AGROVETERINER Vol.5, No.2 Juni 2017

dokumen-dokumen yang mirip
METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada 12 September 2014 sampai dengan 20 Oktober 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

Key words: Phyllanthus buxifolius, Curcuma domestica, carcass, broiler

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

BAB III METODE PENELITIAN Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak

MATERI DAN METODE. Sumber : Label Pakan BR-611 PT. Charoen Pokphand Indonesia.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

Husbandry Faculty of Veterinary Medicine Airlangga University ABSTRACT

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

BAB III MATERI DAN METODE. Laut (Gracilaria verrucosa) terhadapproduksi Karkas Puyuh (Cotunix cotunix

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan

AGROVETERINER Vol.5, No.1 Desember 2016

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen yaitu

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Gathot (Ketela

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. adalah Day Old Duck (DOD) hasil pembibitan generasi ke-3 sebanyak 9 ekor itik

BAB III MATERI DAN METODE. Kampung Super dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2016 dikandang

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. konversi pakan ayam arab (Gallus turcicus) ini bersifat eksperimental dengan

METODE PENELITIAN. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. ransum terhadap profil kolesterol darah ayam broiler dilaksanakan pada bulan

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jenis sentul dengan umur 1 hari (day old chick) yang diperoleh dari Balai

BAB III MATERI DAN METODE. November 2015 di Kandang Ayam Fakultas Peternakan dan Pertanian,

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk,

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bangkok dengan betina ras petelur tipe medium keturunan pertama pada umur

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Februari 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN. (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan dimana masing masing ulangan terdiri dari

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan April Juni 2016.

BAB III MATERI DAN METODE. Pertanian, Universitas Diponegoro pada tanggal 22 Oktober 31 Desember 2013.

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

PEMANFAATAN STARBIO TERHADAP KINERJA PRODUKSI PADA AYAM PEDAGING FASE STARTER

BAB III MATERI DAN METODE. 10 minggu dilaksanakan pada bulan November 2016 Januari 2017 di kandang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendek, yaitu pada umur 4-5 minggu berat badannya dapat mencapai 1,2-1,9 kg

BAB III MATERI DAN METODE. Ransum terhadap Sifat Fisik Daging Puyuh Jantan dilaksanakan bulan Juni

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat. Materi

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 26 hari mulai 15 April--10 Mei 2014, di

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Suhu Kandang Selama Lima Minggu Penelitian Pengukuran Suhu ( o C) Pagi Siang Sore 28-32

MATERI. Lokasi dan Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. berbeda dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Agustus 2016 di kandang domba

MATERI DAN METODE. Materi

TEPUNG UBI JALAR SEBAGAI SUMBER ENERGI PAKAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS KARKAS AYAM PEDAGING

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. starter sampai finisher (1-35 hari) sebanyak 100 ekor dan koefisien variasi kurang

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April s/d Mei Bertempat di

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT menciptakan alam semesta dengan sebaik-baik ciptaan. Langit

HASIL DAN PEMBAHASAN

PengaruhImbanganEnergidan Protein RansumterhadapKecernaanBahanKeringdan Protein KasarpadaAyam Broiler. Oleh

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Pemberian Kapang R. Oryzae atau C.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Nopember sampai dengan

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Percobaan Kandang Bahan dan Alat Prosedur Persiapan Bahan Pakan

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

PENDAHULUAN. dan dikenal sebagai ayam petarung. Ayam Bangkok mempunyai kelebihan pada

I. PENDAHULUAN. Peningkatan keberhasilan suatu usaha peternakan akan di pengaruhi oleh

PENGGUNAAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI PAKAN TAMBAHAN DALAM PAKAN KOMERSIAL TERHADAP KONSUMSI DAN EFISIENSI PAKAN AYAM PEDAGING

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

Nama : MILA SILFIA NIM : Kelas : S1-SI 08

BAB III MATERI DAN METODE. Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur yang digunakan adalah ayam petelur yang berumur 27

LAPORAN PRAKTIKUM NUTRISI TERNAK UNGGAS DAN NON RUMINANSIA. Penyusunan Ransum dan Pemberian Pakan Pada Broiler Fase Finisher

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler atau yang juga disebut ayam pedaging merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur an surat Al-Mu minun ayat 21 yang

KONVERSI SAMPAH ORGANIK MENJADI SILASE PAKAN KOMPLIT DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI FERMENTASI DAN SUPLEMENTASI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN SAPI BALI

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

RESPON PENGGANTIAN PAKAN STARTER KE FINISHER TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAN PERSENTASE KARKAS PADA TIKTOK. Muharlien

MATERI DAN METODE. Materi

SURYA AGRITAMA Volume 4 Nomor 1 Maret 2015

MATERI DAN METODE. Materi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebutuhan daging di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ransum dengan suplementasi

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tradisional Babah Kuya yang terletak di pasar baru. Pasak bumi yang digunakan

Transkripsi:

175 PEMANFAATAN CHLORELLA DALAM PAKAN YANG DISUBTITUSI TEPUNG ISI RUMEN TERHADAP PERSENTASE KARKAS AYAM PEDAGING Dhandy Koesoemo Wardhana 1), Mirni Lamid 2), Ngakan Made Rai W 3) 1)Departemen Kesehatan Masyarakat Veteriner, 2) Departemen Peternakan, 3)Departemen Kedokteran Dasar Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan chlorella dalam pakan yang disubtitusi tepung isi rumen pada ayam pedaging. Parameter yang diukur adalah persentase karkas dari ayam pedaging. Jumlah ayam pedaging yang digunakan sejumlah 28 ekor DOC (Day Old Chick) dibagi ke dalam empat perlakuan. Empat perlakuan tersebut yaitu P0 : BR1 90% + tepung isi rumen 10% + chlorella 0%; P1 : BR1 90% + tepung isi rumen 10% + chlorella 2,5%; P2 : BR1 90% + tepung isi rumen 10% + chlorella 5%; P3 : BR1 90% + tepung isi rumen 10% + chlorella 7,5%. Rancangan Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan tujuh ulangan. Analisis data menggunakan ANOVA dan jika terdapat perbedaan nyata dilanjutkan dengan uji Duncan. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah pemanfaatan chlorella dalam pakan yang disubtitusi tepung isi rumen tidak meningkatkan persentase karkas ayam pedaging. Kata kunci: chlorella, tepung isi rumen, karkas, ayam pedaging Pendahuluan Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan protein hewani mengakibatkan meningkatnya kebutuhan telur dan daging. Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat adalah melalui usaha peternakan. Usaha peternakan yang memiliki nilai strategis di Indonesia khususnya dalam penyediaan protein hewani untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri adalah usaha peternakan unggas (Abidin, 2003). Salah satu usaha peternakan unggas yaitu peternakan ayam pedaging. Keberhasilan usaha peternakan unggas ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu faktor produksi dan pemasaran (Rasidi, 2002), diantara kedua faktor tersebut, faktor produksi sangat menentukan keberhasilan usaha peternakan unggas. Kebutuhan pakan memerlukan biaya sekitar 60 70% dari total biaya produksi (Rasyaf, 2006). Besarnya biaya pakan tersebut dapat ditekan dengan beberapa upaya yaitu efisiensi penggunaan pakan, penggunaan bahan pakan yang murah, tidak bersaing dengan kebutuhan

176 manusia, merupakan limbah tetapi masih mempunyai nilai nutrisi yang baik serta tidak menimbulkan bahaya bagi kesehatan ternak (Rahardjo, 2006). Isi rumen sapi merupakan limbah terbesar yang dihasilkan oleh Rumah Potong Hewan dengan berat rerata 30,50 kg/ekor sapi (Harfiah, 2006). Pemanfaatan isi rumen sapi untuk pakan ternak non ruminansia dianjurkan pemberiannya 10% - 15% dalam ransum, untuk tidak menimbulkan efek samping yang merugikan. Penggunaan isi rumen sapi sebagai bahan pakan akan lebih optimal apabila dirubah ke dalam bentuk tepung. Tepung isi rumen dimanfaatkan sebagai sumber energi karena mengandung energi metabolisme sebesar 2821,20 kkal/kg tetapi kandungan protein kasar tepung isi rumen sangat rendah yaitu 9,13% (Soepranianondo, 2002). Oleh karena itu, perlu bahan tambahan yang mengandung protein tinggi. Steenblock (2000) menyatakan chlorella berpotensi sebagai bahan pakan tambahan karena mengandung komposisi gizi yang baik terutama kandungan protein yang mencapai 55%. Suriawiria (2002) menyatakan bahwa penambahan chlorella pada pakan ternak dapat meningkatkan produksi daging karena kandungan proteinnya tinggi. Murtidjo (1997) menyatakan bahwa persentase berat karkas merupakan faktor penting dalam menilai produksi ternak. Produksi ternak erat hubungannya dengan berat hidup, semakin bertambah berat hidupnya maka produksi karkasnya semakin meningkat. Berdasarkan penelitian Rismatuliyah (2010) pemberian 5% dan 7,5% biakan murni chlorella ke dalam ransum pakan ayam pedaging dapat meningkatkan pertambahan berat hidup karena chlorella memiliki kandungan protein tinggi sehingga pembentukan jaringan baru lebih banyak dan terjadi pertambahan berat hidup yang semakin besar. Metode Penelitian Pembuatan tepung isi rumen dilakukan di Blitar karena isi rumen berasal dari Rumah Potong Hewan (RPH) Blitar. Analisis proksimat untuk ransum pakan dilakukan di ex. Laboratorium Makanan Ternak Departemen Peternakan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Pemeliharaan dan perlakuan ayam pedaging dilakukan di peternakan Bapak Kasiyadi di Blitar. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan tujuh ulangan. Pada penelitian ini menggunakan sebanyak 28 ekor DOC strain ISA Vedette jantan yang diacak dalam empat perlakuan dan masing-masing perlakuan terdiri dari tujuh ulangan. Pengambilan 28 ekor DOC tersebut dilakukan secara simple random sampling.

177 Anak ayam yang baru datang dimasukkan ke kandang postal dengan luas 3 m 2 yang beralaskan sekam padi (litter). Pakan yang digunakan pada periode starter adalah pakan jadi BR1 sampai umur dua minggu. Air minum diberikan secara ad libitum. Setelah umur ayam mencapai tiga minggu, ayam dimasukkan kandang individual. Kandang individual dengan ukuran panjang 45 cm, lebar 25 cm dan tinggi 40 cm ini dilengkapi dengan tempat pakan dan minum. Penempatan ayam untuk tiap-tiap perlakuan dalam kandang dilakukan secara acak. Memasuki minggu ketiga masa pemeliharaan ayam pedaging, dilakukan adaptasi pakan secara langsung dan adaptasi lingkungan selama satu minggu. Awal minggu keempat sampai akhir minggu kelima yang merupakan periode finisher dilakukan pemberian pakan perlakuan. BR1 digiling menjadi tepung agar homogen apabila dicampur dengan tepung isi rumen. Perlakuan kontrol (P0) BR1 ditambah tepung isi rumen 10% dan chlorella 0%, Perlakuan 1 (P1) BR1 ditambah tepung isi rumen 10% dan chlorella 2,5%. Perlakuan 2 (P2) BR1 ditambah dengan tepung isi rumen 10% dan chlorella 5%. Perlakuan 3 (P3) BR1 ditambah dengan tepung isi rumen 10% dan chlorella 7,5%.. Penambahan 100 ml larutan chlorella dilakukan dengan cara menyemprotkannya ke BR1 dengan sprayer sampai chlorella tercampur merata. Chlorella disemprotkan setiap hari saat pemberian pakan. Tepung isi rumen kemudian ditambahkan ke campuran chlorella dan BR1 tersebut dengan diaduk. Pengamatan terhadap persentase karkas dilakukan setelah ayam disembelih, semua bulu dicabuti, isi rongga perut dikeluarkan, pemotongan kepala sampai pangkal leher (Vertebrae cervicalis terakhir) dan kedua kaki sampai batas lutut kaki (pada persendian tarsal) dipotong lalu ditimbang. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan Analisis Varian, kemudian dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan s (Duncan s Multiple Range Test) dengan tingkat signifikan 5% (Kusriningrum, 2010). Hasil dan Pembahasan Persentase karkas dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil perbandingan antara berat karkas dan berat hidup ayam yang dinyatakan dalam persen. Berikut adalah hasil dari persentase karkas yang diperoleh dari penelitian ini

178 Tabel 1. Persentase Karkas Ayam Pedaging Setelah Ditransformasi ke Arcsin (%) Ulangan Perlakuan P0 P1 P2 P3 1 2 3 4 5 6 7 57,04 57,29 51,65 56,48 55,00 55,80 56,79 56,54 55,06 56,91 56,73 56,04 57,61 57,29 57,48 57,67 55,24 57,99 56,60 55,92 57,92 55,61 56,42 54,63 56,35 55,86 56,79 55,67 Total 390,05 396,18 398,82 391,33 Rerata 55,7214 56,5971 56,9743 55,9043 SD 1,95872 0,84636 1,07433 0,70903 Berdasarkan analisis varian dapat diketahui bahwa pemanfaatan chlorella dalam pakan yang disubtitusi tepung isi rumen dengan kandungan chlorella yang berbeda beda ternyata memberikan pengaruh yang tidak nyata (p>0,05) dalam meningkatkan kualitas karkas ayam pedaging jantan. Hasil yang tidak berbeda nyata dimungkinkan oleh hasil analisis proksimat chlorella yang dilakukan, bahwa protein yang dikandung hanya sebesar 2,05% berbeda dengan pernyataan Steenblock (2000) bahwa chlorella mengandung protein sebesar 55% sehingga kandungan protein dalam ransum perlakuan masih dalam batas normal kebutuhan. Faktor yang dapat menyebabkan turunnya kadar protein pada chlorella yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kemungkinan adanya proses pemecahan dinding sel chlorella. Beberapa jenis chlorella memiliki dinding sel yang tebal, agar mudah dicerna tubuh maka dinding sel chlorella tersebut dipecah. Pemecahan dinding sel chlorella tersebut dapat dilakukan dengan cara pengeringan panas dan perebusan yang memungkinkan mengurangi kadar protein chlorella (Kanno, 2005). Persentase karkas yang dicapai pada penelitian ini berkisar antara 68,25% - 70,29%. Persentase karkas masih dalam batas normal, sesuai pernyataan Irawan (1996) bahwa pada umumnya persentase karkas berkisar antara 65% - 75% dan ini merupakan persentase pada ayam pedaging yang memiliki pertumbuhan baik. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah pemberian chlorella dalam pakan yang disubtitusi tepung isi rumen tidak meningkatkan persentase karkas pada ayam pedaging jantan.

179 Daftar Pustaka Abidin, Z. 2003. Meningkatkan Produktifitas Ayam Ras Pedaging. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta. Harfiah. 2006. Perbandingan Daya Cerna In Vitro Bahan Kering Rumput Gajah dan Hasil Fermentasi Campuran Rumput Lapang Dengan Isi Rumen. J. Sains & Teknologi Vol. 6 No.2: 67 70. Fakultas Peternakan Universitas Hasanudin. Makassar. Irawan, A. 1996. Ayam Ayam Pedaging Unggul. C.V. Aneka. Solo. Kanno, T. 2005. Chlorella Vulgaris & Chlorella Vulgaris Extract: The Powerful Japanese Medical Green Algae as a Biological Response Modifier. Woodland Publishing. 16 Kusriningrum R.S. 2010. Perancangan Percobaan. Airlangga University Press. Murtidjo. 1997. Pedoman Beternak Ayam Broiler. Kanisius. Yogyakarta Unggas. P.T. Penebar Swadaya. Jakarta. Rasyaf, M. 2006. Beternak Ayam Pedaging. PT. Penebar Swadaya. Jakarta Rismatuliyah. 2010. Potensi Chlorella dan Tepung Isi Rumen sebagai Subtitusi Jagung Terhadap Performan Ayam Pedaging. [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, Soepranianondo, K. 2002. Teknologi Manipulasi Nutrisi Isi Rumen Sapi Menjadi Pakan Ternak Untuk Meningkatkan Produktifitas dan Kualitas Kambing Peranakan Etawa. [Disertasi]. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Steenblock. 2000. Chlorella Makanan Sehat Alami. Cetakan Keempat. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 1-6. Suriawiria, U. 2002. Chlorella Natural Medicine Algae. Jakarta. Rahardjo, L. 2006. Pemanfaatan Campuran Gamblong dan Isi Rumen dalam Complete Food Terhadap Pemeliharaan Kambing. Vol.13 No.I Tahun 2006. Fakultas Peternakan, Universitas Islam Malang. Rasidi. 2002. 302 Formulasi Pakan Lokal Alternatif Untuk