasil Pembuatan Tiga Macam Ukuran Lubang Berbentuk Persegi Panjang Pada Tubuh Tungku Sekam. Berkala Fisika Vol 13. N0. 2, Edisi Khusus April 2010. hal C1-C4, Bogor : Fakultas MIPA IPB. Diakses 20 Januari 2013 pukul 21.25. Soedarna, Achmad Amir. 1995. Fisika Untuk Universitas. Bandung: Bina Cipta. Wiyana,R.A. 2012. Inovasi Teknologi Tungku Pembakaran Dengan Air Heaters Pipa Pararel. Tugas Akhir. Surakarta: Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta. http://sungsandryerkorea.blogspot.com/2011/07/tungku-sekam-padi-fullindirect-heat.html Diakses 20 Januari 2013 pukul 23.10. http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jiptumm-gdl-s1-2002-yuda-5713-heater. Diakses 22 Januari 2013 pukul 18.50.