BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi di Indonesia yang tidak stabil seperti saat ini setiap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. hotel, pusat pusat perbelanjaan dan fasilitas fasilitas lainnya semakin

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan sekaligus sarana investasi bagi para investor. Pasar modal secara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dalam memenuhi kewajiban-kewajiban keuangan dan operasinya secara

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Financial Accounting Standards Board (FASB) (1978), Statement of Financial

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus mengikuti perkembangan usahanya. Begitu juga dengan setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kas atau setara kas yang dimiliki oleh perusahaan yang diharapkan akan. kekayaan melalui distribusi hasil investasi.

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Gejolak ekonomi yang selalu mengalami perubahan telah mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini sudah sangat banyak orang yang tertarik ataupun ingin mencoba

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Persaingan usaha yang ketat terjadi ditengah kondisi ekonomi negara

BAB I PENDAHULUAN. investasi (return) dari investasi yang dilakukan. Return yang diperoleh berupa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia otomotif kini semakin pesat khususnya di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh pengguna informasi. Akuntansi menghasilkan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan telah dilakukan. Penelitian menemukan bahwa struktur risiko

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan hubungan antar bangsa dihadapkan pada kondisi yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Model yang sering digunakan dalam melakukan analisis

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai keuangan yang baik, yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mahal, hal ini dikarenakan jumlah populasi yang terus meningkat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. sejenis dengan merk yang berbeda beda dan kualitas dari barang tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang sulit, yang terlihat dari kemampuannya dalam memenuhi kewajiban-kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. yang masih belum stabil mempengaruhi kondisi perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB I PENDAHULUAN. perubahan signifikan pada perekonomian di berbagai Negara. Walau krisis

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan dan pengendalian keuangan yang baik adalah dengan melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tambahan bagi perusahaan dalam mengimplementasikan rencana strategis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa penelitian terdahulu yang mrendukung penelitian ini : 1. Danny Oktanto dan Muhammad Nuryatno (2014)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Return on Assets, Return on Equity, Total Asset Turnover, Net Profit Margin dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang mengambil topik mengenai Pengaruh Rasio Keuangan. Terhadap Perubahan Laba Perusahaan antara lain penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat walaupun keadaan ekonomi memburuk. Pekembangan industri

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah kebijaksanaan keuangan yang dihadapi perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keberhasilan perusahaan dapat diukur berdasarkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi daya tarik bagi para investor, tidak hanya investor dalam negeri tetapi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB I PENDAHULUAN. produksi mobil yang dirakit di Indonesia berada pada kira-kira dua juta unit. per tahun (

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti

BAB I PENDAHULUAN. kondisi ekonomi negara tersebut saat ini: apakah ekonominya sedang booming

BAB I PENDAHULUAN. merencanakan strategi untuk kegiatan perusahaan selanjutnya. dari aspek Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Total

BAB I PENDAHULUAN. dari tantangan-tantangan yang harus di hadapi, para pelaku bisnis property di

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan di periode sebelumnya. Perubahan laba menjadi ukuran keberhasilan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang belum memiliki rumah. Disisi lain pemerintah juga sulit untuk

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus melakukan kegiatan operasional. Kegiatan operasional ini

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimiliki. Harga pasar saham menunjukkan penilaian sentral dari seluruh pelaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi di Eropa diperediksi mengalami puncaknya pada

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Disamping itu, kondisi ekonomi Indonesia yang belum stabil

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang menjalankan bisnisnya pada dasarnya menginginkan agar

BAB I PENDAHULUAN UKDW. satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tandelin (2010) pasar modal itu sendiri adalah pertemuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi di Indonesia yang tidak stabil seperti saat ini setiap perusahaan dituntut dapat melaksanakan aktivitas operasionalnya dengan baik. Usaha ini dapat ditempuh dengan pengelolaan fungsi-fungsi sumber daya dan manajemen secara efektif dan efisien, sehingga perusahaan dapat bersaing dan lebih unggul dalam persaingan yang dihadapi. Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan produk dari bahan baku menjadi barang jadi kemudian dipasarkan dengan tujuan untuk menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Yang menjadi hambatan dalam menghadapi persaingan adalah keberadaan industri yang menghasilkan produk sejenis dalam pasar. Oleh karena itu perusahaan dituntut untuk lebih inisiatif dan kreatif dalam menciptakan dan memasarkan produk dari segi kualitas dan harga. Fluktuasi arus perekonomian 2015 memberikan dampak yang cukup signifikan bagi pertumbuhan berbagai industri, termasuk industri otomotif. Sepanjang tahun 2015, perekonomian global belum menunjukkan tahap pemulihan yang diwarnai dengan penurunan harga berbagai komoditas, pertumbuhan ekonomi yang relatif rendah di beberapa negara raksasa ekonomi dunia, serta ketidakpastian pergerakan suku bunga acuan utama dunia. Faktorfaktor ini tentunya memberikan tekanan terhadap perekonomian nasional Indonesia. Pertumbuhan ekonomi nasional yang juga relatif rendah di tahun 2015 1

2 berdampak terhadap pelemahan daya beli masyarakat secara menyeluruh. Dampak pelemahan ini juga dirasakan oleh industri otomotif. Daya beli masyarakat yang menurun mengakibatkan turunnya penjualan otomotif, baik kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat. Sepanjang tahun 2015, penjualan kendaraan roda dua nasional turun sebesar 17,6%, sementara penjualan kendaraan roda empat turun sebesar 16,1% dibandingkan dengan pencapaian penjualan di tahun 2014. Penurunan pasar industri otomotif tersebut secara langsung turut mempengaruhi kinerja industri pendukungnya, diantaranya industri komponen otomotif seperti Perseroan. Selain penurunan permintaan, Perseroan juga dihadapkan pada tantangan dari kenaikan upah minimum dan melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat serta Yen Jepang yang menyebabkan naiknya biaya produksi serta biaya operasi yang menekan kinerja Perseroan. Perusahaan dikatakan sehat dan dapat bertahan di setiap kondisi ekonomi yang sedang terjadi, apabila perusahaan tersebut mempunyai kemampuan dalam memenuhi segala kewajiban financialnya dan melaksanakan aktivitas operasional dengan stabil dan berkesinambungan secara terus menerus untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Salah satu tujuan perusahaan didirikan adalah untuk memperoleh laba. Laba merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk mengukur pencapaian prestasi pada periode waktu tertentu. Kondisi keuangan dan perkembangan aktivitas operasional yang sehat akan mencerminkan tingkat efisiensi dalam kinerja keuangan yang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan lain.

3 Untuk mencapai tujuannya, pengelolaan perusahaan harus dilakukan dengan sebaik mungkin agar dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain. Wujud dari pengelolaan perusahaan yang baik dapat dilihat dari kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan salah satunya dapat dinilai melalui pertumbuhan laba. Apabila kinerja perusahaan baik maka pertumbuhan laba meningkat, begitu juga sebaliknya apabila kinerja perusahaan tidak baik maka pertumbuhan laba akan menurun. Financial Accounting Standards Board (FASB), Statement of Financial Accounting Concepts No. 1, menyatakan bahwa fokus utama laporan keuangan adalah laba, jadi informasi laporan keuangan seharusnya mempunyai kemampuan untuk memprediksi laba di masa depan. Laba sebagai suatu pengukuran kinerja perusahaan merefleksikan terjadinya proses peningkatan atau penurunan modal dari berbagai sumber transaksi (Takarini dan Ekawati, 2003), dikutip dari Hapsari (2007). Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi perusahaan yang meliputi posisi keuangan dan hasil yang telah dicapai oleh perusahaan akan tercermin dalam informasi laporan keuangan. Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui laporan keuangan yang disajikan secara teratur setiap periode (Juliana dan Sulardi, 2003). Brigham dan Enhardt (2003) menyatakan bahwa informasi akuntasi mengenai kegiatan operasi perusahaan dan posisi keuangan perusahaan dapat diperoleh dari laporan keuangan, dikutip dari Prosefiono dan Hapsari (2009). Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan

4 aturan-aturan pelaksanaan keuangan dengan baik dan benar. Seperti dengan membuat suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standar dan ketentuan dalam SAK (Standar Akuntansi Keungan) atau GAAP (General Acepted Accounting Principle), dan lainnya, (Irham Fahmi, 2012:239). Laporan keuangan tersebut harus dianalisis untuk mengetahui kondisi dan posisi perusahaan saat ini. Sehingga dari hasil analisis tersebut dalam digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan para pemangku kepentingan dan untuk memprediksi perubahan laba di masa mendatang. Teknik analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa metode dan salah satunya melalui analisis rasio keuangan. Menurut Hapsari (2007), salah satu cara untuk memprediksi laba perusahaan adalah menggunakan rasio keuangan. Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis dan pihak pemerintah dalam mengevaluasi keadaan keuangan perusahaan masa lalu, sekarang, dan memproyeksi hasil atau laba yang akan datang (Juliana dan Sulardi, 2003). Memprediksi laba dengan menggunakan analisis rasio keuangan secara benar dapat mendeteksi segala kemungkinan yang akan terjadi dalam kesulitan masalah keuangan di masa datang. Tetapi analisis ini juga tidak bisa menjamin sepenuhnya bahwa perusahaan akan mencapai kinerja yang baik. Dalam penelitian ini, penulis mengambil contoh pertumbuhan laba dari tahun 2011-2015 perusahaan manufaktur sektor otomotif dan komponen.

5 1.400.000 1.200.000 1.000.000 800.000 600.000 400.000 200.000 - (200.000) (400.000) 2011 2012 2013 2014 2015 AUTO 1.101.583 1.135.914 1.058.015 956.409 322.701 BRAM 71.040 218.023 68.004 197.563 184.291 GJTL 683.629 1.132.247 120.330 269.868 (313.326) IMAS 970.891 899.091 621.140 (67.093) (22.489) SMSM 219.260 268.543 338.223 421.467 461.307 Sumber : Laporan keuangan (www. idx.co.id), Data Diolah Peneliti, 2016 Gambar 1.1 Grafik Laba Pada Beberapa Perusahaan Otomotif dan Komponen Tahun 2011-2015 Berdasarkan gambar grafik 1.1 menjelaskan bahwa naik dan turunnya laba perusahaan Otomotif dan komponen menggambarkan kinerja perusahaan pada tahun 2011 2015. Pada tahun 2015 perusahaan cenderung mengalami penurunan laba, ini terjadi karena di tahun 2015 terjadi krisis ekonomi yang disebabkan menurunnya nilai tukar rupiah yang berdampak pada beli masyarakat yang menurun. Daya beli masyarakat yang menurun mengakibatkan penjualan perusahaan tidak maksimal sehingga berpengaruh terhadap target pencapaian laba perusahaan. Pentingnya menganalisis kinerja keuangan menggunakan rasio keuangan adalah untuk memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang.

6 Perubahan laba merupakan fluktuasi kenaikan dan penurunan laba dari tahun ke tahun. Jika kenaikan laba tinggi maka keputusan manajemen untuk menggunakan laba tersebut sebagai laba ditahan sangat berguna untuk menambah modal kerja perusahaan. Perubahan laba juga akan berpengaruh terhadap keputusan investasi para investor dalam menanamkan modalnya diperusahaan, karena investor mengharapkan pengembalian yang tinggi atas dana yang di investasikan dalam perusahaan. 30,00 25,00 20,00 15,00 10,00 5,00 AUTO BRAM GJTL IMAS SMSM 0,00-5,00 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber : Laporan keuangan (www. idx.co.id), Data Diolah Peneliti, 2016 Gambar 1.2 Grafik Return On Asset (ROA) Pada Beberapa Perusahaan Otomotif Dan Komponen Tahun 2011 2015 Pada gambar grafik 1.2 menjelaskan fenomena fluktuasi hasil perhitungan rasio profitabilitas yang di ukur dengan Return On Asset (ROA). Profitabilitas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba selama periode tertentu. Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan tingkat asset tertentu. Dilihat

7 dari fenomena yang terjadi selama tahun 2011-2015 persentase ROA yang fluktuatif bahkan semakin turun berdampak pada tingkat pertumbuhan laba yang semakin turun pula. Rasio Profitabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif, dengan demikian profitabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut, Hasil penelitian Meythi (2005) menguji kemampuan rasio return on asset untuk memprediksi perubahan laba pada perusahaan manufaktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio return on asset mempunyai pengaruh positif dan signifikan dalam memprediksi perubahan laba. 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 AUTO BRAM GJTL IMAS SMSM 10,00 0,00 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber : Laporan keuangan (www. idx.co.id), Data Diolah Peneliti, 2016 Gambar 1.3 Grafik Cash Ratio (CR) Pada Beberapa Perusahaan Otomotif Dan Komponen Tahun 2011-2015

8 Pada gambar grafik 1.3 menjelaskan bahwa rasio likuiditas yang diukur dengan Cash Ratio (CR) pada tahun 2011 2015 dibeberapa perusahaan otomotif dan komponen masih fluktuatif. Naik turunnya nilai Cash Ratio (CR) dapat mempengaruhi pertumbuhan laba perusahaan pada periode bersangkutan. Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya sesuai waktu yang telah ditentukan. Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan posisi kas dan setara kas yang dapat menutupi hutang lancar pada tahun yang bersangkutan. Kurangnya likuiditas akan menghambat kegiatan operasional perusahaan dan dengan demikian akan mengurangi keuntungan perusahaan, menurut Amalina dan Sabeni (2014). 300,00 250,00 200,00 150,00 100,00 50,00 AUTO BRAM GJTL IMAS SMSM 0,00 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber : Laporan keuangan (www. idx.co.id), Data Diolah Peneliti, 2016 Gambar 1.4 Grafik Debt Equity Ratio (DER) Pada Beberapa Perusahaan Otomotif Dan Komponen Tahun 2011-2015

9 Rasio leverage yang diukur dengan Debt Equity Ratio (DER) dalam gambar grafik 1.4 diatas mengalami kenaikan dan penurunan. Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang membandingkan utang perusahaan dengan total ekuitas. Besar kecilnya debt to equity ratio akan mempengaruhi tingkat pencapaian laba. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan kreditur dengan pemilik perusahaan. Semakin besar rasio ini maka semakin besar nilai hutang atau kewajiban yang harus ditanggung pemilik perusahaan serta timbulnya bunga pinjaman, dimana bunga pinjaman akan menambah beban sehingga dapat mengurangi laba maka pertumbuhan laba akan semakin menurun. 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 AUTO BRAM GJTL IMAS SMSM 1,00 0,00 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber : Laporan keuangan (www. idx.co.id), Data Diolah Peneliti, 2016 Gambar 1.5 Grafik Inventory Turn Over (ITO) Pada Beberapa Perusahaan Otomotif Dan Komponen Tahun 2011-2015 Fluktuasi rasio aktivitas pada gambar grafik 1.5 menggambarkan persentase Inventory Turn Over (ITO) yang terjadi selama tahun 2011 2015 dapat

10 berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan seperti aktivitas penjualan, persediaan dan penagihan piutang. Semakin tinggi rasio aktivitas maka laba yang dihasilkan akan semakin meningkat karena meningkatnya penjualan akan berpengaruh terhadap pendapatan. Rasio Inventory Turnover digunakan dalam penelitian ini dengan mengukur rata-rata perputaran persediaan yang bergerak keluar dari gudang perusahan. Semakin cepat perputaran persediaan maka memberikan indikasi bahwa perusahaan tersebut efisiensi dalam mengelola persediaan. Jika biaya menjadi efiesiensi maka kemungkinan memperoleh laba akan besar dan pertumbuhan laba juga semakin tinggi. Selain tingkat efisiensi biaya, perputaran persediaan yang cepat dapat meningkatkan volume penjualan tetapi harus seimbang dengan volume produksi barang. Berikut adalah beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Menurut Syamni dan Martunis (2013) dan Meythi (2005) menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan laba. Berbeda dengan penelitian Indiska dan Dini Widyawati (2016) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Return on Asset (ROA) berpengaruh negatif terhadap perubahan laba. Fatimah (2012) menunjukkan bahwa ROA berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perubahan laba. Sedangakan Widhi dan Prajitno (2010) menunjukkan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap perubahan laba. Menurut Pradana (2014) menunjukkan bahwa cash ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hasil penelitian terdahulu yang

11 dilakukan oleh Oktanto dan Nuryatno (2014) bahwa Debt to Equity Ratio signifikan positif terhadap perubahan laba. Berbeda dengan Indarti (2000) yang menunjukkan bahwa Debt To Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba sama dengan penelitian Gunawan dan Wahyuni (2013) Debt To Equity Ratio tidak signifikan positif terhadap pertumbuhan laba. Menurut Gunawan dan Wahyuni (2013) bahwa Inventory Turnover berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan laba, sedangkan menurut Oktanto dan Nuryatno (2014) Inventory Turnover tidak signifikan positif terhadap perubahan laba. Berdasarkan hal-hal diatas, dalam penelitian ini peneliti mengangkat judul yang berhubungan dengan perusahaan otomotif dan komponen. Adapun alasan yang memotivasi peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada perusahaan otomotif dan komponen adalah karena perusahaan otomotif dan komponen merupakan salah satu sektor yang menggerakkan roda perekonomian Indonesia sebagai penyumbang PDB nasional meskipun hanya sebesar 2%. Semakin banyaknya minat daya beli masyarakat terhadap kendaraan bermotor seharusnya penjualan yang tinggi dapat dicapai oleh perusahaan. Dengan penjualan yang tinggi diharapkan petumbuhan laba yang semakin baik dan stabil, tetapi berdasarkan fenomena diatas pertumbuhan laba yang masih fluktuatif terjadi di perusahaan otomotif dan komponen selama masa penelitian tahun 2011-2015 serta adanya Research Gap dari penelitian terdahulu. Dalam penelitian ini akan menganalisis rasio Profitabilitas yang diukur dengan Return On Assets (ROA), rasio Likuiditas yang diukur dengan Cash Ratio

12 (CR), rasio Leverage yang diukur dengan Debt Equity Ratio (DER), serta rasio Aktivitas yang diukur dengan Inventory Turn Over (ITO) pada perusahaan otomotif dan komponen, dan penelitian ini berjudul : PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2011-2015. 1.2 Identifikasi dan Pembatasan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diketahui identifikasi masalah yang dapat disimpulkan, yaitu : 1. Fluktuasi arus perekonomian 2015 memberikan dampak yang cukup signifikan bagi pertumbuhan berbagai industri termasuk industri otomotif, akibatnya terjadi penurunan harga di berbagai komoditas, pertumbuhan ekonomi rendah dan menurunnya nilai mata uang rupiah yang berdampak pada daya beli masyarakat menurun. 2. Laba yang diperoleh perusahaan otomotif dan komponen masih fluktuatif meskipun permintaan kendaraan bermotor setiap tahunnya meningkat. 3. Hasil perhitungan rasio profitabilitas, likuiditas, leverage dan aktivitas yang fluktuatif berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. 4. Penelitian sebelumnya menemukan adanya hasil yang berbeda dari setiap pengujian variabel independen terhadap variabel dependen.

13 1.2.2 Pembatasan Masalah Dari permasalahan yang teridentifikasi, maka peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini, yaitu : 1. Perusahaan yang diteliti bergerak di industri manufaktur sub sektor otomotif dan komponen yang terdapat di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. 2. Variabel independen dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas yang diukur dengan Return On Assets (ROA), rasio likuiditas yang diukur dengan Cash Ratio (CR), rasio leverage yang diukur dengan Debt Equity Ratio (DER), serta rasio aktivitas yang diukur dengan Inventory Turn Over (ITO). 3. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba. 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara Return On Assets (ROA), Cash Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Inventory Turn Over (ITO) secara simultan terhadap pertumbuhan laba? 2. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara Return On Assets (ROA) secara parsial terhadap pertumbuhan laba? 3. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara Cash Ratio (CR) secara parsial terhadap pertumbuhan laba?

14 4. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara Debt Equity Ratio (DER) secara parsial terhadap pertumbuhan laba? 5. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara Inventory Turn Over (ITO) secara parsial terhadap pertumbuhan laba? 1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis pengaruh Return On Assets (ROA), Cash Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Inventory Turn Over (ITO) secara simultan terhadap pertumbuhan laba. 2. Untuk menganalisis pengaruh Return On Assets (ROA) secara parsial terhadap pertumbuhan laba. 3. Untuk menganalisis pengaruh Cash Ratio (CR) secara parsial terhadap pertumbuhan laba. 4. Untuk menganalisis pengaruh Debt Equity Ratio (DER) secara parsial terhadap pertumbuhan laba. 5. Untuk menganalisis pengaruh Inventory Turn Over (ITO) secara parsial terhadap pertumbuhan laba.

15 1.5 Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka manfaat penelitian yang diharapkan adalah : 1. Manfaat Akademis dan Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dan pedoman bagi peneliti selanjutnya dan meningkatkan perkembangan terhadap teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini serta sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis Pemakai Laporan Keuangan a. Bagi Manajemen Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar masukan dan pertimbangan oleh pihak manajemen dalam pengambilan keputusan terutama bidang keuangan dalam rangka memaksimalkan laba perusahaan dengan memperhatikan faktor-faktor variabel yang diteliti dalam penelitian ini b. Bagi Investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi dalam menanamkan modal sahamnya di suatu perusahaan, sehingga dapat mengoptimalkan keuntungan dan meminimalkan resiko investasi.