BAB I PENDAHULUAN. menuju keadaan yang lebih baik pada kurun waktu tertentu dan dengan adanya. pembangunan ekonomi dari suatu negara.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008).

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pengangguran di Indonesia sekarang ini terus bertambah,

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mohamad Abdul Rasyid Ridho, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia hingga beberapa waktu mendatang. Data statistik pada Februari 2012 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Indonesia adalah sebuah negara yang besar dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. orang tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga membuat

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini pengangguran menjadi permasalahan di suatu negara khususnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia saat ini menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. semua orang terlahir dengan bakat berwirausaha, namun sifat-sifat kewirausahaan

BAB I PENDAHULUAN. memadai untuk mendapatkan peluang kerja yang kian terbatas. Bukan saja yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterbatasan lapangan kerja pada saat ini telah yang di akibatkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia yaitu tingginya tingkat pengangguran. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan tenaga kerja di Indonesia akhir-akhir ini semakin kompleks.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. berdampak keras terhadap perekonomian Indonesia. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran, kemiskinan, dan kesenjangan sosial merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari

BAB I PENDAHULUAN. berwirausaha (David McCland, 1971 dalam Wijaya, 2008), di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

2015 PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN EFIKASI DIRI TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengangguran dapat menjadi masalah di sebuah Negara. Dan bukanlah hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Tingkat Pengangguran

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Perguruan Tinggi Universitas Telkom

manusianya.setiap tahun ribuan mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi tersebut di Indonesia. Hal ini seharusnya dapat memberikan keuntungan besar

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 menyatakan. bahwa:

2016 PENGARUH MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN DAN MATA KULIAH KEAHLIAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA DI BIDANG AGROINDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. kerja, dunia kerja yang semula menggunakan tenaga kerja manusia pada akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. bidang apapun. Salah satunya dalam bidang perekonomian. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan ekonomi mempengaruhi perekonomian dan

BAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN yang akan diberlakukan mulai tahun ini, tidak hanya membuka arus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan kerja terus meningkat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah No. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Jumlah Kiki Liasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berwirausaha dapat pula membukakan lapangan pekerjaan baru bagi orang-orang

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah. Setiap mahasiswa mempunyai perhatian khusus terhadap mata kuliah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pegawai atau karyawan perusahaan swasta. Setiap lulusan Perguruan Tinggi sudah tentu

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa menjadi bibit wirausaha (Indra 2010). Pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional dari negara-negara di dunia. Untuk mengimbangi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. macam suku bangsa, kebudayaan dan sumber daya alam serta didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. jumlah pengangguran terutama pengangguran yang berasal dari lulusan perguruan

IRRA MAYASARI F

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mahasiswa yang selesai menempuh jenjang pendidikan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sehari- hari. Lesunya pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor riil, telah

I. PENDAHULUAN jumlah pengangguran terdidik meningkat, yaitu sebanyak

FORMULIR RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI ADVERTISING AND MARKETING COMMUNICATIONS FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. terbatas. Suryana (2006 : 4) mengatakan secara makro, peran wirausaha adalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia banyaknya para pencari kerja tidak di imbangi dengan

REKONTRUKSI PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM MEMBANGUN WATAK WIRAUSAHA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata

BAB I PENDAHULUAN. salah satu subtansi yang diperhatikan, karena mahasiswa merupakan penerjemah

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

BAB I PENDAHULUAN. fantastis dan memiliki potensi yang strategis jika dipandang sebagai potensi

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian.

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dibandingkan. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan menimbulkan banyak pengangguran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Indonesia dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia,

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Gugun Ruslandi, 2016 Pengaruh Program Mahasiswa Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha

BAB I PENDAHULUAN. sarjana dan keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya menjadi

semakin sulit dan kecil peluangnya akibat krisis ekonomi yang

PENGARUH MOTIVASI DAN MENTAL KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK BERWIRAUSAHA

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kaya sumber daya manusia dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan merupakan salah satu bidang ekonomi yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu yang menjadi pendorong kemajuan suatu negara adalah ditentukan oleh pertumbuhan ekonominya yang maju. Pertumbuhan ekonomi yang maju ialah dimana perkonomian negara tersebut secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik pada kurun waktu tertentu dan dengan adanya proses pertumbuhan ekonomi yang merupakan indikasi dari keberhasilan pembangunan ekonomi dari suatu negara. Jumlah penduduk di Indonesia mencapai 253,60 juta jiwa. Persaingan yang cukup tinggi di dalam dunia ketenagakerjaan menjadikan permasalahan ekonomi yang menjadi salah satu tantangan sampai sekarang ini adalah masalah pengangguran. Seperti yang kita ketahui, banyaknya pengangguran berbanding terbalik dengan ketersediaan lapangan kerja yang ada di Indonesia. Akhirnya yang terjadi dilapangan adalah bahwa jumlah pengangguran di Indonesia justru tidak stabil dan mengalami peningkatan serta penurunan di setiap tahunnya seperti yang terlampir pada data dibawah ini :

Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka Tahun 2009-2014 Tahun Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 2009 7,87 2010 7,14 2011 6,56 2012 6,14 2013 6,25 2014 5,70 Sumber : Data BPS Pada data diatas, menunjukan bahwa tingkat pengangguran yang ada di Indonesia mengalami penurunan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012, dimana pada tahun 2009 tingkat pengangguran sebesar 7,87 persen pada tahun 2010 sebesar 7,14 pesen dan pada tahun 2011 mengalami penurunan lagi dan hasilnya 6,56 persen. Di tahun selanjutnya yaitu tahun 2013 tingkat pengangguran yang ada di Indonesia mengalami kenaikan yaitu dari tahun sebelumnya sebesar 6,25 persen dan pada tahun 2014 tingkat pengangguran terbuka yaitu mengalami penurunan lagi dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 5,70 persen dan itu menunjukan bahwa tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada tahun 2014 mengalami penurunan yang cukup rendah dari tahun-tahun sebelumnya. Dengan hasil Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di atas bisa menunjukan bahwa pengangguran masih menjadi masalah yang serius dan menjadi hal yang dapat memperburuk kondisi perekonomian Indonesia karena seperti yang kita ketahui juga bahwa sekarang ini para lulusan perguruan tinggi semakin sulit mendapatkan pekerjaan karena sedikitnya ekspansi kegiatan

usaha. Para lulusan perguruan tinggi yang pada umumnya lebih ingin menjadi seorang pekerja daripada menjadi seseorang yang menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain dan fokus mereka dalam menuntut ilmu di perguruan tinggi hanyalah untuk agar segera lulus dan mendapatkan pekerjaan yang mereka inginkan serta bukan pada keinginan mereka untuk bisa suatu hari nanti menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain yang lebih membutuhkan. Hal yang terjadi diatas merupakan contoh dari salah satu masalah yang umum kita hadapi di Indonesia dan hal tersebut terjadi karena sikap mereka yang kurang minat untuk menjadi seorang wirausahawan. Dengan berbagai alasan mereka beranggapan bahwa menjadi seorang wirausahawan memiliki banyak tantangan yang pastinya akan melalui banyak rintangan serta yang paling utama jika modal yang mereka miliki terbatas, maka semua tidak akan terlaksana. Dengan pemikiran seperti itu, telah mengisyaratkan bahwa mereka calon lulusan perguruan tinggi masih kurang bekal untuk mengetahui bagaimana dan apa saja yang seharusnya mereka lakukan agar tidak menjadi seorang lulusan perguruan tinggi yang nantinya hanya akan menambah jumlah tingkat pengangguran di Indonesia. Menurut David McClelland, suatu negara untuk menjadi makmur minimun memiliki jumlah wirausaha 2% dari total jumlah penduduk dengan kata lain bahwa wirausaha adalah perilaku penting dari kegiatan ekonomi modern saat ini. Nah oleh karena itu, perlu adanya pemahaman tentang bagaimana mengembangkan dan mendorong lahirnya wirausaha muda yang potensial sementara mereka berada di perguruan tinggi. Pengaruh pendidikan

kewirausahawan selama ini telah dipertimbangkan sebagai salah satu faktor penting untuk menumbuhkan minat berwirausaha di kalangan mahasiswa perguruan tinggi. Perguruan tinggi seharusnya tidak lagi mengutamakan bagaimana mahasiswa untuk cepat lulus dan mendapat pekerjaan. Tetapi perguruan tinggi harusnya lebih terfokus pada bagaimana lulusan mampu menciptakan pekerjaan. Untuk itu diperlukan upaya peningkatan intensi wirausaha dikalangan mahasiswa. Intensi wirausaha atau niat kesungguhan untuk berwirausaha harus tertanam dalam benak mahasiswa Hal ini penting dilakukan karena intensi wirausaha telah terbukti menjadi prediktor yang terbaik bagi perilaku kewirausahawan. Intensi wirausaha juga dapat dijadikan sebagai pendekatan dasar yang masuk akal untuk memahami siapa-siapa yang akan menjadi wirausaha (Indarti dan Rostiani 2008 dalam Sumarsono 2013). Universitas Muhammadiyah Yogyakarta merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang memiliki tingkat intensitas dan motivasi berwirausaha yang berbeda beda, memiliki jumlah mahasiswa yang cukup besar yangtersebar diberbagai fakultas sebagaimana tampakpada data dibawah ini :

Tabel 1.2 Jumlah Mahasiswa Tahun 2016 NO. FAKULTAS JUMLAH % 1. Agama Islam 2.429 11 % 2. Tehnik 3.545 16 % 3. Ekonomi 4.693 21 % 4. Pendidikan Bahasa 1.012 4 % 5. Hukum 1.914 9 % 6. Isipol 4.331 20 % 7. Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 2.663 12 % 8. Pertanian 1.509 7 % Jumlah 22.096 100 % Sumber : Biro Akademik UMY Pada tabel diatas menunjukan bahwa Fakultas Ekonomi memiliki jumlah mahasiswa terbesar dari fakultas fakultas lain yang ada di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yaitu sebesar 21% dari total keseluruhan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yaitu sejumlah 4.693 Mahasiswa. Jumlah terbesar kedua yaitu terdapat pada Fakultas Isipol yaitu sejumlah 4. 331 Mahasiswa dengan 20% dari jumlah mahasiswa keseluruhan yang ada. Selanjutnya dengan 16% dari jumlah keselurahan mahasiswa yang ada di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,Fakultas Tehnik memiliki jumlah 3.545 Mahasiswa yang tersebar di berbagai jurusan yang ada pada Fakultas Tehnik. Jumlahmahasiswa sebesar 12% dari jumlah keseluruhan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan merupakan fakultas yang lebih banyak jumlah mahasiswa nya yaitu sebesar 2.663 mahasiswa dari Fakultas Agama Islam yang hanya memiliki 11% dari total keseluruhan dengan 2.429 mahasiswa. Bedasarkan jumlah mahasiswa yang telah ada, selanjutnya Fakultas Hukum yang memiliki

jumlah mahasiswa sebesar 9% dengan jumlah 1.914 mahasiswa. Fakultas Pertanian sendiri memiliki jumlah mahasiswa 1.509 dengan 7% dari total keseluruhan mahasiswa yang ada. Terakhir yang memiliki jumlah mahasiswa paling sedikit jumlahnya dari fakultas yang lain yaitu Fakultas Pendidikan Bahasa yang hanya memiliki 4% dari total keseluruhan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yaitu sejumlah 1.012 mahasiswa. Jumlah mahasiswa yang tersebar di berbagai fakultas, mulai dari Fakultas Ekonomi yang memiliki jumlah mahasiswa paling banyak dan Fakultas Bahasa yang paling sedikit jumlah mahasiswanya ataupun antara fakultas ekonomi dan nonekonomi, tidak menentukan bagaimana besarnya motivasi berwirausaha seseorang. Oleh karena itu, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta mewadahi para mahasiswa dengan memberikan bekal pengetahuan tentang kewirausahaan dalam bentuk program pemberdayaan dan penguatan ekonomi masyarakat melalui Student Entrepreneurship dan Business Incubator (SEBI). SEBI sendiri dibentuk pada tahun 2012 oleh Bapak Jusuf Kalla sebagai pencetus ide pengembangan program tersebut, yang selanjutnnya didukung oleh Bank BRI dalamm bentuk hibah Riset Kewirausahaan kepada kelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Terdapat beberapa program yaitu seperti rekrutmen dan pelatihan motivasi berwirausaha, konseling penyusunan proposal bisnis, dan pemberian hibah riset kewirausahawan. Tujuan dibentuknya SEBI yaitu sama seperti visi awal mereka untuk menjadi pusat inkubasi bisnis yang dimaksud untuk menjadi tempat awal untuk belajar bagi

mereka para pemula bisnis dan pusat studi pengembangan kewirausahaan yang nantinya sebagai rujukan bagi perguruan tinggi muhammadiyah tahun 2020. Selain program tersebut, UMY juga mempunyai salah satu mata kuliah wajib di beberapa jurusan yaitu Jurusan Manajemen di mata kuliah pengembangan bisnis jadi pembelajaran mata kuliah itu yaitu dimana pada setiap minggu nya para mahasiswa diwajibkan berjualan selama sebulan yang terlebih dahulu mereka diberi bekal pengetahuan berwirausaha dan modal berjualan sebelum terjun langsung untuk menjalankan dagangan mereka. Tidak hanya mahasiswa jurusan non exact, mahasiswa exact pun terdapat pendidikan kewirausahaan sebagai contoh yang dilakukan oleh Jurusan Agribsinis Fakultas Pertanian, pengajaran mata kuliah kewirausahaan ini dimaksudkan untuk memberi pengetahuan kepada mahasiswa bagaimana mengelola bahan mentah menjadi bahan yang bisa langsung diproduksi dan dipasarkan kepada para konsumen. Sementara itu, di Jurusan Farmasi Fakultas Kedokteran dengan mata kuliah manajemen dan inovasi produk dimana mereka akan menjual produk-produk kosmetik dengan inovasi baru tetapi kualitas tetap alami, aman dan bebas dari bahan-bahan berbahaya. Dari program dan upaya tersebut, kampus diharapkan mampu menjadi awal dari terbentuknya intensitas para mahasiswa dalam berwirausaha khusunya di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Bedasarkan latar belakang diatas, agar bisa menumbuhkan minat untuk menjadi seorang wirausahawan, pertama-tama peneliti ingin mengetahui bagaimana motivasi awal mereka. Oleh karena itu, tujuan penelitian adalah

untuk menganalisis bagaimana Motivasi Berwirausaha Dikalangan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta B. Rumusan Masalah Bagaimana Motivasi Berwirausaha DiKalangan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana Motivasi Berwirausaha DiKalangan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Bagi Penulis Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat mensosialisasikan teori yang telah diperoleh dari selama menempuh motivasi berwirausaha mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan dimasa akan datang bagi penelliti selanjutnya yang tertarik meneliti tentang motivasi berwirausaha secara mendalam. b. Bagi Mahasiswa Dengan penelitian ini, mahasiswa bisa mengetahui informasi tentang pentingnya motivasi berwirausaha sebelum lulus dari perguruan tinggi.